Korea merupakan suatu negara yang dalam dekade ini sedang naik daun
bila dilihat dari segi popularitasnya di mata dunia. Kebudayaan K-POP menjadi
salah satu alat transmisi akan keberhasilan Korea dalam meraih
kepopularitasannya tersebut. Semenjak Korean Wave29 menjadi tren dunia
terutama pada kalangan remaja, semua aspek kehidupan di Korea, seperti:
kebudayaan, gaya hidup, teknologi, sistem politik dan pemerintahan, agama,
kondisi alam, dan lain sebagainya, termasuk konflik yang terjadi antara kedua
Korea (Utara dan Selatan) menjadi sorotan tersendiri bagi mata dunia.
kepopulerannya tersebut menjadi bahan perbincangan bahkan sampai tahap
penelitian yang menarik bagi semua khalayak. Salah satu sorotan tersebut adalah
tentang konflik Korea Utara dan Selatan yang semakin memanas bagi kedua belah
pihak bahkan bagi masyarakat dunia yang berjalan secara beriringan di antara
kepopularitasannya tersebut.
Konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan pernah memanas pada
pertengahan abad ke-20 yang lebih sering disebut dengan Perang Korea. Konflik
tersebut terjadi ketika keduanya saling berselisih pemahaman akan ideologi yang
ideal bagi Korea. Akan tetapi, dibalik peperangan sengit antara Korea Utara dan
Korea Selatan tersebut terdapat kejadian yang tidak semua orang ketahui bahkan
bagi penduduk Korea itu sendiri. Kejadian tersebut adalah proses Islamisasi yang
terjadi pada penduduk Korea. Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai
apa saja yang terjadi selama Perang Korea, terlebih pada proses Islamisasi Korea
dalam kejadian tersebut, alangkah lebih baiknya dilakukan kilas balik deskriptif
tentang seputar Korea dan Perang Korea sehingga didapatkan pemahaman yang
lebih komprehensif, mudah dan dimengerti secara menyeluruh.
29
Gelombang Korea (Korean Wave) yang disebabkan maraknya perhatian terhadap Korea
dari masyarakat dunia akibat K-POP.
30
Layanan Informasi dan Kebudayaan Korea. 1973. Korea: Dulu & Sekarang. Seoul:
Kementrian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata. Hlm. 181.
31
Yang Seung-Yoon & Mohtar Mas‟oed. 2003. Politik Ekonomi, Masyarakat Korea:
Pokok-pokok Kepentingan dan Permasalahannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hlm. 1.
32
Ki Baik Lee, Terj. M. Rejendran. 1990. Sejarah Baru Korea. Kuala Lumpur: Abdul
Ghafar Sdn. Bhd. Hlm. 355.
33
Yang Seung-Yoon. 1995. Seputar Kebudayaan Korea. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press. Hlm. 3.
34
Ibid. Hlm. 3-4.
35
Ibid. Hlm. 4.
36
Layanan Informasi dan Kebudayaan Korea. Op.Cit. Hlm. 184-186.
37
Yang Seung-Yoon. 1995. Seputar Kebudayaan Korea. Op.Cit. Hlm. 4-5.
38
Ibid. Hlm. 37.
39
Ibid. Hlm. 5.
40
Lihat situs The Guardian. 2013. South v North Korea: how do the two countries
compare? Visualised. http://www.theguardian.com/world/datablog/2013/apr/08/south-korea-v-
north-korea-compared. diakses pada 18 Januari 2015 pukul 6:26 WIB.
41
Lihat situs Kedutaan Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia. 2013. Info
Umum Korea: Jumlah Penduduk. http://idn.mofa.go.kr/worldlanguage/asia/idn/about/general/jum/
index.jsp. Diakses pada 18 Januari 2015 pukul 6:41 WIB.
42
Layanan Informasi dan Kebudayaan Korea. Op.Cit. Hlm. 40.
43
Ibid. Hlm. 40-41.
44
Sistem adat yang mengatur kekuasaan ada di tangan suami atau ayah. Sarto Halim.
2005. Korea: Keadaan Penduduk. http://www.angelfire.com/gundam/sartohalim/penduduk.htm.
Diakses pada 18 Januari 2015 pukul 7:47 WIB.
45
Mukhtasar Syamsuddin. 2011. Pilar-pilar Kekuatan Orang Korea. Yogyakarta:
INAKOS. Hlm. 58.
46
Sarto Halim. 2005. Korea: Keadaan Sosial Budaya. http://www.angelfire.com/gundam/
sartohalim/sosial_budaya.htm. Diakses pada 18 Januari 2015 pukul 7:30 WIB.
47
Ibid.
48
Yang Seung-Yoon. 1995. Seputar Kebudayaan Korea. Op.Cit. Hlm. 103.
49
Yang Seung-Yoon. 1995. Seputar Kebudayaan Korea. Op.Cit. Hlm. 104-106.
50
Korean Culture and Information Service Ministry of Culture, Sports and Tourism.
2008. Guide To Korean Culture. Seoul. Hlm. 215.
51
Ibid. Hlm. 216.
52
Yang Seung-Yoon. 1995. Seputar Kebudayaan Korea. Op.Cit. Hlm. 127-129.
53
Layanan Informasi dan Kebudayaan Korea. Op.Cit. Hlm. 99.
54
Op.Cit. Hlm. 28-29.
55
Korean Culture and Information Service Ministry of Culture, Sports and Tourism.
Op.Cit. Hlm. 1-31.
56
Layanan Informasi dan Kebudayaan Korea. Op.Cit. Hlm. 26-27.
57
Ministry of Culture and Tourism. 2003. Religion in Korea. Seoul: Color Point., Ltd.
Hlm. 28.
58
Ibid. Hlm. 65-68.
59
Ibid. Hlm. 93-95.
60
Ibid. Hlm. 155-159.
61
Ibid. Hlm. 49-50.
62
Ibid. Hlm. 155-159.
63
Layanan Informasi dan Kebudayaan Korea. 1973. Korea: Dulu & Sekarang. Seoul:
Kementrian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata. Hlm. 212-220
64
Andi Rafael Saputra. 2014. Dari Kim Jong-il Hingga Kim Jong-un. Jogjakarta:
PALAPA. Hlm. 39.
65
Kim Yeong Deok. 2007. Korean History For International Citizens. Seoul: Northeast
Asian History Foundation. Hlm. 64-86.
66
Andi Rafael Saputra. Op,Cit. Hlm. 39-45.
67
Ibid. Hlm. 141-142.
68
Djati Prihantono. 2013. Perang Korea: Konflik Dua Saudara. Yogyakarta: Mata Padi
Presindo. Hlm. 99-100.
69
Ibid. Hlm. 11.
70
Ibid. Hlm. 11-12.
71
Ibid. Hlm. 14.
72
Ibid. Hlm. 14.
73
Ibid. Djati. Hlm. 14-16. Lihat pula pada Agung, L. 2012. Sejarah Asia Timur 2.
Yogyakarta: Ombak. Hlm. 134.
74
Ibid. Agung L. Hlm. 135.
75
Hendarsah, A. 2007. 11 Macan Asia Musuh Amerika. Yogyakarta: Galangpress. Hlm.
96. Lihat pula pada Iqbal. A. 2010. Perang-perang Paling Berpengaruh di Dunia. Yogyakarta:
Jogja Bangkit Publisher. Hlm. 81.
76
Montefiore, S. S. 2003. Stalin: Kisah-kisah yang Tak Terungkap (A. Fathoni,
Ed).Terjemahan Yanto Musthofa dan Ida Rosdalina. 2011. Jakarta: Pustaka Alvabet. Hlm. 751
77
Agung, L. Op.Cit. Hlm. 135.
78
Djati. Op.Cit. Hlm. 34-35.
79
Ibid. Hlm. 41.
80
Agung, L. Op.Cit. Hlm 137.
81
Widyatmadja, J.P. 2005. Kebangsaan dan Globalisasi dalam Diplomasi. Yogyakarta:
Kanisius. Hlm. 169.
82
Agung, L. Op.Cit. Hlm. 139.
83
Chang, I. Tanpa Tahun. The Rape of Nanking: Holocaust yang Terlupakan dari
Sejarah Perang Dunia Kedua. Terjemahan Fabiola Reza Wijayani. 2009. Yogyakarta: NARASI.
Hlm. 220.
84
Iqbal. A. 2010. Perang-perang Paling Berpengaruh di Dunia. Yogyakarta: Jogja
Bangkit Publisher. Hlm. 85.
85
Soepratignyo. 1999. Sejarah Singkat Asia Timur. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Malang. Hlm. 51.
86
Djati. Op.Cit. Hlm. 90.
87
Ibid. Hlm. 90-91.
88
Ibid. Hlm. 91
89
Agung, L. Op.Cit. Hlm. 142.
90
Agung, L. Op.Cit. Hlm. 142-144.
91
Djati. Op.Cit. Hlm. 93.
92
Ibid. Hlm. 93-94.
93
Hyu, Jaro. 2008. Fakta-fakta Tentang Korea. Seoul: Pelayan Kebudayaan dan
Informasi Korea. Hlm. 60.
94
Soepratignyo. Op.Cit. Hlm. 51.
95
Djati. Op.Cit. Hlm. 91.
96
Aedt. 2013. Sejarah di balik ketegangan Korea Utara dan Korea Selatan: kilas balik.
http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2013-04-05/sejarah-di-balik-ketegangan-korea-utara-
dan-korea-selatan-kilas-balik/1112046. Diakses pada tanggal 18 Januari 2015 pukul 12:31 WIB
97
Pemita, D. 2010. Korea Utara Putuskan Hubungan dengan Korea Selatan.
http://news.liputan6.com/read/278767/Korea-utara-putuskan-hubungan-dengan-Korea-selatan
26/09/13. Diakses pada tanggal 29 Desember 2014 pukul 20:33 WIB.
98
Andi Rafael Saputra. Op,Cit. Hlm. 142.
99
Walter Pinem. 2013. Penyebab Konflik Korea Utara dan Selatan di Tahun 2013.
http://www.seniberpikir.com/penyebab-konflik-korea-utara-dan-selatan-di-tahun-2013/. Diakses
pada 18 Januari 2015 pukul 13:12 WIB.