Anda di halaman 1dari 7

Satuan Acara Pengajaran

Pengaturan Posisi Meneran dan Teknik Bernafas Saat Bersalin

Pokok Bahasan : Pengaturan Posisi Meneran dan Teknik Bernafas Saat Bersalin

Subpokok Bahasan : 1. Pengertian posisi meneran

2. Macam-macam posisi meneran

3. Teknik Bernafas dalam Persalinan

4. Manfaat Teknik Bernafas dalam bersalin

Waktu : 20 menit

Penyuluh : Icha Seveny Febriana

Sasaran : Ny. H

Tempat : Rumah Ny. H ,Jl. S.Parman

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan tentang Pengaturan Posisi Meneran dan Teknik
Bernafas Saat Bersali selama 20 menit ibu hamil dapat mengetahui ragam posisi
meneran dan teknik bernafas saat melahirkan

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan tentang keputihan, di harapkan Ny. H dapat :

1. Pengertian posisi meneran


2. Macam-macam posisi meneran
3. Teknik Bernafas dalam Persalinan
4. Manfaat Teknik Bernafas dalam bersalin

1
III. Kegiatan Belajar Mengajar

No Tahap Pengajar Peserta Waktu


Kegiatan
1 Pembukaan / -  Memberi salam - Menjawab salam 5 menit
pendahuluan pembuka - Mendengarkan
- Memperkenalkan - Menyimak
diri - Menyampaikan
- Kontrak waktu pendapatnya
- Mengkondisikan
peserta untuk
berkonsentrasi
2 Pelaksanan/ - Menjelaskan Menyimak seluruh 10 menit
Penyajian posisi meneram materi yang
- Menjelaskan diberikan
macam-macam
posisi meneram
- Menjelaskan
teknik napas
dalam persalinan
-Menjelaskan
manfaat teknik
napas dalam
persalinan
3 Evaluasi/ - Menyimpulkan -  Menyimpulkan 5 menit
Penutup - Menjawab  
pertanyaan Memberi pertanyaan
- Memberi salam -  Menjawab salam
penutup

2
IV. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab

V. Media
1. Leaflet

VI. Materi
1. Posisi Meneran
Meneran merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa di sadari dan terus
berlangsung/progresif. Penolong meneran dapat membantu ibu agar tetap
tenang dan rileks, maka penolong meneran tidak boleh mengatur posisi
meneran.
Posisi meneran adalah posisi-posisi yang dipilih ibu dalam menghadapi
persalinan untuk memudahkan proses pengeluaran bayi yang mengutamakan
kenyamanan ibu. Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu dalam memilih
sendiri posisi meneran dan menjelaskan alternatif-alternatif posisi meneran bila
posisi yang di pilih ibu tidak efektif. Adapun macam-macam posisi meneran
adalah :
a. Posisi terlentang
Ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan menggantung kedua pahanya
pada penopang kursi khusus untuk bersalin. Dapat menyebabkan hipotensi
karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena cava inferior serta
pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan suplai darah ke
janin menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi
mengalami fetal distress ataupun anoksia janin. Posisi ini juga menyebabkan
waktu meneran menjadi lebih lama, besar kemungkinan terjadinya laserasi
perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan
punggung.
b. Posisi Berjongkok
Biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan
kepala dan tubuh bayi. Akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa

3
mengurangi rasa sakit punggung bagi ibu, memudahkan penurunan kepala
janin, memperluas panggul sebesar 28% lebih besar pada pintu bawah
panggul, memperkuat dorongan meneran. Namun posisi ini beresiko
terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir).
c. Posisi Setengah Duduk
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk
dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman.
Akan membantu dalam penurunan janin dengan bantuan gravitasi bumi
untuk menurunkan janin kedalam panggul dan terus turun kedasar panggul.
Posisi berjongkok akan memaksimumkan sudut dalam lengkungan Carrus,
yang akan memungkinkan bahu besar dapat turun ke rongga panggul dan
tidak terhalang (macet) diatas simpisis pubis. Dalam posisi berjongkok
ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung
kemihnya, dimana kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat
penurunan bagian bawah janin.
d. Posisi Berdiri
Pasien bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dan kandung
kemih yang kosong akan memudahkan penurunan kepala.
e. Posisi Merangkak
Dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke panggul.
f. Posisi Miring Kiri
Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki diangkat,
sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini umumnya dilakukan
bila posisi kepala bayi belum tepat. Oksigenasi janin maksimal kerena
dengan miring kiri sirkulasi darah ibu ke janin lebih lancer. Memberi rasa
santai pada ibu yang letih. Mencegah terjadinya laserasi.

2. Teknik Bernapas dalam Persalinan


a. Napas Dalam
Ambil napas panjang dari hidung tahan 2 detik terus hembuskan lewat
mulut, tehnik ini digunakan untuk mengurangi rasan nyeri
b. Cara Meneran

4
1. libatkan keluarga atau dukung orang terdekat, suami atau ibu untuk
membantu persalinan. Hal ini dilakukan untuk memberi dukungan
psikis bagi klien
2. Ambil napas dalam saat terasa nyeri,
3. Atur posisi nyaman untuk bersalin,
4. Saat terjadi kontraksi ambil napas dalam lewat hidung, pusatkan tenaga
di perut, kemudian mengejan sekuat mungkin, dagu menempel didada,
mata terbuka memandang perut, mulut mengatup tidak bersuara, tangan
menarik paha untuk membuka jalan lahir dan menambah tenaga,
5. Lakukan beulan selama kontraksi
6. Istirahatkan saat tidak terjadi kontraksi
7. Minum untuk menambah tenaga. Evaluasi

VII. Evaluasi
a. Standar Persiapan
1) Persiapan Alat
2) Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan disajikan dalam bentuk leaflet
untuk mempermudah proses penyampaian kepada sasaran
3) Sasaran atau peserta
Ny. H, jalan S.parman
b. Standar Proses
1) Kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan diharapkan dapat berjalan
lancar dan sasaran mampu memahami materi yang disampaikan.
2) Dalam proses penyuluhan yang akan berjalan, diharapkan terjadi interaksi
antara penyuluh dan sasaran
3) Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan penyuluh

c. Standar Hasil
1) Jangka Pendek
Sasaran, yaitu Ny. H mampu memberikan dan menyampaikan kembali
materi yang diberikan.

5
2) Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan tentang teknik bernapas dalam persalinan dan
cara meneran.

6
Daftar Pustaka

Sumarah SsiT, Yani widyastuti, SsiT, Nining Wiyati, S.Pd, APP, M.Kes. 2009.

Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Penerbit fitramaya.

Sulistyawati, ari.esti nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.

Jakarata: Salemba Medika

Doenges.2014.Rencana Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai