Anda di halaman 1dari 15

BAB 9

SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA / DATABASE

Tujuan Belajar
 Memahami masalah-masalah operasional yang ada dalam pendekatan file datar
terhadap manajemen data, yang melahirkan konsep basis data.
 Memahami relasi di antara elemen-elemen yang membentuk lingkungan basis data.
 Mengetahui tahap-tahap dalam desain basis data, termasuk identifikasi konseptual,
pemodelan data, kontruksi basis data fisik, dan penyiapan pandangan pengguna.
 Mengetahui fitur-fitur operasional dari basis data terdistribusi dan mengenal isu-isu
yang perlu diperhatikan dalam memutuskan konfigurasi basis data tertentu
 Memahami anomali-anomali yang disebabkan oleh basis yang tidak
dinormalisasi dan kebutuhan akan normalisasi basis data.

A. SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA

HIRARKI DATA
Berdasarkan tingkat kompleksitas nilai data, tingkatan data dapat disusun kedalam sebuah hirarki,
mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling komplek.

1. basis data, merupakan sekumpulan dari bermacam-macam tipe record Sistem Basis Data
yang memiliki hubungan antar record.
2. berkas/file, merupakan sekumpulan rekaman data yang berkaitan dengan Basis Data
suatu objek. File
3. record , merupakan sekumpulan field/atribut/data item yang saling
berhubungan terhadap obyek tertentu Record
- fixed length record, semua field dalam record memiliki ukuran yang
Field
tetap.
- Variabel length record, field-field dalam record dapat memiliki ukuran byte
berbeda (metode penandaan yang digunakan adalah : end of record
marker, indikator panjang, dan tabel posisi record) Bit
4. field/atribut/data item, merupakan unit terkecil yang disebut data,yang tidak dapat dipecah lagi
menjadi unit lain yang bermakna.
- fixed length field, memiliki ukuran yang tetap.
- variabel length field, field-field dalam record dapat memiliki ukuran berbeda.
5. byte, adalah bagian terkecil yang dialamatkan dalam memori.
byte mrupakan sekumpulan bit yang secara konvensional terdiri atas kombinasi delapan bit yang
menyatakan sebuah karakter dalam memori (1 byte= 1 karakter)
6. bit, adalah sistem binner yang terdiri atas dua macam nilai, yaitu 0 dan 1. sistem binner
merupakan dasar yang dapat digunakan untuk komunikasi antara manusia dan mesin, yang
merupakan serangkaian komponen elektronik dan hanya dapat membedakan 2 macam keadaan,
yaitu ada tegangan dan tidak ada tegangan yang masuk ke rangkaian tersebut.
Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 1
BASIS DATA (DATABASE)

Basis data atau database, berasal dari kata basis dan data, adapun pengertian dari kedua pengertian
tersebut adalah sebagai berikut :

Basis : dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul.
Data : representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai,
siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan peristiwa, konsep, keadaan, dan
sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau
kombinasinya.

Dari kedua pengertian tersebut, berikut beberapa pengertian dari Basis Data adalah :

 Kumpulan file / table yang saling berelasi (berhubungan) yang disimpan dalam media
penyimpanan eletronik.
 basis data adalah koleksi terpadu dari data yang saling berkaitan yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi suatu enterprise (dunia usaha).
 Basis data adalah suatu gabungan file yang saling berhubungan dan dikordinasi secara
terpusat.

Tujuan dari dibentuknya basis data pada suatu perusahaan pada dasarnya adalah kemudahan dan
kecepatan dalam pengambilan kembali data. Pendekatan database memberlakukan data sebagai
sumber daya organisasi yang seharusnya dipergunakan serta dikelola oleh seluruh bagian dari
organisasi tersebut, bukan hanya suatu departemen atau fungsi tertentu saja. Fokusnya adalah
intregasi data dan pembagian data dengan seluruh pemakai yang berhak memakainya.

B. PENDEKATAN BASIS DATA & PENYELESAIAN MASALAH FILE DATAR

FILE DATAR VERSUS PENDEKATAN BASIS DATA


FIGUR 9-1
Manajemen Data File Datar

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 2


Pendekatan file datar dalam manajemen.

Dalam lingkungan ini, para pengguna memiliki file data mereka. Kepemilikan eksklusif
terhadap data ini merupakan konsekuensi alami dari dua masalah yang berkaitan dengan era
system warisan. Jadi, data yang sama, tetapi digunakan dengan cara yang agak berbeda oleh para
pengguna yang berbeda, harus di struktur ulang dan diproduksi ulang secara fisik di dalam file-
file yang berbeda. Dengan kata lain, isi dari file-file tersebut diwakili secara konseptual dengan
huruf-huruf. Setiap huruf mewakili menunjukkan satu atribut data, satu record, atau seluruh file.

FIGUR 9-2 (A)


Konsep basis data ( Data Base )

Figur 9-2 manyajikan ulasan sederhana pendekatan basis data dengan pengguna dan keperluan
data yang sama seperti dalam figur 9-1. perubahan paling jelas dari modal file datar adalah
pengelompokan data menjadi sebuah basis data umum yang dapat digunakan secara bersama oleh
semua pengguna system informasi.

PENYELESAIAAN MASALAH FILE DATAR


Pengguna data secara bersama-sama (tidak adanya kepemilikan data) merupakan konsep utama dari
peendekatan basis data. Masalah-masalah yang terjadi dapat diatasi dan diselesaikan, yaitu:
 Tidak ada redundansi data. Setiap elemen data di simpan hanya sekali sehingga
menghilangkan redundansi data dan mengurangi biaya penyimpanan data
 Satu kali pembaruan data. Karena setiap elemen data hanya terdapat pada satu tempat,
dibutuhkan hanya satu kali pembaruan data. Ini tentu mengurangi waktu dan
biaya untuk menjaga kekinian data.
 Nilai kekinian data. Perubahan terhadap basis data yang dilakukan oleh seorang pengguna
akan berlaku bagi semua pengguna. Misalnya, jika pengguna 1 mencatat
perubahan alamat seorang pelanggan, pengguna 3 akan segera mendapatkan perubahan ini.

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 3


 Interpendensi tugas data. Pengguna memiliki akses sepenuhnya ke data yang ada di
perusahaan. Kebutuhan informasi seoarang pengguna bisa meluas diluar wilayah
langsung pekerjaannya, namun kebutuhan ini dapat dengan segera di penuhi dengan
pendekatan file datar. Para pengguna hanya di batasi oleh keterbatasan data yang
disediakan oleh organisasi (seluruh basis data) dan legitimasi yang di perlukan untuk
mengakses data tersebut.

FIGUR 9-2(B)
Konsep basis data

FIGUR 9-2(b) menambah elemen baru dalam figure 9(a) yang berada diantara
program pengguna dan basis data fisik adalah sistem manajamen basis data (database
management sytem-DBMS). Sistem Manajemen Basis Data (database management
system-DBMS) merupakan system peranti lunak khusus yang diprogram untuk mengetahui elemen
data mana yang bisa diakses oleh pengguna. Program pengguna mengirimkan
permintaan data kepada DBMS, yang mengesahkan dan mengotorisasi akses ke basis data,
sesuai dengan tingkat otoritas pengguna. Jika pengguna meminta data yang dia tidak punya
otoritasnya, permintaan itu akan ditolak. Jadi, prosedur untuk menetapkan otoritas pengguna
sistem informasi di dalam sebuah organisasi merupakan masalah pengendalian penting
yang harus diperhatikan oleh seorang akuntan penting yang diperhatikan oleh seorang
akuntan.

Alasan mengapa mempelajari basis data :


1. perpindahan dari komputasi ke informasi
2. himpunan elemen data semakin banyak dan beragam
o perpustakaan digital. Video interaktif
o kebutuhan untuk memperluas DBMS
3. DBMS mencakup bidang ilmu lain
o System operasi, bahasa pemrograman, teori komputasi, AI, logika, multimedia.

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 4


C. TIGA MODEL KONSEPTUAL

Pendekatan basis data tidak diwakili oleh arsitektur tunggal model basis data awal berbeda
dengan model basis data modern karena basis data awal dari file data tradisional.
Pendekatan basis data yang paling umum digunakan oleh sistem informasi bisnis adalah
model hierarkis (hierarchical model), model jaringan (network model) dan model relasional
(relational model) karena kemiripan konseptual tertentu, basis data hierarkis dan jaringan disebut
model navigasional (navigational model) atau terstruktur (structured model). Cara data diatur
dalam system basis data awal ini mendorong para pengguna untuk menjelajahi diantara elemen-
elemen data dengan menggunakan jalur-jalur yang sudah terstruktur. Model relasional jauh lebih
fleksibel karena memungkinkan para penggunanya menciptakan jalur yang baru dan unik
melalui basis data untuk memecahkan masalah-masalah bisnis yang lebih luas cakupannya.

1. Model Database Jaringan (Network Database Model)

Dosen Dosen

Pengantar Pemrograman Matematika I

Rudi Asti Dina Ed It


i a

2. Model Database Hirarki (Hierarchical Database Model)


Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang dibalik. Model ini
menggunakan pola hubungan orangtua-anak
Dosen Dosen
Siti Nurbaya Ashadi

Pengantar Pemrograman Matematika I

Basis Data C

Rud Asti Dina Dina Ed It Ed


i i a i

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 5


3. Model Database Relasi (Relational Database Model)

Model Relasional merupakan model yang paling sederhana sehingga mudah digunakan dan
dipahami oleh pengguna. Model ini menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua ( yang disebut
relasi atau tabel ), dengan masing-masing relasi tersusun atas tupel atau baris dan atribut. DBMS
yang bermodelkan relasional biasa disebut RDBMS (Relational Data Base Management System).
Model database ini dikemukakan pertamakali oleh EF codd, seorang pakar basisdata. Model ini
sering disebut juga dengan database relasi.

Model database hirarki dan jaringan merupakan model database yang tidak banyak lagi dipakai
saat ini, karena adanya berbagai kelemahan dan hanya cocok untuk struktur hirarki dan jaringan
saja. Artinya tidak mengakomodir untuk berbagai macam jenis persoalan dalam suatu sistem
database.

Model database relasi merupakan model database yang paling banyak digunakan saat ini, karena
paling sederhana dan mudah digunakan serta yang paling penting adalah kemampuannya dalam
mengakomodasi berbagai kebutuhan pengelolaan database. Sebuah database dalam model ini
disusun dalam bentuk tabel dua dimensi yang terdiri dari baris (record) dan kolom (field),
pertemuan antara baris dengan kolom disebut item data (data value), table-tabel yang ada di
hubungkan (relationship) sedemikian rupa menggunakan field-field kunci (Key field) sehingga
dapat meminimalkan duplikasi data.

D. ELEMEN LINGKUNGAN BASIS DATA PENGGUNA

Konsep DBMS (database management system)


Database Management System (DBMS) merupakan paket program (Software) yang dibuat agar
memudahkan dan mengefisienkan pemasukan, pengeditan, penghapusan dan pengambilan
informasi terhadap database.

Software yang tergolong kedalam DBMS antara lain, Microsoft SQL, MySQL, Oracle, MS. Access,
dan lain-lain

Komponen utama DBMS :

1. perangkat keras
berupa komputer dan bagian-bagian didalamnya, seperti prosesor, memori & hard disk.
Komponen inilah yang melakukan pemrosesan dan juga untuk menyimpan basis data.

2. Basis data
sebuah DBMS dapat memiliki beberapa basis data, setiap basis data dapat berisi sejumlah obyek
basisdata (file,tabel,indeks dsb). Disamping berisi data,setiap basis data juga menyimpan definisi
struktur (baik untuk basisdata maupun obyek-obyeknya secara detail).

3. perangkat lunak
perangkat lunak ini terdiri dari sistem operasi dan perangkat lunak/program pengelola basis data.
Perangkat lunak inilah yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi,disimpan, diubah dan

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 6


diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara
bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data, dsb. Contoh perangkat lunak DBMS : MS
access, SQL Server, Oracle dsb.

4. pengguna/user
pengguna dapat digolongkan menjadi 3 :
 pengguna akhir / end user.
Dapat dibagi menjadi 2 :
- pengguna aplikasi : adalah orang yang mengoperasikan program aplikasi yang
dibuat oleh pemrogram aplikasi.
- pengguna interaktif : adalah orang yang dpt memberikan perintah-perintah pada
antar muka basis data, misalnya SELECT, INSERT dsb.
 pemrogram aplikasi
adalah orang yang membuat program aplikasi yang menggunakan basis data.
 administrator database / DBS (database administrator)
adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan basis data.

Tugas DBA :
- mendefinisikan basis data
- menetukan isi basis data
- menentukan sekuritas basis data

E. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM

Sistem Manajemen Basis-Data (Data Base Management System / DBMS) adalah perangkat lunak
sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis
data dengan cara praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk meng-akomodasikan berbagai
macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda. DBMS pada umumnya
menyediakan fasilitas atau fitur-fitur yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah, aman,
dan cepat.
Beberapa fitur yang secara umum tersedia adalah:
 Keamanan : DBMS menyediakan sistem pengamanan data sehingga tidak mudah diakses oleh
orang yang tidak memiliki hak akses.
 Independensi : DBMS menjamin independensi antara data dan program, data tidak bergantung
pada program yang meng-akses-nya, karena struktur data-nya dirancang berdasarkan kebutuhan
informasi, bukan berdasarkan struktur program. Sebaliknya program juga tidak bergantung pada
data, sehingga walaupun struktur data diubah, program tidak perlu berubah.
 Konkruensi / data sharing : data dapat diakses secara bersamaan oleh beberapa pengguna karena
manajemen data dilaksanakan oleh DBMS.
 Integritas : DBMS mengelola file-file data serta relasi-nya dengan tujuan agar data selalu dalam
keadaan valid dan konsisten
 Pemulihan : DBMS menyediakan fasilitas untuk memulihkan kembali file-file data ke keadaan

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 7


semula sebelum terjadi-nya kesalahan (error) atau gangguan baik kesalahan perangkat keras
maupun kegagalan perangkat lunak.
 Kamus / katalog sistem : DBMS menyediakan fasilitas kamus data atau katalog sistem yang
menjelaskan deskripsi dari field-field data yang terkandung dalam basis data.
 Perangkat Produktivitas : DBMS menyediakan sejumlah perangkat produktivitas sehingga
memudahkan para pengguna untuk menarik manfaat dari database, misalnya report generator
(pembangkit laporan) dan query generator (pembangkit query / pencarian informasi).

Sistem Manajemen Basis-Data (DBMS) memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan


pengelolaan data tanpa DBMS, walaupun tidak terlepas dari beberapa kelemahan.

Keunggulan DBMS antara lain sbb:


* Mengurangi duplikasi data atau data redundancy
* Menjaga konsistensi dan integritas data
* Meningkatkan keamanan data
* Meningkatkan effisiensi dan effektivitas penggunaan data
* Meningkatkan produktivitas para pengguna data
* Memudahkan pengguna dalam menggali informasi dari kumpulan data
* Meningkatkan pemeliharaan data melalui independensi data
* Meningkatkan pemakaian bersama dari data
* Meningkatkan layanan backup dan recovery data
* Mengurangi konflik antar pengguna data

Kelemahan DBMS antara lain sbb:


* Memerlukan suatu skill tertentu untuk bisa melakukan administrasi dan manajemen database agar
dapat diperoleh struktur dan relasi data yang optimal
* Memerlukan kapasitas penyimpanan baik eksternal (disk) maupun internal (memory) agar DBMS
dapat bekerja cepat dan efisien.
* Harga DBMS yang handal biasanya sangat mahal
* Kebutuhan akan sumber daya (resources) biasanya cukup tinggi
* Konversi dari sistem lama ke sistem DBMS terkadang sangat mahal, disamping biaya pengadaan
perangkat keras dan perangkat lunak, diperlukan pula biaya pelatihan.
* Apabila DBMS gagal menjalankan misinya maka tingkat kegagalan menjadi lebih tinggi karena
banyak pengguna yang bergantung pada sistem ini.

Setiap model DBMS mencapai tujuan ini dengan cara yang berbeda, tetapi ada beberapa ciri yang
umum, di antaranya :
1.Pengembangan program. DBMS berisi peranti lunak pengembangan aplikasi
(application development software). Baik pemrogram aupun pengguna akhir dapat
menggunakan fitur ini guna menciptakan aplikasi untuk mengakses basis data

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 8


2.Cadangan dan pemulihan. DBMS secara berkala membuat file-file cadangan untuk
basis data fisik. Jika terjadi keusakan (kegagalan disket, kesalahan program, atau tidak
kejahaan) yang menyebabkan basis data tidak dapat diguanakan, DBMS dapat pulih ke
versi sebelumnya yang dianggap benar.
3.Penggunaan basis data untuk pelaporan. Fitur ini mencatat data statistic tentang data
yang sedang digunakan, siapa yang menggunakannya.
4. Akses basis data. Fitur yang paling penting dari DBMS adalah memungkinkan
pengguna yang memiliki otorisasi untuk mengakses basis data.

BAHASA DEFINISI DATA


Bahasa definisi data (data definition language-DDL) adalah bahasa pemrograman yang
digunakan untuk untuk mendefinisikan basis data fisik ke DBMS. Terdapat tiga tingkat, yang disebut
tampilan (view), dalam definisi ini, yaitu :
 Tampilan Internal yaitu menyajikan pengaturan record secara fisik dalam basis data.
 Tampilan Konseptual (Skema) yaitu menyajikan basis data secara logis dan secara
abstrak, bukan bagaimana basis data itu secara fisik disimpan.
 Tampilan Pengguna (Subskema) yaitu mendefinisikan bagaimana seorang pengguna melihat
basis data.

BAHASA MANIPULASI DATA


Bahasa manipulasi data (data manipulation language- DML) adalah bahasa pemograman
kepemilikan yang digunakan oleh DBMS tertentu untuk mengambil, memproses, dan
menyimpan data.

BAHASA PERMINTAAN DATA


Bahasa permintaan terstruktur (structured query language—SQL) merupakan bahasa generasi
keempat dan bahasa nonprocedural dengan banyak perintah yang memungkinkan pengguna untuk
memasukkan, mengambil, dan memodifikasi data dengan mudah.

F. ADMINISTRATOR BASIS DATA


Administrator basis data (data administrator—DBA) bertanggung jawab untuk mengelola sumber
daya basis data.

G. PERENCANAAN BASIS DATA


Operasi dasar pembuatan Basis data :

 Pembuatan Basis Data (Create Database) - Yang identik dengan pembuatan lemari arsip
yang baru.
 Penghapusan Basis Data (Drop Database) - Yang identik dengan perusakan lemari arsip
(sekaligus beserta isinya, jika ada)

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 9


 Pembuatan File/Table baru ke suatu basis data (Create Table) - Yang identik dengan
penambahan map arsip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada.
 Penghapusan File/Table dari suatu basis data (Drop Table) - Yang identik dengan perusakan
map arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip.
 Penambahan data baru ke suatu file/table di sebuah basis data (insert) - Identik dengan
penambahan lembaran arsip baru kesebuah map arsip.
 Pengambilan data dari sebuah file/table (Retrieve/Search) - Identik dengan pencarian
lembaran arsip dari sebuah map arsip.
 Pengubahan data dari sebuah file/table (Update) - Identik dengan perbaikan isi lembaran
arsip yang ada di sebuah map arsip.
 Penghapusan data dari sebuah file/table (Delete) - Identik dengan penghapusan sebuah
lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip

H. INTERAKSI ORGANISASIONAL DARI DBA

Abstraksi Data
Salah satu tujuan dari DBMS adalah untuk menyediakan fasilitas/antarmuka (interface) kepada
user.untuk itu system tersebut akan menyembunyikan detail tentang bagaimana data disimpan
dan dipelihara, sehingga data yang terlihat oleh user sebenarnya berbeda dengan yang tersimpan
secara fisik.

Abstraksi data merupakan tingkatan-tingkatan pengguna dalam memandang bagaimana sebenarnya


data diolah dalam sebuah sistem database sehingga menyerupai kondisi yang sebenarnya
dihadapi oleh pengguna sehari-hari. Sebuah DBMS seringkali menyembunyikan detail tentang
bagaimana sebuah data disimpan dan dipelihara (diolah) dalam sebuah sistem database, dengan
tujuan untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan DBMS tersebut. Karena itu seringkali
data yang terlihat oleh pemakai sebelumnya berbeda dengan yang tersimpan secara fisik.

Terdapat 3 level abstraksi :

1. Level Fisik (Physical Level)


Lapis fisik merupakan lapis terendah, lapis ini menjelaskan bagaimana (how) data
sesungguhnya disimpan. Pada lapis inilah struktur data dijabarkan secara rinci.

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 10


2. Level Logik / Konseptual (Conceptual Level)
Lapis konseptual lebih tinggi dari lapis fisik. Lapis ini menjabarkan data apa (what) saja yang
sesungguhnya disimpan pada basisdata, dan juga menjabarkan hubungan-hubungan antardata
secara keseluruhan. Seorang pengguna dalam level ini dapat mengetahui bahwa data
mahasiswa disimpan pada tabel mahasiswa, tabel krs, tabel transkrip dan lain sebagainya.
Level ini biasa dipakai oleh DBA.

3. Level Penampakan/pandangan (View Level)


Lapis pandangan merupakan lapis tertinggi pada abstraksi data. Pada lapis ini pengguna
hanya mengenal struktur data yang sederhana, yang berorientasi pada kebutuhan pengguna.
Data yang dikenal oleh masing-masing pengguna bisa berbeda-beda dan barangkali hanya
mencakup sebagian dari basis data. Misalnya: Bagian keuangan hanya membutuhkan data
keuangan, jadi yang digambarkan hanya pandangan terhadap data keuangan saja, begitu juga
dengan bagian akuntansi, hanya membutuhkan data akuntansi saja. Jadi tidak semua
pengguna database membutuhkan seluruh informasi yang terdapat dalam database tersebut.

Sebagai gambaran , misalnya terdapat struktur data bertipe record seperti berikut :

Pegawai = RECORD
Nama : STRING;
Alamat : STRING;
Bagian : STRING;
Gaji : LongInt;
End:
Pada contoh ini record pegawai berisi 4 buah field (nama, alamat, bagian, gaji ). Setiap field
memiliki nama, dan setiap nama memiliki tipe data.

Pada level fisik, pegawai dapat dijabarkan sebagai blok data yang terletak pada lokasi berurutan
(satuan byte). Pada lapis konseptual masing-masing record dijabarkan dengan definisi tipe data .
pada lapis view, user tertentu hanya boleh mengakses data tertentu, contohnya, seorang yang
menangani penggajian berhak mengetahui gaji seseorang bahkan mengubahnya, tetapi orang
yang bekerja di bagian lain tentu tidak boleh melihatnya.

Basis data saat ini telah diaplikasikan hampir pada setiap organisasi yang melibatkan data dalam
volume besar karena adanya aktifitas / transaksi yang perlu dicatat.

Banking: all transactions


Airlines: reservations, schedules
Universities: registration, grades
Sales: customers, products, purchases
Online retailers: order tracking, customized recommendations
Manufacturing: production, inventory, orders, supply chain
Human resources: employee records, salaries, tax deductions
Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 11
I. NORMALISASI

Proses normalisasi adalah proses untuk memperoleh properti-properti skema relasi yang bagus
menjadi bentuk normal lebih tinggi sehingga syarat-syarat dibawah ini terpenuhi:
1. Mengoptimalisasi redudansi (pengulangan data yang tidak perlu). Redudansi tidak bisa
dihilangkan sama sekali karena berguna untuk integritas referensial, tetapi redudansi bisa
dioptimalisasi. Untuk jumlah data yang tidak terlalu banyak mungkin tidak terlalu berpengaruh
dalam hal penggunaan harddisk. Tapi bayangkan jika ada ribuan, bahkan jutaan redudansi,
mungkin akan sangat berpengaruh pada penggunaan ruang.
2. Menghilangkan anomali. Anomali pada dasarnya adalah ketidak-konsistenan (inkonsistensi).
Misalkan ada pergantian nama dari Bank Perkasa menjadi Bank Perkasa Utama sebanyak 4
record. Jika pergantian nama hanya dilakukan pada salah satu record saja, maka terjadi ketidak-
konsistenan yaitu satu nomor bank berrelasi dengan 2 nama bank yang berbeda.

Dekomposisi tabel dapat mengurangi redudansi yang ada dan menghilangkan anomali.
Perancangan melalui proses normalisasi mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut
a. Meminimalkan ukuran penyimpanan yang diperlukan untuk penyimpanan data.
b. Meminimalkan resiko inkonsistensi data pada basis data.
c. Meminimalkan kemungkinan anomali pembaruan.
d. Memaksimalkan stabilitas struktur data.

Bentuk Normal
Tujuan proses normalisasi adalah mengkonversi relasi menjadi bentuk normal lebih tinggi. Terdapat
beragam tingkat bentuk normal, yaitu :
a. Bentuk normal pertama (1NF)
b. Bentuk normal kedua (2NF)
c. Bentuk normal ketiga (3NF)
d. Bentuk normal Boyce-Codd (BCNF)
e. Bentuk normal keempat (4NF)
f. Bentuk normal kelima (5NF)

Codd mendefinisikan bentuk normal pertama, kedua dan ketiga di makalah (Codd, 1970).
Bentuk normal ketiga kemudian diperbaiki sehingga mempunyai bentuk normal yang lebih kuat
yaitu BCNF (Codd, 1974). Fagin memperkenalkan bentuk normal keempat (Fagin, 1977),
kemudian Fagin juga memperkenalkan bentuk normal kelima (Fagin, 1979).
Bentuk normal pertama untuk menghilangkan atribut bernilai jamak.
Bentuk normal kedua untuk menghilangkan kebergantungan parsial.
Bentuk normal ketiga untuk menghilangkan kebergantungan transitif.
Bentuk normal Boyce-Codd untuk menghilangkan anomali tersisa disebabkan kebergantungan
fungsional.
Bentuk normal keempat untuk menghilangkan kebergantungan nilai jamak.
Bentuk normal kelima untuk menghilangkan anomali tersisa.

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 12


Tiga bentuk normal pertama berkaitan dengan kebergantungan fungsional. Sementara itu bentuk
keempat dan kelima berkaitan dengan redudansi yang disebabkan kebergantungan banyak nilai
(multi-valued dependencies).

Bentuk Normal Pertama


Bentuk normal pertama adalah ekivalen dengan definisi model relasional. Relasi adalah bentuk
normal pertama (1NF) jika semua nilai atributnya adalah sederhana (bukan komposit).
Syarat :
o Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
o Telah ditentukannya primary key untuk tabel atau relasi.
o Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
o Tiap atribut yang dapat memiiki banyak nilai sebenarnya menggambarkan entitas atau
relasi yang terpisah.

Bentuk Normal Kedua


Syarat :
o Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal ke satu.
o Atribut bukan kunci(non-key attribute) haruslah memiliki ketergantungan fungsional
sepenuhnya pada primary key
Relasi pada bentuk normal kedua harus tidak menyimpan fakta-fakta mengenai bagian kunci relasi.
Bentuk normal kedua menghilangkan kebergantungan parsial dan masih memiliki anomali-anomali
yang secara praktis tidak dapat diterima.

Bentuk Normal Ketiga


Syarat :
o Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal ke dua.
o Atribut bukan kunci(non-key attribute) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional
terhadap atribut bukan kunci lainnya. Seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi
hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.
Bentuk normal ketiga menghilangkan kebergantungan transitif, awalnya bentuk normal ketiga dipikir
sebagai bentuk normal puncak/paling akhir. Namun kemudian dapat ditemukan bentuk normal
lebih kuat yaitu bentuk normal Boyce-Codd.

Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)


BCNF memiliki ketentuan yaitu masing-masing atribut utama bergantung fungsional penuh pada
masing-masing kunci dimana kunci tersebut bukan bagiannya. Relasi adalah BCNF (optimal)
jika setiap determinan atribut-atribut relasi adalah kunci relasi. Relasi adalah BCNF (optimal)
jika kapanpun fakta-fakta disimpan mengenai beberapa atribut, maka atribut-atribut ini
merupakan satu kunci relasi. BCNF dapat memiliki lebih dari satu kunci. Properti penting BCNF
adalah relasi tidak memiliki informasi yang redundan.

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 13


Bentuk Normal Keempat
Relasi dalam bentuk normal keempat (4NF) jika relasi dalam BCNF dan tidak berisi kebergantungan
banyak nilai. Untuk menghilangkan kebergantungan banyak nilai dari satu relasi, kita membagi
relasi menjadi dua relasi baru. Masing – masing relasi berisi dua atribut yang mempunyai
hubungan banyak nilai.

Bentuk Normal Kelima


Bentuk normal kelima (5NF) berurusan dengan properti yang disebut join tanpa adanya kehilangan
informasi (lossless join). Bentuk normal kelima (5NF) juga disebut PJNF (projection-join normal
form). Kasus-kasus ini sangat jarang muncul dan sulit untuk dideteksi secara praktis.

Contoh penerapan tujuan database pada aplikasi bisnis


 Pentingnya pemanfaatan Database bagi suatu organisasi baik skala besar maupun kecil. Saat ini tiap
organisasi/perusahaan baik itu skala kecil, menengah maupun besar sudah menggunakan sistem
informasi untuk membantu kegiatan operasionalnya. Bagi perusahaan skala menengah dan besar,
mereka biasanya sudah menggunakan aplikasi berbasis pada database sehingga mempermudah
dalam pencarian dan pemanfaatan informasi yang dipunyai. Dengan dukungan dana dan divisi
Teknologi Informasi yang ada, perusahaan tersebut tidak sulit dalam mengembangkan sistem
informasi tersebut.
 Mengapa dibutuhkan pengelolaan data? Perusahaan harus bisa memantau apa yang terjadi pada
kegiatan operasional sehingga bisa mengambil langkah yang cepat dan tepat jika terjadi masalah.
Misal penjualan yang cepat harus diikuti manajemen inventori yang cepat pula. Bagian keuangan
juga dengan cepat bisa menghitung rugi dan laba untuk membantu manajemen dalam menentukan
apakah perlu menambah produksi, membeli bahan mentah dan lain sebagainya. Langkah pertama
dari perusahaan kecil dalam membuat database adalah membuat standarisasi pada seluruh data
yang ada
 Setelah memanfaatkan aplikasi DBMS, langkah berikut adalah mengelola informasi. Hal ini bukan
suatu pekerjaan yang mudah, meliputi siapa yang bisa melihat dan menggunakan, bagaimana mem-
backup, berapa lama harus disimpan, teknologi penyimpanan yang tepat dan lain-lain. Sebagai
penutup, sudah saatnya perusahaan kecil beralih dalam pengelolaan informasi yang dimiliki dengan
menggunakan aplikasi DBMS, tidak lagi hanya menggunakan Spreadsheet saja. Kemudahan dalam
pencarian informasi akan membantu perusahaan kecil dalam memantau kegiatan operasional dan
mempermudah dalam pengambilan keputusan.
 Dengan Database memungkinkan juga bagi perusahaan untuk menyimpan data customer seperti
nomor telepon, dan alamat email, yang dapat digunakan untuk memasarkan produk/menawarkan
diskon dan penawaran khusus secara langsung. Dapat juga untuk membantu menjalankan CRM
(Customer Relationship Management), bila perusahaan mengirim pesan Ulang Tahun kepada
customer pasti mereka akan merasa penting dan dihargai. Perusahaan dapat mengetahui informasi
tersebut dengan mencari data customer yang telah tersimpan di dalam Database.

Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit


 Administrasi rumah sakit dengan sistem manual kini sudah tidak bisa lagi menandingi kecepatan
transaksi yang ada, seringkali proses pendaftaran yang lama, atau pencarian informasi yang sulit
menjadi penghambat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien.
 Berikut adalah poin-poin dibutuhkannya Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)/ Hospital
Information System (HIS)

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 14


1. Perlu pengelolaan data operasional dan administrasi pelayanan pasien yang baik
2. Perlunya penyajian informasi yang akurat dan cepat
3. Perlunya sistem yang dapat mempercepat proses pelayanan
4. Menunjang pelayanan yang optimal kepada pasien / perusahaan penyedia jaminan kesehatan
pasien
5. Atas dasar itulah kebutuhan mendasar bagi rumah sakit menjadi mutlak

 Fitur Unggulan
1. Aplikasi Hospital Information System (HIS) Berbasis Web dan Mendukung Transaksi yang
Intens
2. Modul Dashboard Dokter pada Monitor Touchscreen
3. Antrian Pasien (poli dan apotik)
4. Dashboard Dokter terintegrasi :
– Antrian Pasien
– Resep apotik
– Tindakan Pasien
– Rekam Medis
– Riwayat Pasien
5. eMedical Check Up (ex : kuisioner menggunakan tablet pc)
6. Data RS/Klinik cabang yang berbeda terintegrasi real time
7. Metode input data lebih cepat dengan tombol-tombol shortcut

Sistem Informasi Akuntasi II – Lydia Kurniawan SE, M.Ak Page 15

Anda mungkin juga menyukai