Anda di halaman 1dari 12

1

A. Latar Belakang

Hadis merupakan Sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an.


Rasulullah merupakan suri tauladan yang baik bagi seluruh alam. Pada-Nya
diberikan segala anugerah dari mulai mukjizat berupa Al-Qur’an, mukjizat
sebagai Rasul, dan pemegang otoritas tunggal dalam hadis. Kebanyakan
manusia tertipu dengan indahnya dunia yang bersifat sementara sehingga
melalaikan dua nikmat yang mulia. Yaitu nikmat sehat dan sempat.
Akibatnya, penyakitpun datang menimpa dan penyesalan datang setelahnya 1.
Hal tersebut sudah disampaikan Rasulullah saw dalam sabdanya,

‫نعمتان مغبون فيهما كثري من الناس الصحة والفرع‬


Artinya: Ada dua perkara yang sering dilupakan oleh manusia, yakni
nikmat kesehatan dan kesempatan (HR Bukhari).2
Berobat merupakan hal yang diperintahkan. Namun ada rambu-rambu
yang harus diperhatikan, yaitu tidak boleh berobat dengan sesuatu yang
haram. Allah menurunkan penyakit dan menyiapkan obatnya, baik obat yang
sudah dimodifikasi menjadi obat kimia maupun obat yang masih asli dari
alam, berupa herbal. Di dalam hadis, Rasul menjelaskan berbagai pengobatan
herbal melaui tanaman atau buah-buahan. Rasulullah saw bersabda:

‫برأ باذن اهلل عز وجل لكل داء دواء فاذا أصيب دواء الدء‬
Artinya: Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya, maka dia akan sembuh dengan seizin Allah swt (HR. Muslim).3

1
Abdul Basith Muhammad as-sayyid, Kitab Obat Hijau, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
Solo, 2014, h. 1
2
Abu Abdillah al-Bukhari, Shahih Bukhari, Kitab at-Tibb, bab 1, Darul Kutub Al-Ilmiyah,
Beirut, 1412 H, cet 1 h.15
3
Abi al-Husaini Muslim bin al Hujaj al-Qasyiri al-Nasaburi, Shahih Muslim, Dar al fikr h. 50
2

Menurut riwayat, sistem pengobatan yang dilakukan oleh Rasulullah


saw, meliputi tiga cara: 1) Pengobatan alamiah untuk kesehatan jasmani 2)
Pengobatan kerohanian dengan bacaan do’a dan pencerahan rohani 3)
kombinasi keduanya. Pada dasarnya pengobatan itu bukan hanya
dimaksudkan untuk orang-orang yang sakit. Bisa juga sebagai terapi untuk
menjaga keseimbangan antara kesehatan jasmani dan kesehatan rohani agar
tubuh lebih kuat.4
Salah satu pengobatan herbal yang disebutkan dalam hadis adalah
pengobatan yang dilakukan dengan kayu india atau lebih populernya dengan
sebutan kayu gaharu. Dalam bahasa arab secara harfiyah ada beberapa istilah
untuk menyebut nama gaharu diantaranya adalah Al’-uud, Al-Uluwwah, Al-
Qusth, Yalanjuj, Alanjuj, dan Al-kust. Gaharu adalah sejenis kayu aromatic
memiliki wangi yang khas sebagai wangi teraphy dan memiliki banyak
manfaat untuk kesehatan dan wewangian. 5
Berbicara tentang sejarah kayu gaharu, kayu ini sudah dikenal pada
zaman nabi Sulaiman as. Dimana kayu surga ini sudah biasa digunakan untuk
bingkisan kerajaan, karena dianggap sebagai barang berharga dan istimewa.
Kayu ini pernah dijadikan bingkisan kerajaan oleh Ratu Bilqis untuk Nabi
Sulaiman as.
Kayu gaharu asalnya memang dari India yang dibawa ke arab oleh
seorang pedagang dan kini telah mengalami persebaran sampai ke Indonesia.
Adapun perkenalan gaharu di Indonesia sekitar abad ke -12. Namun ada yang
melaporkan bahwa perdagangan produk gaharu di Indonesia pertama kali
terdaftar di abad kelima dan cina sebagai pembeli utama. Hal ini adanya
berupa perdagangan berupa tukar menukar (barter) antara masyarakat

4
Nunu el fasa, Sehat Tanpa Obat ala Rasulullah saw, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2014, h. 153

5
Ibnu Manzur, Lisan al-Arab,Beirut, Darul Fikri, 1386 H
3

Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat dengan para pedagang dari daratan
Cina, Kwang Tung6.
Kegunaan gaharu awalnya hanya terbatas sebagai pelengkap pada
upacara ritual keagamaan masyarakat hindu dan islam serta sebagai bahan
pengharum tubuh dan ruangan dengan cara dibakar (fumigasi). Namun
berbeda penggunaannya pada zaman sekarang, dikalangan masyarakat Timur
Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Mesir dan Obat gaharu banyak
diminati sebagai bahan pengaharum tubuh atau ruangan yang tahan lama.
Tidak heran jika kini aroma gaharu banyak digunakan sebagai aromaterapi di
spa-spa kelas atas. Bahkan karena wanginya mumi mesir pada zaman mesir
kuno juga diberi gaharu.
Selain di manfaatkan sebagai wewangian atau parfum masyarakat
diberbagai daerah telah memanfaatkan bagian dari tumbuhan penghasil
gaharu, seperti akar, daun, kulit, dan buah sebagai campuran ramuan obat
tradisional (jamu). Bahan tersebut digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit.
Sesuai dengan hadis nabi yang berbunyi,:

‫د اهلل عن ام قيس بنت‬00‫ عن عبي‬0,‫ري‬00‫ مسعت الزه‬:‫ال‬00‫ة ق‬00‫ا ابن عيين‬00‫ال اخربن‬00‫ل ق‬00‫دقة بن الفض‬00‫دثنا ص‬00‫ح‬

‫بعة‬00‫ه س‬00‫ان في‬00‫ ف‬,‫دي‬00‫ود اهلن‬00‫ود الع‬00‫ول عليكم هبذا الع‬00‫لم يق‬00‫ه وس‬00‫لى اهلل علي‬00‫يب ص‬00‫ مسعت لن‬:‫ال‬00‫ن ق‬00‫حمص‬
7
‫ يستعط به من العدرة ويلد به من ذات اجلنب‬:‫اشفية‬
Artinya: Dari Shadaqah bin al-Fadhi menyampaikan kepada kami dan
ibnu uyainah yang mengabarkan kepada kami dan mengatakan aku
mendengar dari az-Zuhri dari Ubaidullah, dari Ummu Qais binti Mihshan
bahwa Nabi bersabda: hendaklah kalian menggunakan kayu india ini karena
6
Hesti Dwi Setyaningrum dan Cahyo Saparinto, Panduan Lengkap Gaharu, penebar
swadaya, Jakarta, 2014, h.10.
7
Abu Abdillah al-Bukhari, Shahih Bukhari, Kitab at-Tibb, bab 1, Darul Kutub Al-Ilmiyah,
Beirut: 1412 H, cet 1 h.18.
4

didalamnya terdapat tujuh kesembuhan ia bisa digunakan bergurah untuk


mengobati sakit tenggorokan dan bisa digunakan untuk mengobati kembung.

Dalam hadis diatas bahwa gaharu dapat mengobati tujuh macam


kesembuhan diaataranya adalah sakit tenggorokan dan sakit kembung, hal ini
dapat dibuktikan bahwa gaharu dapat diolah menjadi berbagai produk salah
satunya adalah minyak atsiri (essential oil) sebagai bahan obat herbal untuk
stress, rematik, gangguan ginjal, sakit perut atau kembung, asma, hepatitis,
sirosis hati, pembengakakan liver dan limpa, sakit tenggorokan, dan bahan
antibiotik TBC.8
Minyak atsiri dapat digunakan sebagai aromaterapi. Minyak atsiri
yang dikandungnya disuling dari berbagai bagian tanaman, bunga tumbuhan
maupun pohon,9 masing-masing bagian mengandung sifat terapi yang
berlainan. Keuntungan dari aromaterapi dapat dinikmati dalam berbagai cara.
Salah satunya dengan media pijat dan kemungkinan mencampur minyak atsiri
sebagai upaya penyembuhan yang dapat digunakan.
Penelitian atau kajian yang mengintegrasikan antara analisis hadis
nabi berdasar pada disiplin ilmu hadis yang mengungkap kualitas hadis juga
maksudnya serta analisis saintifik masih jarang dilakukan. Karakteristik inilah
yang menarik peneliti di dalam penelitian ini melalui judul Kayu Gaharu
dalam Hadis Tinjauan Sains.

B. Rumusan Masalah
8
Hesti Dwi Setyaningrum dan Cahyo Saparinto, Panduan Lengkap Gaharu, penebar
swadaya, Jakarta, 2014, h.8-10.
9
Jan Balkam , Aromaterapi penuntun Praktis untuk Pijat Minyak Asiri dan Aroma, Dahara
Prize, Semarang, 2001, h.1-3.
5

Permasalahan merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat


pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabannya.10
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
pokok permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana Kualitas hadis tentang gaharu?
2. Bagaimana penjelasan hadis tentang gaharu dalam tinjauan sains?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana kualitas hadis tentang manfaat gaharu
untuk pengobatan seperti yang disampaikan oleh Nabi.
b. Untuk mengetahui bahwa gaharu memiliki manfaat yang luar biasa
bagi kesehatan, yakni pengobatan herbal yang dapat mengobati
berbagai macam penyakit diantaranya adalah sakit kembung dan sakit
tenggorokan. Dengan mengolah kayu gaharu menjadi berbagai produk
yang dapat digunakan untuk berbagai pengobatan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan penulisan skripsi ini adalah:
a. Secara akademis tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menambah
khazanah keilmuan tentang literatur, sehingga berguna untuk
pengetahuan dan bermanfaat bagi para pemikir dan praktisi yang haus
akan pengetahuan.
b. Penelitian juga bermanfaat untuk mengetahui hikmah, rahasia, serta
manfaat dibalik sunnah nabi tentang kayu gaharu.
c. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan bagi para
teoritis, praktisi dan aktivis Islam pada umumnya termasuk juga

10
Jujun S. Suria Sumatri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Cet. 7, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 1993, h. 312.
6

civitas, akademika Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN


Walisongo Semarang.
d. Bagi peneliti, untuk menyelesaikan studi strata satu (S-1) dalam bidang
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN
Walisongo Semarang.
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka adalah mendeskripsikan dan mengkaji buku-buku,
karya-karya, pikiran-pikiran, dan penulis-penulis terdahulu terkait dengan
pembahasaan skripsi sehingga akan terlihat kesenimbangunan antara
penelitian-penelitian sebelumnya, disamping itu juga agar dapat memastikan
tidak adanya suatu duplikasi11
Pertama, Jurnal dengan judul Ekstrak Minyak Atsiri dari Gaharu
(Aquilaria Malaccensis) dengan menggunakan metode Microwave
Hydrodistillation dan Soxhlet Extraction oleh Isabel Triesty dan Mahfud.
Penelitian diatas membahas ekstraksi minyak atsiri dari gaharu dengan
metode ekstraksi konvensional soxhlet extraction dan hydrodistillation
dengan bantuan pemanas microwave atau dikenal dengan sebutan microwave
hydrodistillation serta membandingkan pengaruh dari penggunaan kedua
metode tersebut.

Kedua, Jurnal dengan judul Pertumbuhan Tanaman gaharu (Aquilaria


sp) Di Desa Giri Agung Kecamatan Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara
Provinsi Kalimantan Timur oleh Datu Bandar Pramana, Jumani, dan Heni
Emawati. Hasil penelitian tersebut membahas pertumbuhan tanaman gaharu
baik diameter dan tinggi tanaman yang berada di lokasi tersebut dilihat dari
iklim sudah sesuai tetapi untuk pertumbuhan secara optimal dan perlu
perawatan agar terbebas dari gulma

11
Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo ,Semarang, 2007,h. 34-
35.
7

Ketiga, Jurnal dengan judul Efek Sedativa dan Kebugaran The Celup
Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis L) karya Muhammad Totong
Kamaluddin, dkk. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa Daun Gaharu
(Aquilaria Malaccensis L) sejak lama telah digunakan masyarakat kabupaten
Bangka Tengah untuk menangkal keletihan akibat gangguan tidur ringan.
Minuman yang diramu dari daun gaharu yang diiris-iris lalu dijemur sebentar
kemudian disedu air hangat ternyata berkhasiat untuk menimbulkan rasa
kantuk dan setelah bangun dari terlelap sejenak maka tubuh akan menjadi
lebih segar.

Keempat, Jurnal dengan judul Teh Gaharu Bukan Sembarang Teh


Produksi KTH Gaharu Harapan 1 karya Harowansa Edi Admaja Penyuluh
Kehutanan Kab. Bangka Tengah. Dalam Jurnal tersebut dijelaskan daun
gaharu sebagai bahan minuman (teh) sangat tepat karena daun gaharu
mengandung bahan yang sangat bermanfaat bagi tubuh terutama mengandung
antioksidan yang tinggi, menurunkan kadar gula, menjaga kualitas tidur,
meningkatkan vitalitas dan mencegah penyakit degeneratif.

Kelima, Jurnal dengan judul Pembuatan Teh Dari Daun Gaharu Jenis
Gyrinops versteegii karya Taufik Samsuri dan Herdiyana Fitriani Dosen
Program Studi Pendidikan Biologi IKIP Mataram. Dalam jurnal tersebut
dijelaskan bahwa teh daun gaharu dapat dipercaya memiliki khasiat bagi
peminumnya. Teh daun gaharu biasanya dibuat dari daun atau pucuk muda
pohon gaharu yang belum diinokulasi. Sedangkan pembuatan teh daun gaharu
dari pohon yang telah dioptimalisasi pemanfaataan daun gaharu yang telah
diinokulasi sebagai bahan pembuat teh. Sehingga dapat menghasilkan teh
daun gaharu dengan mutu yang baik tanpa kehilangan aroma, rasa, dan
manfaatnya.
8

Sejauh penulis meneliti berbagai jurnal diatas yang didalamnya


membahas pertumbuhan pohon gaharu, manfaat teh daun gaharu bagi
kesehatan penulis belum menemukan karya lain secara detail mengenai hadis
tentang kayu gaharu dilihiat dari kualitas sanad dan matan dan hubungannya
dalam tinjauan sains.

E. Metodo Penelitian
Agar penelitian ini dapat mencapai tujuannya dengan tetap mengacu
pada standar keilmiahan sebuah karya akademis, maka diperlukan suatu
metode yang sesuai dengan obyek yang dikaji, karena metode itu sendiri
berfungsi sebagai pedoman mengerjakan sesuatu agar dapat menghasilkan
sesuatu dan memperoleh hasil yang memuaskan dan maksimal. Metode
penelitian adalah serangkaian tata cara tertentu yang diatur dan ditentukan
berdasarkan kaidah ilmiah dalam menyelanggarakan suatu penelitian dalam
koridor keilmuan tertentu yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.12 Dalam hal ini peneliti memggunakan metode-metode sebagai
berikut:
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
Kualitatif, dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Library
research adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan
penelitiannya.13 Ia merupakan suatu penelitian yang memanfaatkan sumber
perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Metode penelitian
kepustakaan ini dimaksudkan untuk menggali teori-teori dan konsep yang
telah dibahas atau ditemukan oleh para peneliti terdahulu.

12
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitataif Untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, cet.3, 2012), h. 2.
13
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, h. 3.
9

Dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka).


Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan
mengapa dan bagaimana suatu fenomena itu terjadi. Untuk itu peneliti
dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga
dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang
terkandung dalam data, penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami,
sebagai sumber data langsung dan peneliti sebagi instrumen kunci14
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan tematik (maudu’i) yaitu menelusuri hadis berdasarkan
tema tertentu.15 Mustafa muslim berkata bahwa yang dimaksud
maudhu’I adalah meletakkan sesuatu pada suatu tempat sehingga yang
dimaksud metode maudhu’I adalah mengumpulkan ayat-ayat yang
bertebaran dalam al-Qur’an atau hadis-hadis dalam kitab-kitab hadis
yang terkait dengan topic tertentu atau tujuan tertentu kemudian
disusun sesuai dengan sebab-sebab munculnya dan pemahamannya
dengan penjelasan, pengkajian dan penafsiran dalam masalah tertentu
tersebut.
Dalam hal ini tema yang dimaksud adalah hadis tentang kayu
gaharu maka penulis mengutamakan metode takhrij hadis yakni
menentukan sumber asli hadis yang diriwayatkan berserta sanadnya,
kemudian mengumpulkan data ysng menjelaskan nilai hadis tersebut.
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan dua bentuk
sumber data yang akan dijadikan penulis sebagai pusat informasi
pendukung data di dalam penelitian. Sumber data tersebut adalah
sumber data primer dan sumber data sekunder16:
14
Masrukhin, Metodologi penelitian kualitatif, media ilmu press, kudus, 2015, h.7-8
15
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Bulan Bintang, Jakarta, 1992, h. 49
16
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, h.
88
10

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data
diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam
data, yaitu data primer dan data sukender.
a. Sumber Data Primer
Sumber data Primer adalah suatu data yang diperoleh dari
sumbernya yang asli17. Dalam Penelitian ini, data primer yang
digunakan peneliti adalah al-kutub al-sittah dan syarh-nya. Dalam hal
ini tentu penulis menggunakan alat kitab-kitab takhrij seperti al-
Mu’jam al-Mufahras li alfaz al hadis dan aplikasi pelacak hadis digital,
yang dalam hal ini penulis menggunakan aplikasi Jawami’ Al-Kalem
sebagai alat penunjang dalam proses takhrij yang dilakukan dalam
penelitian ini. Kemudian penulis mengumpulkan hadis-hadis secara
tematik dari kitab tersebit terkait dengan kayu gaharu dalam hadis.
a. Sumber Data Sekunder
Kemudian untuk mengolah data primer dan mempertajam
analisis, penulis menggunakan juga data-data sekunder, yaitu berupa
buku, artikel, karya tulis ilmiah, kitab-kitab syarah hadis, Ensiklopedia
al-Qur’an dan Hadis, buku-buku sains yang berhubungan dengan
masalah yang penulis bahas.
3. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah kegiatan untuk memanfaatkan data
sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran dan ketidakbenaran. 18
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan beberapa metode,
yaitu sebagai berikut:
a. Metode Takhrij

17
M. Iqbal Hasan. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia
Indonesia, 2001, h. 82.
18
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Rineka Cipta, 1991, h. 106.
11

Metode Takhrij yaitu penelitian dan penelusuran hadis pada


berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan
dengan judul yang diangkat, yang didalam sumber itu
dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadis yang
bersangkutan untuk mengetahui kualitas hadis itu shahih atau
tidaknya.
b. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kualitatif yaitu analisis yang lebih banyak
menggambarkan fakta sebagaimana adanya yaitu menuturkan atau
menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variable,
dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan
menyajikan apa adanya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan proses penelitian ini, agar masalah yang diteliti
dapat dianalisa secara tajam, maka penulisan penelitian ini mengikuti
sistematika sebagai berikut:
Bab pertama, adalah pendahuluan, berisikan argumentasi sekitar
pentingnya penelitian, bagian ini mencakup latar belakang masalah, umtuk
memberikan penjelasan secara akademik mengapa penelitian ini perlu
dilakukan dan apa yang melatarbelakangi penelitian ini. Kemudian rumusan
masalah, yang dimaksudkan untuk mempertegas masalah yang akan diteliti
agar lebih terfokus. Setelah itu dilanjutkan dengan tujuan manfaat penelitian
untuk menjelaskan penelitian ini, sedang metode penelitian, dimaksudkan
untuk menjelaskan bagaimana cara dan langkah-langkah yang akan dilakukan
penulis dalam penelitian ini dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua, berisi tinjaun umum tentang pengertian kayu gaharu,
morfologi kayu gaharu, kandungan kayu gaharu, manfaat kayu gaharu,
12

Metode kritik sanad dan matan hadis, serta memahami hadis pendekatan
sains.
Bab Ketiga, mencakup mengenai hadis-hadis tentang kayu gaharu,
takhrij hadis dengan melihat kualitas sanad dan matan hadis serta melihat
berbagai pandangan para ulama mengenai hadis tentang kayu gaharu.
Bab Keempat, analisis dan pembahasaan hasil penelitian yaitu
pemaparaan khusus yang menjelaskan jawaban dari rumusan masalah dalam
penelitian. Di dalam penelitian ini akan dijelaskan pertama, menjelaskan
kualiatas hadis kayu gaharu . kedua, menjelaskan penjelasaan kayu gaharu
dan relevansinya dengan tinjauan sains.
Bab Kelima, merupakan akhir dari proses penelitian atas hasil
penelitian yang berpijak pada bab-bab sebelumnya dan kemudian diikuti
dengan saran maupun kririk yang relevan dengan objek penelitian.Yang
terakhir penulis memaparkan daftar kepustakaan.

Anda mungkin juga menyukai