1. Aturan Simpson
Terdapat dua macam :
a. Aturan Simpson 1/3 adalah kaidah yang mencocokkan polinomial derajat 2 pada
tiga titik data diskrit yang mempunyai jarak yang sama. Apabila fungsi f ( x ) dihampiri
dengan polinom interpolasi derajat 2 grafiknya akan berbentuk parabola. Luas daerah
dihitung sebagai hampiran nilai integrasi adalah daerah di bawah parabola
(Gambar ).Untuk itu, dibutuhkan 3 buah titik data, misalkan
( 0 , f ( 0 ) ,
)( h , f ( h ) ) , dan ( 2h , f ( 2 h ) ) .
Gambar diatas Aturan Simpson 1/3 Polinom interpolasi Newton-Gregory derajat 2 yang
melalui ketiga buah titik tersebut adalah :
x x ( x−h ) 2 x ( x −h ) 2
P2 ( x ) =f ( x 0 ) + ∆ f ( x 0 ) + ∆ f ( x 0 ) =f 0 + x ∆ f 0+ ∆ f0
h 2!h 2
2! h 2
1 2 x3 x2 2
≈ f 0x+
2h
x ∆ f 0+ (−
6 h2 4 h
∆ f0 ) x = 2h
x=0
4 h2 8 h3 4 h2 2
≈ 2 h f 0+
2h
∆ f 0+ ( −
6 h2 4 h
∆ f0 )
( 43h −h) ∆ f
≈ 2 h f 0 +2 h ∆ f 0 + 2
0
h
≈ 2 h f 0 +2 h ∆ f 0 + ∆ 2 f 0
3
Ingat :
∆ f 0=f 1−f 0 ,
Sedangkan untuk :
Maka :
h
I ≈ 2 h f 0 +2 h ( f 1−f 0 ) + ( f −2 f 1 + f 0 ¿
3 2
h 2h h
≈ 2 h f 0 +2 h f 1+2 h f 0+ f 2 − f 1 + f 0
3 3 3
h 4h h
≈ f 0− f 1+ f 2
3 3 3
h
≈ ¿ ¿) ……………….[1]
3
Persamaan [1] disebut aturan simpson 1/3 karena didalam persamaan terdapat factor 1/3.
Untuk Aturan simpson 1/3 gabungan, jumlah seluruh intregal.
Apabila terdapat kurva fungsi sepanjang selang intregrasi [a,b] kita bagi menjadi n+1
buah titik diskrit x0 , x1, x2, ……,xn dengan n genap, dan setiap tiga buah titik (atau 2 pasang
upselang)di kurva dihampiran dengan parabola (polinom interpolasi derajat 2), maka kita akan
mempunyai n/2 buah potongan parabola. Bila masing-masing polinom derajat 2 tersebut kita
intergralkan didalam upselang (sub-interval) intregrasinya.
b x2 x4 xn
Itot = ∫ f ( x ) dx ≈∫ f ( x ) dx +∫ f ( x ) dx+ …+ ∫ f ( x ) dx
a x0 x2 xn−2
h h h
≈ (f ¿ ¿ 0−4 f 1 + f 2)+ (f ¿ ¿2−4 f 3 + f 4 )+…+ ¿ ¿ ¿ ¿)
3 3 3
h
≈ (f ¿ ¿ 0−4 f 1 +2 f 2 + 4 f 3+ 2 f 4 +…+ 2 f n−2−4 f n−1+ f n )¿
3
n−1 n−2
h
3 (
≈ f 0+ 4 ∑ f i +2 ∑ f i+ f n
i=1,3,5 i=2,4,6
) ……………[2]
Persamaan ini mudah dihafalkan dengan mengingat pola koefesien suku-sukunya.
1,4,2,4,2….,2,4,1
Namun pengunaan aturan simpson 1/3 mensyaratkan jumlah upselang (n) harus genap, ini
berbeda dengan kaidah trapezium yang tidak memiliki persyaratan mengenai jumlah selang.
b n−1 n−2
h
a 3(
I =∫ f ( x ) dx ≈ f 0+ 4 ∑ f i +2 ∑ f i +f n
i=1,3,5 i=2,4,6
)
7. Menentukan nilai intregrasi sejatinya
3h
x x (x−h) 2 x ( x−h ) ( x−2 h ) 3
0
[
≈∫ f 0+ ∆ f 0+
h 2!h 2
∆ f 0+
3 ! h3
∆ f 0 dx
]
3h
x x 2−xh 2 x3 −3 x2 h+2 x h 2 3
≈ ∫[ f 0+ ∆ f 0+
h 2 h2
∆ f 0 +
6 h3
∆ f0
]
0
3h
x2 x3 x 2 h 2 x4 3 x 3 h x 2 h2 3
≈ x f 0+ ∆ f 0+
2h (
−
6 h2 4 h2
∆ f 0+ ) − ( +
24 h3 18 h3 6 h3
∆ f0 ) 0
9 h2 27 h3 9 h3 2 81 h4 81 h 4 9h 4 3
≈ 3 h f 0+
2h
∆ f 0+ ( −
6 h2 4 h 2
∆ f 0+ ) ( − −
24 h3 18 h 3 6 h3
∆ f 0−0 )
9h 27 h 9 h 2 81 h 81h 9 h 3
≈ 3 h f 0+
2
∆ f 0+
6( −
4
∆ f 0+ )24
−
18 (
−
6
∆ f0 )
9h 27 h 2 27 h 3
≈ 3 h f 0+ ∆ f 0+ ∆ f 0+ ∆ f0
2 12 72
Ingat
∆ f 0=f 1−f 0
Dan :
∆ 3 f 0=∆2 f 1−∆2 f 0
Maka selanjutnya:
9h 27 h 27 h
≈ 3 h f 0+ (f 1−f 0)+ (f 2−2 f 1 + f 0)+ ¿)
2 12 72
9h 9h 27 h 54 h 27 h 27 h 81 h 81 h 27 h
≈ 3 h f 0+ f 1− f + f 2− f 1+ f + f 3− f 2+ f − f
2 2 0 12 12 12 0 72 72 72 1 72 0
9 h 27 h 27 h 9 h 54 h 81h 27 h 81 h 27 h
(
≈ 3 h−
2
+
12
+
12
f 0+
2
−) (
12
+
72
f 1+
12
−
72
f 2+ ) (
72 3
f )
27 h 81h + 81h 27 h
≈ f + f f + f
72 0 72 1 72 2 72 3
3h 9h 9h 3h
≈ f + f + f + f
8 0 8 1 8 2 8 3
3h
≈ (f ¿ ¿ 0+3 f 1+ 3 f 2 + f 3)¿ ……………[2]
8
∫ f ( x ) dx ≈ 38h ¿ ¿¿
a
n−1 n−3
3h
I≈
8 0 (
f +3 ∑
i =1
i=3,6,9
f i +2 ∫
i=3,6,9
f i+ f n
) …………..[3]
Contoh Soal:
Hitunglah Intregal dari
1,125
1
∫ dx
0 1+ x
Dengan mengunakan aturaan simpson 1/3 dan simpson 3/8 gunakan jarak antar titik h = 0,125
Penyelesaian :
1
1. Fungsi integrasinya adalah f ( x )=
1+ x
2. Batas bawah (a) =0
Batas atass (b) =1
3. Jumlah pias adalah
b−a
n=
h
0,125−0
¿ =8
0,125
4. h = 0,125
∫ 1+1 x dx=¿ ln ( 1+ x ) ¿ 0 ¿
0
= ln 2,125 + ln 1 = 0.75377 – 0
= 0.75377
2. Aturan Boole
Aturan boole merupakan salah satu dari penyelesaian permasalahan dari integrasi
numeric dalam sebuah pendekatan dengan intregral dari f(x) lebih [x0,x4]aturan boole.
Namun tidak berbeda jauh dari aturan-aturan sebelumnya yang diantaranya : Simpson 1/3
dan Simpson 3/8 hanya yang membedakan aturan boole dan aturan simpson 1/3 nilai
derajat keakuratannya 2 dan simpson 3/8 nilai derajjat keakuratannya 3, sedangkan aturan
boole nilai derajat keakuratanya adalah 5 yang sangat menentukan hasil yang akurat,
karena semakin besar derajat keakuratannya akan semakin akurat.
Dengan menggunakan teorema dasar analisis numeric, dibawah ini dapat
membuktikan rumus aturan boole:
2 3 4
n2 n 2 n2 ∆ f ( x 0 ) n4 2 ∆ f ( x0 ) n 5 3 4 11 3 2 ∆ f ( x0 )
[ 2 (
I =h nf ( x 0 ) + ∆ f ( x 0 ) + −
3 2 )
2!
3
+ −n +n
4 (
3! ) (
+ − n + n −3 n
5 2 3 4! )
……[1]
Dengan menempatkan n dengan nilai-nilai yang berbedaberbagai formula yang
digunakan untuk memecahkanya. Diturunkan dengan menempatkan n = 4 dalam rumus
kuadratur umum n = 4 berarti f(x) dapat didekati dengan polynomial dari 4th derajat
sehingga kelima dan lebih tinggi perbedaan pesanan Vanishes dalam rumus kuadratur
umum.
b x4
b−a
I =∫ f ( x ) dx=∫ f ( x ) dx , dimana x i=a+ih dan h=
a a
4
Mengganti n =4 dalam persamaan [1]
a +4 h
∆2 f (a) ∆3 f (a) 1024
I= ∫
a
[ (
f ( x ) dx=h 4 f ( a ) +8 ∆ f ( a ) +
64
3
−8 )2!
( 64−6+16 )
3!
+
5 (
−384+
704
3
−48 )
I =¿
h
I= [14 f ( a ) +64 f ( a+h )+ 24 f ( a+ 2h )+ 64 f ( a+3 h )+ 14 f (a+4 h)]
45
2h
I= [ 7 f ( a )+32 f ( a+h ) +12 f ( a+2 h ) +32 f ( a+ 3 h ) +7 f ( a+4 h)]
45
2h
I= ¿
45
Aturan composite Boole
Apabila kisaran intregrasi dari ke + nh = b aturannya boole dapat ditingkatkan
dengan membagi interval (a,b) dalam subinterval kecil 4h lebar dan menerapkan masing-
masing aturan boole tersebut. Jumlah bidang semua subinterval adalah integral dari
interval (a,b). hal ini dikenal sebagai aturan composite boole.
a +nh xn x4 x5 xn
I = ∫ f ( x ) dx =∫ f ( x ) dx =∫ f ( x ) dx +∫ f ( x ) dx +…+ ∫ f ( x ) dx
a x0 x0 x4 xn−1
2h 2h
I= [ 7 f ( a )+32 f ( a+h ) +12 f ( a+2 h ) +32 f ( a+ 3 h ) +7 f ( a+ 4 h ) ] + [ 7 f ( a+ ( n−4 ) h ) +32 f ( a+ ( n−
45 45
2h
I= ¿
45
2h
I= [7 { f a +f b } +32 { f 1 + f 3+ f 5 +…+ f n−1 } +12 { f 2+ f 6 + f 10+ …+ f n−6+ f n −2 } +14 { f 4 +f 8+ f 12+ …+ f n−8
45
Contoh Soal:
f(x) = Cos x2
1
Tentukan ∫ f ( x ) dx
0
Jawab :
1−0
h=
4
= 0,25
x1 = 0 + 0,25 = 0,25
x2 = 0,25+0,25 = 0,50
x3 = 0,50 + 0,25= 0,75
b
2h
I =∫ p4 ( x )= ( 7 f a +32 f 1 +12 f 1 +32 f 3 +7 f b )
a 45
2.0,25
= (7 ( 0 ) +32 ( 0,998 )+12 ( 0,968 ) +32 ( 0,845 ) +7 ( 0,540 ) )
45
= 0,011 (7+31,937+11,626+27,04+6,48)
= 0,92491
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/35591739/Pembuktian_rumus_dan_contoh_soal_simpson_1_
3_dan_simpson_3_8.docx (diunduh pada tanggal 30 November 2019 pukul 19:00)
https://www.researchgate.net/publication/289643150_Numerical_Solution_of_Boole's_R
ule_in_Numerical_Integration_by_Using_General_Quadrature_Formula/link/59a4325da
6fdcc773a373467/download (diunduh pada tanggal 9 Desember 2019 pukul 13:00)