Anda di halaman 1dari 5

REVIEW JURNAL

Judul : Herbal Tradisi Timur Tengah Untuk Thibbun Nabawi Wabah Dan Covid-19 Dalam
Karya Imam As-Suyuthi Serta Al-Hafiz Adz-Dzahabi

Journal homepage : https://prosiding.islamicmedicine.or.id/index.php/ijicm/issue/view/1

Volume & Halaman : Volume 1 No. 1, Hal. 53-62

Tahun : Agustus 2022

Penulis : Yuhansyah Nurfauzi

Reviewer : Andalusia Mutiara Admar ( 2302022002)

Tanggal : 19 Mei 2023

ABSTRAK
Jurnal yang berjudul “Herbal Tradisi Timur Tengah Untuk Thibbun Nabawi Wabah Dan Covid-
19 Dalam Karya Imam As-Suyuthi Serta Al-Hafiz Adz-Dzahabi” merupakan suatu review literatur yang
didapatkan penulis dari beberapa literatur.

Pada abstrak jurnal ini penulis ingin menghubungkan antara bahan-bahan alami dari Timur
Tengah yang tercantum dalam kitab-kitab thibbun nabawi yang memiliki indikasi farmakologi yang
sama dengan penelitian farmakologi saat ini dan dihubungkan dengan kondisi wabah yang terjadi
baru-baru ini yaitu COVID-19.

Kitab-kitab yang akan dibahas oleh penulis adalah thibbun nabawi karya Imam As-Suyuthi
dan Al Hafiz Adz-Dzahabi karena di dalamnya membahas mengenai wabah, pencegahan,
penanganan, cara mengatasi gejala-gejala yang muncul serta gejala sisa setelah penyakit mereda.

Kekhususan bahan herbal yang akan dibahas karena ada pada kitab-kitab tersebut yaitu
Qusthul Hindi, Qusthul Bahri, bunga Viola odorata, Siwak (Salvadora persica), dan Kemenyan Arab,
dimana bahan-bahan tersebut juga sudah banyak diteliti dan banyak jurnalnya saat ini.

PENDAHULUAN
Alasan penulis membuat jurnal ini dikarenakan terjadinya wabah COVID-19 telah membuat
para ahli dibidang kesehatan diseluruh dunia mencari solusi untuk penanganannya. Termasuk mulai
melirik literatur klasik thibbun nabawi yang banyak membahas mengenai wabah-wabah yang pernah
terjadi di masa lampau. Ada 2 kitab yang masih jarang ditelaah tetapi selama masa pandemik dilirik
karena banyak membahas mengenai berbagai macam obat-obat herbal dari Timur Tengah untuk
kondisi wabah. Kitab tersebut adalah Al-Manhaj As-Sawi wa Al-Manhal Ar-Rawi fi Ath-Thibb An-
Nabawi yang ditulis oleh Imam As-Suyuthi dan kitab kedua berjudul At-Thibbun Nabawi yang ditulis
oleh Al-Hafiz Adz-Dzahabi. Disini penulis ingin menelaah lebih dalam tentang kedua kitab tersebut
dikarenakan kedua kitab thibbun nabawi ini terdapat kesesuaian indikasi farmakologinya dengan
jurnal penelitian yang baru beredar saat ini.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan google scholer pada laman
pencariannya dengan kata kunci yang digunakan adalah: herbal thibbun nabawi; COVID-19; bahan
obat alami; pengobatan untuk wabah. Kemudian Analisa dan pembahasan dibuat dengan
membandingkan antara kitab thibbun nabawi dengan hasil penelitian kefarmasian yang ada saat ini
dengan kondisi wabah COVID-19 dan di analisis secara deskriptif.

HASIL
Ditemukan 5 bahan herbal yang biasa digunakkan di Timur Tengah yang berkorelasi dengan
kondisi wabah COVID-19 saat ini maupun kondisi wabah di masa lalu seperti wabah thaun . dimana
terlihat ada kesamaan gejala-gejala penyakitnya antara masa sekarang dengan masa lalu. Kelima
bahan herbal tersebut yaitu Qusthul Hindi, Qusthul Bahri, bunga Viola odorata, Siwak (Salvadora
persica), dan Kemenyan Arab.

PEMBAHASAN
A. Qusthul Hindi dan Qusthul Bahri
Qusthul Hindi dan Qusthul Bahri ini berasal dari Asia Selatan, tetapi banyak negara
yang biasa menggunakannya seperti Arab, Cina dan Timur Tengah. Saat ini Cina pun sudah
membudidayakannya dan mengeksport ke negara-negara muslim di wilayah ASEAN.
Bahan ini telah disebutkan dalam hadis nabi yaitu :

‫س‬ ٍ ‫ي ع َْن ُعبَ ْي ِد هَّللا ِ ع َْن ُأ ِّم قَ ْي‬ ُّ ‫ت‬


َّ ‫الز ْه ِر‬ ُ ‫ص َدقَةُ ب ُْن ْالفَضْ ِل َأ ْخبَ َرنَا اب ُْن ُعيَ ْينَةَ قَا َل َس ِم ْع‬ َ ‫َح َّدثَنَا‬
ِّ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل َعلَ ْي ُك ْم بِهَ َذا ْالعُو ِد ْال ِه ْن ِد‬
‫ي فَ ِإ َّن‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ت النَّب‬
ُ ‫ت َس ِم ْع‬ْ َ‫ص ٍن قَال‬ َ ْ‫ت ِمح‬ ِ ‫بِ ْن‬
‫ص لَّى‬ َ ‫ت َعلَى النَّبِ ِّي‬ ُ ‫ب َو َد َخ ْل‬
ِ ‫ت ْال َج ْن‬ ِ ‫فِي ِه َس ْب َعةَ َأ ْشفِيَ ٍة يُ ْستَ َعطُ بِ ِه ِم ْن ْال ُع ْذ َر ِة َويُلَ ُّد بِ ِه ِم ْن َذا‬
‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِا ْب ٍن لِي لَ ْم يَْأ ُكلْ الطَّ َعا َم فَبَا َل َعلَ ْي ِه فَ َدعَا بِ َما ٍء فَ َرشَّ َعلَ ْي ِه‬
Telah diceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadl telah mengabarkan kepada kami Ibnu
'Uyainah dia berkata; saya mendengar Az Zuhri dari 'Ubaidullah dari Ummu Qais binti
Mihshan berkata; saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Gunakanlah
dahan kayu India, karena didalamnya terdapat tujuh macam penyembuh, dan dapat
menghilangkan penyakit (racun) di antaranya adalah radang penyakit paru.' Ibnu Sam'an
berkata dalam haditsnya; "Karena sesungguhnya padanya terdapat obat dari tujuh macam
jenis penyakit, di antaranya adalah radang penyakit paru (dada)." Lalu aku menemui Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam sambil membawa bayiku yang belum makan makanan, lalu
bayiku mengencingi beliau, maka beliau meminta air dan memercikinya" 2.
Qusthul Hindi memiliki nama latin Saussurea lappa atau Saussurea costus. Sesuai
dengan Namanya, herbal ini berasal dari Himalaya dan ketersediaannnya terbatas sehingga
Qusthul Hindi yang beredar saat ini kebanyakan berasal dari Cina maupun Saudi Arabia.
Sedangkan Qusthul Bahri pada jurnal ini masih terdapat perdebatan ada yang menyatakan
kedua bahan tersebut adalah sama atau berbeda, namun penulis mengacu pada kitab Al-
Manhaj As-Sawi wa Al-Manhal Ar-Rawi fi Ath-Thibb An-Nabawi yang ditulis oleh Imam As-
Suyuthi mengatakan bahwa ke duanya adalah herbal yang berbeda dimana Qusthul Bahri
warnanya terang/ agakputih (Al-Abayadh), sifatnya tidak terlalu panas, rasa dan aromanya
‘manis’ daripada Qushnul Hindi. Sedangkan Qustnul Hindi warnanya lebih gelap dan sifatnya
lebih panas ketimbang Qusthul Bahri. Kesamaan dari keduanya bahwa yang dimanfaatkan
dari bagian tanamannya adalah akarnya yang keras yang bentuknya seperti kayu.
Pada jurnal ini juga dikatakan manfaat dari ke 2 bahan ini mirip yaitu dapat
mengobati dzatul janbi atau pleurisy dengan gejala nyeri daerah pinggang dan dada,
kelelahan kronis yang mirip seperti gejala post COVID-19. Seperti tercantum pada hadis nabi
“Nabi Muhammad SAW memerintahkan kita untuk mengobati penyakit dzatul janbi dengan
Qusthul Bahri dan minyak zaitun.” (Hadits hasan sahih riwayat Imam Tirmidzi) 1. Herbal ini
juga dapat mengobati radang paru, menghilangkan lendir yang berlebihan, meredakan pilek,
demam, radang paru-paru, amandel dan mengobati penyakit yang muncul akibat racun.
Penulispun membandingkan dengan penelitian pada kedua bahan ini dari jurnal
ilmiah yang sudah dipublikasikan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. Seperti penelitian
Othman dari Saudi Arabia (2012-2013) ditemukan Qusthul Bahri dapat menghambat bakteri
yang masuk melalui saluran pernafasan, penelitiannyapun dilanjutkan 2014 dan ditemukan
bahwa Qusthul Bahri dapat menghambat infeksi oportunistik saluran pernafasan akibat
infeksi bakteri dan jamur. Tahun 2019 peneliti asal korea Kim dan Choi meneliti senyawa
Costunolide dari Qusthul Bahri dengan uji melalui hewan coba mencit didapatkan hasil
bahwa bahan tersebut dapat mengobati radang selaput paru-paru/ pleurisy.

B. Bunga Violet (Viola odorata)


Penulis memberikan informasi bahwa pada masa sekarang ini bunga violet ini sudah
diteliti oleh peneliti dari Iran dan juga dapat dibuat dalam bentuk sirup sehingga dapat
diberikan pada orang-orang yang sulit menelan maupun anak-anak terutama yang terkena
COVID varian Omicron. Selain itu peneliti kedokteran dan farmasi dari Universitas Teheran
yang bekerjasama dengan RS Az-Zahra di Asfahan juga meneliti efektifitas dari bunga violet
ini untuk menyembuhkan COVID-19. Khasiatnya sudah disebutkan dalam Kitab Ma Rawahu
al-Waun fi Akhbar ath-Thaun, Imam as-Suyuthi dituliskan bahwa Ibnu Hajar berkata,
pendapat yang paling terkenal dari asy-Syafi’i adalah pernyataan yang disampaikan oleh Ibnu
Abi Hatim dan yang lainnya, yaitu obat yang paling berkhasiat untuk wabah adalah al-
Banafsaj (bunga Viola odorata), baik dibuat minyak untuk dioles maupun dijadikan minuman.

C. Siwak
Kayu siwak disebut juga dengan kayu arak (Salvadora persica), dalam bahasa Arab
dikenal beberapa nama seperti khamt, Syjr,’arak dan khardal 3. Bagian yang diambil adalah
batang dan akarnya, bentuknya berserat lembut sehingga dapat dikunyah.
Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan kita untuk menjaga kebersihan diri,
salah satunya adalah dengan bersiwak, hal ini juga terdapat dalam hadis Bukhari 3:
Keutamaan siwak juga terdapat dalam beberapa hadis, diantaranya dalam hadis
sahih Bukhari nomor 877: َ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
“Seandainya tidak memberatkan umatku—atau tidak memberatkan manusia—, aku pasti
memerintahkan mereka untuk bersiwak bersamaan dengan setiap kali shalat.” (Muttafaqun
‘alaih) [HR. Bukhari, no. 887] 3
Terkait dengan pandewi COVID-19 beberapa peneliti seperti dari India menemukan
bahwa siwak dapat meredam munculnya gejala COVID-19 walaupun sudah terpapar.
Sedangkan peneliti Mesir menemukan bahwa kayu siwak memiliki efek menghambat virus
penyebab COVID-19 dan juga memiliki efek anti inflamasi. Selain itu kayu siwak juga dapat
mengurangi lendir dahak,karena terdapat kandungan minyak atsiri dan beberapa flavonoid.
Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh al-Lafi dan Ababneh (1995) ditemukan
siwak memiliki mineral-mineral alami yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
terutama staphylococcus aureus, mengikis plak karena mengandung tiosianat , cegah gigi
berlubang dan menjaga gusi 3.

D . Kemenyan Arab

Kemenyan Arab nama lainnya adalah Luban asalnya dari tanaman Boswelia cerata
dan hanya tumbuh di Timur Tengah. Bagian yang diambil adalah getahnya/resin dan biasanya
digunakan dengan cara fumigant (zat yang dapat mengasapi udara) dibakar menggunakan
bukhur atau berbentuk dupa. Kemenyan Arab ini memiliki aroma yang unik dan menurut
Ibnu Al-Wardi dalam kitabnya Al-Maqamah Al-Wardiyah dan juga Ibnu Al-Wardi dimana
tahun 749 Hijriah terjadilah pandemi yang panjang dan kelam dan Kemenyan Arab ini
digunakan untuk mengasapi rumah karena dipercaya dapat memperbaiki imunitas tubuh dan
memiliki efek menenangkan. Pada kitab pengobatan Nabawi ((Thibb An-Nabawi) seperti oleh
Al Hafidz Adz-Dzahabi disebutkan secara khusus penggunaannya.

Penelitian-penelitian masa sekarang tentang Kemenyan Arab ini pun sudah dilakukan
seperti oleh Nikhat dan Fazil di tahun 2020 mengkaji bahan-bahan yang ada di dalam
Kemenyan Arab, penelitian lainnya dari tahun 2021, Iranzadsl menyatakan bahwa Kemenyan
Arab dapat menekan penyebaran virus Influenza H1N1.

KESIMPULAN
Terdapat beberapa bahan herbal yang berasal dari Timur Tengah yang ternyata sangat
membantu dalam percepatan pemulihan COVIT-19 dimasa pandemi kemarin. Beberapa bahan
tersebut yaitu, terdapat dalam kitab At-Thibbun Nabawi seperti Qusthul Hindi, Qusthul Bahri,
bunga Viola odorata, Siwak (Salvadora persica), dan Kemenyan Arab. Bahan-bahan tersebut selain
sudah diteliti masa lalu seperti yang tertera pada kitab At-Thibbun Nabawi juga semakin diteliti
kembali pada masa sekarang ini terutama di masa pandemi COVID-19. Bahan-bahan herbal
tersebut tidak hanya berguna untuk mengobati gejala-gejala yang muncul tetapi juga dapat
menjadi bahan-bahan herbal yang bersifat kuratif dan preventif.

KEKUATAN
1. Teori dan model analisis yang digunakan sangat tepat
2. Abstrak yang digunakan cukup menyeluruh
3. Penulis dapat membuatkan perbandingan bahan-bahan herbal yang disebutkan diatas dari
masa lalu ke masa kini sehingga dapat lebih memudahkan memahami isi jurnal.
4. Terdapat hadis-hadis yang menguatkan tentang manfaat dari bahan-bahan herbal tersebut
5. Pemakaian Bahasa yang digunakan oleh penulis cukup lugas dan mudah dipahami pembaca

KELEMAHAN
Kesimpulan dibuat dengan sangat singkat sehingga kurang mewakili keseluruhan isi jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hadits.id. Hadits Bukhari No. 5260 | Assa'uth dengan qusthul hindi dan qusthul bahri :
Assa'uth dengan qusthul hindi dan qusthul bahri. Diakses pada 19 Mei 2023, dari
https;//www.hadits.id/hadis/bukhari/5260
2. Kemdibud.go.id. BERSIWAK DALAM Q.S. SABÂ:16 DAN HADIS BUKHARI NO 887 PERSPEKTIF
TAFSIR ILMI. Diakses pada 19 Mei 2023, dari
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?artic
3. Junnifar, A. and Tresnasari, E. (2021) ‘Bersiwak Dalam Q.S. Sabâ:16 Dan Hadis Bukhari No
887Perspektif Tafsir Ilmi’, (887), pp. 76–99. Available at: https://ojs.stiudarulhikmah.ac.id/.

Anda mungkin juga menyukai