Anda di halaman 1dari 7

14/02/2012

PERENCANAAN PANJANG LANDAS PACU


PESAWAT TERBANG
Didalam merencanakan panjang landas pacu, dipakai
suatu standar yang disebut “Aeroplane Reference Field
Length” (ARFL)
Menurut ICAO (International Civil Aviation Organisation :
ARFL adalah panjang landas pacu minimum yang
dibutuhkan untuk lepas landas, pada kondisi :
• Maksimum sertificated take off weight
• Elevasi permukaan laut
• Kondisi standar atmosfir
• Keadaan tanpa ada angin bertiup
• Landas pacu tanpa kemiringan

Faktor-faktor Lingkungan yang


Faktor-
mempengaruhi panjang Landas
Pacu

1. Temperatur
2. Elevasi dari Permukaan Laut (Ketinggian
Altitude)
3. Kemiringan Landasan (Runway Gradient)
4. Angin Permukaan (Surface Wind)
5. Kondisi permukaan Landas Pacu

1
14/02/2012

1. Temperatur
 Pada temperatur yang lebih tinggi, dibutuhkan landasan yang
lebih panjang, sebab temperatur tinggi density udara rendah,
sehingga menghasilkan output daya dorong yang rendah.
 Sebagai standar temperatur dipilih temperatur di atas muka laut
sebesar 59 0F = 15 0C.
 Menurut ICAO panjang landasan harus dikoreksi terhadap
temperatur sebesar 1 % untuk setiap kenaikan temperatur 1 0C,
atau 0,56 % setiap kenaikan 1 0F.
 Sedangkan untuk setiap kenaikan 1.000 m dari muka laut rata-
rata temperatur turun 6,5 0C, atau setiap naik 1.000 feet
temperatur berkurang 3,566 0F.
 Sehingga koreksi panjang landasan terhadap temperatur (Ft)
adalah :
Ft = 1 + 0,01 ( T – (15 – 0,0065 h) satuan metric
Ft = 1 + 0,056 ( T – (59 – 0,0036 h) satuan Imperial
T = Aerodrome reference temperature
h = Aerodrome Elevasi

2. Ketinggian Altitude

• Berdasarkan rekomendasi ICAO, bahwa panjang


landasan bertambah sebesar 7 % setiap kenaikan
300 m (1000 ft) dihitung dari ketinggian muka laut.
• Sehingga faktor koreksi elevasi (Fe) untuk panjang
landasan adalah :
Fe = 1 + 0,007 h/300 satuan metric
Fe = 1 + 0,007 h/1.000 satuan imperial
h = aerodrome elevasi

2
14/02/2012

3. Kemiringan Landasan (Runway Gradient)

• Kemiringan ke atas memerlukan landasan yang lebih panjang


dibanding landasan yang datar atau yang menurun.
• Kriteria perencanaan lapangan terbang membatasi
kemiringan landasan sebesar 1,5 %.
• FAA (Federal Aviation Administration) memperkenalkan
“Effective Gradient” yaitu beda tinggi antara titik tertinggi dan
titik terendah dari penampang memanjang landasan dibagi
dengan panjang landasan yang ada.
• Faktor koreksi kemiringan (Fs) sebesar 10 % setiap
kemiringan 1 % untuk landasan pesawat bermesin turbo jet
dan 2 % untuk pesawat bermesin piston dan turbo.
Fs = 1 + 0,1 S untuk pesawat bermesin turbo jet
Fs = 1 + 0,2 S untuk pesawat bermesin piston dan turbo
S = kemiringan landas pacu dalam %

4. Angin Permukaan (Surface Wind)

• Landasan yang diperlukan lebih pendek bila bertiup angin


haluan (Head Wind), sebaliknya bila bertiup angin buritan (Tail
Wind) landasan yang diperlukan lebih panjang.
• Angin buritan maksimum yang diijinkan bertiup dengan
kekuatan 10 knots.
• Contoh perkiraan pengaruh angin terhadap landasan :
Kekuatan angin Persentase pertambahan/pengurangan
landasan tanpa angin
+5 -3
+ 10 -5
-5 +7
• Untuk perencanaan lapangan terbang diinginkan tanpa
adanya tiupan angin.

3
14/02/2012

5. Kondisi Permukaan Landas Pacu


• Di permukaan landas pacu yang terdapat genangan air tipis
(Standing Water) sangat dihindari karena membahayakan operasi
pesawat.
• Standing water menghasilkan permukaan yang sangat licin bagi roda
pesawat sehingga membuat daya pengereman sangat jelak.
• Selain dari pada itu Standing Water dapat mengurangi traksi utama
saat pesawat akan lepas landas.
• Berdasarkan hasil penelitian NASA dan FAA, untuk operasi pesawat
jet Standing Water dibatasi setinggi 1,27 cm.
• Apabila Standing Water setebal 0,6 – 1,27 cm, maka pesawat jet
harus dikurangi berat lepas landasnya untuk menghindari
kecelakaan.
• Roda pesawat yang berputar di atas lapisan tipis air disebut “Hydro
Planning”.
• Ketika roda pesawat mengalami Hydro Planning, Koefisien gesek
pengereman sangat jelek karena berkurang dan kemampuan kemudi
menjadi hilang.

Contoh Konversi Panjang Landasan


terhadap ARFL

• Data :
Direncanakan panjang landas pacu = 3.200 m
Elevasi di atas permukaan laut = 120 m
Temperatur di lapangan terbang = 280 C
Kemiringan Landas pacu = 0,6 %

Panjang Landas Pacu bila pesawat take off di ARFL :


Fe = 1 + 0,07 h/300 = 1 + 0,07 (120/300) = 1,028
Ft = 1 + 0,01(T – (15 – 0,0065 h) =
= 1 + 0,01(28 – (15 – 0,0065 x 120) = 1,1378
Fs = 1 + 0,10 S = 1 + 0,10 x 0,6 = 1,060
ARFL = 3.200 / (1,028 x 1,1378 x 1,060) = 2.581 m
Jadi panjang landasan di ARFL = 2.581 m

4
14/02/2012

Panjang Landasan Pacu


• Kebutuhan panjang landasan untuk perencanaan Lapangan
Terbang telah dibuat persyaratannya oleh FAA atau ICAO untuk
route-route tertentu dan untuk berbagai macam jenis pesawat.
• Penentuan panjang landasan dapat menggunakan :
– Grafik kemampuan pesawat atau ;
– Tabel Kemampuan Pesawat.
• Tiap-tiap jenis pesawat memiliki Grafik dan Tabel tersendiri.
• Contoh :
Direncanakan panjang Landasan Pacu untuk melayani pesawat
Boeing 707-300 C (JT 3D-3B Eng) dengan menggunakan Tabel
Kemampuan Pesawat dengan data-data sebagai berikut :
Temperatur maksimum harian rata-rata 850 F = 290 C
Ketinggian lapangan terbang 3.000 ft = 914 m dari muka laut
Kemiringan landasan pacu 0,5 %
Jarak penerbangan (250 kali setahun) 1.200 statute mile = 1.931
km (Non Stop tanpa refuelling)
Pay Load yang diinginkan 74.900 lbs = 33.975 kg.
• Berapa panjang landasan pacu yang diperlukan?

Tahap 1. Menentukan Berat Pendaratan


Maksimum yang Diijinkan
• Dari Tabel “Kemampuan Pesawat Mendarat”:
untuk temperatur 850 F dan ketinggian lapangan
terbang 3.000 ft, diperoleh :
Berat pendaratan maksimum (Maximum Landing
Weight ) yang diijinkan = 247.000 lbs.

Tahap 2. Menentukan Panjang Landasan untuk


Pendaratan
• Dengan interpolasi Maximum Landing Weight untuk
247.000 lbs dan dengan ketinggian lapangan
terbang 3.000 ft didapat :
• Panjang Landasan untuk Pendaratan yaitu 7.700 ft.

5
14/02/2012

Tahap 3. Menentukan Berat Lepas


Landas yang Diinginkan
• Jarak penerbangan = 1.200 statute miles
• Konsumsi bahan bakar rata-rata diperoleh dari Tabel adalah
sebesar 27 lbs/mile
• Kebutuhan BBM untuk penerbangan = 1.200 mile x 27 lbs/mile
= 32.400 lbs
• Operating Weight Empty + BBM cadangan untuk pesawat
penumpang, dari tabel diperoleh = 171.100 lbs
• Pay Load yang diinginkan dalam contoh soal adalah 74.900 lbs
• Berat Lepas Landas (Take Off) yang diinginkan adalah :
Operating weight empty + BBM cadangan + kebutuhan BBM +
Payload = 171.100 + 32.400 + 74.900 = 278.400 lbs

Tahap 4. Menentukan Berat Lepas Landas


Maksimum yang Diijinkan
• Dari Tabel “Kemampuan Pesawat Lepas Landas” :
Untuk temperatur 850 F dan ketinggian lapangan terbang
3.000 ft didapat :
Berat Lepas Landas Maksimum yang diijinkan (Maximum
Allowable Take off Weight) yaitu 311.400 lbs.
• Karena berat Take Off yang diinginkan = 278.400 lbs
ternyata lebih kecil dari pada berat lepas landas maksimum
yang diijinkan yaitu 311.400 lbs, maka dipakai 278.400 lbs
sebagai dasar perhitungan panjang landasan.

Tahap 5. Menentukan Referensi Faktor “R”


• Dari Tabel “Kemampuan Pesawat Lepas Landas” :
• Untuk temperatur 850 F dan elevasi 3.000 ft, diperoleh :
• Reference Factor “R” = 82,9.

6
14/02/2012

Tahap 6. Menentukan Panjang Landasan


untuk Lepas Landas
• Dengan melakukan interpolasi “Tabel Kemampuan
pesawat lepas landas” pada “R” 80 dan “R” 90 untuk
“R” 82,9 serta Berat 270.000 dan 280.000 utk berat take
off 278.400 lbs, diperoleh :
• Panjang Landasan Untuk Lepas Landas = 9.620 ft.
• Ini adalah panjang landasan pacu untuk take off dengan
angin bertiup = 0 dan kemiringan landasan = 0 %.
• Panjang Landasan untuk kemiringan 0,5 % adalah :
9.620 + (9.620 x 0,1 x 0,5) = 10.100 ft.
• Karena panjang landasan lepas landas lebih besar dari
panjang landasan pendaratan, maka Panjang Landasan
Rencana diambil yang terbesar yaitu 10.100 ft.

Anda mungkin juga menyukai