Anda di halaman 1dari 3

TUGAS AKUNTANSI FORENSIK

Nama : Dandi Prabowo


Kelas : AK 41P2 – 03
NIM : 1402174127

1. Apa yang dimaksud dengan saksi ahli?


Dalam Federal Rules of Evidence yang dimiliki oleh Amerika Serikat, saksi ahli
itu adalah “Seorang saksi ahli, saksi profesional atau ahli peradilan yang bertindak sebagai
saksi, adalah mereka yang mempunya pendidikan, pelatihan, keterampilan, ataupun
pengalaman, yang diyakini mempunyai keahlian dan pengetahuan khusus di bidang
tertentu yang tidak semua orang bisa, sudah bisa dikatakan sah dan pendapat saksi yang
mempunyai spesialisasi (sains, teknik, atau lainnya) tentang barang bukti dalam lingkup
keahliannya tersebut dapat dipercayai dan legal dalam segi hukum. Dan pendapat mereka
tersebut dikatakan sebagai pendapat ahli dalam membantu menemukan fakta yang
sebenarnya” (Feder, 2011).

Feder, H. A. (2011). Law 101: Legal Guide for the Forensic Expert. (H. M. Feeder, Ed.).
U.S. Department of Justice.

2. Apa kriteria untuk menjadi seorang saksi ahli?


(Shinder, 2010) mengungkapkan beberapa faktor dan kriteria yang harus dimiliki oleh
saksi ahli, antara lain adalah :
 Gelar pendidikan tinggi atau pelatihan lanjutan di bidang tertentu;
 Mempunyai spesialisasi tertentu;
 Pengakuan sebagai guru, dosen, atau pelatih di bidang tertentu;
 Lisensi Profesional, jika masih berlaku;
 Ikut sebagai keanggotaan dalam suatu organisasi profesi; posisi kepemimpinan
dalam organisasi tersebut lebih bagus
 Publikasi artikel, buku, atau publikasi lainnya, dan bisa juga sebagai reviewer. Ini
akan menjadi salah satu pendukung bahwa saksi ahli mempunyai pengalaman
jangka panjang;
 Sertifikasi teknis, untuk forensika digital, salah satu sertifikasi teknis yang dapat
diambil yaitu CHFI (Computer Hacking Forensic Investigator) dari EC-Council;
 Penghargaan atau pengakuan dari industri.

Dan pakar hukum menilai saksi ahli dalam kasus tindak pidana korupsi harus memenuhi
empat syarat, yaitu kapasitas intelektual, obyektivitas, corak kesaksian, dan kekuatan
kesaksian.
Jadi, dalam hal ini auditor dapat berperan sebagai pemberi keterangan ahli di persidangan.
Auditor Investigatif dan Akuntansi Forensik adalah orang yang menguasai ilmu akuntansi
dan auditing khususnya bidang investigatif dan akuntansim forensik serta pandai dan
mahir dalam menerapkan ilmu tersebut dalam bidang dan pekerjaan yang terkait dengan
ilmu tersebut dapat dinyatakan sebagai seorang ahli dan dapat dipanggil untuk
memberikan keterangan ahli baik di sidang pengadilan dalam perkara pidana.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5676a951b6596/bisakah-ahli-di-
persidangan-dipidana-karena-keterangannya/
3. Apakah keterangan saksi ahli dapat dijadikan sebagai bukti di persidangan?
Menurut saya iya, keterangan saksi dapat dijadikan alat bukti di persidangan sesuai dengan
Pasal 184 ayat (1) KUHP yaitu sebagai berikut :
Alat bukti yang sah ialah:
 keterangan Saksi;
 keterangan Ahli;
 surat;
 petunjuk;
 keterangan Terdakwa.
4. Berdasarkan kasus yang anda teliti sebelumnya
a. Siapa saja yang menjadi saksi ahli?
 Auditor BPK
 2 Akuntan Forensi dari KPK yang memiliki pengetahuan hukum yang berlaku dalam
kasus kecurangan
b. Apa saja bidang keahlian mereka?
 Auditor BPK (bidang akuntansi dan forensik)
 Akuntan Forensik dari KPK (bidang accounting) yang memiliki pengetahuan
hukum" yg berlaku menurut UU tentang kecurangan, dan tugasnya mengusut lebih
dalam tentang kejanggalan dalam laporan keuangan
 Akuntan Forensik dari KPK (bidang Auditor investigasi) yang memiliki
pengetahuan hukum" yg berlaku menurut UU tentang kecurangan, dan tugasnya
menginvestigasi segala bentuk kecurangan yg terjadi dan masuk ke dalam
kecurangan jenis apa
c. Apakah menurut anda mereka sudah memenuhi kriteria sebagai saksi ahli?
Iya, karena mereka telah memiliki keahlian tertentu dalam suatu bidang tertentu dan
dapat membantu menemukan fakta yag sebenarnya dan dapat memberikan
keterangan yang dapat dijadikan alat bukti di persidangan sesuai dengan Pasal 184
ayat (1) KUHP.
5. Bagaimana proses pemanggilan saksi ahli di persidangan?
a. Majelis Memerintahkan Pemanggilan
b. Panitera Atau Juru Sita Melaksanakan Pemanggilan (Pasal 388, Jo. Pasal 390 Ayat (1)
HIR, Dan Pasal 1 Rv)
c. Dan saksi ahli harus menghadiri persidangan atas panggilan tersebut, karena dalam
aturan Berdasarkan Pasal 121 Ayat (1) HIR, Pemanggilan Itu Meliputi Perintah Agar
Para Pihak Juga Menghadirkan Saksi-Saksi Mereka.

Anda mungkin juga menyukai