Anda di halaman 1dari 35

DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI

MODUL 2 PENGOPERASIAN
(THERMODINAMIKA)

PT PLN ( Persero )
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
2008
DAFTAR ISI

HAL
1. ENERGI, KERJA DAN USAHA 1
1.1. DEFINISI 1
1.2. HUBUNGAN DIANTARANYA 2
1.3. DIAGRAM P – V 2

2. KONVERSI AIR UAP TERHADAP PANAS 5


2.1. PANAS SENSIBEL 5
2.2. PANAS LATEN 6
2.3. PANAS SUPERHEAT 6

3. PENGERTIAN UAP JENUH DAN TINGKAT KEKERINGAN 7

4. PENGERTIAN ENTROPY DAN ENTHALPY 8


4.1. PENGGUNAAN TABEL UAP 8
4.2. MENENTUKAN KANDUNGAN PANAS 12

5. PERPINDAHAN KALOR (PANAS) 14


5.1. RADIASI 14
5.2. KONVEKSI 14

6. PENGERTIAN ISOLASI TERMAL DAN PENERAPANNYA 17

7. SIKLUS PLTU SEDERHANA DENGAN DAN TANPA SIKLUS REGENERATIVE 21


PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
1. ENERGI, KERJA DAN USAHA

1.1. DEFINISI

Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Ada beberapa


bentuk energi yang berbeda, yaitu : Energi panas, Cahaya, Suara, Listrik, Potensial,
Kinetik, Kimia dan Nuklear.

Hukum kekekalan energi mengatakan bahwa : Energi tidak dapat dimusnahkan


melainkan hanya dapat dirubah menjadi energi dalam bentuk lain.

Dalam proses perubahan energi dari bentuk ke bentuk yang lain, ternyata tidak
seluruh energi dapat diubah menjadi bentuk energi yang diinginkan. Sebagai contoh,
bila kita mengubah energi panas menjadi energi listrik, ternyata kita hanya dapat
memperoleh energi listrik sekitar 80% dari energi panas. Meskipun demikian, bukan
berarti energi yang lain hilang begitu saja melainkan berubah menjadi energi lain yang
tidak kita inginkan.

GAYA

Pengertian gaya adalah sesuatu yang menyebabkan atau cenderung untuk mengubah
keadaan diam atau gerakan benda, atau tiap sebab yang mengakibatkan suatu benda
berubah dari keadaan diam menjadi bergerak, dan dari keadaan bergerak menjadi
diam. Jadi jika sebuah benda beralih dari keadaan diam ke keadaan bergerak atau
sebaliknya, atau jika ada perubahan dalam kedudukan diam atau kedudukan bergerak
itu, maka ada suatu sebab yang menjadikan perubahan itu, penyebab itu dinamakan
gaya.

Sesuai dengan hukum Newton tentang gerak, benda jika diberi gaya akan dipercepat
yang sebanding dengan gaya tersebut. Satuan dalam SI untuk gaya disebut Newton
(N) yang didefinisikan sebagai gaya yang jika dikenakan pada massa satu kilogram
(kg) akan memberikan percepatan satu meter persekon kuadrat (m/s2).

KERJA DAN USAHA

Kerja (usaha) adalah melakukan sesuatu terhadap benda untuk mengatasi


perlawanan/hambatan dengan menggunakan gaya untuk melawan hambatan tersebut
hingga benda berpindah tempat.

Usaha dilakukan apabila suatu gaya menggerakkan suatu benda. Dari mekanika
usaha/kerja adalah hasil perkalian gaya dengan jarak. Apabila suatu benda dikenai
gaya, sehingga benda tersebut berpindah tempat maka dikatakan bahwa benda
tersebut telah melakukan suatu kerja/usaha.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 1
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
Besarnya kerja/usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut terhadap benda adalah
sebanding dengan besarnya gaya yang diberikan kepada benda, serta besarnya jarak
yang ditempuh oleh benda tersebut. Bila gaya mempunyai satuan Newton (N) dan
jarak satuannya meter (m), maka kerja/usaha satuannya newton meter (N.m) = Joule
(j).

1.2. HUBUNGAN DIANTARANYA

Pada hukum termodinamika pertama menyatakan perpindahan energi dalam suatu


sistem dapat berbentuk kerja/usaha dan panas.

Dari hukum kekekalan energi, bila ada perpindahan energi masuk ke dalam suatu
sistem maka total energi dalam sistem akan bertambah dan sebaliknya bila
perpindahan energi keluar dari suatu sistem maka total energi dalam sistem akan
berkurang. Hubungan antara energi dan kerja dapat digambarkan sebagai berikut :

Q E W

Gambar 1. Hubungan antara energi dan kerja

Persamaan energi balance adalah sebagai berikut :

Q - W = E2 - E1

dimana :
Q = Perpindahan Panas Masuk/keluar sistem
W = Kerja yang dilakukan sistem
E1 = Energi tersimpan sistem pada awal proses
E2 = Energi tersimpan sistem pada akhir proses

1.3. DIAGRAM P - V

Dalam termodinamika dikatakan sistem akan melakukan kerja/usaha pada perubahan


keadaan bila ada penyimpangan batas dari sistem terhadap gaya-gaya luar. Bila
penyimpangan jarak (ds) searah dengan gaya (F), maka kerja adalah negatif.
Sebaliknya bila penyimpangan jarak (ds) berlawanan arah dengan gaya (F) maka
kerja adalah positif, lihat gambar 2.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 2
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

θ=0 ds F ds θ = 180° F

a). b).

Gambar 2. Arah gaya dan penyimpangan ds

Persamaan untuk kerja oleh gaya F dalam thermodinamika,

dW = - F Cos θ . ds

Pada gambar 1(a) θ = 0° = 1, gerak ds searah dengan gerak F, maka kerja adalah
negatif, atau :

dW = - F . ds

Pada gambar 2. b, θ = 180°, Cos θ = -1, gerak ds berlawanan arah dengan gerak F,
maka kerja dalah positip, atau :

dW = F . ds

Bila kerja negatif, berarti sistem menerima kerja (kerja luar) dari sekelilingnya. Bila
kerja positif, berarti sistem melakukan kerja (kerja luar) terhadap sekelilingnya. Untuk
menjelaskannya hal ini marilah kita tinjau suatu silinder bersisi gas yang dilengkapi
dengan suatu piston yang dapat bergerak (lihat gambar 3).

(a)

(b)

Gambar 3. Diagram P-V dan kerja pada gas dalam silinder

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 3
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

Ambilah gas sebagai sistem, dan permukaan yang membatasinya adalah permukaan
dinding dalam dari silinder dan permukaan piston. Piston bergerak sejarak ds tekanan
menyebabkan perubahan volume gas sebesar dV. Arah ds berlawanan dengan arah
F. Jadi sistem melakukan kerja terhadap sekelilingnya sebesar,

dW = F . ds
Bila A adalah luas penampang piston, maka :

F=p.A

p = tekanan atau gaya persatuan luas penampang piston.

Maka dapat ditulis :

dW = p . A . ds

sedangkan A . ds = dV

Dengan demikian didapatlah persamaan yang terakhir :

dW = p . dV

Pada gambar 3. terlihat bahwa bila arah ds ke kanan (ds berlawanan arah dengan F)
berarti gas mengembang atau volume bertambah atau dV positip. Jadi, sistem akan
melakukan kerja terhadap sekelilingnya bila dV positip, hal ini terdapat pada proses
expansi (pengembangan). Secara singkat, pada proses expansi dV adalah positip
maka kerja adalah positip.

Sebaliknya bila arah ds kekiri (ds searah dengan F) berarti volume gas, berkurang
atau dV negatif. Jadi, sistem akan menrima kerja dari sekelilingnya bila dV negatif, hal
imi terdapat pada proses kompressi. Secara singkat, pada proses kompressi dV
adalah negatif maka kerja adalah negatif.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 4
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
2. KONVERSI AIR UAP TERHADAP PANAS

Apabila suatu zat diberi panas, maka pada zat tersebut dapat terjadi perubahan-perubahan
seperti :

- Terjadi pemuaian
- Terjadi perubahan wujud
- Terjadi perubahan suhu

Gambar diagram hubungan temperatur dan panas yang ditambahkan serta perubahan
wujud zat dapat dilihat dibawah ini.

Gambar 4. Hubungan temperatur dan panas yang ditambahkan

2.1. PANAS SENSIBEL

Bila air dipanaskan pada tekanan atmosfir, maka titik didihnya 100°C. Air dalam ketel
yang sedang mendidih dengan tekanan sama dengan tekanan atmosfir 1,013 bar atau
14,7 lb/in2 temperaturnya adalah 100° C.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 5
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
Tetapi bila air dipanaskan pada tekanan diatas tekanan atmosfir, maka titik didihnya
akan menjadi lebih besar dari 100°C tergantung dengan tekanan dimana ia
dipanaskan.

Tabel berikut memperlihatkan hubungan antara tekanan dengan titik didih air. Data ini
diambil dari tabel uap.

Tekanan
(bar) 0,25 0,5 1 5 10 50 100
Temp. Titik
didih (°C) 65 81 99,6 151 180 264 311

Dari tabel tersebut terlihat bahwa bila tekanan bertambah besar, maka titik didih akan
bertambah tinggi, dan panas yang diperlukan untuk menaskannya bertambah banyak
pula.

Jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan air sehingga mencapai titik didih
tersebut “Panas Sensibel”. Pada tabel diatas diperlihatkan bahwa untuk mencapai titik
didih, jumlah panas sensibel yang dibutuhkan tergantung pada tekanan.Panas
sensibel atau entalpi didih dalam tabel termodinamika diberi simbol huruf hf.

2.2. PANAS LATEN

Jika kedalam air diberikan panas sensibel hingga mendidih, dimana setelah mendidih
pemberian panas terus diberikan, maka air akan berubah fasa menjadi uap. Selama
proses perubahan fasa, penambahan panas tidak menaikkan temperatur air.

Panas laten atau panas pendidihan dalam tabel termodinamika diberi simbol huruf hfg.
Sedangkan jumlah panas sensibel (hf) dan panas laten (hfg) disebut panas total uap
jenuh yang mempunyai simbol hg.

2.3. PANAS SUPERHEAT

Jika uap jenuh (saturated) dipanaskan lebih lanjut, maka panas tersebut akan
menaikan temperatur uap. Penambahan panas ini disebut Panas Lanjut (Panas
Superheat) dan uapnya disebut uap panas lanjut (Superheated steam).

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 6
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
3. PENGERTIAN UAP JENUH DAN TINGKAT KEKERINGAN

Pada dasarnya jenis uap dapat dibedakan menjadi :

• UAP BASAH
Istilah uap jenuh menunjukkan bahwa bila 1 kg uap itu seluruhnya berupa uap. Artinya
tidak terdapat butir-butir air dalam massa uap pada temperatur yang sama dengan
temperatur didihnya. Namun jika terdapat butir-butir air, maka uap itu disebut uap basah.
Jadi uap basah adalah campuran antara uap basah dan butir-butir air yang ada didalam
uap tersebut.

Tingkat kebasahan uap dapat dinyatakan dengan banyaknya wudud uap atau banyak
air yang ada didalam uap tersebut.

Bila wujud uapnya (kadar uapnya) yang ingin ditampilkan dinyatakan dengan simbol X,
dan bila wujud airnya (kadar airnya) yang akan ditampilkan dinyatakan dengan simbol Y.
Jadi simbol X menyatakan tingkat kekeringan dan simbol Y menyatakan tingkat
kebasahan.

Fraksi kekeringan dan fraksi kebasahan dinyatakan dalam proses. Misalnya 1 kg uap
campuran terdapat 0,98 kg berwujud uap dan sisinya berwujud air dalam uap tersebut,
maka dikatakan bahwa fraksi kekeringan uap tersebut adalah 98 proses atau X = 0,98
dan fraksi kebasahannya adalah 2 proses atau Y = 0,02.

Jadi perbandingan antara jumlah massa uap terhadap jumlah massa campuran adalah
menunjukkan kekeringan uap, dan perbandingan antara jumlah massa air terhadap
jumlah massa campuran menunjukkan kebasahan uap. Entalpi total uap basah lebih
kecil daripada entalpi total uap jenuh. Secara matematis dapat ditulis dengan
persamaan sebagai berikut :

h = hf + X . hfg
atau h = hg - Y . hf

• UAP KERING

Uap jumlah yang mendapat pemanasan lebih hingga temperaturnya lebih besar dari
temperatur uap jenuhnya disebut dengan uap kering atau sering disebut dengan uap
superheat (uap panas lanjut).

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 7
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
4. PENGERTIAN ENTROPY DAN ENTHALPY

Enthalpy diartikan sebagai kandungan panas total. Enthalpy dinyatakan dalam satuan kj/kg.
Sedangkan Entropy merupakan perbadingan panas dengan temperatur.

Q
Entropy = satuan Entropy adalah kj/kg . °K.
T

4.1. PENGGUNAAN TABEL UAP

Suatu percobaan yang dilakukan selama beberapa tahun menghasilkan bermacam-


macam karakter air dan uap serta hubungan antara keduanya. Hasil dari percobaan
tersebut diterbitkan dalam bentuk tabel termodinamika mengenai perubahan sifat dari
air. Tabel tersebut dibagi menjadi dua bagian utama, dimana bagian yang pertama
memperlihatkan sifat dari air dan uap jenuh sedangkan bagian yang lain
memperlihatkan sifat dari uap panas lanjut.

Simbol-simbol yang digunakan dalam tabel yang memperlihatkan bermacam-macam


sifat air dan uap dan keterangan-keterangan yang berhubungan dengannya. Arti dari
simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut :

p : tekanan absolut (bar)


t : temperatur (° C)
h : enthalpy atau total panas (kJ/kg)
v : volume spesifik (m3/kg).

Selain itu juga dipakai beberapa subskrip seperti :

S : tingkat kejenuhan (ts adalah temperatur jenuh).


f : sifat jenuh air (hf adalah entalpi air jenuhm ketika air pada kondisi
temperatur jenuh).
g : sifat gas/uap jenuh (hg adalah entalpi uap pada kondisi jenuh).
fg : tingkat campuran, perubahan air menjadi uap atau menyatakan panas
laten (hfg adalah entalpi yang dibutuhkan untuk merubah air menjadi
kondisi uap jenuh).

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 8
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
Contoh 1 :

Pada tekanan 30 bar (3 Mpa).


Carilah :

a. Titik didih
b. Entalpi spesifik
c. Volume uap spesifik

Jawab :

harga-harga tersebut dapat dicari secara langsung dan tabel uap, yaitu pada tekanan
30 bar. (tabel 3)

a. Titik didih (Ts) 233.8 °C


b. Entalpi uap spesifik (hg) = 2803 kj/kg
c. Volume uap spesifik (Vg) = 0.06665 m3/hg

Contoh 2 :

Carilah :

a. Tekanan pendidih
b. Entalpi penguapan, serta
c. Volume uap jenuh

Jika kondisi dari uap tersebut berada pada temperatur 80 °C. (tabel 2)

Jawab :

a. Tekanan pendidihan (Ps) = 0,4736 bar


b. Entalpi penguapan (hfg) = 2308,3 kj/kg
c. Volume uap jenuh (Vg) = 3,408 m3/kg

Contoh 3 :

Berapakah perbedaan panas yang dikandung 2 kg uap jenuh pada temperatur 105°C
dan 290°C.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 9
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
Jawab :

Dari tabel, uap jenuh pada temperatur 105 °C

hg = 2684 kj/kg

pada temperatur 290 °C

hg = 2768 kj/kg

Perbedaan panas yang dikandung untuk 1 kg uap jenuh adalah


= 2768 kj/kg- 2684 kj/kg
= 84 kj/kg.

untuk 2 kg uap = 2 kg x 84 kj/kg


= 168 kj/kg
= 168 kj

(jawaban dalam satuan kj bukan kj/kg)

Contoh 4 :

Untuk 3 kg uap jenuh pada tekanan 60 bar (6 Mpa), carilah :

a. Temperatur penguapan
b. Panas penguapan
c. Volume

Jawab :

Pada tekanan 60 bar (lihat tabel uap)

a. ts = 275,6 °C
b. H = hfg x 3 kg
= 1570 kj/kg x 3 kg
= 4710 kj
c. V = Vs x 3
= 0,03244 m3/kg x 3 kg
= 0,09732 m3

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 10
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
4.1.1. PENGGUNAAN TABEL UAP UNTUK UAP PANAS LANJUT (SUPERHEATED
STEAM)

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, uap disebut uap panas lanjut
bilamana uap tersebut mempunyai temperatur lebih tinggi dan titik didihnya
pada tekanan yang sama. Untuk mendapatkan entalpi, maupun volume
tekanan dan temperatur uap haruslah diketahui temperatur dan tekanannya.

Contoh 1 :

Carilah entalpi spesifik uap pada tekanan 50 bar pada temperatur 450 °C.

Jawab :

Pada tekanan 50 bar (lihat tabel uap halaman 7) dan temperatur 450 °C.
Entalpi spesifik (h) = 3316 kj/kg.

Contoh 2 :

Uap jenuh pada tekanan 100 bar (abs) temperaturnya dinaikan hingga
mencapai 500 °C = 3373 kj/kg, sedangkan temperatur uap jenuh pada tekanan
100 bar (lihat tabel uap hal 5) = 2725 kj/kg dan temperaturnya : 311 °C, jadi :

a. Banyak panas yang dibutuhkan untuk menambah temperatur sampai


500°C.

= 3373 kj/kg - 2725 kj/kg


= 648 kj/kg

b. Kenaikan temperatur = 500 °C - 311°C


= 189 °C

Contoh 3 :

Uap pada tekanan 40 bar (4 Mpa) dan temperaturnya 450 °C dialihkan ke


turbin sehingga menjadi uap jenuh pada tekanan 4 m bar.

Hitung :

a. Panas yang diserap oleh turbin


b. Panas yang hilang keluar melalui turbin
c. Turunnya temperatur

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 11
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
Jawab :

Dari tabel uap hal 7 pada tekanan 40 bar dan temperatur 450 °C.

hg = 3330 kj/kg

pada tekanan 40 m bar temperatur uap jenuh.

hg = 2554 kj/kg
ts = 29 °C

Jadi :

a. Panas yang diserap oleh turbin :

= 3330 kj/kg - 2554 kj/kg


= 776 kj/kg

b. Panas yang hilang :

3330 - 2554
=
3330

776
= x 100 % = 23,3 %
3330

c. Temperatur turun dari 450 °C - 29 °C = 421 °C

4.2. MENENTUKAN KANDUNGAN PANAS

Dalam menentukan kandungan panas dari kondisi uap tertentu, tidak dapat langsung
menggunakan tabel uap. Karena tabel uap tidak mencakup seluruh pembahasan
temperatur maupun tekanan. Untuk mengetahui sifat-sifat uap yang tidak terdapat
dalam tabel uap tersebut kita gunakan interpolasi.

Untuk keperluan tersebut kita ambil estimasi nilai terdekat dari tabel tekanan maupun
temperatur yang ada.
Contoh 1 :

Hitunglah panas yang dikandung 1 kg uap pada tekanan 6,6 bar (6,6 Mpa) dan
temperaturnya 400 °C.

Jawab :

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 12
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

dari tabel uap panas lanjut :

uap pada tekanan 60 bar T 400 °C = 3177 kj/kg


uap pada tekanan 70 bar T 400 °C = 3158 kj/kg

pada perbedaan tekanan 10 bar perbedaan panas yang dikandung sebesar


= 3177 kj/kg - 3158 kj/kg
= 19 kj/kg.

19 x 1
Perbedaan 1 bar = = 1.9 kj/kg
10

untuk 6 bar = 6 x 1.9 kj/kg = 11.4 kj/kg

Jadi pada tekanan 66 bar panas yang dikandung sebesar :


3177 kj/kg - 11.4 kj/kg = 3155.6 kj/kg.

Contoh 2 :

Hitunglah entalpi spesifik dari uap pada tekanan 70 bar dan temperatur 363 °C.
Jawab :

Dari tabel hal 7.

Entalpi pada 70 bar 350 °C = 3018 kj/kg


400 °C = 3158 kj/kg

pada selisih 50 °C perbedaan entalpi :

= 3158 - 3018
= 140 kj/kg

140 x 13
untuk selisih 13 °C =
50
= 36.4 kj/kg

Jadi pada 70 bar dan 360 °C entalpinya sebesar :

= 3018 kj/kg + 36.4 kj/kg


= 3054.4 kj/kg

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 13
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
5. PERPINDAHAN KALOR (PANAS)

Panas dapat berpindah dari suatu tempat atau benda ketempat atau ke benda lain. Panas
dapat berpindah dari suatu zat yang lebih tinggi suhunya ke zat yang lebih rendah suhunya.
Dengan kata lain, panas hanya akan berpindah dari satu benda ke benda lainnya jika
terdapat perbedaan temperatur diantara dua benda tersebut.

Atau panas akan berpindah dari benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang
bertemperatur lebih rendah. Karena itu dapat disimpulkan bahwa perbedaan temperatur
(∆t) adalah merupakan potensial pendorong bagi proses perpindahan panas.

Dalam proses perpindahan panas, dikenal 3 macam metode perpindahan panas yaitu :

- Konduksi
- Konveksi
- Radiasi

5.1. RADIASI

Radiasi adalah proses perpindahan panas diantara zat-zat yang tidak bersinggungan
secara langsung dan tanpa bantuan konveksi atau konduksi. Pada perpindahan panas
secara radiasi, energi panas dipancarkan dalam bentuk gelombang elektro magnit
dalam lintasan garis lurus pada kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya.

Gelombang panas tersebut berjalan melintasi ruangan, dan bila menerpa beberapa
objek, panasnya dapat diserap oleh objek tersebut atau dapat pula dipantulkan
kembali. Panas yang dikandung oleh uap yang mengalir dalam pipa uap utama
sebagian akan hilang kedaerah sekelilingnya. Ini merupakan contoh perpindahan
panas secara radiasi.

Dalam ruang bakar ketel, pancaran gelombang panas diteruskan dari hasil
pembakaran bahan bakar menjadi gas panas ke permukaan pipa ketel. Pancaran
panas tersebut sampai ke metal dan oleh proses konduksi diteruskan ke air yang
berada dalam pipa. Dengan aliran konveksi dalam air itu sendiri maka lengkaplah
perpindahan panas dari pembakaran bahan bakar, ke air dan uap.

5.2. KONVEKSI

Apabila perpindahan panas yang terjadi pada benda gas atau cairan yang sedang
bergerak-/mengalir. Oleh karena itu hanya terjadi pada cairan atau gas. Beberapa
keuntungan dari perpindahan panas, cara ini adalah fluida cenderung memuai
sehingga cairan atau gas akan menjadi lebih ringan dan bergerak keatas.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 14
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
Aliran/pergerakan keatas dari cairan atau gas yang panas sebanding dengan
aliran/pergerakan turun dari cairan atau gas yang dingin.

Ini menimbulkan sirkulasi alam dimana bagian yang panas akan naik dan bagian yang
dingin akan turun.Hal ini merupakan ciri yang terjadi dalam kasus konveksi dalam
cairan.

Suatu contoh yaitu aliran dalam pipa-pipa pada ruang bakar ketel akan naik karena
pengaruh panas, seterusnya ruang/tempat tersebut akan diisi oleh air dingin yang
berasal dari downcomer (pipa aliran air yang berasal dari drum ketel). Lihat gambar 5
berikut ini.

Gambar 5. Konveksi panas pada sirkulasi air dalam ketel

Adalah perpindahan panas yang terjadi pada sepanjang bahan atau dari bahan yang
satu ke bahan yang lain jika keduanya saling berhubungan atau bersingggungan.
Konduksi sepanjang benda pada terjadi karena molekul-molekul yang berdekatan
saling bertabrakan atau berbenturan karena getaran.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 15
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

Gambar 6. Perpindahan Panas

Di dinding-dinding pipa saluran uap, pada sudu-sudu turbin poros turbin, pada casing
turbin adalah contoh perpindahan panas konduksi. Jadi pada dasarnya perpindahan
panas konduksi melalui benda padat.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 16
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

6. PENGERTIAN ISOLASI TERMAL DAN PENERAPANNYA

Isolasi Termal yang dipasang pada Pusat Tenaga Listrik mempunyai fungsi sebagai berikut :

- Mengurangi panas yang hilang


- Mencegah/mengurangi terhadap thermal stress
- Mengurangi terhadap kebisingan
- Melindungi pekerja terhadap bahaya kecelakaan

1. Mengurangi panas yang hilang

Masalah ini, sangat erat kaitannya dengan sistim perpindahan panas pada penjelasan
sebelumnya. Pada prinsipnya, semua benda yang mengalami perpindahan panas secara
konduksi, konveksi maupun radiasi sebaiknya diberi isolasi.

Dengan dipasangnya isolasi ini dimaksudkan agar panas dari benda yang diberik isolasi
tersebut tidak banyak yang hilang. Untuk menunjang keberhasilan fungsi isolasi ini, maka
ditekankan bahwa suatu bahan isolasi sebaiknya mempunyai sifat mampu
menahan/meredam terhadap panas.

2. Mencegah/mengurangi terhadap thermal stress

Peristiwa thermal stress pada suatu sistim harus diusahakan dikurangi/dihindari.


Kondisi tersebut sangat membahayakan dan merugikan terhadap pengoperasian unit.
Dengan kejadian yang pernah dialami dan pengalaman yang kita punyai, maka dapat
disimpulkan agar temperature akhir di luar isolasi diusahakan tidak boleh lebih dari 4%
dari temperatur awal.
Untuk memenuhi cairan ini , dalam melaksanakan isolasi suatu sistim, isolasi sangat
berperan.

Hal ini menyangkut jenis isolasi, ketebalan isolasi dan jenis benda yang akan diberi
isolasi. Suatu benda bersuhu tinggi dan apabila suatu saat benda terebut mendapat
perlawanan dingin secara mendadak atau mendapat perlawanan dingin di luar
semestinya, perlakuan seperti ini sangat tidak diharapkan.
Hal ini dapat menimbulkan thermal stress dan berakibat rusak dari benda yang
bersangkutan.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 17
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
3. Mempengaruhi terhadap kebisingan

Sudah merupakan kebiasaan umum, bahwa hampir semua PLTU sebagian peralatannya
selalu menimbulkan suara bising. Keadaan seperti ini disebabkan oleh banyak faktor, hal
ini menyangkut peralatan terpasang dan juga penggunaan isolasi.
Peralatan-peralatan yang dapat menimbulkan kebisingan tersebut diantaranya : pompa,
kompresor, forced draft fan, induced draft fan dan lain-lain.

Ditinjau dari segi kesehatan, kebisingan sangat merugikan bagi manusia, untuk itu
suasana bising dimana kita berada sebaiknya dihindari bila memungkinkan harus
dihilangkan sama sekali, sebab kebisingan dapat mengakibatkan sakit tuli.

Sesuai dengan peraturan Departemen Tenaga Kerja, agar diusahakan setiap tahun
dilakukan test ulang kebisingan. Hasil dari test ini harus dipantau, bila melebihi ambang
batas agar segera diambil tindakan seperlunya sesuai aturan yang ada dan berlaku.

Untuk mengurangi/mencegah kebisingan ini, diantaranya dapat dilakukan dengan


memperbaiki-/memasang isolasi yang baik sesuai dengan lingkungan disekitarnya.

4. Melindungi pekerja terhadap bahaya kecelakaan

Setiap peralatan yang dipergunakan untuk laluan uap panas, air panas maupun minyak
panas dan lain-lain agar diusahakan diberi isolasi. Isolasi ini selain berfungsi untuk
mengurangi kehilangan panas yang berlebihan, juga berfungsi sebagai pelindung
terhadap kegiatan pekerja di lingkungan sekitarnya terhadap bahaya kecelakaan yang
dapat mengakibatkan luka.

Kondisi seperti ini dapat terjadi karena dengan tubuh kita bersinggungan langsung dengan
peralatan yang panas dapat mengakibatkan kulit kita lecet.
Pelaksanaan isolasi ini sendiri juga mendukung program keselamatan kerja. Bahan isolasi
yang umum dipakai pada Pusat Listrik Tenaga Uap untuk keperluan : Pipa, Boiler, Turbin.

- Glass wool
- Asbestos
- Silica
- Semen tahan api

Bahan isolasi tersebut di atas dipergunakan sampai temperature 1000 °CF. Didalam
melakukan pemasangan isolasi pada suatu peralatan, jenis dan daya tahan isolasi harus
benar-benar diperhatikan.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 18
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
Isolasi Pipa

Apabila dilihat dari lingkungan PLTU, yang sama hampir semua fluida yang dialirkan
didalam pipa bersuhu tinggi, kondisi seperti ini sangat membahayakan bagi keselamatan
pekerja dan dapat menyebabkan menurunnya effisiensi kerja dari sistim terkait.

Keadaan seperti ini harus dicegah, dihindari dan bila memungkinkan dihilangkan. Untuk
mencegahnya, agar semua pipa yang dipakai untuk penyaluran fluida tersebut harus
diberi isolasi. Disini, isolasi selain untuk menunjang Keselamatan Kerja juga berguna
untuk mengurangi panas yang hilang dari sistem terkait sehingga effisiensinya baik.

Di lapangan, sistim pemipaan yang perlu diberi isolasi misalnya :

- Pipa saluran uap


- Pipa saluran air panas
- Pipa saluran minyak panas
- Pipa saluran udara panas

Gambar 7. Pemasangan Isolasi Pada Pipa

Gambar 8. Susunan Isolasi

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 19
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
Isolasi Boiler

Pada PLTU, Boiler merupakan salah satu alat yang memegang pernanan penting.
Dengan terganggunya Boiler dapat mengakibatkan terganggunya sistim pengoperasian.
Untuk itu, agar diusahakan Boiler terhindar dari gangguan. Dalam mencapai tujuan
tersebut sangatlah tidak mudah, karena banyak kelengkapan peralatan Boiler yang terkait
di dalamnya.

Pokok permasalahan di sini jelas, selama Boiler memproses uap untuk keperluan Turbin
dan peralatan bantu, kebutuhan panas sangat berpengaruh sekali. Terutama panas yang
harus diserap oleh dinding-dinding pipa air disekeliling pipa bakar maupun pipa uap yang
ada disekitar ruang bakar.

Panas yang hilang ke luar akibat perambatan pada dinding-dinding pipa tadi harus
diusahakan sekecil mungkin, ini semua untuk menunjang agar effisiensi Boiler tersebut
baik.
Tujuan yang diharapkan itu dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya dengan
melakukan pemasangan isolasi di sekeliling dinding bagian luar pipa-pipa Boiler yang
berhubungan langsung dengan atmosfir.

Pemasangan isolasi tersebut harus benar-benar diperhatikan dan sesuai dengan aturan
yang ada.

Isolasi Turbin

Tak beda dengan Boiler, pada Turbin juga harus diusahakan agar kehilangan panas dari
Turbin sekecil mungkin. Kalor uap pada Turbin sangat berperanan dan pengaruh besar
terhadap daya yang dihasilkan untuk memutar/menggerakkan sudu Turbin.

Yang perlu diperhatikan, bahwa pemasangan isolasi harus dilaksanakan disekeliling


dinding sudu Turbin. Dengan pemasangan isolasi yang baik nantinya diharapkan agar
panas yang hilang dari uap pemutar/penggarak sudu Turbin sekecil mungkin sehingga
effisiensi Turbin sesuai yang diharapkan.
Pada umumnya, bahan yang dipakai untuk mengisolasi dinding Turbin tersebut adalah
semen tahan api.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 20
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

7. SIKLUS PLTU SEDERHANA DENGAN DAN TANPA SIKLUS REGENERATIVE

Komponen utama dalam suatu PLTU terdiri dari :

a. Ketel (K)
b. Turbin Generator (T)
c. Condensor (C)
d. Pompa pengisi (P)

K C

Gambar 9. Siklus PLTU Sederhana

Untuk keperluan proses analisisi panas, biasanya siklus PLTU dilukis dalam diagram
Temperatur Entropi (diagram T - S). Siklus PLTU dalam diagram T _ S disebut siklus
Rankine. Siklus Rankine untuk PLTU sederhana diatas adalah sebagai berikut :

P T
C

Gambar 10. Diagram TS

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 21
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
Untuk ketel yang dilengkapi dengan superheater, mka siklus Rankinenya adalah sebagai
berikut :
T

S
K

T
P
C


S
Gambar 11.

Untuk PLTU yang dilengkapi dengan pemanas air pengisi, siklusnya disebut siklus
Regeneratif. Siklus Rankine untuk PLTU dengan superheater dan 2 buah pemanas air
pengisi adalah sebagai berikut :

S
K

T
P
LPH 1

LPH 2
C

S
Gambar 12.

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 22
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA
Tabel 1

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 23
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 24
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 25
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

Tabel 2

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 26
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

Tabel 3

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 27
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

Tabel 4

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 28
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

Tabel 5

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 29
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

Tabel 6

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 30
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

Tabel 7

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 31
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

Tabel 8

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 32
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT PENGOPERASIAN KETEL DAN TURBIN UAP
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA THERMODINAMIKA

Tabel 9

11206/HIS/LK/KJ/BUT/UNJ 33

Anda mungkin juga menyukai