Anda di halaman 1dari 8

Nama : Haris Wahyudi

NIM : 23142012023
Mata Kuliah : Farmakologi keperawatan
Dosen : Sri Wahyuni, S.Kep.,Ners M.H
Tanggal : 13 Desember 2023

OBAT KARDIOVASKULER
• Fungsi utama sistem kardiovaskular  Menyalurkan oksigen dan bahan metabolisme ke jaringan
tubuh, serta membawa hasil metabolisme yang tidak dibutuhkan ke alat ekskresi seperti ginjal dan
paru-paru.
• Untuk kelancaran fungsinya dalam mencukupi kebutuhan tubuh akan O2 yang dapat berubah-ubah,
maka jantung dan pembuluh darah telah dilengkapi dengan sistem pengatur intrinsik dalam jaringan
kardiovaskuler, dan sistem ekstrinsik diluar sistem kardiovaskuler.
• Dengan sistem pengatur intrinsik maka jantung dan pembuluh darah secara langsung dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan setempat
misalnya : Bertambahnya pengembalian darah vena ke dalam jantung sehingga memperpanjang
serat2 otot jantung dan menambah kekuatan kontraksi jantung untuk memompa darah ke jantung.

1. OBAT ANTIHIPERTENSI
a. Diuretik : Mekanisme : menurunkan absorpsi Na dan menurunkan volume darah (contoh:
furosemide, hidroklortiazid, spironolakton)
b. Vasodilator : Mekanisme : merelaksasi otot polos vaskular
c. Agen pengeblok produksi/aksi angiotensin : Mekanisme : mengeblok produksi/aksi angiotensin 
sehingga menurunkan resistensi vaskular perifer dan volume darah
d. Agen simpatoplegia : Mekanisme : menurunkan resistensi vaskuler perifer, menghambat fungsi
jantung  menurunkan cardiac output.
2. OBAT ANTIHIPOTENSI
Bekerja menaikkan tekanan darah, bila terjadi kelemahan peredaran darah.
contoh : tablet Akrinor  berisi cafedrine HCl 100mg + theodrenaline HCl 5mg

3. ANTIARITMIA JANTUNG
 Mekanisme obat antiaritmia, 4 kelas utama :
a. Inhibitor kanal Na  berefek pada memperpanjang potensial aksi (contoh : prokainamid)
b. Simpatolitik  menurunkan aktivitas beta adrenergik di jantung (contoh : propranolol,
esmolol, nadolol)
c. Memperpanjang durasi potensial aksi (contoh : bretilium)
d. Inhibitor kalsium di jantung (contoh : verapamil)
 Contoh lain : Cordarone 200mg/tablet (Amiodaron)  mekanisme aksinya mencakup 4 kelas
di atas.

4. OBAT GAGAL JANTUNG


a. Gagal jantung timbul jika curah jantung tidak mencukupi untuk memberikan oksigen yang
diperlukan tubuh  cardiac output <<
b. Contoh :
Digoxin 0.25mg/tablet (Fargoxin)  inotropik positif
Dopamin Hcl 40mg/ml injeksi
Dobutamin
Epinefrin

5. OBAT ANGINA PECTORIS


• Angina pectoris  nyeri dada yang mencekik yang timbul bila aliran darah koroner tidak
mencukupi kebutuhan jantung akan oksigen (timbul iskemik pada otot jantung)
• Penggolongan :
1. Golongan nitrat  nitrogliserin, Isosorbit dinitrate 5mg, 10mg tab.
2. Calcium channel blocker  Diltiazem Hcl 30mg & 60 mg, nifedipin 10mg tablet.
3. Beta bloker
OBAT SYSTEM SALURAN CERNA

Penyakit saluran cerna yang sering terjadi adalah radang kerongkongan (refluks esofagus), radang
mukosa di lambung (gastritis), tukak lambung-usus (ulcus peptikum), dan kanker lambung-usus.
Obat Gastrointestinal System
 Antitukak :
o Antacida : antacida sistemik (natrium bicarbonat) dan antacida non sistemik
(aluminium, magnesium, bismut, kalsium).
o Antagonis reseptor h2 : simetidin, ranitidin, famotidin.
o Penghambat pompa proton : omeprazol, lansoprazol, dan pantofrazol.
o Antimuskarinik : benzatropin, orfenadrin, prosiklidin, dan triheksifenidil
o Khelat dan senyawa komplek,
o Analog prostaglandin.
 Antispasmodik : Alverin Sitrat, Klordiazepoksid + Klidinium Bromida, Mebeverin
Hidroklorida, Peppermint Oil.
 Antidiare
 Pencahar
 Antihemoroid
 Obat untuk gangguan sekresi pencernaan
OBAT ENDOKRIN

Obat-obat sistem endokrin memiliki sifat merangsang atau menghambat aktifitas kelenjar .

Adrenocortikotropik Hormone ACTH


OBAT DOSIS PEMAKAIAN
Kortikotropin SK : I.M : 4 x - Defisiensi ACTH
(ACTHAR) sehari 20 U - Pemberian I.V untuk pemeriksaan
I.V : 10-25 U dlm diagnostik dan penggantian hormon
500 ml 3xsehari.
Kortikotropin repositori SK : I.M : - Defisiensi ACTH
(Corticotropin Gel, 4xsehari 40 U - Mengobati insufisiensi adrenal akibat
ACTHAR Gel) pemakaian kortison jangka panjang
Konistropin I.M : 0,25-0,75 mg Untuk pemeriksaan diagnostik dalam
(Cortrosyn) I.V : 0,25 mg membedakan antara pituitari dan adrenal
sebagai penyebab insufisiensi adrenal.

Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan Kelenjar Tiroid


OBAT DOSIS
Hipotiroid Thyrotropin (Thytropar) I.M : 4xsehari 10 U selama 1-3 hari
Triiodotiroid (Liotrinon) O : 25-75 m,cg
Kalsitonin(Cibacalsin, Calsynar) I.M : S.C : o,5 mg 1-2xsehari

Tiroglobulin (Proloid) O : mula-mula 32mg/hari, lalu 65-


200 mg/hari
Levotiroksin (Synthroid) O : mula-mula 25mcg/hari, lalu 50-
200 mcg/hari
I.V : 0,2-0,5 mg dalam larutan
Anak (>1thn) O : 5-6mcg/kg/hari
Loitironin (Cytomel) O : mula-mula 25mcg/hari. Lalu 25-
100mcg/hari.
Anak (>3thn) O : 50-100mcg/kg/hari.
Hipertitoid Propiltiourasil (propacil) O : 3xsehari 70-200 mg selama 6-8
minggu
Karbamizol (Neo-Mercazole) O : 3-4xsehari 10 mg atau 1xsehari
30-40 mg selama 6-8 minggu
Tiamazol (Metimazol, Strumazol) O : 1xsehari 15-30 mg, maks 120
mg/hari selama 6-8 minggu
Anak (6-10thn) : mula-mula 0,4
mg/kg/hari lalu o,2 mg/kg/hari
Larutan iodin kuat (lugol) O : 2-6 tts 3xsehari
Kaliumiodida Sebelum pembedahan : 15ml lar
KI/NaI 1% selama 10-14 hari

Growth Hormone (GH)


1. Dwarfisme
2. Gigantisme dan akromegali
OBAT DOSIS
Dwarfisme Somatrem I.M : S.C : 100mcg/kg 3 x seminggu
(Protoprin)
Somatropin (Humatrope) I.M : S.C : 60mcg/kg 3 x seminggu
Gigantisme Bromokriptin (Parlodel) O : 1,25-2,5 mg sewaktu tidur selama 3 hari

Antidiuretic Hormone (ADH) dan Oksitosin


Kelenjar Paratiroid
OBAT DOSIS PENGGUNAAN
HIPOPARATIROIDISME
Kalsifedrol O : 50-100 mcg/hari Untuk penyakit tulang akibat ginjal kronik dan
(Calderol) dialisis ginjal.
Kalsitriol O : 0,25 mcg/hari Untuk hipoparatiroidisme dan ginjal kronik
(Rocaltrol)
Ergokalsiferol O : 50.000-200.000 Untuk hipoparatiroidismek
(Drisdol) IU/hari
HIPERPARATIROIDISME
Kalsitonin S.C : I.M : mula Untuk penyakit Grave, hiperparatiroidisme,
salmon 100IU/hari, selanjutnya hiperkalsemia
(Calsimar) 50-100IU/hari setiap
hari atau 2hari sekali
Etidronat O : 5-10 mg/kg/hari Untuk penyakit Grave, hiperparatiroidisme,
(Didronel) maks 20 mg/kg/hari hiperkalsemia
Kelenjar Adrenal
1. Glukokortikoid
• Obat-obat glukokortikoid disebut kortison.
• Efek glukokortikoid :
a) Antiinflamasi (peradangan) :Multiple sklerosis, artritis reumatoid, peradangan pembuluh
darah,
b) Antialergi : Asma, reaksi obat, dermatitis, dan anafilaksis.
c) Antistres : Mengurang kecemasan dan menstabilkan kekecewaan emosional
2. Mineralokortikoid
 Hormon-hormon ini mempertahankan keseimbangan cairan dengan peningkatan
penyerapan natrium dari tubulus ginjal.
 Efek hipokalemia akibat kehilangan kalium dengan kemih dan udema serta berat badan
meningkat karena retensi garam dan air, juga resiko hipertensi dan gagal jantung.
 Pilihan obat : Aldosteron, deoksikortikosteron, kortisol.
OBAT DOSIS KEGUNAAN
Betametason O : 0,6-7,2 mg/hr Obat antiinflamasi steroid kuat.
(Celestone)
Deksametason O : 0,25-4mg 2-4xsehari Obat antiinflamasi steroid
(Decadron) kuat..
Untuk gangguan alergi akut :
asma, syok, depresi,
Metilprednisolon O : 4-48 mg/hari dalam antiinflamasi
(Medrol) dosis terbagi 4
I.M:I.V: 10-250 mg setiap
4-6 jam.
Hidrokortison O : 20-240mg/hari dalam Untuk insufisiensi dan
(Cortef) dosis terbagi 2-4x inflamasi adrenokortikal.
I.M:I.V: 15-240 mg setiap
12 jam
Prednisolon O : 2,5-15 mg 2-4x Antiinflamasi.
(Delta-Cortef) sehari
I.V: 2-30mg setiap 12 jam
DIABETES MELITUS
• Diabetes Melitus (DM) : suatu penyakit kronik yang terjadi akibat kekurangan
metabolisme glukosa, disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin di sel-sel beta.
• Tipe Diabetes Melitus :
1) Insulin dependen diabetes melitus (IDDM)
2) Non insulin dependen diabetes melitus (NIDDM)
INSULIN
Ada 3 tipe insulin :
1) Insulin kerja singkat
 Disebut insulin regular (kristalin) dan merupakan larutan bening tanpa tambahan
bahan untuk memperpanjang kerja insulin.
 Onset kerja : ½-1 jam. Puncak kerja 2-4 jam. Lama kerja 6-8 jam.
2) Insulin kerja sedang
 Onset kerja : 1-2 jam. Puncak kerja 6-12 jam. Lama kerja 18-24 jam.
3) Insulin kerja panjang.
 Onset kerja : 4-8 jam. Puncak kerja14-20jam. Lama kerja 24-36 jam.

ANTIDIABETIK ORAL
 Antidiabetik oral : merangsang sel-sel beta untuk mensekresikan lebih banyak insulin.
 Sulfonilurea : golongan antidiabetik
 Efek samping antidiabetik oral = efek samping insulin.
o Pemakaian tanpa makanan cukup : kecemasan, tremor, lemas.
o Reaksi yang merugikan : anemia aplasti, trombositopenia.
 Antidiabetik oral kontraindikasi pada IDDM (tidak ada sel-sel beta yang berfungsi),
kehamilan, menyusui, selama stres, oprasi dan infeksi berat.
OBAT DOSIS LAMA KERJA
Tolbutamid O : 0,5-2 mg/hari dalam dosis 6 – 12 jjam
(Orinase) terbagi 2-3
Asetoheksamid O : 0,25-1,5 mg/hari dosis 10- - 24 jam
(Dymerol) tunggal/dosis terbagi 2
Klorpropamid O : mula-mula 100-250 mg/hari, Sampai 60 jam
(Diabenese) selanjutnya 100-500 mg/hari dalam
dosis terbagi 2. Maks 750 mh/hari
Glibenklamid O : mula-mula 2,5-5 mg/hari, bila 10-24 jam
(Daonil, Euglucon) perlu dinaikan setiap minggu
sampai maksimal 10mg/hari dalam
dosis terbagi 2
Metformin O : 3xsehari 500ng atau 2xsehari 6 – 12 jam
(Glucophage) 850mg pada waktu makan. Dapat
dinaikan dalam waktu 2 minggu
sampai maks. 3xsehari 1 g.
SISTEM REPRODUKSI
OBAT KONTRASEPSI ORAL
Estrogen : ethinylestradiol
mestranol (pro drug yg dimetabolisme di hepar jadi ethinylestradiol )
Progesteron : progestogen

Anda mungkin juga menyukai