Anda di halaman 1dari 15

FATER ENDOKRIN & HORMON

“Korteks Endernal Pada Penyakit


Krisis Adrenal (Hormon Kortisol)”
KELOMPOK 2

Viqi Panji Krisna (1908060037)


Alawiyah Muzaema (1908060022)
Siti Mulayya Hasnianti (1908060027)
Suvia Winanda (1908060032)
Jannatul Aulia (1908060035)
Nurmahyuni (1908060047)
KORTEKS ADRENAL
Korteks andernal adalah bagian inti luar yang membentuk 80
% volume kelenjar.
3 Bagian ini melepaskan hormon yang yang sangat penting
bagi tubuh, yaitu :
1. Hormon seks atau androgen sebagai mengatur reaksi
kekebalan tubuh.
2. Glukokortikoid, pelepasan hormon ini dirangsang oleh
kelenjar hipotalamus pituitari.
3. Mineral okortikoid yang mengatur ekskresi mineral dan
menyeimbangkan kadar gula dan cairan tubuh.
ANATOMI & FISIOLOGI

● Kelenjar suprarenal terletak dikutub superior


ginjal dan terbenam dalam jaringan adiposa.
Kelenjar suprarenal kanan berbentuk piramida
dan langsung terletak diatas ginjal kanan,
sedangkan kelenjar suprarenal kiri berbentuk
seperti bulan sabit dan terletak disepanjang
batas medial ginjal kiri dari hilus sampai kutub
superiornya.
● Kedua kelenjar tebalnya sekitar 1 cm,
lebaranya pada apeks sekitar 2 cm, dan pada
dasarnya dapat mecapai 5 cm, masing-masing
beratnya 7 sampai 10 g.
● Kelenjar terbagi atas dua daerah yang berbeda secara histologi
dan fungsional, yaitu bagian luar yagn berwarna kekuningan,
mencangkup sekitar 80% sampai 90% organ disebut korteks
suprarenal, dan bagian dalam yang kecil tampak gelap disebut
medulasuprarenal.
● Tiap kelenjar suprarenal mendapat pasokan darah dari tiga arteri
yagn berasal dari tiga sumber berbeda.
1. Arteri frenikus inferior (inferior phrenic arteries).Bercabang
menjadi arteri suprarenal superior.
2. Aorta, bercabang menjadi middle suprarenal arteries (arteri
suprarenal media).
3. Renal arteries (arteri renalis) bercabang menjadi arteri
suprarenal inferior.
GAMBARAN UMUM PENYAKIT ADRENAL

● Krisis adrenal merupakan insufisiensi adrenal akut yang dapat


bermanifestasi dengan muntah, nyeri perut dan syok hipovolemik. Hormon
utama yang berperan dalam krisis adrenal akut adalah kortisol, kortisol
secara tidak langsung merangsang sekresi insulin pada keadaan hiperglikemi
namun juga menurunkan sensitivitas insulin. Kortisol juga memiliki efek
anti inflamasi melalui stabilisasi lisosom, menurunkan respon lekositik dan
memblok produksi sitokin
● Pada keadaan defisiensi kortisol akhirnya, kortisol memfasilitasi
pengeluaran air, meningkatkan nafsu makan, dan mensupresi sintesa hormon
adrenokortikotropik (ACTH)
TANDA & GEJALA
Gejala yang biasanya terjadi adalah: ● Rambut rontok
● Penurunan nafsu makan ● Nyeri sendi
● Penurunan berat badan ● Depresi
● Kelemahan otot ● Siklus haid tidak teratur pada wanita
● Kelelahan ● Disfungsi seksual pada wanita
● Rasa ingin makan makanan asin ● Kadar gula darah rendah (hipoglikemia)
● Mual, muntah, diare
● Sakit perut
● Tekanan darah rendah (hipotensi),
terutama saat berdiri sehingga terasa
seperti akan pingsan
● Kulit yang menghitam terutama pada
bekas luka, lipatan kulit, siku, lutut,
buku jari, jari kaki, dan bibir
ETIOLOGI
● Krisis adrenal adalah kegagalan kelenjar adrenal memproduksi hormon. Penyebabnya
dapat terjadi secara primer, yaitu kegagalan terjadi pada kelenjar adrenal itu sendiri,
Penyebab Primer adalah kondisi yang melibatkan langsung kelenjar adrenal dalam
terjadinya krisis adrenal. Penyakit tersering yang menjadi etiologi adalah penyakit
Addison, di mana kondisi autoimun menyebabkan destruksi pada kelenjar adrenal.
● Krisis Addison, yang ditandai dengan gejala seperti:
- Nyeri pada punggung bagian bawah dan perut
- Diare dan muntah berat
- Dehidrasi
- Tekanan darah sangat rendah
- Kehilangan kesadaran
● Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan kelenjar
adrenal adalah:
- Autoimun
- Infeksi berkepanjangan: infeksi jamur, HIV, tuberculosis
- Penyebaran kanker ke kelenjar adrenal
- Perdarahan kelenjar adrenal
- Amiloidosis (penumpukan protein abnormal dalam organ tubuh)
- Operasi pengangkatan kelenjar adrenal
FATOFISIOLOGI & DIAGNOSA PENYAKIT
● Patofisiologi krisis adrenal berhubungan dengan produksi
hormon kortisol atau aldosteron yang sangat sedikit. Kondisi
krisis adrenal muncul akibat ketidak serasian antara kebutuhan
dan penggunaan kortisol.
● Diagnosis krisis adrenal perlu dilakukan secara cepat dan tepat
Gejala yang dapat muncul pada insufisiensi adrenal kronis
adalah rasa lelah yang cukup parah dan kehilangan berat badan.
Manifestasi gejala psikiatri pada insufisiensi adrenal kronis
dapat berupa kehilangan memori, depresi, ansietas, psikosis,
dan delirium
PENATALAKSANA PENYAKIT ADRENAL
● Pemberian cairan dan kortikosteroid merupakan modalitas utama dalam
penatalaksanaan krisis adrenal.
- Pemberian Cairan
Dua sampai tiga liter cairan isotonik, seperti cairan salin normal, atau dextrose
5% dalam cairan salin normal harus diberikan melalui infus pada 12-24 jam
pertama. Pada kondisi khusus, seperti gagal jantung dan penyakit ginjal kronis,
sebaiknya dilakukan monitoring ketat terhadap tanda vital dan pastikan tidak
terjadi overload cairan. Hentikan pemberian cairan apabila muncul tanda-tanda
edema paru akut,.
Kecepatan terapi sangat menentukan luaran penyakit. Pemberian steroid
intravena, seperti dexamethasone 4 mg bolus atau hydrocortisone 100 mg bolus
merupakan penatalaksanaan yang harus segera dilakukan.
● Kasus
STUDI KASUS
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun datang ke RS A dengan keluhan muntah
dan nyeri pada perut serta rasa mengantuk. Pada anamnesis: keadaan ini sudah
dijumpai sejak hari ini dan didahului dengan demam, pilek dan rasa letih sejak
2 hari yang lalu. Sebelumnya penderita pernah muntah-muntah dan dari hasil
laboratorium dijumpai hiponatremia, namun pemeriksaan lain tidak dilakukan
saat itu. Anak tersebut menderita asma yang tidak terkontrol namun mengi
yang dideritanya hanya minimal. Dia menggunakan obat-obatan asma.
fluticasone propionate (1500 μg perhari), nebulised budesonide (1000 μg
perhari sampai 3 minggu sebelum sakit), salmeterol (50 μg 2 kali sehari),
nebulised salbutamol (5 mg empat kali perhari), ipratropium (250 μg 4x/hari)
dan montelukast (5 mg perhari). Dari usia 2 tahun, dosis steroid inhalasi
dinaikkan, sampai dengan dosis terakhir sejak 10 bulan yang lalu. Sejak usia 4
tahun ia mendapat prednisolon namun tidak diminum dalam 8 bulan terakhir.
● Subjeck
- Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun datang ke RS A dengan keluhan muntah dan
nyeri pada perut serta rasa mengantuk.
- demam, pilek dan rasa letih sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya penderita pernah
muntah-muntah dan dari hasil laboratorium dijumpai hiponatremia.
- menderita asma yang tidak terkontrol namun mengi yang dideritanya hanya minimal.
● Objek 
pemeriksaan fisis didapatkan seorang anak laki-laki:
- Berat badan dan tinggi badan dalam persentil 3,
- kecepatan pertumbuhannya normal.
- Frekuensi denyut jantung 100 x/menit,
- frekuensi pernafasan 20x/menit, suhu 37C.
- THT, jantung dan paru dalam batas normal.
- Perut lemas, turgor cukup dan tidak teraba massa.
pemeriksaan laboratorium didapatkan :
- Hb 10,8 g/dl,
- Leukosit 12300 /ul,
- trombosit 335.000 /ul.
- Hitung jenis eosinofil 3, basofil 0, batang 32, segmen 30, limfosit 32, monosit 2. Na
127 mEq/L (N 135-145 mEq/L), K 3,41 mEq/L (N 3,5-5,1 mEq/L), KGD 40 mg/dL,
kortisol darah 15 mcg/dL.
● Assesment
- fluticasone propionate (1500 μg perhari)
- nebulised budesonide (1000 μg perhari sampai 3 minggu sebelum sakit)
- salmeterol (50 μg 2 kali sehari)
- nebulised salbutamol (5 mg empat kali perhari)
- ipratropium (250 μg 4x/hari)
- montelukast (5 mg perhari)
● Plan
Teratur memberikan obat hidrokortison sambil menurunkan dosis steroid
inhalasi. Dan tetap dibawa kontrol ulang untuk penurunan dosis
hidrokortison yang diberikan
● KIE 
Pasien perlu diedukasi untuk melakukan follow up terapi kepada
endocrinologist. Follow-up direkomendasikan sampai berkisar 6-12 bulan
setelah kondisi krisis adrenal terjadi. Diharapkan pasien dapat menyesuaikan
dosis obat yang dikonsumsi. Dosis tambahan hydrocortisone mungkin perlu
dipertimbangkan dalam situasi stress psikologis yang parah dan
berkepanjangan.

Anda mungkin juga menyukai