Anda di halaman 1dari 17

Metode Simple Additive

Weighting (SAW)
Budiman, S.T., M.Kom.
Pendahuluan Metode Simple Additive
Weighting (SAW)
• Metode Simple Additive Weighting dapat di artikan sebagai
metode pembobotan sederhana atau penjumlahan terbobot
pada penyelesaian masalah dalam sebuah sistem pendukung
keputusan
Algoritma Penyelesaian Metode
• Langkah 1 : Mendefinisikan terlebih dahulu kriteria-kriteria
yang akan di jadikan sebagai tolak ukur penyelesaian masalah
• Langkah 2 : Menormalisasi setiap nilai alternatif pada setiap
atribut dengan cara menghitung nilai rating kinerja
• Langkah 3 : Menghitung nilai bobot preferensi pada setiap
alternatif
• Langkah 4 : Melakukan perangkingan
Rumus yang digunakan pada metode
simple additive weighting
Keterangan:
• Vi = Nilai Bobot Preferensi dari setiap alternatif
• Wj = Nilai Bobot Kriteria
• Rij = Nilai Rating Kinerja
Contoh Soal dan Penyelesaiannya
• Sebuah perusahaan marketing yang bergerak di bidang
perangkat teknologi ingin ekspansi dan mengembangkan
pangsa pasar di berbagai daerah. Adapun perangkat teknologi
yang sedang di analisis yaitu Handphone. Ada 3 tipe
handphone yang akan di analisis untuk melihat sejauh mana
daya serap konsumen selama ini terhadap 3 tipe handphone
tersebut. Berikut ini adalah tabel properti dari handphone
tersebut. Adapun tipe kita sebut HP1, HP2, dan HP3. Adapun
faktor-faktor dan kriteria yang dijadikan sebagai acuan
terlihat pada tabel di bawah ini yaitu:
Contoh Soal (cont’d)
Tabel : Nilai Bobot Kriteria Metode SAW
NO NAMA KRITERIA NILAI BOBOT
1 Harga (C1) 0.45
2 Kamera (C2) 0.25
3 Memori (C3) 0.15
4 Berat (C4) 0.1
5 Keunikan (C5) 0.05

7
• Dan berdasarkan hasil penilaian oleh responden yang disebut
alternatif berikut ini adalah tabel nilai alternatifnya:
NAMA KRITERIA
NO ALTERNATIF
C1 C2 C3 C4 C5
1 HP1 80 70 80 70 90
2 HP2 80 80 70 70 90
3 HP3 90 70 80 70 80
Penyelesaian
• Menormalisasi setiap nilai alternatif pada setiap atribut
dengan cara menghitung nilai rating kinerja
Penyelesaian (Cont’d)
Penyelesaian (Cont’d)
Penyelesaian (Cont’d)
• Berikut ini adalah tabel perangkingan dari nilai bobot
preferensi dari setiap alternatif. Adapun acuan dalam
perangkingan ini adalah berdasarkan nilai tertinggi (max) yang
dijadikan rangking tertinggi.
Studi Kasus 1
Sebagai contoh akan diketengahkan pengambilan keputusan
terhadap pilihan calon penumpang terhadap angkutan umum
Bis atau angkutan kota atau Ojek. Faktor yang dianggap
penting dalam pemilihan angkutan umum ini adalah keamanan
(C1), kepadatan (C2), ongkos (C3) dan jalur macet (C4).
Selanjutnya masing-masing faktor tersebut diberikan bobot
sebagaimana pada table sebagai berikut:

13
Studi Kasus 1 (Cont’d)
Tabel Bobot Faktor untuk Setiap Faktor

NO FAKTOR NILAI BOBOT


1 Keamanan 0,40
2 Kepadatan didalam angkutan umum 0,25
3 Melalui jalur macet 0,15
4 Ongkos 0,20

14
Studi Kasus 1 (cont’d)
Tabel : Hasil Penilaian Penumpang
NAMA KRITERIA
NO ALTERNATIF
C1 C2 C3 C4
1 BIS 60 40 30 80
2 ANGKOT 80 70 50 60
3 OJEK 50 90 90 30
Tentukan alternatif untuk angkutan umum yang akan
digunakan oleh calon penumpang dengan menggunakan
metode SAW.
15
Studi Kasus 2
Sebuah perusahaan makanan ringan XYZ akan menginvestasikan sisa usahanya dalam satu tahun. Beberapa alternatif investasi telah
akan diidentifikasi. Pemilihan alternatif terbaik ditujukan selain untuk keperluan investasi, juga dalam rangka meningkatkan kinerja
perusahaan ke depan. Beberapa kriteria digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan,yaitu:
C1 = Harga, yaitu seberapa besar harga barang tersebut.
C2 = Nilai investasi 10 tahun ke depan, yaitu seberapa besar nilai investasi barang dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.
C3 = Daya dukung terhadap produktivitas perusahaan, yaitu seberapa besar peranan barang dalam mendukung naiknya tingkat
produktivitas perusahaan. Daya dukung diberi nilai: 1= kurang mendukung, 2 = cukup mendukung; dan 3 =sangat mendukung.
C4 =Prioritas kebutuhan, merupakan tingkat kepentingan (ke-mendesak-an) barang untuk dimiliki perusahaan. Prioritas diberi
nilai:1=sangat berprioritas, 2 =berprioritas; dan 3 = cukup berprioritas.
C5 =Ketersediaan atau kemudahan, merupakan ketersediaan barang di pasaran. Ketersediaan diberi nilai:1= sulit diperoleh, 2 = cukup
mudah diperoleh; dan 3 =sangat mudah diperoleh.
Dari pertama dan keempat kriteria tersebut, kriteria pertama dan keempat merupakan kriteria biaya, sedangkan kriteria kedua, ketiga,
dan kelima merupakan kriteria keuntungan. Pengambil keputusan memberikan bobot untuk setiap kriteria sebagai berikut: C1 = 25%; C2
=15%; C3 = 30%; C4 = 25%; dan C5 = 5%.
Ada empat alternatif yang diberikan, yaitu:
A1= Membeli mobil box untuk distribusi barang ke gudang;
A2 = Membeli tanah untuk membangun gudang baru;
A3 = Maintenance sarana teknologi informasi;
A4 = Pengembangan produk baru.
Studi Kasus 2 (Cont’d)
• Nilai setiap alternatif pada setiap kriteria adalah:

Anda mungkin juga menyukai