Anda di halaman 1dari 15

Makalah Farmakologi Sistem Organ

“Antagonis Aldosteron”

Disusun Oleh:

Kelompok3

1. Angely Awumbas 20618016

2. Septryani C Soe 20618014

Program Studi Farmasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas PRISMA

Manado

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat dan penuntunanNya kami bisa menyelesaikan makalah Patologi mengenai
penyakit kolesterol.

Makalah ini disusun berdasarkan tugas dan proses pembelajaran yang telah
dilakukan pada pertemuan kedua patologi dengan bahan kajian konsep umum
penyakit untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyakit kolesterol. Kiranya
makalah ini bisa berguna untuk pembaca dan menambah pengetahuan mengenai
penyakit kolesterol.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna untuk
itu jika ada saran serta kritik dipersilahkan untuk kedepannya agar dapat lebih baik
dalam penyusunan makalah. Terimakasih

Manado, 6 Maret 2020

Tim penyusun

Kelompok 3

Daftar Isi

1
BAB 1.....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................3
BAB 2.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Pengertian...................................................................................................................................4
2.2 Jenis Obat....................................................................................................................................4
2.3 Contoh Obat...............................................................................................................................5
2.4 Mekanisme Kerja.......................................................................................................................6
2.6 Indikasi Obat............................................................................................................................10
2.7 Efek Samping Obat..................................................................................................................11
BAB 3...................................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................................14
Daftar Pustaka...................................................................................................................................15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

2
Aldosteron pertama kali dideskripsikan awal tahun 1950-an oleh Simpson
dan Trait yang diekstraksi dari darah vena adrenal anjing dan kera yang
berkemampuan menurunkan ratio natrium-kalium urin. Selanjutnya ditemukan juga
keterlibatannya dalam Sistem Renin–Angiotensin-Aldosteron dan sangat berperan
dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Dan juga
memainkan peran penting dalam fungsi kardiovaskuler melalui aksinya sebagai
mineralokortikoid.

Penyakit kardiovaskuler terjadi karena adanya gangguan pada jantung dan


pembuluh darah. Penyakit jantung dan stroke merupakan dua penyakit
kardiovaskuler yang paling banyak dikenal, namun ada juga penyakit
kardiovaskuler yang lain.[ CITATION Alo193 \l 1033 ]

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian dari antagonis aldosterone?
2. Jenis obat antagonis aldosterone?
3. Contoh obat antagonis aldosterone?
4. Mekanisme kerja dari Antagonis aldosterone?
5. Dosis obat Antagonis aldosterone?
6. Indikasi obat Antagonis aldosterone?
7. Efek samping obat Antagonis aldosterone?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dari antagonis aldosterone
2. Mengetahui Jenis obat antagonis aldosterone
3. Mengetahui Contoh obat antagonis aldosterone
4. Mengetahui Mekanisme kerja dari Antagonis aldosterone
5. Mengetahui Dosis obat Antagonis aldosterone
6. Mengetahui Indikasi obat Antagonis aldosterone
7. Mengetahui Efek samping obat Antagonis aldosterone

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Aldosteron adalah mineralkortikoid yang dikeluarkan oleh korteks adrenalis,
merupakan senyawa yang sangat aktif untuk menahan elektrolit, dapat
meningkatkan absorbsi kembali ion Na+ dan C - serta ekskresi ion K + dalam saluran
pengumpul.

Aldosteron merupakan suatu mineralokartikoid yang disintesis oleh kelenjar


adrenal, jantung dan vaskuler,yang tidak dipengaruhi oleh angiotensin II, dan
memberikan efek pleiotropik pada organ-organ tersebut.

Mekanisme kerja antagonis aldosteron adalah penghambatan kompetitif


terhadap aldosterone. Jadi dengan pemberian antagonis aldosteron, reabsorpsi
ion natrium di hilir tubuli distal dan duktus koligentas dikurangi, dengan
demikian ekskresi ion kalium juga berkurang.[ CITATION UAn20 \l 1033 ]

Senyawa yang memiliki struktur mirip dengan aldosterone, seperti spironolakton,


bekerja sebagai antagonis melalui mekanisme penghambatan bersaing pada sisi
reseptor pada saluran pengumpul, dimana terjadi pertukaran ion Na + dan K+.
penghambatan tersebut menyebabkan peningkatan ekskresi ion Na + dan C-, serta
retensi ion K+.[ CITATION scr18 \l 1033 ]

2.2 Jenis Obat


1. SPIRNOLAKTON
Spironolakton merupakan antagonis kompetitif reseptor aldosteron
nonselektif. Pemberiannya menimbulkan efek antagonis pada androgen,
glukokortikoid, dan reseptor progesteron. Spironolakton secara cepat
dimetabolisme menjadi bentuk metabolit aktif, yang bekerja sebagai
penghambat aldosterone

4
2. EPLERENON
Eplerenon merupakan antagonis selektif aldosteron, derivate spironolakton
melalui penambahan 9α,11α-epoxy bridge dan substitusi 17α-thioacetyl
spironolakton dengan karbomethoksi.. Obat ini bekerja dengan cara
mengganggu aktivitas steroid dalam tubuh yang disebut aldosterone.
[ CITATION hon18 \l 1033 ]

2.3 Contoh Obat


1. SPIRNOLAKTON

2. EPLERENON

3. AMILORIDA

2.4 Mekanisme Kerja


1. SPRINOLAKTON

5
Spironolakton merupakan senyawa yang secara spesifik bersifat antagonis terhadap
aldosteron. Aldosteron merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal,
fungsi utama hormon ini untuk mengatur keseimbangan cairan dengan cara
mempertahankan natrium dan air, namun membuang kalium melalui urine.

Sebagai antagoisnya, spironolakton bekerja dengan cara mengeluarkan natrium dan


air, namun kalium tetap dipertahankan. Dengan mekanisme ini, maka obat ini dapat
digunakan pada penderita tekanan darah tinggi dan edema, tanpa perlu takut
kekurangan kalium.[ CITATION hel19 \l 1033 ]

2. EPLERENON

Mekanisme kerja eplerenon adalah menghalangi zat kimia (aldosteron) dalam tubuh
Anda dan menurunkan jumlah natrium dan air tubuh agar stabil. [ CITATION Pio17 \l
1033 ]

3. AMILORIDA

Mekanisme kerja amilorid adalah dengan memblokade kanal natrium pada tubulus
kontortus distal dan duktus kolektivus, sehingga terjadi hambatan reabsorpsi
natrium dari lumen. Hal ini akan mengakibatkan ekskresi natrium dan cairan tubuh,
sehingga terjadi penurunan tekanan darah dan pengurangan edema. [ CITATION
Alo194 \l 1033 ]

2.5 Dosis Obat

SPRINOLAKTON

Spironolakton tersedia dalam bentuk sediaan tablet dengan kekuatan dosis: 25 mg


dan 100 mg.

Dosis Spironolakton

Kondisi Usia Dosis


Edema Dewasa Dosis awal adalah 100 mg per
hari.Selanjutnya dosis dapat
ditingkatkan hin gga 400 mg per
hari.

6
Hipertensi Dewasa Dosis awal adalah 50-100 mg,
sekali sehari atau dibagi menjadi
2 jadwal konsumsi. Dosis dapat
disesuaikan setelah 2 minggu.
Sirsosis dengan edema Dewasa 100-400 mg per hari, tergantung
dan asites dari kadar natrium dan kalium
dalam urine.
Sirsosis dengan edema Lansia Diawali dengan dosis terendah,
dan asites kemudian dapat ditambah jika
diperlukan.
Sirsosis dengan edema Anak-anak 3 mg/kgBB per hari, yang dapat
dan asites dibagi ke dalam beberapa
jadwal konsumsi. Dosis akan
disesuaikan dengan respons
pasien.
Hiperaldosteronisme Dewasa 400 mg per hari.
primer LansiaDiawali dengan dosis
terendah, kemudian dapat
ditambah jika diperlukan.
Hiperaldosteronisme Anak-anak 3 mg/kgBB per hari, yang dapat
primer dibagi ke dalam beberapa
jadwal konsumsi. Dosis akan
disesuaikan dengan respons
pasien.
Perawatan pra Dewasa 100-400 mg per hari. Perawatan
operasi pada pasien jangka panjang tanpa operasi
hiperaldosteronisme menerapkan dosis efektif
terendah.

Perawatan pra Lansia Diawali dengan dosis


operasi pada pasien terendah, kemudian
hiperaldosteronisme dosis dapat ditambah
jika diperlukan.

Perawatan pra Anak-anak 3 mg/kgBB per hari,

7
operasi pada pasien yang dapat dibagi ke
hiperaldosteronisme dalam beberapa jadwal
konsumsi. Dosis akan
disesuaikan dengan
respons pasien.
Gagal jantung Dosis awal: 25 mg, 1 kali
sehari, dengan dosis
Dewasa
maksimal 50 mg per
hari.
Diawali dengan dosis
terendah, kemudian
Lansia
dosis dapat ditambah
jika diperlukan.
3 mg/kgBB per hari,
yang dapat dibagi ke
dalam beberapa jadwal
Anak-anak
konsumsi. Dosis akan
disesuaikan dengan
respons pasien.
Hipokalemia Dewasa 25-100 mg per hari.
akibat diuretik

EPLERENONE

Tablet, diminum: 25 mg, 50 mg

Dewasa

 Dosis Dewasa untuk Gagal Jantung Kongestif


 Gagal jantung kongestif pasca-miokard infark:
 Dosis awal: 25 mg diminum sekali sehari. Dosis harus dititrasi ke dosis target
50 mg sekali sehari sebaiknya dalam waktu 4 minggu

Anak-Anak

8
Obat ini harus diberikan dengan sangat hati-hati pada Anak usia dibawah 4 tahun;
keamanan dan efektivitas obat ini pada anak-anak belum dikonfirmasi. [ CITATION
hel19 \l 1033 ]

AMILORIDA

Dosis Awal: 5 mg oral obat amiloride diminum sekali sehari.

Dosis Perawatan: 5-10 mg obat amiloride diminum sekali sehari.

 Dosis obat amiloride untuk mengobati gagal jantung kongestif pada orang
dewasa, yaitu:

Dosis Awal: 5 mg oral obat amiloride diminum sekali sehari.

Dosis Perawatan: 5-10 mg obat amiloride diminum sekali sehari.

 Dosis obat amiloride untuk mengobati edema pada orang dewasa, yaitu:

Dosis Awal: 5 mg oral obat amiloride diminum sekali sehari.

Dosis Perawatan: 5-10 mg obat amiloride diminum sekali sehari.

 Dosis obat amiloride untuk mengobati hipertensi pada orang dewasa, yaitu:

Dosis Awal: 5 mg oral obat amiloride diminum sekali sehari.

Dosis Perawatan: 5-10 mg obat amiloride diminum sekali sehari.

Dosis obat amiloride pada setiap orang mungkin berbeda-beda tergantung pada
usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, serta kondisi kesehatan pasien dan
indikasi penyakit lainnya yang mungkin dialami.[ CITATION dok18 \l 1033 ]

2.6 Indikasi Obat


1. SPRINOLAKTON

Edema dan asitas pada sirosis hati, asites malignan, sindroma nefrotik, gagal jantung
kongestif; hiperaldosteronism primer.[ CITATION hon18 \l 1033 ]

2. EPLERENON

9
Tambahan terapi standar termasuk beta bloker untuk mengurangi risiko mortalitas
dan morbiditas kardiovaskuler pada pasien disfungsi ventrikel kiri yang stabil LVEF
< 40%, dengan bukti klinis gagal jantung setelah infark miokard. [ CITATION Pio17 \l 1033
]

3. AMILORIDA

Indikasi amilorida adalah sebagai adjuvan diuretik lain dalam tata laksana hipertensi
dan edema. Amilorid juga bisa digunakan pada Liddle’s syndrome dan
hiperaldosteronisme familial tipe 1.[ CITATION Alo194 \l 1033 ]

2.7 Efek Samping Obat


1. SPRINOLAKTON

Efek Samping:

 Gangguan Saluran Cerna


 Impotensi
 Menstruasi Tidak Teratur
 Letargi,
 Sakit Kepala
 Bingung
 Ruam Kulit
 Hyperkalemia
 Hiponatremia
 Hepatotoksisitas
 Osteomalasia

Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi spironolakton


adalah:

 Pusing dan sakit kepala ringan.


 Mual dan muntah.
 Diare.
 Pembengkakan di payudara.

10
 Kram pada kaki.
 Impotensi.[ CITATION hon18 \l 1033 ]

2. EPLERENON
Efek samping
 Sakit Kepala
 Pusing
 Mual
 Muntah
 Diare
 Sakit Perut
 Banyak Berkeringat
 Mengantuk
 Kelelahan
 Mulut Kering
 Sakit Perut
 Gejala Batuk Atau Flu Seperti Demam
 Menggigil
 Kelelahan Yang Tidak Biasa.[ CITATION hel19 \l 1033 ]

3. AMILORIDA

Efek Samping:

 Mengantuk
 Sakit perut
 Mual dan muntah
 Sakit punggung
 Demam
 Merasa lemah, letih, dan lesu
 Gugup atau bingung

11
 Perubahan suasana hati
 Kesemutan
 Halusinasi
 Gangguan pernapasan
 Kejang
 Dada sesak
 Koma[ CITATION dok18 \l 1033 ]

12
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aldosteron pertama kali dideskripsikan awal tahun 1950-an oleh Simpson
dan Trait yang diekstraksi dari darah vena adrenal anjing dan kera yang
berkemampuan menurunkan ratio natrium-kalium urin. Selanjutnya ditemukan juga
keterlibatannya dalam Sistem Renin–Angiotensin-Aldosteron dan sangat berperan
dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Dan juga
memainkan peran penting dalam fungsi kardiovaskuler melalui aksinya sebagai
mineralokortikoid.

Aldosteron merupakan suatu mineralokartikoid yang disintesis oleh kelenjar


adrenal, jantung dan vaskuler,yang tidak dipengaruhi oleh angiotensin II, dan
memberikan efek pleiotropik pada organ-organ tersebut.

Mekanisme kerja antagonis aldosteron adalah penghambatan kompetitif


terhadap aldosterone. Jadi dengan pemberian antagonis aldosteron, reabsorpsi
ion natrium di hilir tubuli distal dan duktus koligentas dikurangi, dengan
demikian ekskresi ion kalium juga berkurang

3.2 Saran
Jangan mengonsumsi obat ini jika mengalami permasalahan buang air kecil
atau jika memiliki alergi terhadap obat ini .Sebaiknya untuk penggunaan obat
golongan antagonis aldosterone dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter

13
Daftar Pustaka
Alo Dokter. (2019, juli 19). Retrieved march 6, 2020, from
https://www.alodokter.com/kenali-penyakit-kardiovaskuler-yang-paling-
umum-terjadi

Alomedika. (2019). Retrieved march 6, 2020, from


https://www.alomedika.com/obat/obat-
kardiovaskuler/antihipertensi/amilorid/indikasi-dan-dosis

doktersehat. (2018). Retrieved march 6, 2020, from https://doktersehat.com/obat-


amiloride/

hellosehat. (2019). Retrieved march 6, 2020, from https://hellosehat.com/obatan-


suplemen/obat/eplerenone/

honestdocs. (2018). Retrieved march 6, 2020, from


https://www.honestdocs.id/spironolakton

Pionas. (2017). Retrieved march 6, 2020, from http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-


sistem-kardiovaskuler-0/25-diuretika/253-diuretika-hemat-
kalium/antagonis-aldosteron

scribd. (2018, february). Retrieved march 6, 2020, from


https://www.scribd.com/document/355205705/Antagonis-Aldosteron

U. Andalas. (n.d.). Retrieved march 7, 2020, from


http://scholar.unand.ac.id/16569/2/2.%20BAB%201%20%28Pendahuluan
%29.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai