(merlyn dan monica) RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten adalah salah satu
contoh rumah sakit yang sudah menerapkan sistem code blue sejak tahun 2015.
Penerapan sistem code blue yang menjadi petugas tim code blue sekunder adalah dokter
umum yang bertugas jaga di IGD dan perawat-perawat yang berdinas di ruang IGD
(Instalasi Gawat Darurat), IRI (Instalasi Rawat Intensif) dan HCU (High Care Unit). Area
code blue dibagi menjadi 3 yaitu area IGD, area IRI dan area HCU. Pasien dengan henti
jantung di ruang yang dekat dengan ruang IGD maka akan ditangani oleh dokter IGD
dengan perawat IGD. Pasien henti jantung di ruang rawat inap yang dekat dengan IRI,
maka akan ditangani oleh dokter IGD dengan perawat yang berasal dari IRI. Selanjutnya
bila ada pasien henti jantung yang berasal dari ruang rawat inap yang dekat dengan HCU,
Pada paragraf ke 15 membahas tentang penerapan sistem code blue di RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten yang menunjukkan adanya keterkaitan dengan judul penelitian yaitu
pengalaman perawat dalam menerapkan sistem code blue di RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten. Pada paragraf ini menjelaskan hasil temuan peneliti di lapangan bahwa
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sudah menerapkan sistem code blue sejak tahun
2015. Sistem code blue terdiri dari dokter umum, perawat yang bertugas di IGD, IRI
7
(merlyn dan monica) Pasien henti jantung akan cenderung bertahan hidup jika RJP
dan defibrilasi dilakukan secara dini serta dilakukan perawatan lanjutan. Insiden henti
jantung dan henti napas di rumah sakit diperkirakan 1 – 5 kejadian per 1000 rawat inap
tahunan, tetapi angka kelangsungan hidup ke rumah sakit hanya sebesar 0,42%.
Kelangsungan hidup dipengaruhi banyak faktor dalam hasil akhir dari resusitasi. Sebuah
penelitian menyatakan 620 adalah panggilan code blue adalah benar dan 74 adalah
panggilan salah. Sebanyak 620 panggilan, 422 adalah serangan jantung dan 198 adalah
darurat medis. Kelangsungan hidup secara keseluruhan adalah 26%. Kelangsungan hidup
pada pasien dengan serangan jantung adalah 11,13% (Monangi, Setlur, Ramanathan,
Paragraf ke 7 menjelaskan tentang insiden kasus henti jantung, data panggilan code blue,
dan kelangsungan hidup pada pasien yang terjadi code blue. Paragraf ini telah
menjelaskan apa yang penelitian sebelumnya temukan yang berhubungan dengan topik ini,
yaitu pasien henti jantung dapat bertahan hidup jika dilakukan RJP dan defibrilasi dilakukan
secara dini melalui panggilan code blue. Paragraf ini juga menjelaskan mengapa topik ini
penting untuk di teliti dapat dilihat dari data panggilan code blue sebanyak 620 panggilan,
422 karena serangan jantung dan 198 karena darurat medis dengan angka kelangsungan
hidup secara keseluruhan sebesar 26%. Berdasarkan data tersebut maka sudah dapat
dijadikan bukti yang menunjukkan korelasi yang menarik mengapa penelitian ini perlu
dilakukan dengan responden yang berbeda, dan perlu di ketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingginya angka kejadian code blue secara lebih rinci melalui penelitian ini
dengan judul pengalaman perawat dalam menerapkan sistem code blue. Paragraf ini juga
menyoroti pentingnya masalah yaitu tertulis pada kalimat angka kelangsungan hidup