Anda di halaman 1dari 1

!

Menu " # $ %

MOZAIK PERADABAN ISLAM

Madu (1): Manfaat Madu di


Dalam Al-Quran
Published on 16 January, 2018 — in Lifestyle
Last updated on January 18th, 2018 07:53 am

“B
erdasarkan Al-Quran dan hadis,
madu sangat dianjurkan untuk
menjaga kesehatan dan
menyembuhkan manusia dari penyakit.
Meskipun demikian, secara medis ada hal-
hal tertentu yang mesti disikapi secara hati-
hati terkait konsumsi madu.”

–O–

PENGGUNAAN MADU TELAH DISEBUTKAN DI DALAM AL-


QURAN DAN HADIS LEBIH DARI 1400 TAHUN YANG LALU.
PHOTO: ORGANICS.ORG

Lebih dari 1.400 tahun yang lalu, Allah


SWT mewahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW bahwa madu dapat
menyembuhkan manusia dari berbagai
macam penyakit. Madu digambarkan di
dalam Al-Quran sebagai sumber
penyembuhan:

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:


‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat
yang dibikin manusia,’ kemudian makanlah
dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu
ke luar minuman (madu) yang bermacam-
macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”
(Quran Surat An-Nahl Ayat 68-69)

Dalam ayat lainnya, madu juga


digambarkan sebagai salah satu makanan
yang ada di surga:

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah


yang dijanjikan kepada orang-orang yang
bertakwa yang di dalamnya ada sungai-
sungai dari air yang tiada berubah rasa dan
baunya, sungai-sungai dari air susu yang
tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari
khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya
dan sungai-sungai dari madu yang disaring;
dan mereka memperoleh di dalamnya segala
macam buah-buahan dan ampunan dari
Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal
dalam jahannam dan diberi minuman
dengan air yang mendidih sehingga
memotong ususnya?” (Quran Surat
Muhammad Ayat 15)

Terkait madu sebagai obat untuk


penyembuhan, terdapat beberapa hadis
yang meriwayatkannya:

“Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu :


dalam pisau pembekam, meminumkan
madu, atau pengobatan dengan besi panas
(kayy). Dan aku melarang ummatku
melakukan pengobatan dengan besi panas
(kayy)”[1]

Dalam hadis lain madu secara spesifik


disebutkan sebagai obat untuk
menyembuhkan sakit perut:

“Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu


‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku
mengeluhkan sakit pada perutnya (dalam
riwayat lainnya: sakit diare).’

Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’

Kemudian orang itu datang untuk kedua


kalinya,

Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’

Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga,

Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’


Setelah itu, orang itu datang lagi dan
menyatakan: ‘Aku telah melakukannya
(namun belum sembuh juga malah
bertambah mencret).’

Nabi bersabda: ‘Allah Maha Benar dan perut


saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’

Orang itu meminumkannya lagi, maka


saudaranya pun sembuh.”[2]

Cara Nabi Mengkonsumsi Madu

Terkait konsumsi madu dalam kehidupan


sehari-hari, menurut dr Brilianto M
Soenarwo, penulis buku ‘Sehat ala Rosul’,
ketika bangun tidur, Nabi selalu
mengambil madu. “Cara Rasul minum
madu mungkin berbeda dengan kita,
kebanyakan kita mungkin minum madu
yang sudah dicairkan dengan air,” ujarnya.
[3]

Praktisi kesehatan yang akrab disapa


dokter Toni itu menjelaskan bahwa Nabi
mengambil madu lalu mengulum di
mulutnya hingga lumer ketika bercampur
dengan air liur. Lebih lanjut dia
menjelaskan bahwa madu yang
mengandung fruktosa lebih baik dicampur
dengan air liur agar mudah larut dan
dicerna oleh lambung.[4]

Kebiasaan Nabi mengkonsumsi madu di


pagi hari ternyata berkaitan dengan soal
pencernaan, yakni mencegah penyakit
maag. “Pada pagi hari perut kosong karena
Nabi makan malam ringan sekitar jam
delapan malam. Madu dapat melapisi
dinding lambung sehingga Nabi tidak
terkena maag,” ujar dokter Toni. Nabi
biasanya makan malam dengan porsi yang
sedikit, untuk porsi makan yang lebih
banyak Nabi biasa melakukannya ketika
makan siang.[5]

Larangan Medis

Meskipun Al-Quran dan hadis


menganjurkan madu untuk penyembuhan
dan kesehatan, namun secara medis
terdapat beberapa pengecualian untuk
kondisi tertentu. Untuk kondisi-kondisi di
bawah ini, sebaiknya orang-orang lebih
berhati-hati dalam mengkomsumsi
madu[6]:

1. Bayi di bawah usia satu tahun


sebaiknya tidak diberi madu karena
kemungkinan dapat mengalami
botulisme (keracunan yang disebabkan
oleh bakteri Clostridium botulinum).
Keracunan makanan jenis ini bisa
mematikan, bagaimanapun,
tampaknya hal tersebut hanya
mempengaruhi bayi di bawah usia satu
tahun.
2. Jika anda memiliki alergi terhadap
tanaman tertentu, maka anda harus
memastikan bahwa madu yang anda
konsumsi tidak diproduksi dari
tanaman itu.
3. Orang-orang yang alergi terhadap
sengatan lebah harus berhati-hati saat
menggunakan produk terkait lebah
lainnya seperti propolis atau royal
jelly.

Di luar ketiga hal di atas, maka madu


secara medis sangat bermanfaat bagi
kesehatan dan penyembuhan.

Pembahasan mengenai kandungan-


kandungan di dalam madu, proses
produksi madu, dan sejarah pemakaian
madu dalam peradaban manusia akan
dibahas pada artikel sambungan dari
artikel ini. (PH)

Bersambung ke:

Madu (2): Penggunaan


Madu dalam Berbagai
Peradaban
“Manusia
mulai
berburu
madu
sejak
8.000
tahun
yang lalu. Madu tertua yang masih
ada ditemukan di pemakaman di
Georgia yang berusia 4.700-5.500
tahun. Referensi tertulis pertama
tentang madu ditemukan dalam batu
tulis Sumeria, yang berasal dari tahun
2.100-2.000 SM.” –O– Kegiatan
manusia mengkoleksi madu sudah
dilakukan dari sejak zaman kuno.
Manusia mulai berburu madu
setidaknya … Continue reading

Gana Islamika 0

Catatan Kaki:

[1] HR Al-Bukhari No. 5681/Fat-Hul Baari


X/137. Lihat bab “Beberapa manfaat
madu”. Zaadul Ma’aad IV/50-62 dan juga
ath-Thibbu minal Kitaab was Sunah, karya
al-‘AllamahMuwa!aqidun ‘Abdul Lathif
al-Baghdadi, hlm 129-139, dalam Yazid bin
Abdul Qadir, Do’a dan Wirid: Mengobati
Guna-guna dan Sihir Menurut al-Quran dan
as-Sunah, (Jakarta: Pustaka Imam asy-
Syafi’i, 2005), hlm 418-419.

[2] HR. Al-Bukhari no. 5684 dan Muslim


no. 5731, dalam Raehanul Bahraen, “Hadits
Mengenai Menyembuhkan Diare dengan
Minum Madu”, dari laman
https://muslimafiyah.com/hadits-
mengenai-menyembuhkan-diare-
dengan-minum-madu.html, diakses 16
Januari 2018.

[3] Dwi Murdaningsih, “Begini Cara Nabi


Muhammad Menyantap Madu”, dari laman
http://m.republika.co.id/berita/gaya-
hidup/info-sehat/11/12/31/lx27ak-begini-
cara-nabi-muhammad-menyantap-
madu, diakses 16 Januari 2018.

[4] Ibid.

[5] Ibid.

[6] Abbasali Purbafrani, Seyed Amirhosein


Ghazizade Hashemi, Saeed Bayyenat,
Habibolah Taghizade Moghaddam, dan
Masumeh Saeidi, The Benefits of Honey in
Holy Quran, (International Journal of
Pediatrics [Supplement 5], Vol.2, N.3-3,
Serial No.9, September 2014), hlm 72.

FACE BO O K

TWITTER

GOOGLE

PINTEREST

LEAVE A REPLY

Write your comment...

Name *

Email *

Website

P O S T C O M M E N T

Copyright © 2017 — Gana Islamika.

Anda mungkin juga menyukai