Anda di halaman 1dari 8

MIDTEST ARSITEKTUR ISLAM

Nama : Khusna Yuliantika AB


NIM: 180160026

SOAL

1. Jelaskan Pengertian Arsitektur Islam dan Bagaimana Memahami Karakteristik


Arsitektur Islam?
Jb: arsitektur islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancara dari aspek
fisik dan metafisisk bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber
dari Al-Quran, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, Para ulama maupun
Cendikiawan muslim
2. Jelaskankan elemen-elemen arsitektur Islam yang ada pada masjid beserta
gambarnya
a. Kebun/port,
kebun dan air memainkan peran yang paling penting dalam budaya
Islam, dan sering disebut sebagai taman surga.
Al-Qur’an memiliki banyak referensi mengenai kebun dan taman
yang digunakan sebagai analogi untuk manusia mengenai
keindahan surga (Surah Ar-Rahman). Taman Islam yang
tradisional biasanya memiliki air dan tempat untuk berteduh. Hal
ini dikarenakan Islam umumnya datang dan tersebar di iklim yang
panas dan gersang. Kebun Islam dibuat untuk istirahat dan
biasanya memiliki tempat duduk.

b. Halaman/sehan,
Halaman biasanya ditemukan pada struktur bangunan biasa dan
keagamaan. Pada rumah biasa, halaman biasanya memiliki tembok
dengan jenis tanaman estetis, air, dan pencahayaan yang alami.
Halaman pada rumah juga digunakan sebagai ruang pendingin
dengan adanya air mancur dan sumber udara saat musim panas.
Halaman di tembok dengan tujuan untuk melindungi wanita di
dalam rumah agar mereka tidak perlu memakai hijab.

c. Kubah/dome,
Berdasarkan gaya kubah pada masa Byzantium, Arsitektur
Ottoman mengembangkan bentuk kubah sentral yang lebar dengan
diameter besar yang didirikan di tengah-tengah bangunan. Bentuk
kubah Hagia Sophia contohnya, bentuk kubah yang megah di pusat
bangunan dengan struktur kubah dan tiang penyangga yang
membentuk satu kesatuan struktur tunggal.

d. Lengkungan,
Bentuk arsitektur lengkungan runcing sering digunakan pada
arsitektur Islam. Desain interior pintu yang digunakan biasanya
berukuran besar dan dekoratif. Pintu biasanya juga dihiasi dengan
ukiran Islam dan warna-warna yang cerah

e. Muqarnas/Ornamen
elemen dekoratif ini merupakan elemen dekoratif yang meruang,
ketika sebagian besar elemen dekoratif lainnya terbatas pada
bidang dua dimensi. Dalam penerapannya, muqarnas dapat
bertransformasi menjadi bentuk yang benarbenar tiga dimensional,
seperti yang terdapat pada kubah-kubah dan relung pintu gerbang,
dapat pula menjadi elemen dekoratif semi dua dimensional, seperti
yang terdapat pada permukaan dinding dan jendela

f. Minaret,
Minaret adalah menara yang letaknya di dekat/dibangun pada
struktur sebuah masjid, yang digunakan oleh muazin (juru azan)
untuk mengumandangkan adzan yang mengajak umat muslim
untuk berdoa/sembahyang (Hillebrand Robert, 1998). Sekarang
minaret menjadi simbol Islam namun bukan simbol yang dalam
secara teologi (Aziz, A.A. 2016). Minaret modern menyediakan
ruang lebih untuk hal-hal yang bersifat artistik. Lantai dasar
minaret selalu berbentuk kotak/persegi dan menaranya dapat
berbentuk bermacammacam dari persegi hingga lingkaran namun
kebanyakan berbentuk oktagonal. Puncak dari bangunan ini
merupakan tempat di mana muazin ataupun alat pengeras suara
untuk mengumandangkan adzan, (Katarina, Widya, 2012)

g. Mihrab/kiblat.
Mihrab merupakan tanda arah kiblat yang digunakan sebagai
tempat imam untuk memimpin sholat, terletak di sisi barat laut
masjid. Menurut Pijper (1947), salah satu karakter umum masjid
jawa kuno adalah berdenah bujur sangkar dan memiliki ruang
tambahan pada sebelah barat atau barat laut untuk mighrab. Mihrab
yang terdapat pada masjid Langgar Dalam, masjid Baitul Aziz,
masjid Al-Aqsa, masjdi Al-Makmur dan masjid At-Taqwa pada
umumnya memiliki bentuk yang sama

3. Jelaskan Penerapan dari Alquran dan Hadist pada 6 kriteria rumah Islami beserta
contoh?
a) Rumah Sebagai Tempat Ibadah
Hasil eksplorasi tekstual terjemahan dan tafsir tentang rumah
sebagai tempat ibadah dan larangan menjadikan rumah sebagai
kuburan di jelaskan dalam QS. Yunus (10): 87.
Adapun hadis yang mendukung prinsip tersebut adalah:

Dari ayat dan hadis tersebut, interpretasi arsitektur penulis adalah


rumah lebih mulia dijadikan sebagai tempat ibadah dan tempat
tinggal.

b) Rumah Untuk Memuliakan tamu


Adab bertamu diharuskan mencapai rumah dari depan dan
memberi salam kepada penghuni rumah maksimal tiga kali dan
jika tidak mendapat izin dari pemilik rumah, tamu harus pulang,
hadits ini diinterpretasikan bahwa rumah harus memiliki pintu
pagar di halaman rumah.
Mengenai hal ini dijelaskan dalam QS. An-Nisa' [4]: 36 dan hadis
berikut:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka
hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan
tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. [H.R Bukhari
No. 6018, Muslim No. 47]

c) Rumah sebagai tempat tinggal


Dapat dimaknai secara pendekatan arsitektur bahwa rumah yang
islami haruslah memenuhi syarat kesehatan, kenyamanan dan
kelengkapan fasilitas seperti; ruang tamu, ruang hijab, ruang
bersama, tempat ibadah dan dapur.
Kriteria ini dijelaskan dalam QS. An-Nahl (16): 80.
Interpretasi arsitektur: rumah yang sesuai dengan nilai-nilai
keislaman dapat berupa rumah permanen juga dapat berupa rumah
tidak pemanen yang dapat dibawa-bawa seperti wujud
tenda/kemah.
Interpretasi lainnya bahwa rumah haruslah memenuhi kriteria
untuk tempat tinggal yang layak agar terpenuhinya kebutuhan
ruang untuk penghuni, ruang tamu terpisah dengan ruang penghuni
rumah, ruang shalat, selain itu rumah islami juga juga dimaknai
terpenuhinya kebutuhan rumah yang menjamin kesehatan keluarga
seperti kebutuhan udara, cahaya, air, perabot dan kebutuhan untuk
bersuci dan beristinja yang sesuai tuntunan Islam (tidak
menghadap dan membelakangi kiblat).

d) Tata Letak Orientasi


Rasulullah SAW bersabda: "Kerjakanlah di rumah-rumah kalian
diantara shalat-shalat yang ada, dan jangan kalian jadikan (rumah-
rumah kalian) sebagai kuburan".
[HR. Bukhari No. 1114] mengisyaratkan rumah diorientasikan ke
kiblat dan yang terbaik adalah jika rumah dilengkapi dengan ruang
shalat.
Orientasi WC yang tidak berorientasi ke Kiblat. Abu Ayyub
mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati
jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun
mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada
Allah Ta’ala.”
[HR. Bukhari No. 394 dan Muslim No. 264].
Interpretasi arsitektur pada hadis diatas dijelaskan bahwa sejatinya
rumah tinggal sejak awal direncanakan menghadap kiblat dan
bebas najis, sehingga seluruh tempat dalam rumah dapat digunakan
sebagai tempat ibadah dan dzikir.
Orientasi WC tidak diperbolehan menghadap ke kiblat atau
membelakangi.
Sebagai solusi arsitektur yang lebih fleksibel, dapat dihindari
penggunaan kloset duduk dan menggantinya dengan kloset
jongkok, sehingga memungkinkan berputar untuk menghindari
arah kiblat.

e) Efisiensi dan fungsional


Konsep kebutuhan ruang rumah islami dituntut menghadirkan
ruang yang dibutuhkan saja dan menghindari ruang dan fasilitas
yang tidak dibutuhkan, karena ruang tersebut akan ditempati jin.
Tuntunan dan isyarat untuk menghadirkan arsitektur yang hemat
energi, ramah lingkungan dengan pemanfaatan sumber daya alam
secara maksimal seperti pencahayaan, penghawaan alami dan
pemeliharaan rumah dengan biaya rendah (low maintenance).

f) Aktivitas yang dilarang dalam rumah


Dari Abu Thalhah RA, dari Nabi SAW, "Sesungguhnya para
malaikat tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar
(yaitu gambar makhluk hidup bernyawa)“. Disepakati riwayat ini
oleh HR. Bukhari No. 3326 dan HR. Muslim No. 2106 (Muttafaq
'alaih).
"Barangsiapa yang memelihara anjing selain anjing penjaga sawah,
anjing penjaga kambing atau anjing pemburu, maka pahalanya
akan dikurangi setiap harinya sebanyak dua Qirath." [HR. Bukhari
No. 2155]
Interpretasi arsitektur: tidak diperbolehkan memajang ornamen
dalam wujud gambar lukisan atau patung yang obyeknya dari
makhluk hidup.
Sebagai solusi pengganti pajangan /hiasan dinding dapat
digantikan dengan ornamen yang objeknya natural seperti
tumbuhan, bunga atau kaligrafi serta pola-pola yang berbentuk
pola Islam.
Begitu pula dengan larangan memelihara anjing di rumah karena
air liur dan kotoran anjing termasuk kategori najis besar yang
menghilangkannya memerlukan tata cara tertentu sesuai syariat
Islam.

4. Jelaskan Surah dalam Alquran yang berkaitan dengan Manusia dan Alam serta
Bagaimana caranya agar hubungan antara manusia, alam dan arsitektur dapat
berlangsung harmonis dan berkelanjutan?
Jb: Yang pertama adalah Al-Qur’an Surat Shad (38): 27-28 berikut ini yang
menerangkan bahwa Allah menciptakan bumi, langit dan di antara keduanya
dengan baik. Penciptaan alam semesta ini telah didesain sedemikian rupa agar
manusia dapat memanfaatkan dan menikmatinya secara maksimum. Hanya orang-
orang yang kufur (mengingkari) nikmat Allah sajalah yang berburuk sangka
terhadap apa yang diciptakan oleh Allah sehingga Allah marah dan menyumpah
mereka masuk ke dalam neraka. Sementara mereka yang beriman dan beramal
saleh atau orang-orang yang bertakwa akan diperlakukan secara berbeda dari
mereka yang kufur. Yaitu mereka akan masuk surga yang nyaman, sebagai bentuk
ke-Mahaadilan Allah.

‫ ُل‬q‫) أَ ْم نَجْ َع‬27( ‫ار‬ِ َّ‫ك ظَ ُّن الَّ ِذينَ َكفَرُوا فَ َو ْي ٌل لِلَّ ِذينَ َكفَرُوا ِمنَ الن‬ َ ْ‫َو َما خَ لَ ْقنَا ال َّس َما َء َواألر‬
َ ِ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما بَا ِطال َذل‬
)28( ‫َّار‬ ِ ‫ض أَ ْم نَجْ َع ُل ْال ُمتَّقِينَ َك ْالفُج‬
ِ ْ‫ت َك ْال ُم ْف ِس ِدينَ فِي األر‬
ِ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬

”… dan Kami tidak menciptakan tangit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir,
Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah
Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh
sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula)
Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang
berbuat maksiat?” ( QS. Shad 27-28 )

Dari ayat tersebut di atas dapat diambil pelajaran bahwa hendaknya kita berbaik
sangka, tidak berburuk sangka kepada Allah, atas segala yang diciptakan-Nya di
muka bumi ini. Yaitu bahwa Allah telah menciptakan alam ini untuk kenyamanan
dan kesejahteraan manusia. Sehingga kita hendaknya beriman kepada Allah dan
berbuat baik di muka bumi ini. Berbuat baik disini contohnya adalah dengan
menanam pohon, menikmati hasilnya dan tidak rakus mengeksploitasi alam
secara berlebihan.

5. Jelaskan Hubungan Ayat dalam Surah Al Quran yang dibacakan (sesuai Topik
yang dipilih) dengan Ilmu Arsitektur?
Jb : 1. Ar Rahman : 50
2. al- Ghasiyah ; 12
” mata air yang mengalir”
Air yang mengalir dapat menjelaskan betapa subur, damai, sejuk, suatu tempat.
Menurut sejarah ahli ahli bangunan arab pada zamanya mereka membuat air
mancur ditengah lapangan rumah sehingga bagaimanapun hebatnya panas
matahari namun air mancur tersebut dapat membawa kesejukkan, atau air dapar
dijadikan sebagai pengendali thermal pada suatu bangunan.

Anda mungkin juga menyukai