Oleh :
Nama : Vene Aulia Wulandari
Nim : 1710108
Kelas : S1 3B
Skor 30 tidak selalu berarti fungsi kognitif normal dan skor nol bukan berarti tidak
ada kognisi secara absolut. Tes ini tidak punya kapasitas mencukupi untuk tes fungsi frontal/
eksekutif atau fungsi visuospasial (khususnya parietal kanan). Tugas segilima pada MMSE
memerintahkan pasien menirukan gambar dan tidak menilai kemampuan merencanakan.
Sebagai akibatnya tes ini mempunyai keterbatasan untuk mendeteksi demensia non
Alzheimer, seperti kelainan kognitif pasca stroke, dan demensia frontotemporal atau
subkortikal pada fase awal (Tangalos,1996).
Untuk mengurangi bias atau kelemahan MMSE, dikembangkan beberapa tes lain
seperti Standardized Mini-Mental State Examination (SMMSE) diperkenalkan sebagai upaya
menurunkan variasi skor inter rater (Parker,2004). The Abbreviated Mental Test (AMT),
Mini-Cog (dapat dikerjakan dalam 3 menit) dan Six-Item Screener (SIS) (mempunyai 6
pertanyaan) sehingga lebih memungkinkan penggunaan tes ini secara rutin pada pasien usia
lanjut di rumah sakit yang sibuk atau di UGD. Clock Drawing Test (CDT) mempunyai
keuntungan relatif terhindar dari bias karena faktor tingkat intelektual, bahasa, dan budaya.
The General Practitioner Assessment of Cognition (GPCOG) digunakan untuk menguji
memori kejadian yang baru terjadi dan orientasi. Six-Item Cognitive Impairment Test (6CIT)
menggunakan beban skor yang berbeda pada masing-masing item (Holmes,1996;
Tangalos,1996; Swain,1999).
Nama
Nama Responden : Pewawancara :
Tanggal
Umur Responden : Wawancara :
Pendidikan : Jam mulai :
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Nilai Nilai
Maksimu Respon
m den
ORIENTASI
5 Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa?
5 Sekarang kita berada di mana?
(Nama rumah sakit atau instansi)
(Instansi, jalan, nomor rumah, kota, kabupaten, propinsi)
REGISTRASI
3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, misalnya:
(bola, kursi, sepatu). Satu detik untuk tiap benda. Kemudian
mintalah responden mengulang ketiga nama benda tersebut.
Berilah nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar, bila masih salah
ulangi penyebutan ketiga nama tersebut sampai responden
dapat mengatakannya dengan benar:
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah : ______ kali
ATENSI DAN KALKULASI
5 Hitunglah berturut-turut selang 7 angka mulai dari 100 ke
bawah. Berhenti setelah 5 kali hitungan (93-86-79-72-65).
Kemungkinan lain ejaan kata dengan lima huruf, misalnya
'DUNIA' dari akhir ke awal/ dari kanan ke kiri :'AINUD'
Satu (1) nilai untuk setiap jawaban benar.
MENGINGAT
3 Tanyakan kembali nama ketiga benda yang telah disebut di
atas.
Berikan nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar
BAHASA
9 a. Apakah nama benda ini? Perlihatkan pensil dan
arloji (2 nilai)
b. Ulangi kalimat berikut :"JIKA TIDAK, DAN
ATAU TAPI" (1 nilai)
c. Laksanakan 3 perintah ini :
Peganglah selembar kertas dengan tangan kananmu,
lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkan di
lantai (3 nilai)
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut
"PEJAMKAN MATA ANDA" (1 nilai)
e. Tulislah sebuah kalimat ! (1 nilai)
f. Tirulah gambar ini ! (1 nilai)
Jam selesai :
Tempat
wawancara :
Gambar : Mini Mental State Examination (MMSE) (Setiati,2007).
Teknik pemakaian dan penilaian MMSE
MMSE menggunakan instrumen berbentuk berbagai pertanyaan. Daftar pertanyaan
terdapat pada gambar 1. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut (Folstein, 1975;
Setiati,2007):
a. Penilaian Orientasi (10 poin)
Pemeriksa menanyakan tanggal, kemudian pertanyaan dapat lebih spesifik jika ada
bagian yang lupa (misalnya :”Dapatkah anda juga memberitahukan sekarang musim
apa?”). Tiap pertanyaan yang benar mendapatkan 1 (satu) poin. Pertanyaan kemudian
diganti dengan ,”Dapatkah anda menyebutkan nama rumah sakit ini (kota, kabupaten,
dll) ?”. Tiap pertanyaan yang benar mendapatkan 1 (satu poin).
b. Penilaian Registrasi (3 poin).
Pemeriksa menyebutkan 3 nama benda yang tidak berhubungan dengan jelas dan
lambat. Setelah itu pasien diperintahkan untuk mengulanginya. Jumlah benda yang
dapat disebutkan pasien pada kesempatan pertama dicatat dan diberikan skor (0-3).
Jika pasien tidak dapat menyebutkan ketiga nama benda tersebut pada kesempatan
pertama, lanjutkan dengan mengucapkan namanya sampai pasien dapat mengulang
semuanya, sampai 6 kali percobaan. Catat jumlah percobaan yang digunakan pasien
untuk mempelajari kata-kata tersebut. Jika pasien tetap tidak dapat mengulangi ketiga
kata tersebut, berarti pemeriksa harus menguji ingatan pasien tersebut. Setelah
menyelesaikan tugas tersebut, pemeriksa memberitahukan kepada pasien agar
mengingat ketiga kata tersebut, karena akan ditanyakan sebentar lagi.
c. Perhatian dan kalkulasi (5poin)
Pasien diperintahkan untuk menghitung mundur dari 100 dengan selisih 7. hentikan
setelah 5 angka. Skor berdasarkan jumlah angka yang benar. Jika pasien tidak dapat
atau tidak dapat mengerjakan tugas tersebut, maka dapat digantikan dengan mengeja
kata ”DUNIA” dari belakang. Cara menilainya adalah menghitung kata yang benar.
Contohnya jika menjawab “AINUD” maka diberi nilai 5, tetapi jika menjawab
“AINDU” diberi nilai 3.
d. Ingatan (3poin)
Pasien diperintahkan untuk mengucapkan 3 kata yang diberikan sebelumnya kepada
pasien dan disuruh mengingatnya. Pemberian skor dihitung berdasarkan jumlah
jawaban yang benar.
e. Bahasa dan praktek (9 poin)
Penamaan : Pasien ditunjukkan arloji dan diminta menyebutkannya. Ulangi dengan
menggunakan pensil. Skor 1 poin setiap nama benda yang benar (0-2).
Repetisi (pengulangan) : Pasien diminta untuk mengulangi sebuah kalimat yang
diucapkan oleh penguji pada hanya sekali kesempatan. Skor 0 atau 1.
Perintah 3 tahap : pasien diberikan selembar kertas kosong, dan diperintahkan, ”
Taruh kertas ini pada tangan kanan anda, lipat menjadi 2 bagian, dan taruh di lantai”.
Skor 1 poin diberikan pada setiap perintah yang dapat dikerjakan dengan baik (0-3).
Membaca : Pasien diberikan kertas yang bertuliskan ”Tutup mata anda” (hurufnya
harus cukup besar dan terbaca jelas oleh pasien. Pasien diminta untuk membaca dan
melakukan apa yang tertulis. Skor 1 diberikan jika pasien dapat melakukan apa yang
diperintahkan. Tes ini bukan penilaian memori, sehingga penguji dapat mendorong
pasien dengan mengatakan ”silakan melakukan apa yang tertulis” setelah pasien
membaca kalimat tersebut.
Menulis : Pasien diberikan kertas kosong dan diminta menuliskan suatu kalimat.
Jangan mendikte kalimat tersebut, biarkan pasien menulis spontan. Kalimat yang
ditulis harus mengandung subjek, kata kerja dan membentuk suatu kalimat. Tata
bahasa dan tanda baca dapat diabaikan.
Menirukan : pasien ditunjukkan gambar segilima yang berpotongan, dan diminta
untuk menggambarnya semirip mungkin. Kesepuluh sudut harus ada dan ada 2 sudut
yang berpotongan unruk mendapatkan skor 1 poin. Tremor dan rotasi dapat diabaikan.
Setiati S, Laksmi PW, Sari NK. 2007. Usia Lanjut. Dalam : Kedokteran Peri Operatif,
Evaluasi dan Tata Laksana di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Editor : Mansjoer A,
Sudoyo AW, Alwi I, Rinaldi I, Harimurti K, Laksmi PW, dkk. Pusat Penerbitan
Penyakit Dalam Universitas Indonesia, Jakarta. Hlm 222-240
Tangalos EG, Smith GE, Ivnik RJ, et al. 1996.The Mini-Mental State Examination in
general medical practice: clinical utility and acceptance. Mayo Clin Proc 71:829–37
Tombaugh TN, McIntyre NJ, 1992. The Mini-Mental State Examination: a comprehensive
review. JAGS; 40:922–35.