Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS MUTU FISIK MAS KER WAJAH TRADISIONAL SUMBAWA

(SEME BABAK) DARI KULIT BATANG POHON MANGGA (Mangifera


Indica Linn)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
SRI WAHYUNI
NIM. 16.01.042.019

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
SUMBAWA BESAR
2020

i
ii
ANALISIS MUTU FISIK MASKER WAJAH TRADISIONAL SUMBAWA
(SEME BABAK) DARI KULIT BATANG POHON MANGGA (Mangifera
Indica Linn)

PROPOSAL SKIPSI

Diajukan kepada
Universitas Teknologi Sumbawa
sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Sarjana Strata Satu (S1)

Oleh:
SRI WAHYUNI
NIM. 16.01.042.019

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
SUMBAWA BESAR
2020

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini disusun oleh


SRI WAHYUNI
NIM. 16.01.042.019
Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Sumbawa Besar, 18 Februari 2020

Pembimbing I : Nurkholis, S.T., M.Eng ( )


NIDN. 0824129102

Pembimbing II :Muhammad Alhajj Dzulfikri, S.Pi., M.P( )


NIP.-

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian

Nurkholis, S.T,. M.Eng


NIDN. 0824129101

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri wahyuni


NIM : 16.01.042.019
Program studi : Teknologi Industri Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian

Menyatakan bahwa dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
benar-benar tulisan saya, kecuali kutipan atau ringkasan yang semuanya telah saya
jelaskan sumbernya.Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
bahwa skripsi ini hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sangsi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sumbawa, 18 Februari 2020


Yang membuat pernyataan

(Sri wahyuni)
NIM. 16.01.042.019

v
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya berupa keimanan, kesehatan,
kelancaran, dan kemudahan dalam hari-hari penulis sehingga dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa kita panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang selalu menjadi panutan bagi penulis.
Tujuan dari pembuatan proposal skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah seminar dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Universitas Teknologi Sumbawa dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang telah
memberikan masukan-masukan dan membantu dalam menyelesaikan penulisan
proposal skripsi ini,diantaranya adalah:
1. (Alm ) Bapak Nurdin Yusuf dan Ibu Zubaidah yang merupakan orang tua
kandung penulis. Yang selalu memberikan doa dan perhatiannnya dan
salam cinta serta hormat saya setinggi-tingginya untuk keduanya.
2. Pemilik Plat Motor EA 6752 ECyang selalu membantu, menemani dan
memberikan dukungaan penulis selama penulisan proposal ini.
3. Bapak drh. Samuyus Nealma, M. Vet. Selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Teknologi Sumbawa.
4. Bapak Nurkholis, S.T., M.Eng dan Muhammad Alhajj Dzulfikri, S.Pi.,
M.PSelaku dosen pembimbing skripsi.
5. Seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitianserta
penyelesaian penulisan proposal skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.

Penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan bagi penulis khususnya. Penulis menyadari bahwa
keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga dalam
proposal skripsi ini masih terdapat kekurangan ataupun kesalahan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan,
perbaikan, dan proses pembelajaran selanjutnya agar lebih baik lagi. Atas
perhatian dan kerjasama dari semua pihak, penulis menyampaikan terima kasih.

Sumbawa, 18 Februari 2020


Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................iv


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...............................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar belakang………..……………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah……..……………………………………………………3
1.3 Tujuan Penelitian………...………………………………………………….3
1.4 Manfaat Penelitian………...………………………………………………...3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….4
2.1 Masker Wajah………………..……………………………………………..4
2.2 Jenis-Jenis Masker Wajah…………………………………………………..5
2.3 MaskerBubuk Tradisional Sumbawa (Seme Babak pelam)……..………….6
2.4 Analisis Mutu Fisik Masker Wajah………………………………………..10
2.4.1 Kadar kelembaban.................................................................................10
2.4.2 Ukuran partikel......................................................................................10
2.4.3 Uji Daya Sebar.......................................................................................10
2.4.4 Uji Daya Lekat.......................................................................................11
2.4.5 Homogenitas..........................................................................................11
2.4.6 Uji Daya Serap air.................................................................................11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................12
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………..12
3.2 Alat dan Bahan Penelitian………………………………………………....12
3.3 Prosedur Penelitian………………………………………………………...13
3.3.1 Uji Laboratorium...................................................................................13
3.4 Analisis dan Pengamatan………………………………………………......13
3.4.1 Uji kadar kelembaban............................................................................13
3.4.2 Ukuran Partikel......................................................................................13

vii
3.4.3 Uji Daya Sebar.......................................................................................13
3.4.4 Uji Daya Lekat.......................................................................................14
3.4.5 Daya serap air........................................................................................14
3.4.6 Homogenitas..........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Gizi beras Per 100 gr………………………………………6

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat
kebutuhan hidup manusia kian berkembang.Tidak hanya
kebutuhan akan sandang, papan, pangan, pendidikan dan
kesehatan, namun juga kebutuhan akan mempercantik diripun
kini menjadi prioritas utama dalam menunjang penampilan
sehari-hari. Biaya yang mahal terkadang tidak menjadi persoalan
untuk mendapatkan kecantikan yang optimal.Terkadang wanita
menggunakan produk yang instan untuk mendapatkan hasil
perawatan yang cepat dan efektif, namun tindakan tersebut
sering menimbulkan efek samping.Sebab, bahan-bahan yang
digunakan mengandung bahan kimia yang bisa menimbulkan
gangguan pada kulit (Andriani, 2018).
Kosmetik perawatan kulit wajah berbahan tradisional
menjadi pilihan, selain kandungan alami yang memberikan
berbagai manfaat yang baik untuk kulit, kosmetik tradisional
lebih aman dan mudah dicari bahkan dibuat sendiri.para
konsumen lebih memilih kosmetik untuk perawatan wajah
karena wajah merupakan bagian tubuh pertama yang akan
terlihat ketika bertemu dengan seseorang. Saat ini banyak
produk kosmetik untuk perawatan wajah yang menawarkan
berbagai macam bentuk perawatan wajah menggunakan bahan
alami seperti masker tradisional.Masker tradisional dapat
digunakan sebagai perawatan kulit wajah yang berguna untuk
meningkatkan kesehatan dan kecantikan kulit, memperbaiki dan
merangsang sel-sel kulit.Masker merupakan metode perawatan
wajah dengan mengaplikasikan ekstrak herbal buah,sayuran,
atau rempah pada permukaan wajah selama beberapa menit.
Perawatan pada masker ini bertujuan memberikan nutrisi pada
kulit, selain untuk pengobatan dan pemulihan kulit yang
mengalami bermasalah seperti jerawat, peradangan atau flek
(Widiawati, 2016).
Menurut Rostamailis (2005) menjelaskan bahwa; kosmetik
dapat dikelompokkan atas tiga kelompok, yaitu kosmetik

1
tradisional adalah kosmetik dengan bahan alami diolah sendiri
atau secara alami setiap pemakaian. kosmetik modern
(teknologi) adalah menggunakan bahan dan zat yang berbahan
kimia, diolah didalam pabrik dikemas dalam wadah yang aman
indah dan menarik. kosmetik semi tradisional artinya kosmetik
dengan bahan dasar alami ditambah pengawet diolah melalui
pabrik/teknologi dengan jumlah produksi yang banyakan dan
dikemas dalam wadah yang aman indah dan menarik contohnya
masker.
Masker adalah kosmetik yang digunakan pada bagian
terakhir dalam perawatan kulit wajah.Menurut Achroni (2012)
mengatakan bahwa masker wajah merupakan sedian kosmetik
yang dipergunakan pada tingkat terakhir dalam perawatan kulit
wajah.Masker tersebut ada yang berbentuk alami (tradisional),
semi tradisional dan modern.Dalam pemakaian masker tersebut
haruslah disesuaikan dengan jenis kulit wajah seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Standarisasi masker bubuk secara umum diantaranya : (1)
Standar sediaan masker wajah menurut SNI 16-6070-1999,
bentuk sediaan masker yang digunakan untuk memberi rasa
kencang pada kulit dan efek membersihkan, (2) Kadar air yang
dipersyaratkan secara umum adalah tidak lebih dari 10%
menurut Warsito (2011), (3) Persyaratan kadar asam salisilat
dalam suatu kosmetik berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Badan POM RI No.HK.00.05.4.1745 tanggal 5 Mei 2003 yaitu
tidak lebih dari 2%.
Masker tradisional biasanya terbuat dari bahan-bahan
alami.Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai bahan aktif
dalam sediaan masker wajah, yaitu kulit batang pohon mangga
(Mangiferaindica Linn) kulit batang pohon mangga ini merupakan
bahan utama yang digunakan dalam proses pembutan masker
bubuk tradisional Sumbawa (seme babak).Di Kabupaten
Sumbawa kulit batang pohon mangga banyak digunakan
masyarakatsebagai masker tradisional karena terbuat dari bahan
alami dan proses pembuatannya juga sangat mudah.Bahan-
bahan yang dicampurkan dalam pembuatan masker bubuk ini
memiliki kandungan serta manfaat yang baik untuk kulit wajah
diantaranya Beras, kunyit, kencur, dan temulawak bahan-bahan
tersebut memiliki kandungan antioksidan, antibakteri dan
kandungan lainnya sehingga masker bubuk tradisonal ini bagus

2
perawatan kulit wajah.Masker tradisional Sumbawa atau biasa
disebut seme babakpelamdipakai pada saat musim panas dan
sering dipakai para petani saat musim tanam.Manfaat dari seme
babak pelam yaitu untuk melindungi kulit wajah dari sinar
matahari langsung, melembutkan wajah, mencerahkan wajah
dan cocok untuk kulit yang sensitif.
Menurutmasyarakat yang memproduksinya bahwa masker
tradisional (seme babak) dari kulit batang pohon mangga
sudahada sejak lama bahkan turun temurun, namun belum ada
penelitian terkait mutu fisik secara ilmiah.Menurut Depkes dalam
Rosyidah (2010) bahwa kulit batang pohon mangga mengandung
senyawa alkaloid, flavonoid dan tanin.Gonzales (2007) dalam
Rosyidah (2010) mengemukakan bahwa ekstrak kulit batang
pohon mangga menunjukkan aktifitas antioksidan dan anti-
inflamasi.Hal ini juga dikemukakan oleh Ashari dalam Eka (2010)
bahwa tumbuhan mangga sering digunakan sebagai obat
tradisional mulai dari daun, akar, buah, kulit hingga biji.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin
menganalisis mutu fisik pada masker wajah tradisional Sumbawa
(seme babak) dari kulit batang pohon mangga(Mangiferaindica
Linn).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu
bagaimana mutu fisik pada masker wajah tradisional
Sumbawa (seme babak) dari kulit batang pohon mangga
(Mangiferaindica Linn)?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan pada
penelitian ini adalah untuk mengetahuimutu fisik pada masker
wajah tradisional Sumbawa (seme babak) dari kulit batang
pohon mangga (Mangiferaindica Linn).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat :

3
1. Bagi pengembangan ilmu, hasil penelitian ini
diharapkan agar dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam mengeksplor bahan-
bahan alami yang dapat dimanfaatkan serta
memberikan masukan sebagai penelitian lanjutan pada
mahasiswa
2. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat menjadi informasi
bagi masyarakat untuk dapat mengetahui bahwa
masker tradisional Sumbawa (seme babak)dari kulit
batang pohon mangga (Mangifera indica Linn)memiliki
kandungan plavonoid serta antioksidan yang
bermanfaat untuk kulit wajah, juga bermanfaat akan
kesehatan dan pengembangan usaha masker serbuk
tradisional.
3. Bagi peneliti, peneliti dapat mengamati secara langsung
mutu fisik dari masker bubuktradisional Sumbawa
(seme babak)dari kulit batang pohon mangga
(Mangifera indica Linn). Dan menambah pengalaman
penulis dalam bidang riset dan pembuatan karya ilmiah.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masker Wajah

Perawatan kulit wajah harus selalu dilakukan agar kulit wajah


menjadi sehat dan terawat. Perawatan kulit wajah adalah cara
yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan
kecantikan seseorang (Firli, 2016). Perawatan dibedakan menjadi
2 yaitu perawatan secara lengkap dan perawatan sehari-
hari.Perawatan secara lengkap yang dilakukan di klinik dan
dilakukan oleh ahli kecantikan, sedangkan perawatan sehari-hari
adalah perawatan yang dilakukan sendiri, misalnya dengan
membuat masker tradisional.Masker wajah adalah kosmetik yang
digunakan pada tahapan terahir dalam tindakan perawatan kuli
wajah.Masker juga termasuk kosmetik yang bekerja secara
mendalam karena dapat mengangkat sel-sel kulit mati (Ni
Wayan, 2014).Masker kulit wajah merupakan salah satu jenis
kosmetika tradisional yang dapat digunakan sebagai perawatan
wajah untuk mempertahankan kesehatan kulit wajah.Masker
wajah berguna untuk meningkatkan taraf kebersihan kulit,
kesehatan kulit, kecantikan kulit, memperbaiki dan merangsang
kembali sel-sel kulit (Fitriana S, 2014). Ciri-ciri masker wajah
adalah dapat dioleskan pada kulit wajah, menimbulkan rasa
kencang pada kulit dan terdapat unsur zat yang bermanfaat
untuk kulit (Ni Wayan, 2014).

Masker merupakan salah satu jenis kosmetik perawatan yang


cukup dikenal dan digunakan.Masker biasanya digunakan pada
tahap akhir dalam rangkaian perawatan kulit wajah.Masker
bekerja mendalam untuk mengangkat sel-sel tanduk yang sudah
mati pada kulit. Digunakan setelah dipijat (pengurutan) dengan
cara dioleskan pada seluruh kulit wajah, kecuali alis, mata dan
bibir. Sehingga, wajah yang menggunakan masker tampak,
seperti wajah yang sedang menggunakan topeng.Penggunaan
masker untuk perawatan kulit wajah sebenarnya sudah dikenal
sejak lama.Pada zaman dahulu, kaum wanita sudah

5
bereksperimen meramu berbagai bahan alam yang dapat
digunakan sebagai masker.Selain masker, masyarakat juga
sudah mengenal jamu, lulur dalam hal merawat kecantikan kulit
(Andriani, 2018).

Pemanfaatan masker sebagai perawatan kulit wajah terus


berkembang karena mulai dengan mengembangkan bahan-
bahan yang digunakan hingga menggunakan alat-alat yang
modern.Banyak produk masker yang beredar di pasaran dan siap
digunakan.Membeli produk masker memang lebih praktis.
Namun, membuat masker sendiri dengan bahan-bahan alami
akan memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini dikarenakan,
kandungan yang terdapat dalam bahanbahan tersebut tidak
tercampur bahan kimia (masih asli) dan terbebas dari
kemungkinan rusak atau kadarnya berkurang akibat proses
pengolahan di pabrik. Di samping itu, menggunakan masker
buatan sendiri dari bahan-bahan alami juga murah dan bebas
efek samping.Penggunaan masker sebaiknya dilakukan
seminggu sekali atau dua kali.Masker bermanfaat untuk
memberikan nutrisi untuk kulit.Manfaat masker beragam, sesuai
dengan jenisnya. Ada masker yang bermanfaat untuk
mencerahkan wajah, mengecilkan pori-pori, melembapkan kulit
kering, mengurangi kadar minyak pada kulit yang berminyak,
mengurangi jerawat, menyamarkan noda hitam, menyamarkan
kerutan, mengatasi kulit kusam, mengencangkan wajah, atau
anti-aging (Achroni, 2012).

2.2 Jenis-Jenis Masker Wajah

Berbagai jenis masker digunakan dalam melakukan


perawatan.Ada jenis masker yang diolah secara modern maupun
tradisional.Masker yang diolah secara modern menggunakan
bahan-bahan kimia dalam pembuatannya agar masker yang
dihasilkan bisa bertahan lama. Dalam cara pengolahan, masker
modern menggunakan mesin untuk menghasilkan masker dalam
produk yang banyak dan cepat sedangkan masker tradisonal
merupakan masker yang diolah menggunakan bahan-bahan
alami, menggunakan alat yang sederhana dalam proses
pembuatannya. Sebelum menggunakan masker untuk perawatan

6
kulit wajah, baik masker modern maupun tradisional sebaiknya
memperhatikan kebutuhan kulit, jenis kulit, keadaan kulit,
kelainan yang ada pada kulit sehingga hasil yang diperoleh akan
optimal.

Menurut (Kinkin S Basuki, 2003) jenis-jenis masker yaitu :


1. Masker Bubuk, merupakan masker yang paling awal dan
populer. Banyak produsen kosmetika baik tradisional
maupun modern yang memproduksi masker jenis bubuk.
Biasanya masker bubuk terbuat dari bahan-bahan yang
dihaluskan dan diambil kadar airnya.

2. Masker gel, merupakan masker yang praktis karena


setelah kering masker dapat langsung diangkat tanpa perlu
dibilas. Manfaat masker gel antara lain dapat mengangkat
kotoran dan sel kulit mati agar kulit bersih dan segar.
Masker ini juga dapat mengembalikan kesegaran dan
kelembutan kulit, bahkan dapat mengurangi kerutan halus
pada kulit wajah.

3. Masker kertas/kain, merupakan masker yang mengandung


bahan bahan alami yang dapt meluruhkan sel-sel kulit mati
, merangsang pertumbuhan sel kulit baru dan membuat
kulit lebih berseri.

4. Masker buatan sendiri merupakan masker yang dibuat


menggunakan bahan alami seperti buah-buahan, susu,
madu yang memiliki khasiat untuk kulit wajah.

2.3 MaskerBubuk Tradisional Sumbawa


(Seme Babak pelam)

Masker bubuk tradisional Sumbawa atau biasa disebut “seme


babak pelam” sudah banyak diproduksi dan di digunakan oleh
masyarakat Sumbawa.Masker bubuk ini sering di pakai oleh
semua kalangan wanita maupun pria, selain biaya pembuatan
nya tidak terlalu mahal bahan-bahan yang digunakan juga
berasal dari bahan alami.

7
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
masker bubuk tradisional Sumbawa antara Lain :

1. Kulit Batang Mangga (Mangiferaindica Linn)


Kulit batang mangga merupakan salah satu bahan yang
digunakan dalam pembuatan masker bubuk tradisional
sumbawa. Menurut Depkes dalam Rosyidah (2010) bahwa
kulit batang mangga mengandung senyawa alkaloid,
flavonoid dan tanin. Gonzales dalam Rosyidah
(2010)mengemukakan bahwa ekstrak kulit batang pohon
mangga menunjukan aktifitas anti-oksidan dan anti-
inflamasi. Hal senada juga dikemukakan oleh Ashari dalam
Eka (2010) bahwa tumbuhan mangga sering digunakan
sebagai obat tradisional mulai dari daun, akar, buah, kulit
hingga biji, yang mengandung senyawa alkaloid dan
flavonoid.

2. Beras
Beras adalah butir padi yang telah dibuang kulit luarnya
(sekamnya)yang menjadi dedak kasar. Berasal dari kata
weas dalam bahasa Jawa Kuno, beras dapat membantu
melembabkan dan mampu meningkatkan produksi kolagen
kulit yang dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit
sehingga kulit terlihat lebih cerah dan tampak lebih
muda.Kandungan yang ada pada beras sangat baik untuk
kesehatan dan kecantikan kulit.Kandungan yang terdapat
pada tepung beras adalah gamma oryzanol yang mampu
memperbaharui pembentukan pigmen melanin, sebagai
antioksidan dan juga efektif menangkal sinar ultraviolet
(Atikh, 2015).
Tabel 1. Kandungan Gizi Beras Per 100 gram
Nilai nutrisi per 100 gr
Kalori 360 kal
Protein 6.8 g
Lemak 0.7 g
Karbohidrat 78.9 g
Kalsium 6 mg
Besi 0.8 g
Fosfor 140 mg
Vitamin B1 0.12 mg
(Sumber : Munawar Khalil, 2016)

8
Menurut munawar Khalil (2016), beras putih memiliki
bebrapa manfaat diantaranya :
1. Memberikan energy, beras putih memiliki banyak
sumber karbohidrat dan sebagai sumber energy.
2. Mendukung pertumbuhan otot, beras putih
mengandung asam amino penting sehingga dapat
mendukung pertumbuhan otot.
3. Mengobati dan mencegah gangguan pencernaan,
beras putih mengandung serat yang rendah sehingga
baik untuk mencegah gangguan pencernaan.
4. Menjaga kelembaban kulit dan menjadikan kulit
tampak putih dan bersih.
5. Antioksidan yang menangkal radikal bebas pada
kulit.
6. Menangkal sinar ultraviolet yang dapat merusak kulit
sekaligus memperbarui pigemen kulit yang rusak.

3. Kunyit (Curcuma domestica Val)


Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman obat yang
banyak memiliki manfaat dan banyak ditemukan diwilayah
Indonesia.Kunyit merupakan jenis rumput-rumputan,
tingginya sekitar 1 meter dan bunganya muncul dari
puncuk batang semu dengan panjang sekitar 10-15 cm dan
berwarna putih. Umbi akarnya bewarna kuning tua, berbau
wangi aromatis dan rasanya sedikit manis. Bagian
utamanya dari tanaman kunyit adalah rimpangnya yang
berada di dalam tanah.Rimpangnya memiliki banyak
cabang dan tumbuh menjalar, rimpang induk biasanya
berbentuk elips dengan kulit luarnya jingga kekuning-
kuningan (Hartati& Balittro, 2013).
Dalam taksonomi tumbuhan, kunyit dikelompokkan
sebagai berikut (Winarto, 2004) :
Kingdom: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma

9
Spesies : Curcuma Domestica Val

Kandungan senyawa kimia Senyawa kimia utama yang


terkandung dalam kunyit adalah kurkuminoid atau zat
warna, yakni sebanyak 2,5–6%. Pigmen kurkumin inilah
yang memberi warna kuning orange pada rimpang
(Winarto, 2004).Salah satu fraksi yang terdapat dalam
kurkuminoid adalah kurkumin.Komponen kimia yang
terdapat didalam rimpang kunyit diantaranya minyak atsiri,
pati, zat pahit, resin, selulosa dan beberapa
mineral.Kandungan minyak atsiri kunyit sekitar 3–5%.
Disamping itu, kunyit juga mengandung zat warna lain,
seperti monodesmetoksikurkumin dan
biodesmetoksikurkumin, setiap rimpang segar kunyit
mengandung ketiga senyawa ini sebesar 0,8% (Winarto,
2004).
Kunyit memiliki efek farmakologis seperti, melancarkan
darah dan vital energi, menghilangkan sumbatan peluruh
haid, antiradang (anti–inflamasi), mempermudah
persalinan, antibakteri, memperlancar pengeluaran
empedu (kolagogum), peluruh kentut (carminative) dan
pelembab (astringent) (Said, 2007). Kunyit mempunyai
khasiat sebagai jamu dan obat tradisional untuk berbagai
jenis penyakit, senyawa yang terkandung dalam kunyit
(kurkumin dan minyak atsiri) mempunyai peranan sebagai
antioksidan, antitumor dan antikanker, antipikun,
menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah dan
hati, antimikroba, antiseptic dan antiinflamasi (Hartati &
Balittro, 2013).

4. Kencur (Kaempferia galanga L.)


Kencurmerupakan tanaman herbal yang memiliki
khasiat obat yang hidup didaerah tropis dan subtropis.
Obat Herbal seperti kencur memiliki kegunaan yang sudah
dikenal dikalangan masyarakat baik digunakan sebagai
salah satu bumbu masak, ataupun sebagai pengobatan,
biasanya kencur dikenal sebagai obat untuk mengobati
berbegai masalah kesehatan diantaranya mengobati batuk,
mual, bengkak bisul maupun sebagai anti toksin seperti
keracunan. Kencur sendiri apabila sudah diolah menjadi

10
minuman seperti beras kencur dapat meningkatkan daya
tahan tubuh, mencegah dan menghilangkan masuk angina
hal ini dikarenakan didalam kencur terdapat beberapa
senyawa seperti minyak atsiri, saponin, flavonoid, polifenol
yang diketahui memiliki banyak manfaat. (Setyawan, 2012)
Dalam taksonomi tumbuhan kencur dikelompokkan
sebagai berikut (Shetu et al, 2018)
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Phanerogamae
Division : Spermatophyta
Sub Division : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Scitaminales
Family : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Species : Kaemferia galanga L

Kandungan senyawa yang terdapat didalam rimpang


kencur salah satunya adalah Etil parametoksisinamat
(EPMS) senyawa ini merupakan senyawa yang paling besar
atau yang paling banyak jumlahnya yang ada didalam
rimpang kencur, Senyawa Etil parametoksinamat sering
dipakai sebagai bahan penelitian karena memiliki manfaat
sebagai salah satu bahan dasar sediaan kosmetik yaitu
tabir surya (pelindung kulit dari sengatan sinar matahari)
selain itu juga terdapat beberapa penelitian yang
menyatakan bahwa kencur memiliki aktivitas sebagai obat
asma, anti jamur dan antibakteri. (Hudha, et al 2017)

5. Temulawak
Tanaman temulawak (Curcuma zanthorrihiza L.)
merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh liar di
hutan-hutan jati di Jawa dan Madura. Tumbuhan semak
berumur tahunan, batang semunya terdiri dari pelepah-
pelepah daun yang menyatu, mempunyai umbi batang.
Tinggi tanaman antara 50-200 cm, bunganya berwarna
putih kemerah-merahan atau kuning bertangkai 1,5-3 cm
berkelompok 3 sampai 4 buah. Tumbuhan ini tumbuh
subur pada tanah gembur, dan termasuk jenis temu-
temuan yang sering berbunga. Panen dapat dilakukan

11
pada umur 7-12 bulan setelah tanam atau daun telah
menguning dan gugur. Sebagai bahan tanaman untuk bibit
digunakan tanaman sehat berumur 12 bulan (Hayani,
2006).
Menurut klasifikasi dalam tata nama ( sistematika )
tumbuhan tanaman temulawak (Curcuma zanthorrhiza L.)
termasuk ke dalam :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma zanthorrhiza L. (Anonymous,
2011).

Temulawak dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada


pengolahan makanan serta sebagai salah satu bahan untuk
pembuatan jamu tradisional. Temulawak dengan
kandungan kurkuminnya juga dikenal sebagai anti-tumor,
antioksidan, obat malaria dan juga dapat mencegah
tertularnya HIV pada manusia. Temulawak mengandung
zat kuning kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak
(fixed oil), sellulosa dan mineral. Dari beberapa senyawa
tersebut yang merupakan zat warna kuning adalah
kurkuminoid yang merupakan salah satu bahan pewarna
alami (natural curcumin) dan aman digunakan untuk
pewarna makanan maupun tekstil (Ramdja, 2009).

2.4 Analisis Mutu Fisik Masker Wajah


Analisis mutu fisik adalah gambaran dari kualitas sediaan
masker tersebut kemudian menganalisis mutu fisik dari produk
atau sampel itu sendiri, pengujian mutu fisik dari sediaan
masker bubuk ini meliputi kadar kelembaban, daya serap air,
daya sebar, homogenisasi, ukuran partikel, dan daya lekat.
Pengujian analisis mutu fisik membutuhkan alat yang spesifik
sesuai sifat fisik suatu bahan atau sampel sehingga data yang

12
dihasilkan lebih akurat, tepat, tidak subjektif, dan terhindar dari
kesalahanserta bisa di pertanggung jawabkan karena tidak di
pengaruhi oleh kondisi fisik, psikis, dan emosional dari penguji
(Yudarsyah, 2017).

Pengujian Mutu Fisik pada masker bubuk diantaranya sebagai


berikut :

2.4.1 Kadar kelembaban

Merupakan pengukuran kandungan air yang berada dalam


bahan ataupun sediaan yang dilakukan dengan cara yang tepat
diantaranya cara titrasi, destilasi, atau gravimetri yang bertujuan
memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya
kandungan air dalam dalam bahan (Dash, 2000).

2.4.2 Ukuran partikel

Ukuran partikel merupakan karakterisasi yang paling penting


dalam system nanopartikel.Ukuran nanopartikel pada umumnya
antara 10-1000 nm atau kurang dari µm (Mohanraj dan Y,
2006).Penentuan distribusi ukuran partikel dilakukan untuk
mengetahui distribusi ukuran granul yang dihasilkan dari proses
granulasi. Distribusi

2.4.3 Uji Daya Sebar

Uji daya sebar adalah kemampuan menyebar sediaan pada


kulit.Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui luas
penyebaran pada sediaan pada kulit.Permukaan penyebaran
yang dihasilkan dengan meningkatkan beban dpat
menggambarkan suatu karakteristik pada masker (Voight,
1994).Faktor-faktor yang mempengaruhi daya sebar yaitu
viskositas sediaan, lama tekanan, dan temperature tempat aksi
(Garg et al., 2010)

2.4.4 Uji Daya Lekat

13
Uji daya lekat adalah kemampuan sediaan melekat pada
kulit atau pada tempat aplikasinya. Pengujian daya lekat
dilakukan dengan meletakkan sediaan pada lempeng kaca
kemudian diamati waktu lekat sediaan hingga lempeng terlepas
dari sediaan (Anonim,2012). Daya lekat yang baik adalah 5-7
detik (SNI, 1996).

2.4.5 Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah pengujian dua variansi-
variansi untuk mengetahui masker tersebut sudah tidak
menggumpal.Uji homogenitas dilakukan untuk untuk melihat
penyebaran zat aktif dalam sediaan masker bubuk.Uji
homogenitas dilakukan dengan mengamati warna sediaan
secara visual dan apakah terdapat bagian-bagian yang tidak
tercampur dengan baik dalam masker bubuk.Masker itu jika
dikatakan homogeny apabila terdapat persamaan warna yang
merata dan tidak ditemukan partikel dalam masker (Ida dan
Noer, 2012).

2.4.6 Uji Daya Serap air


Daya menyerap air, diukur sebagai bilangan air, yang
digunakan untuk mengkarakterisasi basis absorbsi. Air dapat
berpenetrasi ke dalam pori-pori granul karena adanya aksi
kapiler (disebut wiching). Evaluasi kuantitatif dari jumlah air
yang diserap dilakukan melalui perbedaan bobot penimbangan
(sistem mengandung air-sistem bebas air) atau dengan metode
penentuan kandungan air yang akan diuraikan nanti. Pada
standar JIS A 5908 (2003) daya serap air tidak
dipersyaratkan.Penggunaan bahan aditif pada daya serap air
mengakibatkan terjadinya penurunan daya serap air. Pada
umumnya semakin tinggi sifat pengembangan tebal maka
semakin tinggi pula sifat daya serap air, dan begitu juga
sebaliknya semakin rendah sifat pengembangan tebal papan
maka semakin rendah pula sifat daya serap airnya (Subiyanto,
2003)

14
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2020.
Untuk mendapatkan data primer akan dilakukan di Laboratorium
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Teknologi Sumbawa
untuk pengujian Daya sebar, homogenitas, daya lekat, dan daya
serap air. Kemudian untuk pengujian kadar kelembaban dan
ukuran partikel akandilakukan di Laboratorium Fakultas
Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian


Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi :

Alat dan Bahan Kegunaan


Ayakan mesh Alat digunakan pada saat
pengujian ukuran partikel
dengan cara mengayak
sampel
Timbangan Alat yang digunakan untuk
menimbang sampel
Gelas timbang Alat ini digunakan pada saat
pengujian kadar kelembaban
Untuk menimbang sampel
Oven Untuk mengeringkan sampel
Lempeng kaca Media untuk pengujian
homogenitas
Objek gelas Media untuk pengujian daya
lekat
Buret Alat yang digunakan pada
pengujian daya serap air
Timbangan analitik Untuk menimbang massa
sejumlah bahan kimia hingga
ukuran miligram
Stopwatch Untuk menghitung waktu
pada proses penelitian
Air Bahan yang digunakan pada
proses penelitian

15
Masker bubuk (seme babak) Bahan utama yang digunakan
pada proses penelitian

3.3 Prosedur Penelitian


Pada prosedur penelitian ini peneliti menggunakanmetode
ekperimental laboratorium untuk mengetahui kualitas mutu fisik
masker bubuk tradisonal Sumbawa (seme babak)yang
dinyatakan dalam data kuantitatif. Sehingga penelitian ini
menggunakan jenis data primer dimana data dan informasi
diperoleh secara langsung.

3.3.1 Uji Laboratorium


Merupakan pengujian Mutu fisik kadar kelembaban, ukuran
partikel, daya lekat, homogenitas, daya serap air, dan daya sebar
Pada masker bubuk Tradisional Sumbawa (seme babak) dari kulit
batang pohon mangga (Mangifera indica Linn).

3.4 Analisis dan Pengamatan


3.4.1 Uji kadar kelembaban
Sampel serbuk ditimbang tepat dalam sebuah gelas timbang
sebanyak 1 gram, dikeringkan pada suhu 105˚C selama 2
jam.Selanjutnya dibiarkan mendingin dalam sebuah
eksikator.Ditimbang berat setelah sampel dingin (R.voight, 1971
dan FI, 1979).

3.4.2 Ukuran Partikel


Masker serbuk tradisional Sumbawa (seme babak) dari kulit
batang pohon mangga (Mangifera indica Linn) sampel ditimbang
sebanyak 10 gram, kemudian diayak dengan ayakan bersusun
dengan nomor mesh 5,10,18,35,120,230, dan 325 selama 5
menit dengan kecepatan 80 rpm. Granul kemudian ditimbang
dari masing-masing nomor mesh pada ayakan. Ukuran granul
dinyatakan dengan satuan mm sesuai dengan diameter ayakan
yang dilewati oleh 100% granul (lachman, 2007)

3.4.3 Uji Daya Sebar

16
Sampel serbuk tradisional Sumbawa (seme babak) dari kulit
batang pohon mangga (Mangifera indica Linn) yang berbentuk
pasta ditimbang sebanyak 1 gram kemudian diletakkan
ditengah-tengah plastik transparan yang dibawahnya terdapat
kertas garfik, kemudian ditutup dengan plastik lain yang telah
ditimbang beratnya terlebih dahulu, didiamkan selama 1 menit.
Kemudian diukur diameter sebar sampel.Setelah itu ditambah
beban dengan berat 2 gram dan didiamkan selama 1 menit,
kemudian diukur diameter sebarnya.Dilakukan perlakuan yang
secara terus-menerus pada beban 4 dan 6 gram, kemudian
diukur diameter sebar sediaan.Suatu sediaan masker serbuk
dikatakan baik apabila daya sebarnya bekisar 5-7 cm (Garg,
2002).

3.4.4 Uji Daya Lekat


Masker serbuk tradisional Sumbawa (seme babak) dari kulit
batang pohon mangga (Mangifera indica Linn) yang berbentuk
pasta ditimbang sebanyak 1 gram kemudian diletakkan diatas
obyek gelas setelah itu ditutup kembali menggunakan obyek
gelas yang lainnya lalu ditekan dengan beban 50 gram selama 1
menit. Diangkat salah satu objek gelas kemudian dicatat waktu
pelepasan sediaan dari obyek gelas (Anonim, 2012).

3.4.5 Daya serap air


Ditimbang sampel sebanyak 5 gram, kemudian ditetesi
dengan air menggunakan buret.Lalu diamati jumlah air yang
mampu diserap sampai sediaan dan air memisah (Anonim,
2012).

3.4.6 Homogenitas
Masker serbuk tradisional Sumbawa (seme babak) dari kulit
batang pohon mangga (Mangifera indica Linn) yang telah
berbentuk pasta sebanyak 20 gram dioleskan pada lempeng
kaca secara merata, sediaan masker harus menunjukkan
susunan yang homogeny dan tidak terlihat adanya butiran kasar
dan menggumpal (Lubis dkk, 2012). kemudian diamati secara
visual homogenitas dari masker.
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
pada saat proses Pengujian pembuatan pasta bahan aktif obat
dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang

17
diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus
homogen, sehingga pasta yang dihasilkan mengandung bahan-
bahanyang terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit
(Anonim,2012).

DAFTAR PUSTAKA
Achroni, K. 2012. Semua Rahasia Kulit Cantik dan
Sehat.Yogyakarta: Javalitera.
Andriani, N. 2018.Pengaruh Penggunaan Masker Daun Kelor
(Moringa Oleifera-Lam)Terhadap Pengurangan Flek-Flek
Hitam Ringan Pada Kulit Wajah (Aplikasi pada wanita
Berusia 35 Tahun ke atas). Skripsi. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta.
Anonim.2012.UjiStabilitasGel.Tersediadihttp://apotecherry.blogs
pot.com.Diakses, 28 Agustus 2012.
Anonymous.2011.Temulawak.http://www.plantamor.com?
index.php?plant=427.Diakses Pada 05 Juni 2015.
Arbani, Atikh dan Maspiyah.2015. Pengaruh Penambahan
Ekstrak Rimpang Kencur Pada tepung Beras terhadap
Sifat Fisik Kosmetik Lulur Tradisional. E-journal 4 (2): 9-
15.
Basuki, Kinkin, S. 2003.Tampil cantik dengan Perwatan
Sendiri.Jakarta: PT. Gramedia Pustka utama.

18
BSN Badan Standarisasi Nasional. 1996. SNI 16-6070-1999.
Sediaan Masker. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Eka, Maulina. 2010. Isolasi senyawa Flavonoid dari Kulit Batang
Pohon Mangga (Mangfera Indica L).
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/28638
(diakses tanggal 14 februari 2012).
Garg, A., Aggarwal, D., Garg., S dan Sigla A.K., 2002, Spreding of
Semisolid Formulation: An Update, Pharmaceutical
Technology, September 2002, 84-102.
Garg, A, Deepika a, Garg S, single AK. 2010. Spreading of
semisolid formulation. USA: Pharmaceutical Technology.
Pp 84-104.
Hartati, S.Y., Balittro. 2013. Khasiat Kunyit Sebagai Obat
Tradisional dan Manfaat Lainnya. Warta Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Industri.Jurnal Puslitbang
Perkebunan. 19 : 5-9.
Hayani, E. 2006.Analisis kandungan kimia rimpang
temulawak.Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional
Pertanian. Hlm. 309-312.
Ida, N., and Noer, S., F., 2012, Uji Stabilitas Fisik Gel Ekstrak
Kulit Lidah Buaya (Aloe Vera L), Majalah Farmasi dan
farmakologi, 16 (2):79-84.
Japanese Standard Association. 2003. Japanese Industrial
standard for particle board JIS A 5908. Japanese Standard
Association, Jepang.
Khalil, Munawar. 2016. Raja Obat Alami Beras. Yogyakarta:ANDI.
Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K., 2007, Teori dan
Praktek Industri Farmasi Edisi III, 1119-1120, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Lubis, E, S., Lubis,. L. S., and Reveny, J., 2012. Pelembab Kulit
Alami Sari Buah Jeruk Bali (Citrus maxima maxima
(Burm) Osbeck), Jurnal of pharmaceutics and
pharmacology. Fakultas farmasi, Universitas Sumetera
Utara, Medan.Hal : 107.
Rohmah, Firli Ainur. 2016. Pengaruh Kulit buah Kopi dan
Oatmea Terhadap hasil Jadi masker Tradisional untuk

19
perawatan Kulit wajah. E-Journal 5 (3): 72-79.
Rostamailis. 2005. Perawatan Kulit, dan Rambut. Jakarta :
Rineka Citra.
Rosyidah, dkk. 2010. Aktivitas Antibakteri Fraksi Saponin Dari
Kulit Batang
PohonTumbuhanKatsuri(Mangiferacatsuri).fmipa.unlam.a
c.id/bioscientiae/wp-content/…/B-Vol.-7-No.-2-3. (Diakses
tanggal 17 juli 2012).
Said, A. 2007.Khasiat dan Manfaat Kunyit.Jakarta: Agromedia
Pustaka.pp 2-12.
Septiari, Ni Wayan Sasri dan Suhartiningsih.2014. Pengaruh
Proporsi pure Stroberi (Fragaria vesca L) dan Tapioca
Terhadap Kualiats Masker Wajah Tradisional. E-Journal
3(1): 166-173.
SNI Standar Nasional Indonesia 164399, 1996.Sediaan Tabir
Surya. Badan Standar Nasional: Jakarta.
Subiyanto, B., Raskita, S., dan Efendy, H. 2003. Pemafaatan
Serbuk Sabut Kelapa sebagai Bahan Penyerap air dan oli
berupa panel papan partikel.Jurnal ilmu dan Teknologi
kayu Tropis Vol. 1.
Sulistianingrum, Fitriana. 2014. Pengaruh perbedaan presentase
tepung biji buah pinang terhadap kualitas sediaan
masker kulit wajah berbahan dasar tepung beras sebagai
kosmetika tradsional. E-journal 3(2): 16-22.
Voight, R., 1971. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, 572-574,
Edisi V, UGM Press, Yogyakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai