Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

SEJARAH GEOLOGI
6.1 Sejarah Geologi Regional

Sejarah geologi cekungan Serayu Selatan di daerah Kebumen menurut


Sukendar Asikin dkk (1992) dimulai pada kala Awal Eosen dengan mulai
diendapkannya batuan-batuan dari Formasi Karangsambung di lingkungan laut
dalam. Pengendapan batuan Formasi Karangsambung berlangsung hingga kala
Oligosen Akhir.

Pada kala Miosen Awal pengendapan pada cekungan ini terus berlanjut, yaitu
mulai diendapkannya batuan-batuan dari Formasi Waturanda oleh arus turbit dan
merupakan turbidit proksimal. Pada kala Miosen Tengah pengendapan pada
cekungan ini terus berlanjut dengan diendapkannya batuan-batuan dari Formasi
Penosogan. Secara menjemari dengan Formasi Penosogon di bagian sebelah barat
cekungan Serayu Selatan pada kala Miosen Tengah diendapkannya batuan-batuan
dari Formasi Rambatan pada linhkungan laut dalam.

Di bagian paling barat dari cekungan ini pada kala Miosen Tengah secara
menjemari diendapkan batuan-batuan Formasi Kalipucung yang diendapkan pada
lingkungan laut dangkal. Pengendapan pada cekungan ini terus berlanjut hingga
kala Miosen Atas dengan mulai diendapkannya batuan-batuan dari Formasi
Halang. Lingkungan pengendapan Formasi Halang menurut Syafarudin (1982)
adalah batial atas dengan kedalaman antara 200 – 500 m sedangkan Haryono
(1981) menyimpulkannya sebagai endapan turbidit. Formasi Halang bersifat
proksimal (bagian bawah) dan distal (bagian atas), serta diendapkan dibagian
dalam sampai luar kipas dalam laut.

Pada kala Pliosen cekungan Serayu Utara mulai mengalami susut laut
(regresi) yang dicirikan oleh pengendapan batuan-batuan dari Formasi Tapak
yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal atau neritik tengah. Pada kala
Awal Plistosen terjadi orogenesa (pembentukan pegunungan) yang
mengakibatkan batuan-batuan yang terdapat dalam cekungan Serayu Selatan
mengalami pengangkatan , perlipatan, dan pensesaran sehingga pada kala

23
Plistosen Akhir cekungan Serayu Selatan sudah berupa daratan (pegunungan).
Proses-proses geomorfologi seperti pelapukan, erosi dan sedimentasi bekerja saat
cekungan Serayu Selatan sudah menjadi daratan. Hasil pelapukan batuan dan
proses erosi kemudian masuk kedalam sistem jaringan sungai yang terdapat di
wilayah ini dan kemudian diangkut dan diendapkan oleh sungai sebagai endapan
aluvial. Proses ini terus berjalan hingga saat ini.

6.2 Sejarah Geologi Daerah Penelitian

Sejarah geologi daerah penelitian dimulai pada kala Miosen Awal dengan
kondisi lingkungan laut dalam. Pada kala ini diendapkan satuan batuan breksi
selang – seling batupasir sisipan batulempung, ketebalan satuan ini adalah 374
meter.

Pada Kala Miosen Tengah secara selaras diatas dari satuan batuan breksi
selang – seling batupasir sisipan batulempung diendapkan satuan batuan batupasir
tufan selang – seling batulempung, Terendapkan pada lingkungan laut dalam
dengan ketebalan satuan ini adalah 344 meter

Pada kala plio – pleistosen dikenal dengan masa terjadinya pengangkatan


yang menyebabkan proses deformasi pada satuan batuan daerah penelitian,
pensesaran yang kuat pada satuan batuan tersubut dengan gaya utama tenggara –
barat laut sehingga terbentuk sesar mendatar menganan Plumbon dengan arah
tenggara – barat laut.

Proses pelapukan, erosi, dan sedimentasi didaerah penelitian sudah


berlangsung sejak akhir pliosen saat Formasi Waturanda dan Formasi Panosogan
terangkat menjadi daratan. Proses pelapukan, erosi serta pengendapan masih terus
berlangsung hingga saat ini.

24

Anda mungkin juga menyukai