Anggaran Komprehensif Dan Anggaran Parsial
Anggaran Komprehensif Dan Anggaran Parsial
Anggaran Komprehensif
Komprehensif artinya menyeluruh atau secara keseluruhan. Dalam
menyusun anggaran, perusahaan dapat melakukannya dengan dua cara, yakni
secara sebagian demi sebagian (partial) dan secara keseluruhan
(comprehensive). Karena itu dikenal Comprehensive Budget. Comprehensive
budget (Anggaran komprehensif) yakni penyusunan rencana perusahaan
(Business budget) secara keseluruhan.
B. Financial Plan:
Financial Plan merupakan penjabaran segala hal yang direncanakan tersebut
menjadi suatu anggaran yang memiliki perspektive financial. Dengan kata lain,
financial plan merupakan usaha untuk mengkuantitaskan segala tujuan, rencana
dan kebijaksanaan perusahaan. Secara lebih jauh financial plan merupakan
penyajian secara lebih terperinci semua tujuan, rencana dan strategi tersebut
untuk periode-periode waktu tertentu. Sehingga dengan berdasarkan pada jangka
waktunya maka financial plan dikelompokkan menjadi:
Rencana jangka panjang merupakan suatu kesatuan yang utuh darl rencana-
rencana yang disusun untuk kegiatan-kegiatan setiap tahun. Kadang-kadang
perusahaan yang tidak menyusun perencanaan jangka panjang akan mengalami
kesulitan dalam menyusun anggaran tahunan.
AnggaranPenjualan
Pada pokoknya anggaran ini akhirnya akan meng¬gambarkan berapa revenue
yang diterima sebagai akibat dilakukannya penjualan-penjnalan pada periode
yang akan datang.<
Anggaran penjualan ini meliputi data:
Anggaran Produksi
Anggaran ini disusun dengan memperhatikan segala kegiatan produksi, yang
diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Anggaran
produksi ini terdiri dari beberapa sub-anggaran (sub-budget) yakni:
1. Anggaran jumlah yang harus diproduksi
Rencana tentang jumlah produk yang harus diha¬silkan dengan memperhatikan
terlebih dahulu ang¬garan penjualan, Persediaan awal dan persediaan akhir
tahun.
Contoh:
Rencanapenjualan 1.000 unit
Persediaan akhir 100 unit (+)
Barang yang harus tersedia 1.100 unit
persediaan awal 200 unit (-)
Jumlah yang harus diproduksi 900 unit
Anggaran Pemeliharaan
Anggaran Penelitian.
b. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan ini disusun sebagai akibat terjadinya per¬ubahan kekayaan,
utang dan piutang perusahaan. Perubahan tersebut diakibatkan oleh kegiatan
yang dilakukan perusahaan.
Anggaran keuangan meliputi:
Berikut skema anggaran komprehensif. Dari skema tersebut dapat dilihat kaitan
antara anggaran bidang tertentu dengan yang lain, sekaligus juga menunjukkan
bagaimana proses penyusunan anggaran pada sebuah perusahaan.
Anggaran Parsial
Anggaran Parsial. Anggran parsial merupakan anggaran yang disusun
dengan ruang lingkup yang terbatas atau dalam ruang lingkup yang sempit.
Misalnya perusahaan hanya menyususn anggaran produksi saja, penjulan atau
keuangan saja. Dalam anggaran parsial masing-masing bagian menyusun
anggaran secara sendiri-sendiri, sehingga rencana tersebut disusun tidak
terpadu, dibandingkan dengan anggaran komprehensip anggaran parsial lebih
mudah disusun karena belum begitu kompleks. Ada bebenpa alasan yang
menyebabkan perusahaan menyusun anggaran secara partial.
Tahap penting dalam analisis ini adalah evaluasi dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan saat ini (analisis SWOT). Analisis SWOT dilakukan dalam
dua tahap, yaitu:
Selain formulasi strategi, penilaian kembali strategi secara periodik juga
penting untuk menganalisis secara teliti semua variabel yang relevan dan akibat
yang mungkin terjadi atas perusahaan dimasa yang akan datang. Setiap alternatif
strategi harus dievaluasi secara mendalam dengan cara mengidentifikasi manfaat
dan kelemahan utama setiap strategi tersebut, termasuk asumsi yang mendasari.
Berikut kriteria untuk mengevaluasi strategi:
Perusahaan memerlukan suatu alat yang dikenal dengan cascading, yaitu
alat untuk mengkomunikasikan sasaran dan strategi ke jenjang organisasi yang
lebih rendah. Cascading pada dasarnya adalah proses pengubahan misi, visi,
keyakinan dasar, nilai dasar dan strategi anggota organisasi melalui perilaku
operasional. Cascading menjadi suatu proses sistematik penginternalisasian misi,
visi, keyakinan dasar, nilai dasar dan strategi organisasi ke dalam diri setiap
personel perusahaan sehingga menjadi share mission, share vision, share beliefs,
share value dan share strategies.
Bila kedua rencana laba tersebut selesai dibuat, proses persetujuan
dimulai. Proses ini meliputi persetujuan, ketidaksetujuan atau saran perbaikan.
Setelah proses persetujuan partisipasif selesai untuk setiap pusat tanggung
jawab dan smua perbedaan yang relevan diselesaikan, berbagai rencana dan
program dari pusat tanggung jawab utama digabungkan ke dalam semua rencana
laba strategis dan taktis bagi perusahaan dalam satu kesatuan.
Perbedaan yang jelas harus dibuat antara laporan keuangan ekternal
dan internal. Laporan internal dapat diklasifikasikan menjadi:
Anggaran fleksibel menyediakan rumus untuk setiap biaya dalam pusat
tanggung jawab. Rumus tersebut menunjukkan hubungan dari biaya terhadap
output (volume kerja). Rumus anggaran fleksibel dapat diterapkan dalam laporan
pengendalian kinerja dan untuk mengembangkan jumlah biaya dalam rencana
laba taktis. Jika rumus ini dikembangkan bersamaan rencana laba strategis dan
taktis, maka dapat digunakan untuk menghitung jumlah biaya yang dianggarkan
dalam rencana laba taktis. Perhitungan dilakukan dengan mengalikan output atau
aktivitas yang direncanakan dari setiap pusat tanggung jawab dengan tarif biaya
variabel yang berhubungan untuk setiap pusat tanggung jawab dan kemudian
ditambah dengan biaya tetap untuk pusat tersebut (Y = a + bX).
Dalam kasus varians yang menguntungkan, sebab yang mendasari juga
harus diidentifikasi. Penyebab yang mendasari dapat menjadi informasi yang
bernilai bagi peningkatan efisiensi dan bagi pengembangan dukungan yang positif
pada operasi dan bagi karyawan yang kurang berhasil.
Kelebihan Anggaran
Berdasarkan ulasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat
disimpulkan beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bila perusahaan
menerapkan penyusunan anggaran yang baik. Beberapa keuntungan tersebut
adalah :
1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan
keadaan yang sebenarnya.
2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami
perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini berarti
diperlukan pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki agar
anggaran disesuaikan secara berkesinambungan dengan kondisi yang berubah-ubah
agar data dan informasi yang diperoleh akurat.
3. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat
menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses
pelaksanaan anggaran.
4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan
terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap /cukup.
Intinya Peramalan penjualan (sales forecasting) ialah teknik proyeksi permintaan
langganan yang potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Jae K Shim
berpendapat, “In business, forecast are the basis for capacity planning, production and
inventory planning, manpower planning, planning for sales and market share, and financial
planning and budgeting”. Dengan demikian, peramalan sangat penting di lakukan oleh si
“pengusaha” untuk menjalankan semua perencanaan di dalam perusahaannya.
Hasil dari suatu peramalan penjualan lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang
dikuantifisir terhadap kondisi masa depan mengenai penjualan sebagai proyeksi teknis dari
permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu.Meskipun demikian hasil
perkiraan yang diperoleh mungkin saja tidak sama dengan rencana.
Pada umumnya hasil dari suatu peramalan penjualan akan dikonversikan menjadi rencana
penjualan dengan memperhitungkan berbagai hal berikut :
a.Pendapat manajemen
b.Strategi-strategi yang direncanakan
c.Keterkaitan dengan sumber daya
d.Ketetapan manajemen dalam usaha mencapai sasaran penjualan
Dengan adanya peramalan penjualan produk di suatu perusahaan,maka manajemen
perusahaan tersebut akan dapat melangkah kedepan dengan lebih pasti.Atas dasar peramalan
penjualan yang disusun ini manajemen perusahaan akan dapat memperoleh gambaran tentang
keadaan masa depan perusahaan. Gambaran keadaan penjualan pada waktu yang akan datang
ini sangat penting bagi manajemen perusahaan, karena kebijakan perusahaan akan sangat
dipengaruhi oleh besarnya penjualan produk perusahaan tersebut.
Jenis kendala yang disebut pertama, kedua dan ketiga akan berpengaruh
pada kualitas data, sedang kendala yang disebut terakhir lebih banyak
bergantung pada kebijakan pengalokasian dana untuk kepentingan forecasting.
Efektivitas Peramalan
Efektivitas sistem peramalan dalam membantu organisasi dapat
dievaluasi berdasarkan empat kriteria berikut:
Metode Peramalan
Berikut beberapa metode peramalan yang dapat digunakan untuk kepentingan
peramalan penjualan:
1. Metode Peramalan Kualitatif
Forecast berdasarkan pendapat ( judgement method ). Di gunakan untuk
menyusun forecast penjualan maupun forecast kondisi bisnis pada umumnya.
Pendapat-pendapat yang di pakai sebagai dasar melakukan forecast adalah :
a. Pendapat Salesman
Salesman di minta untuk mengukur apakah ada kemajuan atau kemunduran
segala hal yang berhubungan dengan tingkat penjualan pada daerahnya masing-
masing.
b. Pendapat Sales Manajer
Pada umumnya estimasi kepala bagian penjualan dapat lebih obyektif karena
mempertimbangkan banyak faktor. Ini juga di sebabkan pendidikannya yang
relatif lebih tinggi dan pengalamannya yang lebih luas di bidang penjualan.
c. Pendapat Para Ahli
Kadang-kadang estimasi yang di lakukan oleh para salesman dan sales manager
ada pertentangannya. Sehingga perusahaan perlu memperkerjakan para
konsultan di dalam perusahaannya
d. Survey Konsumen
Dan jika pendapat dari ketiga bagian di atas itu sangat kurang maka perusahaan
perlu meminta pendapat dari konsumen. Dengan cara melakukan survei atau
penelitian kepada konsumen.
a. Trend bebas
b. Trend setengah rata-rata
c. Trend Matematis
Metode moment
Metode Least Square
Metode Regresi
3. Model Khusus
Metode khusus ini adalah cara khusus untuk meramalkan penjualan dengan
menggunakan analisis market share, analisis product line, dan analisis pengguna
akhir
1. Sifat produk
2. Metoda distribusi (langsung/ tak langsung)
3. Besarnya perusahaan dibanding pesaing
4. Tingkat persaingan
5. Data historis yang tersedia
6. Akurasi metoda
7. SDM yang dimiliki untuk melakukan forecasting
8. Horison waktu perencanaan
9. Waktu yang tersedia
10. Ketersediaan dana
Pada dasarnya semua metode trend menggunakan prinsip yang sama
yaitu berusaha mengganti atau mengubah garis patah-patah dalam grafik yang
dibentuk oleh data historis ,menjadi garis yang lebih teratur bentuknya,missal
bentuk garis lurus,bentuk garis lekung,dll.Dengan pengubahan atu penggantian
menjadi garis yang lebih teraturbentuknya ini,maka akan dapat diketahui
kelanjutan garis tersebut pada waktu-waktu yang akan datang,yaitu dengan cara
melanjutkan atau memperpanjang garis yang bersangkutan sesuai dengan irama
keteraturan itu.Dengan demikian taksiran untuk waktu-waktu yang akan datang
dapat diketahui.
Contoh penerapan garis trend secara bebas:
Sebuah perusahaan membuat peramalan penjualan untuk beberapa
tahun mendatang dengan menggambarkan garis trend. Data penjualan tahun-
tahun terakhir dan grafik tersaji pada gbr di bawah ini::
Setelah data diplotkan ke grafik sumbu kartesius, kemudian dibuat garis
trend bebas yang sekiranya mewakili keseluruan titik-titik hasil plotting data
sebgaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
Dari metode Trend Bebas diapat diperkirakan bahwa penjualan th 2007 adalah
sebesar 175 unit.
11.
13.
Kemudian, dari dua persamaan tersebut, dicari nilai a dan b dengan cara
eleminasi utuk mendapatkan fungsi persamaan trend. Nilai a, b dan fungsi
persamaan trend yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
14.
15.
Penggunaan metode ini didasarkan kepada variabel yang ada dan yang
akan mempengaruhi hasil peramalan. Hal- hal yang perlu diketahu sebelum
melakukan peramalan dengan metode regresi adalah mengetahui terlebih dahulu
mengetahui kondisi- kondisi seperti :
Pada kesempatan ini hanya dibahas tentang Analisis deret waktu untuk regresi
sederhana.
Berikut ini adalah beberapa model khusus yang biasanya digunakan untuk
membuat peramalan penjualan:
Analisis Industri
Adalah analisis yang mengkaitkan potensi penjualan perusahaan dengan industri
Langkah-langkah dalam analsis industri adalah
Menurut metode ini garis lurus yang dibuat sebagai pengganti garis
patah-patah yang dibentuk dari data-data historis tersebut diperoleh dengan
perhitungan-perhitungan statistika dan matematika tertentu, sehingga unsur
subyektifitas dapat dihilangkan
Metode trend semi average dapat digunakan untuk keperluan peramalan
dengan membentuk suatu persamaan seperti analisis regresi. Metode ini dapat
digunakan dengan jumlah data genap ataupun ganjil. Dalam analisis trend ini
unsur subyektifitas mulai dihapuskan karena teknik peramalannya sudah
menggunakan perhitungan-perhitungan
Langkah Menggunakan Metode Trend Semi Average
Berikut langkah-langkah dalam mengaplikasikan metode Trend semi Average
untuk peramalan::
Bila jumlah data kelompok adalah ganjil, maka nilai b ditentukan dengan
cara membagi selisih antara nilai Semi Average kelompok II dan I dengan
jarak tahun antara tahun tengah kelompok I dan II
Bila Jumlah data kelompok adalah genap maka nilai b ditentukan dengan
cara
Berikut ini contoh metode Semi Average Data Ganjil-Ganjil (Banyaknya
Keseluruhan Data Berjumlah Ganjil dan Banyaknya Data Dalam Kelompok Juga
Ganjil). Data penjulan PT "S". Dengan menggunakan data tersebut diminta untuk
membuat peramalan penjualan untuk tahun 2008 dengan menggunakan metode
Semi Average.
Jumlah seluruh data di atas adalah 5 data (Ganjil ). Oleh karena itu
analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Berikut ini contoh metode Trend Semi Average Data Genap-Ganjil
(Banyaknya Keseluruhan Data Berjumlah Genap dan Banyaknya Data Dalam
Kelompok Berjumlah Ganjil). Data penjualan PT "Y". Dengan menggunakan data
tersebut diminta untuk membuat peramalan penjualan untuk tahun 2008 dengan
menggunakan metode Semi Average.
Jumlah seluruh data di atas yakni 6 data (Genap). Oleh karena itu
analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Pada umumnya kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk
menjual hasil produksinya adalah terbatas. Dengan demikian tidak ada perlunya
membeli material, menghasilkan barang / jasa, mencari modal atau membeli
mesin – mesin yang lebih besar daari kemampuan menjual. Sehingga dapat
dikatakan bahwa anggaran penjualan merupakan dasar dilakukannya aktivitas –
aktivitas yang lain, dan pada umumnya anggaran penjualan disusun paling dahulu
dari anggaran – anggaran lainnya.
Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh keuntungan. Keuntungan
akan diperoleh apabila perusahaan menjual barang / jasa dengan harga yang lebih
tinggi dari harga pokoknya. Masalah – masalah utama yang dihadapi pada saat
akan menjual suatu barang / jasa pada umumnya adalah :
Masalah itu timbul karena perubahan faktor – faktor lingkungan yang
mempunyai pengaruh yang besar kepada perusahaan. Sebagai contoh sebuah
perusahaan menjual suatu barang dengan tingkay harga dan metode penjualan
tertentu. Beberapa waktu yang lalu tingkat harga dan metode penjualan tersebut
dapat mendatangkan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. Akhir –
akhir ini dirasakan bahwa tingkat keuntungan semakin lama semakin menurun.
Seorang manager penjualan yang sensitif tidak akan membiarkan hal ini
berlarut – larut. Ia akan berusaha mencari sebab – sebabnya, menganalisa dan
kemudian menyusun rencana baru untuk periode berikutnya. Mungkin pada
periode yang akan datang dirubah tingkat harganya saja, tetapi mungkin pula
dirubah cara – cara penjualan yang dilakukan selama ini. Pada masa dahulu
menjual dilakukan tanpa mempertimbangkan fakta – fakta yang ada. Perusahaan
umumnya terlalu antusias dalam menentukan target yang harus dicapainya.
Pertimbangan – pertimbangan tentang dimana, apa, kapan, bagaimana dan
kepada siapa seolah – olah diabaikan begitu saja. Pada masa sekarang
keadaannya sudah berbeda. Seorang manajer penjualan yang modern selalu
mengusahakan keseimbangan antara antusiasme dengan logika.
Dengan pengertian bahwa forecasting dan control atas penjualan dapat
dilakukan, maka semua kegiatan tersebut disusun rencananya secara terperinci.
Dasar-dasar penyusunan budget digunakan sebagai pegangan pokok. Penyusunan
budget penjualan harus sesuai dengan tujuan umum perusahaan dan strategi
perusahaan. Dengan mengunakan berbagai pendekatan, pendekatan mempunyai
konsekuensi yang berbeda- beda, dalam melakukannya perlu dipertimbangkan
beberapa faktor, sebagai berikut :
Faktor Eksternal
yakni pengaruh yang datangnya dari luar perusahaan. Pengaruh ini tidak dapat
diabaikan, bahkan perusahaan harus berusaha mengambil segi – segi positif dari
pengaruh ini dan memanfaatkannya. Pengaruh yang datang dari luar, meliputi
Karakteristik pasar yag dihadapi perusahaan, seperti:
a. Luasnya:
- Apakah besifat lokal
- Apakah bersifat regional
- Apakah bersifat nasional
Faktor Internal
yakni faktor atau kekuatan yang datangnya dari dalam perusahaan sendiri,
misalnya :
1. Kemampuan finansial
- Kemampuan membiayai penelitian pasar yang dilakukan.
- Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk mencapai target penjualan.
- Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target
penjualan.
2. Keadaan personalia
- Apakah jumlah buruh yang tersedia cukup, kurang atau berlebihan.
- Apakah tenaga yang tersediamampu untuk melakukan tugas-tugas
agar
target yg di tentukan tercapai.
Faktor Kehendak
Yakni kehendak dari pimpinan perusahaan tentang posisi yang ingin dimiliki
perusahaan di masa mendatang.
Hal ini perlu diperhatikan sebab apabila membuat rencana terlalu awal,
kemungkinan akan terjadi perubahan keadaan, juga perlu dipertimbangkan
sampai seberapa lama rencana yang di susun tersebut masih reliable.
b. Menyusun anggaran penjualan dan anggaran lain yang terkait dengan
penjualan yakni
Langkah-langkah umum
Berikut ini diberikan contoh format penyajian anggaran penjualan untuk dua jenis
produk dalam bentuk tabel
Perusahaan Sepatu memproduksi 2 merek sepatu yakni merek Joss dan Bross.
Masing – masing merek dipasarkan di dua daerah, yakni Jawa dan Bali. . Data
yang tersedia adalah sebagai berikut :
Hasil peramalan terhadap Harga jual masing – masing merek pada setiap
sektor untuk tahun 2012 adalah sbb:
Hasil peramalan penjualan dalam unit untuk tahun 2012 adalah sebagai
berikut :
Jawab:
Pengertian Anggaran Produksi
Namun, kegiatan produksi bukan merupakan aktivitas yang berdiri sendiri
melainkan aktivitas penunjang dari rencana penjualan. Karena itu jelas bahwa
rencana produksi yang demikian meliputi perencanaan tentang jumlah produksi,
kebutuhan persediaan, material, tenaga kerja dan kapasitas produksi.
Kaitan Antara Anggaran Produksi Dengan Anggaran Bahan Mentah, Tenaga Kerja
Langsung dan BOP
Anggaran produksi yang telah dihasilkan oleh perusahaan akan selalu
terkait dengan anggaran bahan mentah, tenaga kerja langsung dan BOP. Biasanya
dalam anggaran produksi terdapat 2 macam anggaran bahan mentah, yaitu Bahan
mentah langsung (Direct Material) dan Bahan mentah tak langsung (Indirect
Material). Bahan mentah langsung adalah bahan mentah yang membentuk dan
merupakan bagian produk jadi yang biayanya dengan mudah ditelusuri dari biaya
produk tersebut. Pada umumnya, bahan baku ini bersifat variabel, yaitu berubah
secara proporsional dengan perubahan output. Contohnya kulit. Kulit adalah
bahan mentah langsung industri sepatu, dan kayu adalah bahan mentah langsung
industri mebel kayu.
Bahan mentah tak langsung adalah bahan mentah yang dipakai dalam
proses produksi, tetapi biayanya sulit ditelusuri dari biaya produk tersebut.
Contohnya paku. Paku adalah bahan mentah tidak langsung bagi industri sepatu
mebel dan kayu. Anggaran bahan mentah hanya akan merencanakan kebutuhan
dan penggunaan bahan mentah langsung. Sedangkan bahan mentah tak langsung
akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik (Manufacturing
Expenses Budget). Pada estimasi jumlah kebutuhan bahan mentah nantinya,
anggaran produksi akan sangat berpengaruh sebagai informasi data yang akan
mempengaruhi proses estimasi tersebut, selain tingkat penggunaan standar atau
SUR (standard usage rate).
Selain anggara bahan mentah, anggaran tenaga kerja langsung juga
memiliki hubungan dengan anggaran produksi. Tenaga kerja langsung terlibat
pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada
barang yang dihasilkan. Biasanya kesalahan yang terjadi pada pemilihan tenaga
kerja akan mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan,
sehingga berpengaruh pula terhadap posisi perusahaan dalam persaingan. Jika
harga barang yang dihasilkan menjadi lebih tinggi atau lebih rendah anggaran
produksi akan menjadi sangat tidak efektif. Maka dari itu tiap faktor-faktor dalam
perusahaan mempunyai peranan yang sama pentingnya untuk menunjang
keberhasilan perusahaan itu sendiri.
Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa anggaran produksi adalah
anggaran yang disusun oleh perusahaan untuk menentukan jumlah barang jadi
yang harus diproduksi oleh perusahaan. Anggaran ini harus dibuat oleh
perusahaan setelah anggaran penjualan disusun, karena perusahaan harus
menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi dalam rangka mendukung
target penjualan yang ada di anggaran penjualan. Dalam penyusunannya sendiri
anggaran produksi mempunyai tujuan, yaitu :
1. anggaran penjualan,
2. kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi
yang digunakan,
3. tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, penggpahan,
dan pemutusan hubungan kerja,
4. bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan
5. modal kerja untuk menjalankan proses produksi.Anb 3-Anggaran Produksi
Contoh:
Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada ditangan perrusahaan
pada awal periode nanti. Penjualan selama satu periode direncanakan 100 unit.
Sedangkan persediaan akhir diperkirakan 40 unit.
Sehingga perusahaan harus memprodusir barang A sebanyak 80 unit, dengan
perhitungan sebagai berikut:
Beberapa contoh format penyajian anggaran produksi dalam bentuk tabel tersaji
berikut ini:
Contoh 1
Format Sederhana Penyajian Tabel Anggaran Produksi Untuk Satu Produk
Contoh 2
Format Sederhana Penyajian Tabel Anggaran Produksi Untuk Dua Produk
Pendekatan Dalam Menyusun Anggaran Produksi
Oleh Hendra Poerwanto
Setelah mengetahui faktor-faktor di atas, kita juga harus tahu bagaimana
penentuan besarnya persediaan. Untuk menentukan persediaan barang atau
bahan mentah setiap bulannya, dilakukan perhitungan dengan cara-cara sebagai
berikut :
3. Tingkat Perputaran
Banyak perusahaan yang menggunakan tingkat perputaran persediaan sebagai
dasar menentukan tingkat persediaan. Perputaran persediaan yang tinggi
menandakan semakin tingginya persediaan berputar selama satu tahun dan
menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran
persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti
kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.
Dalam pendekatan atau penyusunan dengan kebijakan ini, terlebih dahulu
ditentukan tingkat persediaan awal tahun dan tingkat persediaan akhir tahun.
Bila di antara keduanya tidak sama, tingkat persediaan bulanan disesuaikan
secara bertahap ke arah tingkat persediaan yang diinginkan.
catatan:
bahasan tentang pola produksi dapat dicari di Google dengan menggunakan kata
kunci "pola produksi oleh hendra"
PT GSM berencana membuat Anggaran Produksi untuk tahun 20XY. Data
Informasi yang sudah ada adalah sebagai berikut
Berdasarkan data tersebut PT GSM membuat Anggaran Produksi tahun 20XY yang
mengutamakan stabilitas persediaan.
Langkah-langkah:
Langkah 3 Mengalokasikan tingkat persediaan dari waktu ke waktu. Ada dua cara
yang sama seperti pada Stabilitas Produksi yakni:
1. Membagi selisih persediaan awal dan akhir dengan jumlah satuan waktu
yang dipakai
2. Membagi selisih persediaan awal dan akhir dengan suatu bilangan tertentu
sehingga diperoleh bilangan yang bulat
Mengingat kelemahan pada cara pertama maka dipilih cara kedua yakni
Menghitung rata-rata selisih persatuan waktu yang sekiranya dapat diperoleh
angka yang BULAT dan MUDAH
Menghitung rata-rata selisih persatuan waktu yang BULAT dan MUDAH
Supaya diperoleh angka BULAT dan MUDAH dipilih hanya 5 bulan dengan
pertimbangan jumlah bulan yang penjualannya tinggi ada 5 bulan, sehingga
= 500/5 = 100
Selisih tersebut dialokasikan ke bulan Januari s/d Mei.
Pengisian dimulai dari bulan Desember. Karena hasil perhitungan selisih pada
Langkah 2 adalah selisih positif dan dialokasikan pada 5 bulan Januari sd Mei,
maka mulai bulan Mei persediaan akhir meningkat 100 hingga bulan Januari
Melengkapi Tabel pada baris Persediaan Awal bulan Januari s/d Desember
Melengkapi Tabel baris Jumlah dan Tingkat Produksi untuk bulan Februari
sampai Desember, sehingga hasil selengkapnya sbb:
Kelemahan cara pertama ini adalah sering diperoleh angka produksi rata-rata
yang tidak bulat sehingga sukar diiplementasikan. Oleh karena itu, langkah 2
berikut ini menjadi alternatif untuk mengatasi kesulitan yang timbul sehubungan
dengan penggunaan cara pertama
Pengertian Anggaran Bahan Baku, Tujuan Anggaran Bahan Baku dan Komponen
Anggaran Bahan Baku
Oleh Hendra Poerwanto
***
Ada 2 metode yang menetapkan standar data dan informasi dalam perusahaan,
yaitu:
Caranya adalah dengan melihat jumlah unit yang dihasilkan di suatu waktu yang
lalu dan kemudian membandingkan dalam satuan jumlah satuan unit bahan
mentah yang habis terpakai untuk waktu produksi pada bulan tersebut, maka dari
hasil itu dapat diketahui penggunaan bahan mentah rata-rata untuk unit produk.
***
Bentuk Format Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Oleh Hendra Poerwanto
Anggaran kebutuhan bahan mentah tidak ada standar khusus yang harus
dipergunakan. Hal ini berarti perusahaan mempunyai kebebasan untuk
menentukan sendiri bentuk format. Berikut contoh-contoh bentuk format
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku dalam berbagai situasi:
Contoh 1: Format Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Bulanan untuk satu jenis
produk dengan 2 jenis bahan baku.
Contoh 2: Format Anggaran Kebutuhan Bahan Baku tiga bulanan untuk satu jenis
produk dengan 2 jenis bahan baku.
Contoh 3: Format Anggaran Kebutuhan Bahan Baku bulanan untuk 2 jenis produk
dengan 2 jenis bahan baku.
Contoh 4.:Format Anggaran Kebutuhan Bahan Baku bulanan untuk 2 jenis produk
dengan 2 jenis bahan baku yang diproses melalui 2 departemen produksi
***
Contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Oleh Hendra Poerwanto
PT GM memproduksi satu jenis produk yakni produk A. Untuk membuat
produk A diperlukan bahan B dan bahan C. berikut data-data selengkapnya:
Rencana produksi untuk tahun 20XY yang diambil dari Anggaran Produksi
Perkiraan Harga Bahan Baku per unit
JAWAB:
berdasarkan data-data yang ada maka Anggaran Kebutuhan Bahan Baku untuk
20XY adalah sbb:
#
Pengertian Anggaran Pembelian Bahan Baku (Direct Materials Purchases Budget)
Oleh Hendra Poerwanto
Anggaran Pembelian Bahan Baku adalah Anggaran yang merencanakan
secara sistematis dan lebih terperinci tentang kuantitas pembelian bahan baku
guna memenuhi kebutuhan untuk produksi dari waktu kewaktu selama periode
tertentu. Anggaran bahan baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus
dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Hal ini harus dilakukan
dengan hati-hati dalam hal :
Jumlah pembelian
Waktu pembelian
Apabila jumlah bahan baku yang dibeli terlalu kecil juga mendatangkan resiko:
1. Fluktuasi produksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang
yang tertuang dalam budget unit yang akan diproduksi. Untuk menghadapi
jumlah produksi yang meningkat, diperlukan persediaan bahan baku dalam
produksi yang banyak. Sedangkan bila menghadapi jumlah produksi yang
akan menurun, hanya akan diperlukan persediaan bahan baku dalam
jumlah yang sedikit.
2. Fasilitas penyimpanan yang tersedia. Bila fasilitas penyimpan yang
tersedia cukup banyak, maka akan menggunakan penetapan kebijakan
persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak pula. Sebaliknya bila
fasilitas yang tersedia terbatas maka persediaan bahan baku ditetapkan
dalam jumlah yang sedikit.
3. Modal kerja yang tersedia. Bila modal kerja yang tersedia cukup banyak,
maka akan memungkinkan penetapan persediaan bahan baku dalam jumlah
yang banyak pula. Sebaliknya bila modal kerja yang tersedia terbatas,
maka persediaan bahan baku ditetapkan dalam jumlah yang sedikit.
4. Biaya simpan bahan baku (carrying cost) yaitu biaya-biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan karena menyimpan bahan baku, seperti sewa
gedung, biaya perawatan barang yang disimpan, biaya modal yang
tertanam dalam barang yang disimpan. Misalkan biaya simpan murah.
maka akan memungkinkan penetapan kebijakan persediaan bahan baku
dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya bila biaya simpan mahal, maka
persediaan bahan baku ditetapkan dalam jumlah sedikit.
5. Resiko simpan bahan baku, yaitu kerugian yang timbul dan harus
ditanggung oleh perusahan karena menyimpan bahan baku seperti rusak,
kualitas turun,barang ketinggalan jaman, dll.
6. Tingkat perputaran bahan baku (inventory turn over) diwaktu-waktu yang
lalu. Misalnya: di waktu-waktu yang lalu tingkat perputaran persediaan
bahan baku rendah, maka akan mendorong penetapan persediaan bahan
baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya, bilamana tingkat perputaran
persediaan bahan baku tinggi, maka akan mendorong penetapan
persediaan bahan baku dalam jumlah yang sedikit.
7. Lamanya tenggang waktu antara bahan menah dipesan (dibeli) dengan
bahan baku tersebut benar-benar telah dikirim dan tiba di gudang
perusahaan (lead time). Bila tenggang waktunya lama, maka ditetapkan
persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya tenggang
waktunya singkat, maka akan ditetapkan persediaan bahan baku dalam
jumlah sedikit.
LOL yaitu Lot for Lot. Jumlah pembelian sebesar jumlah kebutuhan bersih
Persediaan bahan akhir xxxx
kebutuhan bahan baku untuk produksi xxxx (+)
jumlah kebutuhan =xxxx
persediaan awal xxxx (-)
pembelian bahan baku = xxxx
EOQ yaitu jumlah pembelian sebesar jumlah yang meminimumkan biaya
persediaan.
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang
harus dibeli pada periode mendatang. Pembelian dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor kebijakan persediaan bahan mentah dan kebutuhan
bahan mentah. Penentuan jumlah pembelian bahan mentah dapat dilakukan
dengan menggunakan pendekatan EOQ.Penyajian anggaran ini terperinci yang
memuat setidaknya informasi tentang:
Secara umum tidak ada format standard Anggaran Pembelian Bahan Baku, segala
sesuatunya disesuaikan dengan keinginan dan kondisi masing-masing
perusahaan.
#
Contoh Anggaran Pembelian Bahan Baku
Oleh Hendra Poerwanto
Dalam Anggaran Persediaan Bahan Baku perlu diperinci hal-hal sebagai
berikut:
Pada prinsipnya tidak ada bentuk format standar Anggaran Persediaan Bahan
Baku, yang penting adalah bahwa Anggaran Persediaan Bahan Baku memuat
informasi tentang jenis, jumlah, harga dan nilai bahan baku yang menjadi
persediaan. Selebihnya disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi perusahaan.
Berikut ini diberikan satu contoh bentuk/ format Anggaran Persediaan Bahan
Baku:
Berdasarkan data-data pada contoh soal Anggaran Kebutuhan Bahan Baku, maka
dapat dibuat Anggaran Persediaan Bahan Baku sebagai berikut:
Sebagaimana dalam keterangan, angka-angka untuk persediaan awal dan
persediaan akhir tahun diperoleh dari angka-angka yang ada pada Anggaran
Pembelian Bahan Baku pada kolom Persediaan Awal dan Persediaan Akhir.
Sedang informasi harga diperoleh dari informasi yang ada di soal.
Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan merupakan anggaran
yang merencanakan nilai bahan baku yang digunakan dalam satuan uang. Tidak
semua bahan baku yang tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal ini
disebabkan oleh 2 hal, yakni:
1. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode
berikutnya.
2. Perlu adanya persediaan besi (Safety Stock) agar kelangsungan produksi
tidak terganggu akibat kehabisan bahan baku.
Bahan baku yang telah habis digunakan dalam proses produksi harus
dihitung nilainya. Rencana besarnya nilai bahan maentah yang telah habis
digunakan dalam proses produksi dituangkan dalam suatu budget tersendiri yang
disebut Budget Biaya Bahan Baku yang Habis digunakan.
Bentuk dasar budget biaya bahan baku yang habis digunakan, dalam
budget ini Standard Usage Rate masih diperhatikan, tetapi tidak dicantumkan lagi
karena sudah dicantumkan pada budget kebutuhan bahan baku. Budget biaya
bahan baku yang habis digunakan perlu memperinci hal-hal sebagai berikut:
Berikut ini satu contoh bentuk format Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis
Digunakan:
Masih menggunakan kasus yang sama dengan kasus yang digunakan
dalam contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku, selanjutnya diminta untuk
membuat Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan.
Berdasarkan data-data yang ada pada contoh soal Anggaran Kebutuhan Bahan
Baku, maka dapat disusun Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan
sebagai berikut:
Pada setiap perushaan tentu saja ada biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang
utama dan yang selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan
tersebut sudah digunakan mesin-mesin. Mesin yang bekerja dalam perusahaan
tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia, meskipun mesin-mesin jaman
sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis.
Anggaran tenaga kerja seperti halnya anggaran bahan mentah, hanya
merencanakan unsur tenaga kerja langsung. Dan seperti halnya anggaran bahan
mentah, anggaran tenaga kerja selalu dikaitkan dengan anggaran produksi yang
telah disusun sebelumnya. Berikut skema yang menunjukkan posisi anggaran
tenaga kerja langsung terhadap anggaran produksi
Penyusunan anggaran tenaga kerja langsung adalah bagian dari perencanaan
tenaga kerja. Sebagaimana diketahui bersama, perencanaan tenaga kerja
meliputi aspek yang luas sekali, sehingga perlu diperhitungkan secara matang
oleh pemimpin perusahaan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan tenaga kerja antara lain adalah:
Seleksi tenaga kerja dilakukan denga berbagai cara. Selain diadakan uji
tertulis dan lisan, juga diadakan psychotest, untuk mengetahui secara pasti siapa
yang paling cocok untuk bidabg pekerjaan yang tersedia. Tujuan seleksi tenaga
kerja khususnya adalah untuk mencari orang-orang yang cocok dan mempunyai
potensi untuk berkembang. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman selain mahal
“harga”-nya juga ada kemungkina bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak
sesuai dengan kebutuhan yang ada. Pelatihan atau training biasanya diberikan
pada tenaga kerja baru. Pelatihan ini dapat diverikan oleh internal perusahaan
atau bisa juga oleh lembaga khusus yang memberikan secara bersama-
samadengan para tenaga kerja baru di perusahaan lain. Pelatihan bisa dilakukan
di lingkunga kantor/perusahaan, atau di luar perusahaan. Sesudah selesai masa
latihan, maka tenaga kerja siap untuk ditempatkan. Potensi masing-masing
tenaga kerja dan jabatan yang tersedia bermacam-macam sehingga perlu adanya
evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi mereka. Semua aspek di atas tidak hanya
berlaku pada satu tingkatan saja, tetapi pada semua tingkatan jabatan dalam
perusahaan. Sehingga jelaslah bahwa biaya tenaga kerja merupakan komponen
yang cukup besar bagi harga produk barang yang dihasilkan.
Contoh :
Laporan pelaksanaan dan analisa variansi untuk data di atas adalah sebagai
berikut:
Analisa variansi:
Yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antara lain adalah para buruh
pabrik yang ikut serta dalam kegiatan proses produksi darii bahan mentah sampai
berbentuk barang jadi.
Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungkan
secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya
yang semi variabel. Artinya biaya-biaya yang mengalami perubahan tapi
tidak secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan produksi.
Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu dalam
pabrik, tetapi dapat di luar pabrik.
Apabila tenaga kerja jenis ini bekerja dalam lingkungan pabrik maka biaya yang
dikeluarkan untuk mereka dikelompokkan dalam penganggaran biaya pabrik
(manufacturing expense budget).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan tarif upah, yaitu
dengan:
Rata-rata tingkat upah. Penentuan tarif upah dalam suatu departemen atau
pusat biaya dapat dilakukan dengan membuat estimasi jumlah pekerja dan
tingkat upah, kemudian di hitung rata-rata upah.
Rasio historis. Rasio historis antara jumlah upah yang dibayar dengan
jumlah jam kerja langsung dalam suatu departemen dapat berubah bila
kondisi berubah.
Standar akuntansi. Penetapan tarif upah dapat sama dengan standar
akuntansi biaya. Hal ini hanya dapat diterapkan jika perusahaan telah
memakai sistem akuntansi biaya standar untuk upah, sehingga tidak perlu
dibedakan antara standar dengan yang dianggarkan
1. Studi gerak dan waktu. Studi ini biasa dilakukan oleh bagian teknik dengan
membuat analisis pekerjaan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu produk. Kemudian dengan observasi (biasanya dengan alat bantu
stopwatch) yang dilakuakan berulang-ulang akan dapat ditentukan standar
waktu setiap jenis pekerjaan.
2. Biaya standar. Jika sistem biaya standar telah diterapkan di dalam
perusahaan, biasanya telah dihitung pula jumlah kebutuhan jam kerja
langsung untuk setiap unit produk. Dengan demikian, standar jam kerja
langsung tersebut dapat digunakan dalam pembuatan anggaran jam kerja
langsung ( dengan cara mengalikannya dengan rencana produksi).
3. Estimasi langsung oleh supervisor. Cara ini dilakukan dengan menanyakan
langsung kepada setiap supervisor departemen produksi, berapa perkiraan
jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk membuat rencana produksi. Dalam
membuat estimasi tersebut, supervisor harus berdasarkan pada pendapat
pribadi, pengalaman masa lalu, bantuan tingkat manajemen berikutnya,
dan bantuan dari staf teknis.
4. Estimsi dengan statistik. Catatan akuntansi biasanya sangat membantu
dalam menetukan jumlah jamkerja langsung. Rasio antara jam kerja
langsung dengan jumlah output dihitung dan kemudian disesuaikan dengan
rencana perubahan dalam departemen yang bersangkutan. Metode ini
sangat tergantung pada ketepatan pencatatan dan kesamaan proses
produksi dari periode ke periode. Metode ini mempunyai kelemahan, yaitu
bahwa inefisiensi yang terjadi pada masa lalu akan terbawa ke masa yang
akan datang.
Sebelum menyususn anggraan tenaga kerja perlu ditentukan lebih dahulu
satuan utama yang digunaka untuk menghitungnya. Yang paling sering digunakan
adalah perhitunga atas dasar jam brurh langsung dan biaya buruh langusng.
Dalam penyusunan anggraan ini terlebih dahulu membuat Manning Table.
Manning Table merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:
Bentuk Format Penyajian juga dapat dilakukan dengan membagi menjadi dua sub
yakni:
1. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Yang memuat sebagaimana pada poin
5
2. Anggaran jam buruh langsung yang diperinci dengan memuat hal-hal sbb:
JAWAB:
Pertama menyiapkan format Tabel Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung yang
sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya mengisi setiap kolom.
Langkah pertama membuat format tabel Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung
yang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya mengisi kolom-kolom:
Kolom Produk A Bagian I diisi dengan jumlah DLH yang diperlukan untuk
membuat produk A di Bagian I. Data Jumlah DLH yang diperlukan untuk
memproses produk A di Bagian Idicuplik dari Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Langsung yang sudah dibuat untuk menjawab no.1
Kolom Produk B Bagian I diisi dengan cara yang sama dengan mengisi
Kolom Produk A Bagian I. Data Jumlah DLH yang diperlukan untuk
memproses produk B di Bagian I dicuplik dari Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Langsung sebagaimana pada jawaban no.1
***
***
#
***
***