Anda di halaman 1dari 4

kecepatan respon time perawat IGD pada pasien henti

jantung

Giri Tandang, NPM : 08220100143

( UIMA ) Universitas Indonesia Maju


ABSTRAK

Pendahuluan. Response time merupakann kecepatan dalam penanganan pasien, dihitung sejak
pasien datang sampai adanya tanggapan dari perawat. Dalam melakukan pelayanan gawat
darurat dilakukan triase untuk menentukan kebutuhan prioritas pasien. Penelitian ini bertujuan
mengetahui hubungan respon time perawat dengan kepercayaan keluarga pasien triase kuning.
Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan cross sectionalstudy. Populasi dalam penelitian ini
seluruh keluargapasien yang datang berkunjung ke Unit Gawat Darurat dengan jumlah populasi
30 keluarga pasien triase kuning dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang diambil dengan
teknik Total Sampling. Variabel penelitian adalah Respon Time dan Kepercayaan Keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar respon time kategori cepat yakni sebanyak 18
orang (60.0%), sebagian besar responden adalah percaya kepada perawat dalam memberikan
pelayanan yakni 17 orang (56.7%) dan ada hubungan cukup kuat antara respon time perawat
dengan tingkat kepercayaan keluarga pasien triase kuning dengan nilai pvalue = 0.004 dan nilai
phi = 0.522 dalam untuk meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap pelayananaa
rumah sakit.

Pendahuluan: Respon time adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan
pertolongan yang sesuai dengan kegawatdaruratan penyakitnya sejak memasuki pintu
IGD (Depkes, 2010).

Respon time atau waktu tanggap gawat darurat merupakan gabungan dari waktu tanggap saat
pasien tiba di depan pintu rumah sakit sampai mendapat respon dari petugas Instalasi Gawat
Darurat dengan waktu pelayanan yang diperlukan sampai selesai proses penanganan gawat
darurat (Haryatun & Sudarmono, 2013)
Pengertian: IGD adalah salah satu unit dalam rumah sakit yang menyediakan penanganan
awal pasien, sesuai dengan tingkat kegawatannya. Seorang petugas skrining akan memilah
pasien dalam kelompok triase. Adapun kelompok triase tersebut terdiri dari; triase merah, triase
kuning, triase hijau, dan triase hitam. Pada kelompok merah diberlakukan bagi pasien yang
membutuhkan penanganan segera, karena kondisi sakit yang mengancam nyawa atau
menimbulkan kecacatan. Sedangkan, triase kuning diperuntukan bagi pasien dengan tanda-tanda
vital stabil, tapi membutuhkan pengawasan ketat, walau demikian penanganannya bisa ditunda
untuk sementara. Pasien dengan kondisi stabil dan tidak memerlukan penanganan segera,
merupakan kondisi pasien dalam kelompok triase hijau. Triase hitam diperuntukan bagi pasien
yang datang ke IGD dalam kondisi meninggal dunia. Di IGD dapat ditemukan dokter
umum maupun dokter spesialis bersama sejumlah perawat.
Saat tiba di IGD, pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih dahulu, anamnesis untuk
membantu menentukan sifat dan keparahan penyakitnya. Penderita yang terkena penyakit serius
biasanya lebih sering mendapat visite oleh dokter daripada mereka yang penyakitnya tidak begitu
parah. Setelah penaksiran dan penanganan awal, pasien bisa dirujuk ke RS, distabilkan dan
dipindahkan ke RS lain karena berbagai alasan, atau dikeluarkan. Kebanyakan IGD buka 24 jam,
meski pada malam hari jumlah staf yang ada di sana akan lebih sedikit.

Pengertian: Henti jantung atau cardiac arrest merupakan kondisi jantung yang sangat serius.
Sebab, ketika henti jantung terjadi, jantung akan berhenti berdetak. Kondisi ini juga dikenal
sebagai kematian jantung mendadak.
Perlu diingat bahwa detak jantung manusia dikendalikan oleh impuls listrik. Saat impuls ini
berubah pola, detak jantung menjadi tidak teratur dan menyebabkan terjadinya aritmia. Jika
aritmia terlambat mendapat penanganan, kondisi dapat menyebabkan henti jantung yang dapat
berujung pada kematian. Cardiac arrest mungkin sering tertukar dengan istilah medis serangan
jantung. Padahal, serangan jantung dan henti jantung merupakan dua kondisi yang berbeda.
Penyebab serangan jantung yaitu adanya masalah pada sistem sirkulasi tubuh yang menghalangi
aliran darah ke jantung. Sebagian besar serangan jantung penyebanya oleh penyakit arteri
koroner. Selain itu, usia, kebiasaan gaya hidup, seperti diet dan olahraga, dan kondisi medis
lainnya dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami serangan jantung.
Hasil penelitian di IGD RSUD Kembangan dideskripsikan sebagai berikut :

Frekuensi Berdasarkan pengetahuan BHD di IGD RSUD KEMBANGAN tahun 2020

Pengetahuan Frekuensi Persen


BHD
(f) (%)
Baik 26 65.0
Cukup 14 35.0
Total 40 100
Berdasarkan data menunjukkan bahwa dari 40 responden. kelompok yang pengetahuan
BHD baik sebanyak 26 responden (65.0%) dan kelompok yang pengetahuan BHD cukup
sebanyak 14 responden (35.0 %).

METODE PENELITIAN
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan dan tujuan penelitian maka peneliti
menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross
sectional yaitu peneliti melihat gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang bantuan
hidup dasar dengan respon time yang mengacu pada standar American Heart Association
(AHA) 2015.

Kesimpulan:
Simpulan penelitian in adalah sebagian besar respon time kategori cepat yakni
sebanyak 18 orang (60.0%). sebagian besar responden adalah percaya kepada
perawat dalam memberikan pelayanan yakni 17 orang (56.7%) dan ada hubungan
antara respon time perawat dengan tingkat kepercayaan keluarga pasien triase
kuning dengan nilai pvalue = 0.004. Peneliti menyarankan agar membuat ebijakan
dalam untuk meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap pelayanan
rumah sakit.

Daftar pustaka

1. https://www.google.com/search?client=ms-android-samsung-
ss&sca_esv=576391435&sxsrf=AM9HkKnuQhdOE39gx6qs-T4Tx4uoz-
24zA:1698216480699&q=Respon+time+menurut+Depkes&sa=X&ved=2ahUKEwjvvd
WwzZCCAxX_cmwGHep2ChcQ1QJ6BAg1EAI&biw=384&bih=758&dpr=2.81
2. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Unit_gawat_darurat
3. https://www.halodoc.com/kesehatan/henti-jantung

Anda mungkin juga menyukai