Anda di halaman 1dari 5

Bangun Rumah Sesuai Konsep Islam &

Ajaran Rasulullah SAW

Memiliki sebuah rumah menjadi impian bagi setiap orang dan tentunya juga bagi tiap pasangan suami istri.
Rumah yaitu tempat berkumpul seluruh anggota keluarga dan temapt pula berbagi pengalaman, ilmu dan
tempat berbagi kasih sayang pula antara keseluruhan anggota keluarga. Ada pula beberapa pengertian
rumah itu sendiri.

Rumah yakni sebuah bangunan yang mempunyai fungsi tempat tinggal dan berkumpul suatu keluarga.
Rumah juga merupakan tempat seluruh anggota keluarga berdiam dan melakukan aktivitas yang menjadi
rutinitas keseharian. Ada juga definisi rumah merupakan jantung kehidupan yang semestinya dapat menjadi
sumber kedamaian, sumber inspirasi, dan sumber energi bagi pemiliknya.

Ustad Muhamad Ghozali, MA, menjelaskan, meskipun Rasulullah SAW sendiri tidak memberikan contoh
dalam mendesain rumah, tapi dari sunah yang ada, hendaknya hal itu dijadikan acuan atau pegangan Muslim
dalam membuat dan mendesain sebuah rumah. Di antara hal yang harus diperhatikan adalah,
1. Dianjurkan bagi seorang Muslim untuk mencari rumah atau membangun rumah yang dekat dengan
Masjid.

“Hal ini dimaksudkan agar memudahkan baginya untuk menunaikan salat berjamaah dan ibadah yang
lainnya di Masjid. Walaupun yang lebih utama adalah jauh dari Masjid, karena setiap langkahnya akan
dihitung pahala. Tapi, karena mengingat lemahnya iman pada umat Islam dan pengaruh lingkungan yang
banyak sekali kemaksiatan pada zaman sekarang, dekat dengan Masjid lebih utama untuk menjaga diri dan
keimanan seseorang. Wallahu a’lam bisshawab,” kata Ustad Ghozali kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu
(16/03).
2. Mencari rumah atau membangun rumah yang jauh dari lingkungan maksiat dan tetangga yang
buruk.

Lingkungan yang dekat dengan kemaksiatan atau tetangga yang buruk memiliki pengaruh yang luar biasa
pada sebuah keluarga. Sebagaimana kisah yang panjang, yaitu kisah perjalanan taubatnya seseorang yang
telah membunuh 100 orang, padanya disebutkan,

َ ‫ض إِلَى اِ ْن‬
ْ‫ط ِل ْق‬ ً ‫للاَْ يَ ْعبُد ُْونَْ أُنَا‬, ‫لَ َمعَ ُه ْْم للاَْ فَا ْعبُ ِْد‬
ْ ِ ‫ َو َكذَا َكذَا أ َ ْر‬, ْ‫سا بِ َها فَإِن‬ ِ ‫أ َ ْر‬, ‫ض فَإِن َها‬
ْ ‫ضكَْ إِلَى ت َْر ِج ْْع َو‬ ُْ ‫س ْوءْ أَ ْر‬
ُ

Artinya, “Pergilah Engkau ke sebuah negeri seperti ini dan seperti ini (yang disifatkan padanya negeri
tersebut), karena sesungguhnya di dalamnya terdapat kaum yang beribadah kepada Allah Ta’ala,
beribadahlah bersama mereka dan jangan kembali ke negerimu, karena negerimu adalah negri yang jelek
(banyak kemaksiatannya).”(HR. Muttafaqun ‘alaih).

3. Memperhatikan hal-hal yang mendukung kesehatan pada sebuah rumah.


“Di antaranya dengan menjauhi membangun rumah di tempat-tempat yang kotor, seperti dekat tempat-
tempat pembuangan sampah, dekat genangan-genangan air, dan sebagainya. Karena kebersihan dan
kesucian adalah sebagian dari iman, maka wajib bagi seorang Muslim untuk memperhatikan kebersihan dan
kesucian tempat tinggalnya, lingkungannya, serta dirinya, karena lingkungan juga menunjukkan pribadi si
penghuninya.”

Zhahir dari sesuatu adalah cerminan bagi batinnya. Dari Abu Malik Al-Asy’ariy radhiallahu’anhu bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda,

ْ‫ور‬
ُ ‫ط ُه‬ ْ ‫اإلي َمان ش‬
ّ ‫َط ُْر ال‬ ِ

Artinya, “Kesucian adalah sebagian dari iman.”(HR. Muslim)

“Sebagaimana makanan, lingkunganpun bisa mempengaruhi tabi’at manusia, dimana disyari’atkan untuk
tidak makan daging hewan yang kebiasaannya memakan kotoran sebelum dikurung atau dikarantina tiga
hari atau lebih, atau kita dilarang untuk memakan hewan yang bertaring karena ditakutkan tabi’at hewan
tersebut akan ditiru oleh pemakannya, karena daging yang tumbuh pada manusia itu dari binatang tadi,”
terang Ustad Ghozali.

Rasulullah SAW bersabda,

ْ‫ب فِي َو ْال ُخيَ ََل ُْء َو ْالفَ ْخ ُر‬ ْ َ‫ل أ‬


ِْ ‫ص َحا‬ ُْ َ‫ل فِي َو ْال َوق‬
ِ ْ ُ‫ار َوالس ِكينَ ْة‬
ِْ ِ‫اإلب‬ ِْ ‫ْالغَن َِْم أَ ْه‬

Artinya, “Keangkuhan dan kesombongan ada pada penggembala onta, ketenangan dan kewibawaan ada
pada penggembala kambing.”(HR. Muslim)

“Dalam Hadis ini memberikan faidah bahwasanya kebersamaan akan saling mempengaruhi sebagaimana
penggembala onta yang setiap hari bersamanya, jadilah dia seorang yang sombong dan keras kepala dan
tinggi hati seperti keadaan onta yang mencari makan pada ujung-ujung pohon. Begitu pula keadaan
penggembala kambing, ketenangan yang dimiliki kambing mempengaruhi penggembalanya tanpa perlu
berteriak-teriak, tidak seperti halnya penggembala onta,” jelas ia menambahkan.

Contoh Hadis lainnya yaitu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang melarang duduk di atas kulit macan
agar tidak tertular memiliki tabiat macan yang buas. Disebutkan dalam sebuah hadis,

‫النمار جلود على الركوب عن نهى‬

Artinya, “Beliau shalallahu alaihi wasallam melarang untuk duduk di atas kulit macan“.

“Perkara lainnya yang mendukung kesehatan pada sebuah rumah adalah memperhatikan fisik dari
bangunan rumah, di antaranya menjadikan rumahnya segar dengan memasang jendela, lubang-lubang
ventilasi angin, serta tempat masuknya sinar matahari ke dalam rumah untuk kesegaran dan sirkulasi udara,”
imbuhnya.

4. Jauhkan hal-hal syirik.


“Memang sebagian dari masyarakat Indonesia masih percaya tentang hari baik untuk pindah rumah
berdasarkan Primbon (kitab rujukan tentang kehidupan sehari-hari yang tidak ada landasannya dalam Islam,
red). Seperti misalnya, pindahan pada hari Jumat Kliwon itu Demang Kandhuwuran atau tidak baik. Padahal,
Jumat adalah hari yang baik menurut Islam. Tidak ada hari yang buruk. Karena itu, jangan libatkan hal-hal
syirik semacam ini ketika akan memilih rumah.”

“Selain itu, ada pula kepercayaan bahwa dalam memilih rumah harus memerhatikan Feng Shui. Baik dari
segi lokasi, arah menghadap rumah, hingga penempatan perabotan. Padahal, selama rumah tersebut dapat
menutupi aurat penghuninya, kloset tidak menghadap atau membelakangi kiblat, dan diperoleh dari harta
yang halal, Insya Allah rumah tersebut baik. Kita tidak perlu dan tidak boleh berpedoman pada kompas atau
topografi Cina Kuno yang tidak ada dalilnya tersebut.”

“Salah satu yang menjadi mitos adalah bahwa rumah bernomor 13 atau berposisi tusuk sate akan membawa
kesialan juga tidak boleh kita yakini. Karena kita wajib percaya bahwa tidak ada yang bisa mencelakakan
kita kecuali atas izin Allah SWT.”

“Kepercayaan bohong itu dikembangkan oleh para setan yang pekerjaannya memang menipu manusia dan
membisikkan kepercayaan jahat di dalam hati manusia. Hanya saja seringkali dikemas dengan nama dan
istilah yang berbeda-beda. Terkadang kepercayaan syirik itu dianggap sebagai nasehat orangtua, sehingga
seolah kalau tidak dipercayai akan menimbulkan bencana tertentu. Apabila masih ada orangtua yang
mempercayai hal ini, maka dapat kita jelaskan dengan baik-baik.”

5. Rumah adalah kehormatan dan rahasia

“Maka jangan membuat rumah yang banyak kaca tembus pandangnya hingga memungkinkan orang luar
bisa melihat ke dalam rumah kita. Hal ini untuk menjaga rahasia dan aurat keluarga kita.”

6. Membuat rumah dengan kamar yang banyak sehingga kita bisa memisahkan kamar anak laki-laki
dan perempuan.

“Juga jika sewaktu-watu ada tamu yang ingin bermalam, kita bisa membantunya menyediakan kamar. Tapi
hendaknya kamar untuk tamu terpisah dari ruang keluarga sehingga tidak memungkinkan tamu bisa melihat
dengan bebas ruang keluarga.”

7. WC atau toilet hendaknya dibuat tidak menghadap atau pun membelakangi Kiblat.

“Karena ada larangan Rasulullah SAW. Meskipun ada khilaf, jika tertutup dengan bangunan maka
diperbolehkan. tapi untuk kehati-hatian lebih baik menghadap ke arah lain.”

8. Jangan meninggikan bangunan.

“Karena itu termasuk tanda-tanda hari kiamat sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW ketika ditanya
oleh Malaikat jibril.”

9. Undanglah Malaikat Rahmat


“Setelah memilih atau membangun rumah maka pastikan Malaikat Rahmat berkenan masuk ke rumah kita.
Bagaimana caranya? Selain menjaga agar nilai-nilai ke-Islaman selalu hadir dalam aktivitas kita, jangan
pelihara anjing dan jangan letakkan lukisan dan patung yang menyerupai makhluk bernyawa. Hal ini
sebagaimana hadis Rasulullah SAW, “Malaikat Rahmat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada
anjing dan gambar.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW menegaskan ini sewaktu Beliau pulang dari bepergian, lalu mendapati di tengah rumah
terdapat tabir bergambar. Beliau memanggil istrinya, Aisyah radhiallahu ‘anha dan bersabda, “Hai Aisyah !
Sekeras-keras siksa manusia pada hari kiamat adalah yang menyaingi ciptaan Allah.” (Hadits riwayat
Bukhari dan Muslim). Maka Aisyah radhiallahu ‘anha pun segera memotong-motong tabir tersebut dan
dijadikan bantal.”

10. Rumah di Akhirat adalah hal terakhir yang perlu diingat dalam memilih rumah.

“Apabila kita mempertimbangkan dan merencanakan dengan serius saat akan memilih rumah di dunia, maka
kita harus lebih serius dalam merencanakan rumah kita di akhirat kelak. Rumah yang akan abadi menjadi
tempat tinggal kita. Kita tentu mau punya rumah yang berdekatan dengan Rasulullah SAW, berpandangkan
telaga Kautsar di surga Firdaus yang teramat indah, bukan ? Karena itu, mari siapkan juga rumah di Akhirat
nanti.”

“Mulailah berpikir dan berhitung, apa saja yang diperlukan untuk membangun rumah di surga? mata uang
apa yang dapat digunakan untuk membeli bahan-bahannya ? Apa saja yang harus kita lakukan untuk
mendapatkan mata uang tersebut? Juga, bagaimana caranya agar kita berhak mendapat ‘kavling’ di surga?.
‘Renungan ini perlu kita tanyakan terus menerus, sehingga setelah kita mewujudkan rumahku surgaku di
dunia, suatu saat kita dapat mengatakan, “Surga ini rumahku.’ Amin ya Rabbal ‘alamiin.”

“Ada pun contoh dari rumah Rasulullah SAW sendiri, sebenarnya para sahabat telah banyak mengisahkan
kepada kita tentang rumah ini, bahkan perabot-perbotan yang ada di dalam rumahnya. Kita tahu bahwa kita
bukan hanya ingin tahu rumah dan kamar-kamar Rasulullah SAW. Akan tetapi, untuk mengambil contoh dan
tauladan dari apa yang kita lihat di dalam rumah ini. Rumah ini pondasinya adalah tawadhu, modal utamanya
adalah iman, dinding-dindingnya sepi dari gambar-gambar makhluk yang bernyawa. Yang dipasang di
dinding oleh kebanyakan manusia di masa sekarang,” papar Ustad Ghozali.

Rasulullah SAW bersabda, “Malaikat tidak mau masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar-
gambar.”(Muttafaq alaih)

Kemudian lihatlah sebagian apa yang pernah dipakai oleh Rasulullah SAW dalam kesehariannya. Dari Tsabit
Beliau berkata, Anas bin Malik memperlihatkan cangkir kepada kami yang terbuat dari kayu, kasar dan
terpatri dengan besi. Ia berkata, “Wahai Tsabit ini adalah cangkir Rasulullah SAW,” (HR. Tirmidzi).

Rasulullah SAW menggunakan itu untuk minum air dan nabidz, yakni kurma yang diletakkan di air dan
didiamkan, hal itu dilakukan untuk mempermanis air. Selain itu digunakan pula untuk madu dan susu. (HR.
Tirmidzi).
Dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bernafas tiga kali ketika minum. (Muttafaq alaih). Maksudnya beliau
bernafas di luar bejana, sebelum akan minum. Dan beliau melarang bernafas di dalam bejana, atau meniup
di dalamnya, (HR. Tirmidzi).

Adapun baju besi yang pernah dipakai Rasulullah SAW di waktu berjihad dalam berbagai peperangan beliau,
dan di hari-hari sulit, barangkali sekarang sudah tidak ada lagi di rumah beliau. Karena Rasulullah SAW tela
menggadaikannya kepada salah seorang Yahudi sebab beliau telah berhutang 30 sha’ gandum untuk nafkah
keluarga beliau sebagaimana dikatakan oleh Aisyah RA, (Muttafaq alaih). Hingga Rasulullah SAW
meninggal, baju besinya masih berada di orang Yahudi tersebut.

Rasulullah SAW pun tidak pernah membuat terkejut keluarganya dengan datang ke rumah secara tiba-tiba
untuk mencari kesalahan mereka. Akan tetapi beliau pulang kepada keluarganya dengan memberi tahu
terlebh dahulu atas kedatangan beliau, dan beliau mengucapkan salam kepada mereka, coba kita perhatikan
baik-baik hadis Rasulullah SAW berikut, “Berbahagialah orang yang diberi petunjuk masuk Islam, sedangkan
kehidupannya bersahaja dan merasa cukup.”(HR. Tirmidzi)

Adapaun Hadis yang lain, “Barangsiapa yang masuk waktu pagi dengan merasa aman di rumahnya, sehat
badannya, mempunyai makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.”(HR.
Tirmidzi)

“Seperti itulah pada kenyataannya layaknya manusia lainnya, Rasulullah SAW juga memiliki sebuah rumah.
Rumah yang digunakan untuk beristirahat, berkumpul bersama keluarga, dan hal lainnya yang tidak bisa
dilakukan di luar. Seperti apa dan bagaimana rumah beliau mungkin tidak akan jauh beda pada masanya
dengan orang lain. Hanya, seperti apakah di dalamnya, pasti terdapat perbedaan. Demikian semoga ini
bermanfaat bagi kita semua,” kata Ustad Ghozali menutup pembicaraan.

Anda mungkin juga menyukai