Oleh:
P2.31.39.0.13.005
JURUSAN FARMASI
2016
ABSTRAK
Profil Peresepan Antidiabetika Oral pada Pasien DM tipe II di Instalasi Farmasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi periode Januari-Maret 2016
Oleh:
Apriani Dwi Indahsari
P2.31.39.0.13.005
Kata Kunci: Antidiabetika, Resep, Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
ABSTRACT
Prescription Profile of Oral Antidiabetics for Type II DM Outpatients at
Pharmacy Installation Jakarta Islamic Hospital Pondok Kopi within the Period
January-March 2016
By:
Apriani Dwi Indahsari
P2.31.39.0.13.005
KATA PENGANTAR
vi
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah (KTI) dengan judul “Profil Peresepan Antidiabetika Oral pada Pasien DM
tipe II di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
Periode Januari – Maret 2016”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Ahli Madya Farmasi. Dalam penyusunan KTI penulis mendapat dukungan moral
maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Junaedi, S.Si, M.Farm., Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta II.
2. Bapak dr.H.Denny P. Machmud, Sp.THT., selaku direktur Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian dan pengambilan data.
3. Ibu Ida Yuliasari, S.Farm, Apt, selaku Manager Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Islam Jakarta Pondok Kopi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian dan mengambil data.
4. Ibu Dra. Yusmaniar, M.Biomed, Apt, selaku pembimbing akademik penulis
yang senantiasa memberikan bimbingan selama penulis kuliah.
5. Bapak Surahman, S.Pd, M.Kes., selaku pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktu untuk memberikan arahan, masukan, serta semangat
kepada penulis dalam penusyunan KTI.
6. Ibu Dra. Tati Suprapti, M.Biomed, Apt., selaku pembimbing II yang
senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan arahan, masukan, serta
semangat kepada penulis dalam penyusunan KTI.
7. Kedua orang tua tercinta, kakak, adik dan seluruh keluarga besar penulis yang
telah memberikan doa, kasih sayang, semangat, kepercayaan dan
pengorbanannya selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Sahabat baik penulis Maulida Cahya Khairini dan Harliza Syahra yang selalu
memberikan semangat, motivasi, saran, keceriaan dan doa dari jauh selama
penyusunan KTI ini.
9. Teman-teman Biofar khususnya Rayan Ayessha Aulia, Endah
Kusumaningrum, Aulia Fitria Sari, Rabiah Lurusati, Yoan Nurfaizal, Panggah
Pinarcoyo yang selalu memberikan semangat, motivasi, saran, keceriaan dan
doa selama penyusunan KTI ini.
10. Puri, Rita, Ayu Sekar, Disty, Astrid, Okta dan Raden selaku teman
sepembimbingan.
11. Tri Murtiani selaku teman dari kecil hingga saat ini yang selalu memberikan
semangat, motivasi, saran, keceriaan dan doa selama penyusunan KTI ini
12. Teman-teman pengurus Fosti Farmasi dan adik-adik tingkat yang telah
memberikan semangat dan dukungan dalam pembuatan KTI ini.
13. Seluruh teman-teman angkatan 2013 yang tidak dapat disebutkan satu persatu
oleh penulis yang telah membantu dan bersama-sama selama tiga tahun ini
dalam suka dan duka.
14. Seluruh dosen, staf dan karyawan Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta II, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu yang telah membantu sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dalam
lindungan serta mendapat rahmat dan karunia-Nya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan KTI ini masih terdapat
banyak kekurangan mengingat kemampuan penulis yang terbatas. Meskipun
demikian, penulis berharap KTI ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 28
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan Pengendalian DM
Baik Sedang Buruk
Glukosa Darah
(mg/dL)
- GDP 80-109 110-125 > 126
1. Diabetes tipe I
Umumnya diabetes tipe I ini terjadi pada seseorang dengan usia dibawah
7
40 tahun, bahkan separuh dari pengidap penyakit ini didiagnosa pada saat mereka
berumur kurang dari 20 tahun.3
Pada tipe ini terdapat destruksi dari sel–beta pankreas, sehingga tidak
memproduksi insulin lagi dengan akibat sel–sel tidak dapat menyerap glukosa dari
darah. Karena itu kadar glukosa darah meningkat di atas sepuluh mmol/l, yakni
nilai ambang ginjal, sehingga glukosa berlebih dikeluarkan lewat urin bersama
banyak air (glikosuria). Penyebab terjadinya diabetes tipe I ini belum begitu jelas,
tetapi terdapat indikasi kuat bahwa jenis ini disebabkan oleh suatu infeksi virus
yang menimbulkan reaksi auto-imun. Akibatnya sel-sel pertahanan tubuh tidak
hanya membasmi virus melainkan juga merusak sel-sel Langerhans. Virus yang
dicurigai adalah virus Coxsackie, Epstein-Barr, Morbilli (measles) dan virus
parotitis. Pengobatan satu-satunya terhadap tipe I adalah pemberian insulin
seumur hidup. Oleh sebab itu, tipe I juga disebut IDDM (Insulin Dependent
Diabetes Mellitus).6
2. Diabetes tipe II
Diabetes tipe II adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari
90%). Separuh dari kasus baru diabetes tipe II terjadi pada kelompok orang
berumur 55 tahun atau lebih.3 Diabetes tipe II ini tidak tergantung pada insulin
maka disebut juga NIDDM (Non-insulin Dependent Diabetes Mellitus) dan dapat
diobati dengan antidiabetika oral.
Penyebab diabetes tipe II ini karena penyusutan sel–sel beta yang
progresif serta penumpukan amiloid di sekitarnya. Sel–sel beta pada umumnya
masih aktif, tetapi sekresi insulinnya semakin berkurang. Selain itu, kepekaan
reseptornya juga menurun, sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
insulin dan akibatnya gula darah meningkat (hiperglikemia).6
Kekerapan diabetes tipe II akan meningkat disebabkan oleh berbagai hal
misalnya bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian akibat infeksi
dan meningkatnya faktor risiko yang disebabkan oleh gaya hidup yang salah
seperti kegemukan, kurang gerak dan pola makan yang tidak sehat.8
Kelainan pada diabetes tipe lain ini adalah akibat kerusakan atau kelainan
fungsi kelenjar pankreas yang dapat disebabkan oleh obat - obatan, zat kimia, atau
penyakit pada kelenjar tersebut.7
8
4. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pada saat kehamilan
dan menjadi normal kembali setelah persalinan.7 Secara umum, DM pada
kehamilan dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. DM yang memang sudah diketahui sebelumnya dan kemudian menjadi hamil
(Diabetes Melitus Hamil/DMH)
b. DM yang baru ditemukan saat hamil (Diabetes Melitus Gestasional/DMG).5
b. Glinid
Mekanisme kerja golongan ini juga melalui reseptor sulfonilurea dan
mempunyai struktur yang mirip dengan sulfonilurea, perbedaannya adalah pada
masa kerjanya yang lebih pendek. Mengingat lama kerjanya yang pendek maka
glinid digunakan sebagai obat prandial. Repaglinid dan nateglinid kedua-duanya
diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan cepat dikeluarkan
melalui metabolisme dalam hati sehingga diberikan dua sampai tiga kali sehari.5
Golongan antidiabetika oral ini merangsang insulin dengan menutup
10
kanal K yang ATP-independent di sel beta pankreas.10
c. Tiazolidindion
Mekanisme kerja dari golongan ini yaitu mengurangi resistensi insulin
dan meningkatkan sensitivitas jaringan perifer untuk insulin. Oleh karena ini,
penyerapan glukosa ke dalam jaringan lemak dan otot meningkat. Efeknya ialah
kadar insulin, glukosa dan asam lemak bebas dalam darah menurun, begitu pula
glukoneogenesis dalam hati.6 Frekuensi pemberian pioglitazon untuk dosis awal
sebanyak 15-30 mg satu kali sehari ditingkatkan menjadi 45 mg sekali sehari
disesuaikan dengan respon. Sedangkan untuk rosiglitazon dosis awal, 4 mg sehari,
jika digunakan tunggal atau kombinasi dengan metformin dapat ditingkatkan
menjadi 8 mg sehari (dalam 1 atau 2 dosis terbagi) setelah 8 minggu disesuaikan
dengan respon. 12
Efek samping penggunaan obat golongan ini yaitu peningkatan berat
badan, edema, menambah volume plasma dan memperburuk gagal jantung
kongestif.10
Contoh obat golongan ini adalah rosiglitazon dan pioglitazon 10
d. Biguanida
Sebenarnya dikenal 3 jenis ADO dari golongan biguanid yaitu fenformin,
buformin, dan metformin tetapi yang pertama telah ditarik dari peredaran karena
sering menyebabkan asidosis laktat. Saat ini golongan biguanida yang paling
banyak digunakan adalah metformin 10
Mekanisme kerja dari golongan ini adalah memperbaiki sensitivitas
insulin, terutama menghambat pembentukan glukosa dalam hati serta menurunkan
kolesterol-LDL dan trigliserida, menekan nafsu makan serta dan tidak
11
b. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping
obat-obat tersebut.
c. Bila memberikannya bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya
interaksi obat.
d. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hiperglikemik oral, usahakanlah
menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal, baru beralih kepada insulin.
12
e. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh pasien.
13
Gambar 2.1 Mekanisme Kerja Insulin. 13
14
15
6 Insulin Insulin yang Lembar Jumlah dan persentase (%)
diresepkan dengan resep dari:
nama generik 1. Novomix-30
maupun dengan 2. Novorapid
nama dagang 3. Lantus
7 Kombinasi kelas terapi obat lain Lembar Jumlah dan persentase (%)
dengan kelas yang diresepkan resep dari:
terapi lain bersamaan dengan 1. Antihipertensi
obat antidiabetika 2. Obat kardiovaskuler
3. Obat mempengaruhi
darah
4. Multivitamin
5. Dan lain-lain
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dari seluruh
lembar resep yang mengandung antidiabetika pada periode Januari – Maret 2016.
17
BAB IV
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK
KOPI
dengan bekerja sepenuh hati, teliti, tepat waktu, tertib, sabar, benar, jujur,
18
dan ikhlas.
4.2.Visi dan Misi Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi Jakarta
4.2.1 Visi
Menjadi rumah sakit yang berkualitas dan menjadi kepercayaan
masyarakat, yang peduli kepada kaum dhuafa dan Pusat Pengkaderan
Persyarikatan Muhammadiyah di bidang kesehatan se-Jakarta Timur dan
sekitarnya.
4.2.2 Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional kepada seluruh lapisan
masyarakat secara adil dan ihsan
2) Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dengan
mempertimbangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi agar pelayanan mampu
bersaing di era globalisasi
3) Menyelenggarakan pelatihan, penelitian dan pengembangan manajemen yang
berkesinambungan untuk menghasilkan SDI yang memiliki kompetensi dan
berahlak mulia.14
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data yang penulis lakukan
terhadap peresepan antidiabetika di Apotek Rawat Jalan Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi periode Januari–Maret tahun 2016, maka didapatkan data
sebagai berikut:
22
23
Pada tabel 5.4 diperoleh jumlah dan persentase lembar resep kombinasi
antar golongan antidiabetika oral yang paling banyak diresepkan adalah
kombinasi antar golongan sulfonilurea dan biguanida sebanyak 60 lembar resep
(51,72%).
Pada tabel 5.5 diperoleh jumlah dan persentase lembar resep kombinasi
24
golongan antidiabetika oral dan insulin yang paling banyak diresepkan adalah
dengan kombinasi insulin kerja panjang yaitu sebanyak 37 R/ (69,81%).
Tabel 5.6. Lima Besar Obat Lain yang Diresepkan Bersama Dengan
Antidiabetika Oral Berdasarkan Kelas Terapi
Pada tabel 5.6 diperoleh jumlah dan persentase obat lain yang paling
banyak diresepkan bersama dengan antidiabetika oral berdasarkan kelas terapi
adalah obat kardiovaskuler yaitu sebanyak 228 R/ (35,85%)
5.2 Pembahasan
Hasil yang didapatkan berdasarkan penelitian mengenai peresepan
antidiabetika pada pasien di Apotek Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Jakarta
Pondok Kopi periode Januari – Maret tahun 2016 berdasarkan tabel 5.1 yaitu
jumlah dan persentase terbanyak peresepan berdasarkan zat aktif adalah
metformin yaitu sebanyak 312 R/ (44,57%). Metformin adalah satu-satunya
golongan biguanid yang tersedia. Metformin terdapat dalam konsentrasi yang
tinggi di dalam usus dan hati, tidak dimetabolisme tetapi secara cepat dikeluarkan
melalui ginjal. Proses tersebut berjalan dengan cepat sehingga metformin biasanya
diberikan dua sampai tiga kali sehari kecuali dalam bentuk extended release.
Setelah diberikan secara oral, metformin akan mencapai kadar tertinggi dalam
darah setelah 2 jam dan diekskresi lewat urin dalam keadaan utuh dengan waktu
paruh 2,5 jam.5
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui antidiabetika yang paling banyak
diresepkan adalah berdasarkan nama generik yaitu sebanyak 424 R/ (57,14%).
Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary
Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar
lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Pada prinsipnya, tidak ada
perbedaan dalam hal mutu, khasiat dan keamanan antara obat generik dengan obat
bermerek, maupun obat paten dengan kandungan zat aktif yang sama. Sehingga
memiliki indikasi obat, dosis, dan efek samping yang sama.
Berdasarkan tabel 5.3 golongan antidiabetika yang paling banyak
diresepkan adalah golongan biguanid yaitu sebanyak 312 R/ (44,57%).
Penggolongan antidiabetika oral di apotek rawat jalan Rumah Sakit Islam Jakarta
Pondok Kopi terdiri dari enam golongan meliputi golongan biguanid, sulfoniurea,
glinid, penghambat enzim α-glukosidase, tiazolidindion dan penghambat DPP4.
Hal ini karena golongan biguanid bekerja menghambat glukoneogenesis dan
meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan.12 Golongan biguanid terdiri dari
metformin. Metformin bekerja menurunkan glukosa darah melalui pengaruhnya
terhadap kerja insulin pada tingkat seluler, distal reseptor insulin dan menurunkan
produksi glukosa hati. Metformin meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus
sehingga menurunkan glukosa darah serta menghambat absorbsi glukosa di usus
sesudah asupan makan. Metformin tidak memiliki efek stimulasi pada sel beta
pankreas sehingga tidak mengakibatkan hipoglikemia dan penambahan berat
badan5
Berdasarkan tabel 5.4 kombinasi antar golongan antidiabetika oral yang
paling banyak diresepkan adalah golongan sulfonilurea dan biguanid sebanyak 60
lembar resep (51,72%). Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi sulfonilurea dan
biguanid merupakan kombinasi yang rasional karena mempunyai cara kerja
sinergis sehingga kombinasi ini dapat menurunkan glukosa darah lebih banyak
daripada pengobatan tunggal masing-masing, baik pada dosis maksimal keduanya
maupun pada kombinasi dosis rendah.5 Terapi kombinasi antar antidiabetika oral
harus dipilih dua macam obat dari kelompok yang mempunyai mekanisme kerja
berbeda. Bila sasaran kadar glukosa darah belum tercapai, dapat pula diberikan
kombinasi tiga antidiabetika oral dari kelompok yang berbeda atau kombinasi
antidiabetika oral dengan insulin.15
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan peresepan antidiabetika di Apotek Rawat
Jalan Rumah Sakit Islam Pondok Kopi periode Januari – Maret tahun 2016, dapat
disimpulkan berdasarkan data sebagai berikut:
1. Peresepan antidiabetika berdasarkan zat aktif yang terbanyak adalah metformin
yaitu sebanyak 312 R/ (44,57%).
2. Antidiabetika berdasarkan nama obat terbanyak adalah dengan menggunakan
nama generik yaitu sebanyak 424 R/ (57,14%)
3. Golongan antidiabetika terbanyak adalah golongan biguanid yaitu sebanyak
312 R/ (44,57%).
4. Kombinasi antar golongan antidiabetika terbanyak adalah golongan
sulfonilurea dan biguanid sebanyak 60 lembar resep (51,72%).
5. Kombinasi golongan antidiabetika dan insulin terbanyak adalah dengan insulin
kerja panjang sebanyak 37 R/ lembar resep (69,81%).
6. Peresepan obat lain bersama dengan antidiabetika terbanyak adalah obat
kardiovaskuler yaitu sebanyak 228 R/ (35,85%).
6.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya melihat dari lembar resep
saja tetapi juga melihat dari rekam medik pasien.
2. Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perencanaan dan
pengadaan obat Diabetes Mellitus di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi pada periode selanjutnya.
28
DAFTAR PUSTAKA
2. Tandra H. Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang diabetes. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama; 2008.
10. Suherman SK. Insulin dan antidiabetik oral. Dalam: Gunawan SG, Setiabudy
R, Nafrialdi, Elysabeth. Editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta:
Gaya Baru; 2007. h. 483-493
12. Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. Informatorium Obat Nasional
Indonesia. Jakarta; 2008.
Lampiran 1
Data Peresepan Antidiabetika Berdasarkan Zat Aktif
Glucodex 80 mg 2 2 1 5
Jumlah 7 15 15 37
6 Pioglitazon 27 3,86
Deculin 15 mg 7 8 5 20
Deculin 30 mg 0 4 1 5
Actos 30 mg 1 0 1 2
Jumlah 8 12 7 27
7 Linagliptin 17 2,43
Trajenta 6 4 7 17
Jumlah 6 4 7 17
8 Glibenklamid 8 1,14
Glibenklamid 5 mg 3 2 3 8
Jumlah 3 2 3 8
9 Sitagliptin 3 0,43
Januvia 1 2 0 3
Jumlah 1 2 0 3
10 Saxagliptin 2 0,29
Onglyza 5 mg 1 0 1 2
Jumlah 1 0 1 2
11 Vildagliptin 1 0,43
Galvus 0 0 1 1
Jumlah 0 0 1 1
Total R/ 247 236 217 700 700 100,00
Lampiran 2
Data Peresepan Antidiabetika Berdasarkan Nama Generik
Lampiran 3
Data Peresepan Antidiabetika Berdasarkan Nama Dagang
Lampiran 4
Data Peresepan Antidiabetika Berdasarkan Golongan
Lampiran 5
Data Peresepan Antidiabetika Berdasarkan Kombinasi Antar Golongan
Lampiran 6
Data Peresepan Antidiabetika Berdasarkan Kombinasi Golongan ADO dan Insulin
Lampiran 7
Data Peresepan Antidiabetika Berdasarkan Kelas Terapi Lain
Lisinopril 0 1 1 2 0.88
Coveram 10 mg 0 1 1 2 0.88
Interpril 5 mg 1 0 1 2 0.88
Exforge 1 1 0 2 0.88
Hyperil 5 mg 1 0 1 2 0.88
Maintate 0 0 1 1 0.44
Brainact 0 0 1 1 0.44
Neulin PS 0 1 0 1 0.44
Captopril 12,5 mg 0 0 1 1 0.44
Valsartan 0 1 0 1 0.44
Bipro 5 mg 0 0 1 1 0.44
Theravask 5 mg 0 0 1 1 0.44
Carpiaton 25 mg 0 0 1 1 0.44
Caduet 0 0 1 1 0.44
Tensinop 0 1 0 1 0.44
Ramipril 5 mg 1 0 0 1 0.44
Clonidin 1 0 0 1 0.44
Jumlah 80 70 78 228 100.00
2 OBAT SALURAN CERNA
Lansoprazole 30 mg 8 4 2 14 1.38
Ranitidin 150 mg 5 2 6 13 1.28
Pumpitor 5 3 1 9 0.89
Vosedon 10 mg 2 3 2 7 0.69
Omeprazole 20 mg 4 2 1 7 0.69
New Diatab 5 1 0 6 0.59
Enxyplex 2 3 1 6 0.59
Inpepsa Syr 4 2 0 6 0.59
Gastridin 150 mg 3 1 1 5 0.49
Domperidon 10 mg 3 1 1 5 0.49
Polysilane 1 1 2 4 0.39
Vitazym 4 0 0 4 0.39
Prazotec 30 mg 0 0 3 3 0.30
Pantoprazole 20 mg 1 1 1 3 0.30
Tilidon 10 mg 2 0 1 3 0.30
Pralax Syr 2 1 0 3 0.30
Ranitidin Inj 3 0 0 3 0.30
Magalat Syr 0 1 1 2 0.20
Antasida Syr 2 0 0 2 0.20
Braxidin 2 0 0 2 0.20
Strocain P 2 0 0 2 0.20
Ondansentron 2 0 0 2 0.20
Ondansentron Inj 2 0 0 2 0.20
Phytomenadion 1 0 1 0 0.10
Jumlah 35 32 37 104 10.24
4 ANTIKOLESTEROL
Atorvastatin 20 mg 11 9 13 33 3.25
Simvastatin 20 mg 4 9 9 22 2.17
Lipanthyl Penta 145 4 2 4 10 0.98
Atofar 20 mg 2 3 3 8 0.79
Atofar 10 mg 4 0 2 6 0.59
Simvastatin 10 mg 3 2 0 5 0.49
Crestor 10 mg 2 1 0 3 0.30
Fenofibrate 300 mg 0 1 0 1 0.10
Lipitor 1 0 1 0 0.10
Stator 1 0 1 0 0.10
Jumlah 32 27 31 90 8.86
5 ANTIMIKROBA
Levofloxacin 500 mg 7 7 6 20 1.97
Cefixime 200 mg 6 3 2 11 1.08
Ciprofloxacin 500 mg 6 2 1 9 0.89
Ceftriaxone Inj 5 2 0 7 0.69
Cefixime 100 mg 2 1 2 5 0.49
Claneksi 500 mg 1 4 0 5 0.49
Amoxcicilin 500 mg 3 1 1 5 0.49
Levocin 500 mg 1 1 2 4 0.39
Co. Amoxiclav 0 1 1 2 0.20
Metronidazol 1 1 0 2 0.20
Metronidazol Infus 0 2 0 2 0.20
Chloramfenikol 1 1 0 2 0.20
Baquinor 2 0 0 2 0.20
Clindamycin 2 0 0 2 0.20
Ricovir 1 0 1 2 0.20
Levofloxacin Infus 0 1 0 1 0.10
Cefat 500 mg 0 0 1 1 0.10
Amoxsan 0 0 1 1 0.10
Farlev 500 mg 0 0 1 1 0.10
Farlev Infus 0 1 0 1 0.10
Ciprofloxacin Infus 0 1 0 1 0.10
Cefabiotik 500 mg 0 0 1 1 0.10
Inteflox 1 0 0 1 0.10
Intermoxil 1 0 0 1 0.10
Cefoperazon Inj 1 0 0 1 0.10
Jumlah 41 29 20 90 8.86
6 ANALGETIK
Provelyn 7 mg 6 3 7 16 1.57
Mefinal 500 mg 3 5 2 10 0.98
Provelyn 50 mg 5 2 2 9 0.89
Meloxicam 3 6 0 9 0.89
Farmadol 500 mg 2 3 3 8 0.79
Tramset 1 5 1 7 0.69
Non Flamin 50 mg 2 2 1 5 0.49
Celebrex 200 mg 1 3 1 5 0.49
Paracetamol 500 mg 5 0 0 5 0.49
Arcoxia 1 2 1 4 0.39
Sumagesic 2 2 0 4 0.39
Farmasal 100 mg 0 1 1 2 0.20
Kalium Diklofenac 50 0 0 1 1
mg 0.10
Natrium Diklofenac 1 0 0 1 0.10
Coditam 0 1 0 1 0.10
Flamar 25 mg 1 0 0 1 0.10
Jumlah 33 35 20 88 8.66
7 OBAT MEMPENGARUHI DARAH
Thrombo Aspilet 80 9 9 3 21
mg 2.07
Ascardia 1 5 3 9 0.89
Clopidogrel 75 mg 3 1 1 5 0.49
Aptor 100 mg 3 0 1 4 0.39
Xarelto 20 mg 0 2 1 3 0.30
Thromboles 1 1 1 3 0.30
Ciloztazol 50 mg 2 0 1 3 0.30
Cilostazol 100 mg 1 1 1 3 0.30
Simarc 2 mg 1 0 1 2 0.20
Eprex Inj 0 1 1 2 0.20
Plasminex 1 1 0 2 0.20
Adona AC 17 mg 0 1 0 1 0.10
Pladogrel 0 1 0 1 0.10
Arixtra 2,5 mg 0 1 0 1 0.10
Cardioaspirin 1 0 0 1 0.10
Jumlah 23 24 14 61 6.00
8 OBAT SALURAN NAFAS
N-ACE 200 mg 3 4 1 8 0.79
Erdobat 0 4 3 7 0.69
Interpec Syr 30 ml 2 3 2 7 0.69
Codipront 1 3 1 5 0.49
FG Troches 2 3 0 5 0.49
Sistenol 2 1 1 4 0.39
Tremenza 1 1 0 2 0.20
OBH Nellco 1 0 1 2 0.20
Comtusi Syr 1 0 1 2 0.20
Mucopect Syr 0 0 1 1 0.10
Rhinofed 0 0 1 1 0.10
Cohistan Syr 0 0 1 1 0.10
Decolsin 0 0 1 1 0.10
Pectotil 200 0 1 0 1 0.10
Farbivent 1 0 0 1 0.10
Bisolvon 1 0 0 1 0.10
Prospan Syr 0 1 0 1 0.10
Mucoheksin 0 1 0 1 0.10
Nalgestan 1 0 0 1 0.10
Farbivent Inhalation 1 0 0 1 0.10
Pulmicort 1 0 0 1 0.10
Retaphyl SR 1 0 0 1 0.10
Inadryl Syr 1 0 0 1 0.10
Siran Forte 1 0 0 1 0.10
Jumlah 21 22 14 57 5.61
9 OBAT TOPIKAL
Counterpain Cream 1 3 1 5 0.49
Voltaren Gel 2 1 1 4 0.39
Scantaren Gel 0 2 2 4 0.39
Mediflex Cream 0 1 2 3 0.30
Clinium Gel 2 0 0 2 0.20
Fitajoint Rol Gel 0 0 1 1 0.10
Canesten Cream 0 0 1 1 0.10
Infeld Gel 0 0 1 1 0.10
Jointace Gel 0 1 0 1 0.10
Vicks Vaporub 0 1 0 1 0.10
Jumlah 5 9 9 23 2.26
10 ANTIKONVULSAN
Alpentin 100 mg 2 2 3 7 0.69
Gabapentin 100 mg 1 3 2 6 0.59
Pregabalin 75 mg 2 0 1 3 0.30
Lyrica 75 mg 0 0 2 2 0.20
Gabexal 1 0 0 1 0.10
Jumlah 6 5 8 19 1.87
11 ANTIVERTIGO
Betaserc 24 mg 4 2 3 9 0.89
Betahistin 6 2 0 2 4 0.39
Vertigosan 1 1 1 3 0.30
Stugeron 0 0 1 1 0.10
Jumlah 7 3 7 17 1.67
12 PSIKOFARMAKA
Esilgan 2 1 1 4 0.39
Clobazam 10 mg 1 2 0 3 0.30
Valisanbe 5 mg 1 0 1 2 0.20
Amitriptylin 25 mg 0 1 1 2 0.20
Alprazolam 1 0 0 1 0.10
Alganaz 0,25 mg 0 1 0 1 0.10
Zolmia 1 0 0 1 0.10
Estalin 1 0 0 1 0.10
Jumlah 7 5 3 15 1.48
13 OBAT MEMPENGARUHI TULANG
Osteocal 3 3 1 7 0.69
Cavit D3 2 1 2 5 0.49
Ostriol 1 0 0 1 0.10
Glucosamin 1 0 0 1 0.10
Jumlah 7 4 3 14 1.38
14 ANTIALERGI
Loratadin 1 1 3 5 0.49
Cetirizin 1 3 1 5 0.49
Cerini 10 0 0 1 1 0.10
Intirizin 0 1 0 1 0.10
Pronicy 1 0 0 1 0.10
Jumlah 3 5 5 13 1.28
15 OBAT SALURAN KEMIH
Bic Natric 2 0 2 4 0.39
Harnal 0,2 mg 0 1 2 3 0.30
Ketosteril 0 1 1 2 0.20
Aminefron 0 1 1 2 0.20
Avodart 0 1 0 1 0.10
Vesicore 5 mg 1 0 0 1 0.10
Jumlah 3 4 6 13 1.28
16 ANTIPIRAI
Allupurinol 100 mg 2 5 1 8 0.79
Puricemia 0 0 1 1 0.10
Zyloric 1 0 0 1 0.10
Jumlah 3 5 2 10 0.98
17 OBAT TBC
Rifampisin 1 2 1 4 0.39
INH 100 mg 1 2 1 4 0.39
Rimstar 1 0 0 1 0.10
Jumlah 3 4 2 9 0.89
18 NOOTROPIK
Interco 500 mg 1 2 2 5 0.49
Neurotam 0 1 0 1 0.10
Nootropil 1 1 0 2 0.20
Jumlah 2 4 2 8 0.79
19 DIURETIK
Furosemid 40 mg 1 1 2 4 0.39
Spironolakton 25 mg 1 0 2 3 0.30
Jumlah 2 1 4 7 0.69
20 RELAKSAN OTOT
Eperison 50 mg 1 1 1 3 0.30
Sirdalud 2 mg 0 0 1 1 0.10
Eprinoc 0 1 0 1 0.10
Myobat 0 1 0 1 0.10
Jumlah 1 3 2 6 0.59
21 KORTIKOSTEROID
Neurofenac Plus 0 1 1 2 0.20
Prednison 5 mg 1 0 1 2 0.20
Triamcinolon 0 1 0 1 0.10
Jumlah 1 2 2 5 0.49
22 HORMON
Norelut 0 1 2 3 0.30
Primolut 0 1 0 1 0.10
Sustanon Inj 0 1 0 1 0.10
Jumlah 0 3 2 5 0.49
23 KOLAGOGUM
Lesichol 175 mg 0 2 0 2 0.20
Tutofucin OPS Infus 0 0 1 1 0.10
Jumlah 0 2 1 3 0.30
24 ANTIMIGRAIN
Flunarizin 0 0 2 2 0,20
Jumlah 0 0 2 2 0,20
25 ANTIPARKINSON
Leparson 1 0 0 1 0.10
Hexymer 1 0 0 1 0.10
Jumlah 2 0 0 2 0.20
26 OBAT WASIR
Lanaven 1 0 0 1 0,10
Jumlah 1 0 0 1 0,10
27 VASODILATOR
Cialis 10 mg 0 0 1 1 0,10
Jumlah 0 0 1 1 0,10
Total R/ 386 328 302 1016 100.00
Lampiran 8
Contoh Lembar Resep yang Mengandung Antidiabetika