Anda di halaman 1dari 25

BAB II.

TEORI BEKAM
(AL- HIJAMAH )

BERSAMA:
USTADZ SHOLIHIN
IBNU SAMURA
TRINER NASIONAL
PERSATUAN BEKAM INDONESIA
SEJARAH BEKAM
 Bekam berasal dari bahasa melayu
 Dalam bahasa jawa disebut cantuk atau kop

 Dalam sumbawa disebut Tangkik atau Batangkik

 Dalam bahasa Arab disebut Hijamah

 Dalam bahasa inggris disebut Blood Cuppingatau


Cupping Therapy
 Hijamah ini sudah dikenal sejak jaman dulu jaman
kerajaan Sumeria ( 2500 SM ), dan terus berkembang
sampai Babilonia, Mesir, Saba, dan Persia
 pada jaman Rosulullah beliau menggunakan Kaca
berupa Cawan atau mangkuk tinggi
 Pada jaman China kuno mereka menyebut Hijamah
sebagai “Perawatan Tanduk” karna tanduk menggantikan
kaca
 Pada abad ke 18 (abad ke 13 Hijriyah ) orang orang
Eropa menggunkan Lintah sebagai alat untuk Hijamah
HIJAMAH DIKENAL DAN
BERKEMBANG DI INDONESIA

Tidak ada catatan resmi mengenai kapan metode ini masuk


keindonesia diduga kuat hijamah masuk dan dikenal diindonesia
seiring hadirnya Agama Islam dinusantara

Metode ini dulu banyak dipraktekan oleh para kiyai dan santri yang
mempelajarinya dari kitab Kuning dengan tekhnik yang sangat
sederhana
ORGANISASI YANG MENAUNGI
PEMBEKAM DI INDONESIA

Berdasarkan keputusan mentri kesehatan No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang


pengobatan tradisional dan SURAT DIRJEN BINA KESMAS (AN MENKES )
NO.BM.01.02.1.6.553 TGL 6 FEBRUARI 2006 PERIHAL ASOSIASI
PENGOBATAN/ PRAKTISI PENGOBATAN TRADISIONAL
(ALTERNATIF ) SEBAGAI MITRA DEPKES RI

Hanya perkumpulan bekam indonesia (PBI) yang resmi menjadi mitra Depkes
RI

Perkumpulan Bekam Indonesia dikukuhkan pada bulan Juni Tahun 2015


( yang sebelumnya ABI didirikan Feb 2006 )
DEFENISI HIJAMAH
Secara bahasa
Hijamah berasal dari kata hajama, yahjumu, hajman yang
artinya mencegah, menyedot, memalingkan

Secara istilah
Hijamah adalah pengeluaran darah dari permukaan kulit
dengan jalan penghisapan kemudian perlukaan ringan pada
kulit bagian luar kemudian penghisapan kembali sehingga
darah keluar
KEUTAMAAN BEKAM

‫عن ابن مسعد قل َح ّد َث رسول اﷲ صیل اﷲ عليه وسمل * َع ۡن‬


‫لَ ۡيلَ ٍۃ ُارۡس ِ َي ِب ِه َان َّ ُه لَ ۡم ي َ ُم ۡرعَ َل َماَل ِ ِم َن الۡ َماَل ِء َك ِۃ ِااَّل َا َم ُر ۡو ُه َا ۡن ُم ۡر ُا َّمتَ َك‬
‫اِب ِحل َجا َم ِۃ‬
Dari Ibnu mas’ud dia berkata “Rosulullah pernah
bercerita tentang malam saat beliau di Isro’kan,
bahwa beliau tidak melewati sekumpulan malaikat
melainkan mereka memerintahkannya, perintahkan
agar ummatmu berbekam (shohihul Jami’ : 57671)
‫َع ْن ا ْب ِن َع َّب ٍاس َريِض َ اهَّلل ُ َعهْن ُ َما قَا َل‬
‫نيب صیّل اﷲ علي ِه وسمّل‬ ّ ‫عن أل‬
‫ال ِ ّش َفا ُء يِف ثَاَل ثَ ٍة رَش ْ ب َ ِة َع َس ٍل َورَش ْ َط ِة ِم ْح َج ٍم َو َك َّي ِة اَن ٍر َوَأهْن َى‬
‫يَك‬ ْ
ّ ِ ‫ِ ُأ َّميِت َع ْن‬
‫ال‬
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dia berkata Rosulullah
Bersabda; “Terapi pengobatan itu ada tiga cara, yaitu minum madu,
torehan bekam dan kay (menempelkan besi panas pada daerah yang
terluka), sedangkan aku melarang ummatku berobat dengan kay.
( ditakhrij imam Ahmad 4742, imam bukhori 5359, imam muslim 2205)
HUKUM MEMPELAJARI
ILMU BEKAM

Imam Al- Ghojali berpendapat yang dinukilkan dalam kitab


Taysirul Fiqih lil Muslimil Mu’ashir oleh Dr Yusuf Qordhawi
pada Hal. 235-236 menyebutkan:

“ Al- Hijamah adalah termasuk fardhu kifayah.


Jika disuatu wilayah tidak ada seorang yang
mempelajarinya, maka semua penduduknya akan
berdosa, namun jika ada salah seorang yang
melaksanakannya serta memadai, maka gugurlah
kewajiban yang lain.”
PENETAPAN WAKTU
BERBEKAM
Dari Ibnu Umar berkata:
Aku mendengar Rosulullah bersabda: “Hijamah sebelum makan
pagi paling ideal karna dapat menguatkan akal dan hafalan serta
memudahkan orang menghafal untuk menghafal, barang siapa
yang ingin meminta hijamah, maka memintalah pada hari kamis
atas nama Allah, dan hindarilah hijamah pada hari Jum’at, sabtu
dan ahad, dan mintalah hijamah pad hari senin dan selala, dan
hindarilah hijamah pada hari Rabu, karna hari Rabu merupakan
hari tatkala nabi Ayub ditimpa penyakit, dan tidak muncul
penyakit lepra dan kusta melainkan pada hari Rabu atau malam
Rabu.
(dihasankan oleh Al-Albany: Bab 766,2/265)
(didhoifkan dalam kitab Misykatul mashabih)
Dari Ibnu Abbas r a. Rasulullah bersabda:
 “ Sebaik-baik kalian melakukan bekam adalah
pada hari ke 17, 19 dan 21.” (HR.Tirmidzi)

Dari Anas r.a. Rasulullah SAW bersabda :


“ Bahwasannya Rasulullah SAW melakukan bekam di
akhda’ain dan di al kahilnya pada hari ke 17, 19, dan 21.
(H.R. Ahmad, Tirmidzi)

Ibnul Qoyyim berkata :


”Berbekam pada paruh kedua satu bulan hingga pekan
ketiga dari tiap bulan, lebih bermanfaat dari pada
berbekam pada awal bulan atau akhir bulan
KESIMPULAN
1. Dengan kedudukan hadits menghindari Hijamah pada hari rabu dan hari
hari lainnya yang hasankan syaikh Al- Albany, pendekatan hukumnya
Laisa liot-tahri bukam dalam kapasitas pengharaman

2. Hari dan tanggal mengenai penetapan waktu hijamah, termasuk dalam


kategori Afdhaliyyatul –waqt (keutamaan waktu)

3. Boleh meminta dan melakukan Hijamah pada hari, tanggal dan jam
berapapun dan kapanpun, tanpa ada batasan, kapanpun anda
memerlukan hijamah, apalagi dalam keadaan sakit, maka mintalah
hijamah, seperti yang dilakukan imam Ahmad.

4. Bekam yang paling baik dilakukan adalah pada jam dua dan jam 3 siang,
tidak boleh melakukannya setelah melakukan hubungan intim, atau
sehabis kerja berat lainnya

5. Penghijamah yang sudah memiliki tempat praktik hijamah, boleh memilih


hari kapanpun sebagai hari libur dalam satu minggu
BEKAM DAN PUASA
Dalam buku ajar PBI terdapat dua hadits yang Kontropersi
Namun disimpulkan bahwa hadits yang menyatakan
pembekam dan yang dibekam membatalkan puasa
hukumnya MANSUUKH atau terhapus dan tidak berlaku

UPAH PEMBEKAM
Sehubungan dengan upah bekam yang diterima pembekam,
ada beberapa hadits yang intinya dua macam
1. Menggolongkan upah bekam sebagai sesuatu penghasilan
yang buruk atau istilah lain KHABIITS
2. Rosulullah memberikan Upah bekam kepada orang yang
membekam beliau sebanyak 3 sha’ bahan makanan
ADAB DAN ETIKA
SEORANG PEMBEKAM

‫عن َج ِّد ِه َا َّن َرسول اﷲ‬ ۡ ‫يب عن ابِي ِه‬ ٍ ‫عن مَع ۡ ِرو ِبن ُش َع‬
‫ َم ۡن تَ َطبَّ َب َواَل يُ ۡعمَل ُ ِمنۡ ُه ِط ٌّب‬:‫اﷲعلي ِه وسمَّل قل‬ِ ‫ص َّل‬
‫فَه َُو ضَ ا ِم ٌن‬
Dari amr bin Syu’aib, dari Ayahnya, dari kakeknya, bahwa
Rosulullah Sholollahu ‘alaihi wasalam bersabda “Barangsiapa
mengobatai padahal ia tidak memiliki ilmu pengobatan, maka
ia harus bertanggung jawab” (ditakhrij Abu Daud no.4586, An-
Nasa’I no. 4830, Ibnu Majah, No. 3466, Dihasankan Al- Albany)
Pada dasarnya ada 3 prinsip yang harus
dimiliki oleh setiap terafis Ath-Thibun Nabawi
diantaranya:

1. Baik Hati dan tidak mencari kekayaan


pribadi
2. Tulus dan ikhlas dalam menolong
3. Mempunyai keberanian dan keyakinan
yang tinggi
Seorang terafis Thibun Nabawi harus meneladani Akhlak
Rosulullah sholollahu ‘alaihi wasalam
Maka seorang terafis harus memiliki adab dan sikap
Sebagai berikut:
1. Niat karena Alllah dan mengikuti sunnah Rosulullah

2. Bertawakal hanya kepada Allah

3. Ikhlas membantu atas dasar persaudaraan

4. Diutamakan dalam keadaan berwudhu

5. Bersikap ramah dan bersahabat

6. Melakukan wawancara dan diagnosa

7. Berdialog dn sampaikan pesan pesan hikmah

8. Berpakaian rapi dan bersih

9. Berdoa sebelum melakukan bekam

10. Tidak membekam lawan jenis


11. Tidak merokok
12. Tidak mensenergikan terafi bekam dengan
terafi lainnya yang bertentangan dengan syari’at
13. Mendahulukan daya tarik bukan daya tarif
14. Menjaga rahasia klien
15. Memiliki perlengkapan bekam memadai dan terjaga
kebersihannya
16. Menjaga amalan yang wajib dan sunnah
17. Menjaga kesehatan dengan Rutin berbekam
danmenjaga pola hidup sehat
Manfaat Hijamah secara Umum

1. Meningkatkan efektifitas penyampaian zat makanan dan


oksigen karena terbentuk sel darah merah baru
2. Mengurangi beban kerja limpa
3. Merangsang system imun
4. Mencegah timbulnya penyakit kangker dan Infeksi
5. Meningkatkan elastisitas dinding eritrosit
6. Menurunkan resistensi pembuluh darah
7. Meningkatkan terbentuknya antioksidan alami
8. Meningkatkan jomlah makrofag
9. Meningkatkan jumlah sel natural killer, Limfosit T
10. Menurunkan jumlah Radikal bebas
AZAS MENJADI
PEMBEKAM PROFORSIONAL
1. Perlu belajar dan mengetahui berbagai penyakit berat
(kronik ) dan ringan
2. Perlu mengetahui fungsi obatan dari sumber alamiah
dan obatan modern yang mengandung dadah (drug)
terkontrol dan terjadwal
3. Harus mengetahui dan mahir melihat penyakit tanda
tanda fisik, misalnya kemampuan mendiagnosa dalam
kaedah Naturopathy, iridologi, Analisis, syaraf tangan,
dan kaidah lainya dalam pengobatan tradisional
4. Harus bijak menstabilkan emosi, mental dan
memahami kondisi kejiawaan klien
5. Mampu memainkan peranan berkomunikasi dengan
anggota keluarga klien dengan melibatkan
musyawarah seluruh anggota keluarga
6. Mau berkorban dan tidak kenal lelah dalam merawat
klien
7. Ketelitian dalam memeriksa penyakit dan diagnosa
yang tepat mengenai penyakit sebelum klien dibekam
sehingga bisa menghindari perkara yang tidak
diinginkan
8. Praktik Bekam harus melalui pelatihan Formal dan
praktikal yang mencukupi dari masa kemasa dengan
bimbingan dari mereka yang telah berpengalaman
9. Jangan sekali kali membekam jika diri sendiri belum
pernah dibekam
10. Bagi pemula jangan sekali kali melakukan bekam tanpa
pengawasan seorang yang telah ahli
11. Sebelum melakukan bekam diupayakan untuk pemeriksaan
awal yaitu pengukuran glukosa dalam darah dan kencing, tahap
tekanan darah serta denyut nadi klien juga selepas dibekam
12. Obat obatan yang sedang dikomsusmsi klien juga harus
dipahami
13. Kemahiran menggunakan peralatan praktek bekam SOP PBI
14. Pembekam harus paham regulasi (peraturan) pemerintah
sehingga menghindari perkara perkara yang bisa menjerat kasus
hukum.

Anda mungkin juga menyukai