Anda di halaman 1dari 10

Metode kritik yang digunakan penulis adalah metode kritik interpretif evokatif.

 Evoke sendiri
berarti menimbulkan dan membangkitkan. Ungkapan sebagai pengganti cara kita mencintai
bangunan. Menggugah pemahaman intelektual kita atas makna yang dikandung bangunan.
Membangkitkan emosi rasa kita dalam memperlakukan bangunan.
Kritik evokatif tidak perlu menyajikan argumentasi rasional dalam menilai bangunan. Kritik
evokatif tidak dilihat dalam konteks benar atau salah tetapi makna yang terungkap dan
pengalaman ruang yang dirasakan. Mendorong orang lain untuk turut membangkitkan emosi
yang serupa sebagaimana dirasakan kritikus.

PEMBAHASAN
Masjid Ramlie Musofa terletak di daerah Sunter – Jakarta Utara, Bagunan Masjid yang di
didirikan oleh Ramlie Rasidin ini terispirasi oleh bangunan Taj Mahal di India. Masjid Ramlie
Musofa ini berdiri di atas tanah 2.000 m²  dengan konsep yang mirip masjid di India. 

Masjid Ramlie Musofa menjadi bukti Haji Ramlie Rasidin untuk taat kepada perintah-
Nya, beliau adalah merupakan sosok seorang mualaf berketurunan China. Berkat  buah
kesabarannya mengumpulkan dana untuk pembangunan masjid, impian seorang Haji Ramlie
Rasidin untuk memiliki sebuah masjid akhirnya terwujud. Pembangunan masjid ini dimulai pada
Tahun 2011 dan selesai pada Tanggal 15 Mei 2016 yang diresmikan oleh pemilik masjid yaitu
Haji Ramlie Rasidin dan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA.
Masjid yang berada dipemukiman elite sunter ini berdiri megah dan tertinggi diantara
bagunan lain. Masjid ini dinamakan Ramlie Musofa ini adalah singkatan dari ketiga anaknya
anak Haji Ramli yaitu Muhammad, Sopian, dan Fabianto (disingkat menjadi Musofa). Masjid ini
memiliki ketinggian sekitar 35  Meter ini dibagun oleh arstiek Julius Danu, marmer didatangkan
dari Itali dan Turki. Masjid ini mampu menampung sekitar 1.000 jamaah. 

Gaya Arsitektur pada Masjid Ramlie Musofa


Bangunan luar masjid merupakan perpaduan gaya Cina, Melayu dan Indonesia. Bagian
depan bangunan masjid terdapat ornamen bertuliskan huruf Cina dan Arab juga Indonesia.
Sementara di pelataran masjid terdapat sebuah bedug dan prasasti marmer peresmian masjid. 
 Beberapa ciri yang diterapkan oleh sang arsitek, Julius Danu pada masjid ini adalah
adanya cupola, kubah kecil yang hanya disangga oleh pilar sebagai tanda dinding dan penerapan
batu pualam atau marmer putih dalam jumlah besar berhiaskan batu berharga. Di tengah
bangunan masjid yang berbentuk kubus, ditempatkan makam, lalu di empat pojoknya,
dibuat pishtaq (vaulted archway) yaitu dua buah balkon yang bengkok di kedua sisinya serta
menaungi pintu yang melengkung di atasnya.
Pishtaq direplikasi atau bertumpuk pada sisi lainnya sehingga bangunan akan terlihat simetris
apabila dilihat dari semua sisi. Keindahan Taj Mahal tidak memudar meskipun keberadaannya
sudah beribu tahun yang lalu. Karena itulah, pemilik masjid, Ramlie Musofa, seorang keturunan
Cina yang memeluk agama Islam atau menjadi mualaf sejak usia muda ini ingin mengadopsi
wujud luar dan dekorasi dinding bangunan Taj Mahal ke dalam masjid yang dibangunnya ini.
 Tampak atas bangunan berbentuk segi delapan, pishtaq, balkon di keempat sisinya, dekorasi
dinding berpola Islamic geometric, serta finishing dinding serba warna putih sehingga
menguatkan impresi Taj Mahal pada masjid ini. 
Pemilik masjid menambahkan dua buah lift untuk memudahkan orang lanjut usia atau
orang jompo, orang difabel ataupun ibu hamil yang ingin berpindah tempat dari lantai dasar ke
lantai dua.

Di bawah tangga terdapat tempat wudhu yang nyaman dengan desain mirip di masjidil Haram
yaitu disediakan tempat dudukan. Yang membedakan adalah disini terdapat petunjuk bergambar
tata cara berwudlu lengkap beserta doa-nya dengan tulisan berbahasa Indonesia, Arab dan
Mandarin. Masjid ini juga ramah terhadap penyandang disabilitas dengan disediakannya fasilitas
wudhu dan toilet khusus. 
 

Pemilik masjid juga menambahkan kaligrafi Q.S. Al-Fatihah pada dinding tangga luar
dan kaca patri di atas mimbar serta Q.S. Al-A’la pada bagian dalam kubah utama  yang berarti
yang paling tinggi. Ayat pertama dari surat Al-A’la berbunyi “Sabbihisma robbikal-a’laa” yang
artinya sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi. Ornamen ini tidak hanya menjadi
pengingat akan kebesaran Allah SWT, tetapi juga bersifat edukatif kontemplatif.
Elemen paling menarik dari masjid ini adalah adanya nama masjid dan ayat-ayat kitab suci Al-
Quran di dinding masjid yang ditulis dalam tiga bahasa yaitu bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan
bahasa Cina. 

KESIMPULAN
Masjid Ramlie Musofa memiliki bentuk bangunan dengan gaya arsitektur  menyerupai
Tajmahal di India. Tajmahal merupakan simbol keabadian, Haji Ramlie Rasidin yang merupakan
keturunan cina berharap bangunan masjid Ramlie Musofa ini bermanfaat untuk umat sepanjang
masa. Bangunan luar dan bagian depan bangunan merupakan perpaduan gaya Cina, Arab, dan
Indonesia serta ornamen bertuliskan Cina, Arab, dan Indonesia. 
Fungsi aksara Cina itu sendiri dihadirkan sesuai keinginan pemilik serta untuk
menunjukkan kepada anak-anak, warga keturunan cina dan para turis cina yang datang kesana
dan mengagumi karya indah dari masjid tersebut, bahwa ternyata Islam itu mengajarkan banyak
kebaikan. Karena masjid ini tidak hanya sebagai tempat sarana ibadah, namun juga sebagai
tempat wisata banyak orang yang berkunjung hanya untuk berfoto terlebih lagi dari uniknya
masjid ini yang megah sangat menarik pengunjung baik muslim maupun non muslim.

http://nnissa96.blogspot.com/2019/02/kritik-arsitektur-metode-kritik.html

Anda mungkin juga menyukai