Anda di halaman 1dari 6

Bangun Rumah Sesuai Konsep Islam &

Ajaran Rasulullah SAW (3)


Maret 17, 2016 02:02

Jakarta, Aktual.com — Memiliki sebuah rumah menjadi impian bagi setiap orang dan tentunya
juga bagi tiap pasangan suami istri. Rumah yaitu tempat berkumpul seluruh anggota keluarga
dan temapt pula berbagi pengalaman, ilmu dan tempat berbagi kasih sayang pula antara
keseluruhan anggota keluarga. Ada pula beberapa pengertian rumah itu sendiri.

Rumah yakni sebuah bangunan yang mempunyai fungsi tempat tinggal dan berkumpul suatu
keluarga. Rumah juga merupakan tempat seluruh anggota keluarga berdiam dan melakukan
aktivitas yang menjadi rutinitas keseharian. Ada juga definisi rumah merupakan jantung
kehidupan yang semestinya dapat menjadi sumber kedamaian, sumber inspirasi, dan sumber
energi bagi pemiliknya.

Ustad Muhamad Ghozali, MA, menjelaskan, meskipun Rasulullah SAW sendiri tidak
memberikan contoh dalam mendesain rumah, tapi dari sunah yang ada, hendaknya hal itu
dijadikan acuan atau pegangan Muslim dalam membuat dan mendesain sebuah rumah. Di antara
hal yang harus diperhatikan adalah,
1. Dianjurkan bagi seorang Muslim untuk mencari rumah atau membangun rumah yang
dekat dengan Masjid.

“Hal ini dimaksudkan agar memudahkan baginya untuk menunaikan salat berjamaah dan ibadah
yang lainnya di Masjid. Walaupun yang lebih utama adalah jauh dari Masjid, karena setiap
langkahnya akan dihitung pahala. Tapi, karena mengingat lemahnya iman pada umat Islam dan
pengaruh lingkungan yang banyak sekali kemaksiatan pada zaman sekarang, dekat dengan
Masjid lebih utama untuk menjaga diri dan keimanan seseorang. Wallahu a’lam bisshawab,” kata
Ustad Ghozali kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (16/03).
2. Mencari rumah atau membangun rumah yang jauh dari lingkungan maksiat dan
tetangga yang buruk.

Lingkungan yang dekat dengan kemaksiatan atau tetangga yang buruk memiliki pengaruh yang
luar biasa pada sebuah keluarga. Sebagaimana kisah yang panjang, yaitu kisah perjalanan
taubatnya seseorang yang telah membunuh 100 orang, padanya disebutkan,

ِ ْ‫ فَا ْعبُ ِد هللاَ َم َعهُ ْم َوالَ تَرْ ِج ْع ِإلَى َأر‬,َ‫ فَِإ َّن بِهَا ُأنَاسًا يَ ْعبُ ُدوْ نَ هللا‬, ‫ض َك َذا َو َك َذا‬
‫ فَِإنَّهَا َأرْ ضُ سُوْ ٍء‬, َ‫ضك‬ ِ ْ‫اِ ْنطَلِ ْق ِإلَى َأر‬

Artinya, “Pergilah Engkau ke sebuah negeri seperti ini dan seperti ini (yang disifatkan padanya
negeri tersebut), karena sesungguhnya di dalamnya terdapat kaum yang beribadah kepada Allah
Ta’ala, beribadahlah bersama mereka dan jangan kembali ke negerimu, karena negerimu adalah
negri yang jelek (banyak kemaksiatannya).”(HR. Muttafaqun ‘alaih).

3. Memperhatikan hal-hal yang mendukung kesehatan pada sebuah rumah.

“Di antaranya dengan menjauhi membangun rumah di tempat-tempat yang kotor, seperti dekat
tempat-tempat pembuangan sampah, dekat genangan-genangan air, dan sebagainya. Karena
kebersihan dan kesucian adalah sebagian dari iman, maka wajib bagi seorang Muslim untuk
memperhatikan kebersihan dan kesucian tempat tinggalnya, lingkungannya, serta dirinya, karena
lingkungan juga menunjukkan pribadi si penghuninya.”

Zhahir dari sesuatu adalah cerminan bagi batinnya. Dari Abu Malik Al-Asy’ariy
radhiallahu’anhu bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
ْ ‫الطّهُو ُر َش‬
‫ط ُر اِإل ي َمان‬

Artinya, “Kesucian adalah sebagian dari iman.”(HR. Muslim)

“Sebagaimana makanan, lingkunganpun bisa mempengaruhi tabi’at manusia, dimana


disyari’atkan untuk tidak makan daging hewan yang kebiasaannya memakan kotoran sebelum
dikurung atau dikarantina tiga hari atau lebih, atau kita dilarang untuk memakan hewan yang
bertaring karena ditakutkan tabi’at hewan tersebut akan ditiru oleh pemakannya, karena daging
yang tumbuh pada manusia itu dari binatang tadi,” terang Ustad Ghozali.

Rasulullah SAW bersabda,

‫ب اِإْل بِ ِل َوال َّس ِكينَةُ َو ْال َوقَا ُر فِي َأ ْه ِل ْال َغن َِم‬
ِ ‫َو ْالفَ ْخ ُر َو ْال ُخيَاَل ُء فِي َأصْ َحا‬

Artinya, “Keangkuhan dan kesombongan ada pada penggembala onta, ketenangan dan
kewibawaan ada pada penggembala kambing.”(HR. Muslim)

“Dalam Hadis ini memberikan faidah bahwasanya kebersamaan akan saling mempengaruhi
sebagaimana penggembala onta yang setiap hari bersamanya, jadilah dia seorang yang sombong
dan keras kepala dan tinggi hati seperti keadaan onta yang mencari makan pada ujung-ujung
pohon. Begitu pula keadaan penggembala kambing, ketenangan yang dimiliki kambing
mempengaruhi penggembalanya tanpa perlu berteriak-teriak, tidak seperti halnya penggembala
onta,” jelas ia menambahkan.

Contoh Hadis lainnya yaitu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang melarang duduk di atas
kulit macan agar tidak tertular memiliki tabiat macan yang buas. Disebutkan dalam sebuah hadis,

‫نهى عن الركوب على جلود النمار‬

Artinya, “Beliau shalallahu alaihi wasallam melarang untuk duduk di atas kulit macan“.

“Perkara lainnya yang mendukung kesehatan pada sebuah rumah adalah memperhatikan fisik
dari bangunan rumah, di antaranya menjadikan rumahnya segar dengan memasang jendela,
lubang-lubang ventilasi angin, serta tempat masuknya sinar matahari ke dalam rumah untuk
kesegaran dan sirkulasi udara,” imbuhnya.

4. Jauhkan hal-hal syirik.

“Memang sebagian dari masyarakat Indonesia masih percaya tentang hari baik untuk pindah
rumah berdasarkan Primbon (kitab rujukan tentang kehidupan sehari-hari yang tidak ada
landasannya dalam Islam, red). Seperti misalnya, pindahan pada hari Jumat Kliwon itu Demang
Kandhuwuran atau tidak baik. Padahal, Jumat adalah hari yang baik menurut Islam. Tidak ada
hari yang buruk. Karena itu, jangan libatkan hal-hal syirik semacam ini ketika akan memilih
rumah.”
“Selain itu, ada pula kepercayaan bahwa dalam memilih rumah harus memerhatikan Feng Shui.
Baik dari segi lokasi, arah menghadap rumah, hingga penempatan perabotan. Padahal, selama
rumah tersebut dapat menutupi aurat penghuninya, kloset tidak menghadap atau membelakangi
kiblat, dan diperoleh dari harta yang halal, Insya Allah rumah tersebut baik. Kita tidak perlu dan
tidak boleh berpedoman pada kompas atau topografi Cina Kuno yang tidak ada dalilnya
tersebut.”

“Salah satu yang menjadi mitos adalah bahwa rumah bernomor 13 atau berposisi tusuk sate akan
membawa kesialan juga tidak boleh kita yakini. Karena kita wajib percaya bahwa tidak ada yang
bisa mencelakakan kita kecuali atas izin Allah SWT.”

“Kepercayaan bohong itu dikembangkan oleh para setan yang pekerjaannya memang menipu
manusia dan membisikkan kepercayaan jahat di dalam hati manusia. Hanya saja seringkali
dikemas dengan nama dan istilah yang berbeda-beda. Terkadang kepercayaan syirik itu dianggap
sebagai nasehat orangtua, sehingga seolah kalau tidak dipercayai akan menimbulkan bencana
tertentu. Apabila masih ada orangtua yang mempercayai hal ini, maka dapat kita jelaskan dengan
baik-baik.”

5. Rumah adalah kehormatan dan rahasia

“Maka jangan membuat rumah yang banyak kaca tembus pandangnya hingga memungkinkan
orang luar bisa melihat ke dalam rumah kita. Hal ini untuk menjaga rahasia dan aurat keluarga
kita.”

6. Membuat rumah dengan kamar yang banyak sehingga kita bisa memisahkan kamar
anak laki-laki dan perempuan.

“Juga jika sewaktu-watu ada tamu yang ingin bermalam, kita bisa membantunya menyediakan
kamar. Tapi hendaknya kamar untuk tamu terpisah dari ruang keluarga sehingga tidak
memungkinkan tamu bisa melihat dengan bebas ruang keluarga.”

7. WC atau toilet hendaknya dibuat tidak menghadap atau pun membelakangi Kiblat.

“Karena ada larangan Rasulullah SAW. Meskipun ada khilaf, jika tertutup dengan bangunan
maka diperbolehkan. tapi untuk kehati-hatian lebih baik menghadap ke arah lain.”

8. Jangan meninggikan bangunan.

“Karena itu termasuk tanda-tanda hari kiamat sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW
ketika ditanya oleh Malaikat jibril.”

9. Undanglah Malaikat Rahmat

“Setelah memilih atau membangun rumah maka pastikan Malaikat Rahmat berkenan masuk ke
rumah kita. Bagaimana caranya? Selain menjaga agar nilai-nilai ke-Islaman selalu hadir dalam
aktivitas kita, jangan pelihara anjing dan jangan letakkan lukisan dan patung yang menyerupai
makhluk bernyawa. Hal ini sebagaimana hadis Rasulullah SAW, “Malaikat Rahmat tidak akan
masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW menegaskan ini sewaktu Beliau pulang dari bepergian, lalu mendapati di tengah
rumah terdapat tabir bergambar. Beliau memanggil istrinya, Aisyah radhiallahu ‘anha dan
bersabda, “Hai Aisyah ! Sekeras-keras siksa manusia pada hari kiamat adalah yang menyaingi
ciptaan Allah.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim). Maka Aisyah radhiallahu ‘anha pun segera
memotong-motong tabir tersebut dan dijadikan bantal.”

10. Rumah di Akhirat adalah hal terakhir yang perlu diingat dalam memilih rumah.

“Apabila kita mempertimbangkan dan merencanakan dengan serius saat akan memilih rumah di
dunia, maka kita harus lebih serius dalam merencanakan rumah kita di akhirat kelak. Rumah
yang akan abadi menjadi tempat tinggal kita. Kita tentu mau punya rumah yang berdekatan
dengan Rasulullah SAW, berpandangkan telaga Kautsar di surga Firdaus yang teramat indah,
bukan ? Karena itu, mari siapkan juga rumah di Akhirat nanti.”

“Mulailah berpikir dan berhitung, apa saja yang diperlukan untuk membangun rumah di surga?
mata uang apa yang dapat digunakan untuk membeli bahan-bahannya ? Apa saja yang harus kita
lakukan untuk mendapatkan mata uang tersebut? Juga, bagaimana caranya agar kita berhak
mendapat ‘kavling’ di surga?. ‘Renungan ini perlu kita tanyakan terus menerus, sehingga setelah
kita mewujudkan rumahku surgaku di dunia, suatu saat kita dapat mengatakan, “Surga ini
rumahku.’ Amin ya Rabbal ‘alamiin.”

“Ada pun contoh dari rumah Rasulullah SAW sendiri, sebenarnya para sahabat telah banyak
mengisahkan kepada kita tentang rumah ini, bahkan perabot-perbotan yang ada di dalam
rumahnya. Kita tahu bahwa kita bukan hanya ingin tahu rumah dan kamar-kamar Rasulullah
SAW. Akan tetapi, untuk mengambil contoh dan tauladan dari apa yang kita lihat di dalam
rumah ini. Rumah ini pondasinya adalah tawadhu, modal utamanya adalah iman, dinding-
dindingnya sepi dari gambar-gambar makhluk yang bernyawa. Yang dipasang di dinding oleh
kebanyakan manusia di masa sekarang,” papar Ustad Ghozali.

Rasulullah SAW bersabda, “Malaikat tidak mau masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan
gambar-gambar.”(Muttafaq alaih)

Kemudian lihatlah sebagian apa yang pernah dipakai oleh Rasulullah SAW dalam
kesehariannya. Dari Tsabit Beliau berkata, Anas bin Malik memperlihatkan cangkir kepada kami
yang terbuat dari kayu, kasar dan terpatri dengan besi. Ia berkata, “Wahai Tsabit ini adalah
cangkir Rasulullah SAW,” (HR. Tirmidzi).

Rasulullah SAW menggunakan itu untuk minum air dan nabidz, yakni kurma yang diletakkan di
air dan didiamkan, hal itu dilakukan untuk mempermanis air. Selain itu digunakan pula untuk
madu dan susu. (HR. Tirmidzi).
Dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bernafas tiga kali ketika minum. (Muttafaq alaih).
Maksudnya beliau bernafas di luar bejana, sebelum akan minum. Dan beliau melarang bernafas
di dalam bejana, atau meniup di dalamnya, (HR. Tirmidzi).

Adapun baju besi yang pernah dipakai Rasulullah SAW di waktu berjihad dalam berbagai
peperangan beliau, dan di hari-hari sulit, barangkali sekarang sudah tidak ada lagi di rumah
beliau. Karena Rasulullah SAW tela menggadaikannya kepada salah seorang Yahudi sebab
beliau telah berhutang 30 sha’ gandum untuk nafkah keluarga beliau sebagaimana dikatakan oleh
Aisyah RA, (Muttafaq alaih). Hingga Rasulullah SAW meninggal, baju besinya masih berada di
orang Yahudi tersebut.

Rasulullah SAW pun tidak pernah membuat terkejut keluarganya dengan datang ke rumah secara
tiba-tiba untuk mencari kesalahan mereka. Akan tetapi beliau pulang kepada keluarganya dengan
memberi tahu terlebh dahulu atas kedatangan beliau, dan beliau mengucapkan salam kepada
mereka, coba kita perhatikan baik-baik hadis Rasulullah SAW berikut, “Berbahagialah orang
yang diberi petunjuk masuk Islam, sedangkan kehidupannya bersahaja dan merasa cukup.”(HR.
Tirmidzi)

Adapaun Hadis yang lain, “Barangsiapa yang masuk waktu pagi dengan merasa aman di
rumahnya, sehat badannya, mempunyai makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah
memiliki dunia seisinya.”(HR. Tirmidzi)

“Seperti itulah pada kenyataannya layaknya manusia lainnya, Rasulullah SAW juga memiliki
sebuah rumah. Rumah yang digunakan untuk beristirahat, berkumpul bersama keluarga, dan hal
lainnya yang tidak bisa dilakukan di luar. Seperti apa dan bagaimana rumah beliau mungkin
tidak akan jauh beda pada masanya dengan orang lain. Hanya, seperti apakah di dalamnya, pasti
terdapat perbedaan. Demikian semoga ini bermanfaat bagi kita semua,” kata Ustad Ghozali
menutup pembicaraan.

https://mbajengbremana.wordpress.com/2012/02/07/filosofi-3-surat-dalam-al-quran-lebah-semut-dan-
laba-laba/

Anda mungkin juga menyukai