Anda di halaman 1dari 8

NAMA : SITI MARIAM

NIM : 160160046

KELAS :B

TUGAS FINAL ARSITEKTUR ISLAM

1. Pengertian Arsitektur Islam


Arsitektur islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik
dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-
Quran, sunah nabi, sahabat, para ulama maupun cendikiawan muslim.
Arsitektur islam juga di artikan sebagai suatu arsitektur atau hasil usaha manusia yang
memiliki wujud kongkrit sebagai pemenuh atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani.

Karakteristik Arsitektur Islam dapat dipahami sebagai pendekatan nilai yang ada
dalam Islam untuk kemudian diimplementasikan dalam perancangan bangunan.
Arsitektur Islam juga dikenal sebagai lingkungan binaan yang lebih mengacu pada
tipologi, sejarah, tempat, atau langgam. (Utaberta,N,2006)

2. Elemen-elemen eksterior arsitektur islam dan contohnya :


a. Halaman, biasanya ditemukan pada struktur bangunan biasa dan keagamaan.
Halaman biasanya dilengkapi dengan pagar dan taman-taman sebagai penyejuk
udara dan pagar yang berfugnsi sebagai pelindung agar wanita tidak perlu berhijab
untuk keluar. Contoh : Masjid Baiturrahman, Banda Aceh.

b. Lengkungan Runcing, bentuk arsitektur lengkungan runcing sering digunakan


pada arsitektur Islam. Desain interior pintu yang digunakan biasanya berukuran
besar dan dekoratif. Pintu biasanya juga dihiasi dengan ukiran Islam dan warna-
warna yang cerah. Contoh : Masjid Bukhara ,Uzbekistan.
c. Minaret adalah menara yang berbentuk persegi dan digunakan untuk
mengumandangkan adzan pada masjid. Minaret diambil dari Bahasa Arab “nur”
yang berarti cahaya. Contoh : Minaret di Masjid Agung Kairouan di Tunisia.

3. Ciri-ciri arsitektur Mughal di masjid India dan Pakistan.


- Ciri khas dari arsitektur Mughal di India pada umumnya memiliki kubah bawang
- Adanya gardu-gardu pada iwan
- Penggunaan material lokal pasir –batu merah halus
- Arsitektur mesjid di pakistan memiliki ciri-ciri penggunaan material pelapis
dinding seperti marmer.

- Stucco menggantikan pasir-batu merah halus.

- Bangunan lebih berwarna dibandingakan dengan bangunan arsitektur di India.

a. Masjid Badshahi

Ciri-ciri masjid :
- Material pasir merah dan marmer
- Haram lebih pendek dari sahn
- Kubah model bawang
- Diminaret terdapat gardu khas india dengan delapan kolom yang menyangga
kubah bawang.
- Terdapat kolam wudhu
- Dekorasi floral, arabesque dan kaligrafi warna-warni diatas bidang-bidang
marmer.
- Puncaknya di hiasi cunduk dengan bola-bola makin keatas makin kecil.

b. Masjid Srinagar
Ciri-ciri masjid :
- Kayu merupakan bahan utama
- Iwan lateral lebarnya sama dengan haram
- Atap mesjid bentuknya pelana dan bertumpuk berkemiringan tajam
- Gerbang degnan atap piramidal
- Bentuk masjid diambil dari bentuk tradisional setempat dan dipengaruhi imperium
mughal

c. Masjid Wasir Khan

Ciri-ciri masjid :
- Tata ruang Hypostyle
- Sahn diperkeras dengan lantai
- Terdapat 4 minaret disetiap sudut
- Ada kolam wudhu
- Iwan depan lebih besar dari haram
- Iwan depan adalah pengaruh arsitektur iran-persia, berupa bidang datar tinggi –
tegak, ditengah terdapat ceruk
- Bagian atas ceruk dihiasi muqarnas. Hiasan berupa pahatan molding atau relief,
kaligrafi intricate floral dikominasikan dengan corak ornamen india.
d. Masjid jami Barijaupur

Ciri-ciri masjid :
- Memiliki 3 iwan –gerbang
- Terdiri dari 3 lantai
- Iwan tidak berdinding
- Haram lebih pendek dari sahn
- Portal difungsikan untuk adzan
- Terdapat kolam ditengahnya.

e. Masjid Jami Delhi Shahjahanabad


Ciri-ciri masjid :

- Terdapat ukiran kaligrafi al-quran yang menghiasi masjid


- Mimbar masjid lebih tinggi dari singgasana sultan yang terletak di Red Fort.
- Di tembok sebelah dalam ruang utama masjid ini terukir sejarah pembangunan
masjid ini
- Masjid Jami Delhi dilengkapi dengan 3 gerbang besar di masing masing sisi
timur, utara dan selatan, dulunya gerbang timur masjid ini merupakan gerbang
paling utama karena menjadi gerbang masuk dan keluarnya keluarga kerajaan
Mughal.
- Dua menara setinggi masing masing 41 meter, lima lantai dan salah satu lantainya
dilengkapi dengan balkoni.
- Menara masjid ini diperindah dengan lapisan batu merah dan batu pualam putih.
- sedangkan di bagian belakang masjid masih terdapat lagi 4 menara kecil sama
seperti di bagian depan. Delapan menara kecil dan dua menara tinggi masjid ini
semuanya dibangun dalam arsitektural khas Mughal.
- Di pelataran ini terdapat kolam penampungan air yang merupakan kolam untuk
berwudhu.
- Terdapat 3 kubah utama yang berbentuk bawang

4. Penerapan dari Al-Qur’an dan Hadits pada 6 kriteria rumaah islami :


a. Rumah sebagai tempat ibadah
"Janganlah kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya syetan
lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat al-Baqarah.” [HR. Muslim No.
1300].
Dari hadis tersebut, interpretasi arsitektur penulis adalah rumah lebih mulia
dijadikan sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal. Hal ini dapat diterapkan
dengan membuat mushalla atau ruang yang di khususkan sebagai tempat untuk
ibadah.

b. Rumah untuk memuliakan tamu


Adab bertamu diharuskan mencapai rumah dari depan dan memberi salam kepada
penghuni rumah maksimal tiga kali dan jika tidak mendapat izin dari pemilik
rumah, tamu harus pulang, hadits ini diinterpretasikan bahwa rumah harus
memiliki pintu pagar di halaman rumah.

c. Rumah sebagai tempat tinggal


Dapat dimaknai secara pendekatan arsitektur bahwa rumah yang islami haruslah
memenuhi syarat kesehatan, kenyamanan dan kelengkapan fasilitas seperti; ruang
tamu, ruang hijab, ruang bersama, tempat ibadah dan dapur.
Kriteria ini dijelaskan dalam QS. An-Nahl (16): 80.

Interpretasi lainnya bahwa rumah haruslah memenuhi kriteria untuk tempat


tinggal yang layak agar terpenuhinya kebutuhan ruang untuk penghuni, ruang
tamu terpisah dengan ruang penghuni rumah, ruang shalat, selain itu rumah islami
juga juga dimaknai terpenuhinya kebutuhan rumah yang menjamin kesehatan
keluarga seperti kebutuhan udara, cahaya, air, perabot dan kebutuhan untuk
bersuci dan beristinja yang sesuai tuntunan Islam (tidak menghadap dan
membelakangi kiblat).

d. Tata letak orientasi


Orientasi WC yang tidak berorientasi ke Kiblat. Abu Ayyub mengatakan, “Dulu
kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap
ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon
ampun pada Allah Ta’ala.”
[HR. Bukhari No. 394 dan Muslim No. 264].

Interpretasi arsitektur pada hadis diatas dijelaskan bahwa sejatinya rumah tinggal
sejak awal direncanakan menghadap kiblat dan bebas najis, sehingga seluruh
tempat dalam rumah dapat digunakan sebagai tempat ibadah dan dzikir.

Orientasi WC tidak diperbolehan menghadap ke kiblat atau membelakangi.


Sebagai solusi arsitektur yang lebih fleksibel, dapat dihindari penggunaan kloset
duduk dan menggantinya dengan kloset jongkok, sehingga memungkinkan
berputar untuk menghindari arah kiblat.

e. Efisiensi dan Fungsional


Konsep kebutuhan ruang rumah islami dituntut menghadirkan ruang yang
dibutuhkan saja dan menghindari ruang dan fasilitas yang tidak dibutuhkan,
karena ruang tersebut akan ditempati jin.

Konsep kebutuhan ruang rumah islami dituntut menghadirkan ruang yang


dibutuhkan saja dan menghindari ruang dan fasilitas yang tidak dibutuhkan,
karena ruang tersebut akan ditempati jin.

f. Aktivitas yang dilarang didalam rumah


Dari Abu Thalhah RA, dari Nabi SAW, "Sesungguhnya para malaikat tidak
memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar (yaitu gambar makhluk hidup
bernyawa)“. Disepakati riwayat ini oleh HR. Bukhari No. 3326 dan HR. Muslim
No. 2106 (Muttafaq 'alaih).

Interpretasi arsitektur: tidak diperbolehkan memajang ornamen dalam wujud


gambar lukisan atau patung yang obyeknya dari makhluk hidup. Sebagai solusi
pengganti pajangan /hiasan dinding dapat digantikan dengan ornamen yang
objeknya natural seperti tumbuhan, bunga atau kaligrafi serta pola-pola yang
berbentuk pola Islam.
Begitu pula dengan larangan memelihara anjing di rumah karena air liur dan
kotoran anjing termasuk kategori najis besar yang menghilangkannya memerlukan
tata cara tertentu sesuai syariat Islam.

5. Karakteristik dan perkembangan arsitektur masjid pada masa Ummayah di Andalusia


(spanyol) 756-1031 M.

a. Masjid Cordoba

Masjid Cordoba gagah berdiri di tenggara Madrid, Spanyol, yang letaknya berada di
kaki Bukit Siera de Montena. Masjid ini dulunya sebuah katedral bernama Visigoth St
Vincent.
Pertama kali diubah menjadi Masjid 784 M di bawah kepemimpinan Abd ar-Rahman
I. Masjid terus mengalami renovasi saat pemerintahan Abd ar-Rahman II dibangun
menara.

Masjid Agung Cordoba, Spanyol.

Sementara itu, pada masa pemerintahan Al-Hakam II masjid diperbesar dan dibangun
mihrab. Renovasi terakhir dilakukan pada masa al-Mansur Ibn Abi Aamir pada 987
dengan membangun penghubung dengan istana.
Masjid Agung Cordoba menjadi pusat keislaman di Andalusia selama tiga abad.
Masjid kembali berubah menjadi katedral pada masa penaklukan tentara Kristen pada
abad ke-16. Bagian tengah masjid berubah menjadi altar utama dan tempat paduan
suara. Arsitekturnya sangat khas peninggalan Islam dengan pilar-pilar dan struktur
marmer.

b. Masjid Jami Halab

Masjid Jami ini dibangun oleh Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik Rahimahullah
yang masa kekuasaannya hingga 10 Shafar 99 H/ 717 M. Awalnya masjid ini
merupakan kebun dari sebuah gereja Romawi kuno yang dibangun oleh Heliana,
kaisar pertama kerajaan Romawi.
Kaum Muslimin memperbaikinya ketika Halab terkenal dengan mutu bebatuannya
yang merupakan pindahan dari sekumpulan batu-batu di sekitar daerah tersebut.
Khalifah Sulaiman menginginkan bebatuan itu untuk membangun masjid di
Damaskus seindah mungkin.

Masjid Jaami Halab ini telah mengalami beberapa kali kerusakan dan perubahan
seperti halnya masjid yang di Damaskus akibat peperangan, kebakaran, dan
penghancuran sejak dari pemerintahan Abbasiyah hingga Nexvor Fock raja Romawi.

Anda mungkin juga menyukai