Anda di halaman 1dari 21

KONSEP KEBUTUHAN DICINTAI DAN MENCINTAI

Disusun Oleh :

ALDI SYAHPUTRA (181440104)

Dosen Pengampu :
Ns. Heri Isyanto, S.Kep

PROGRAM D III KEPERAWATAN TINGKAT 1


POLTEKKES KEMENKES PANGKAL PINANG
BANGKA BELITUNG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
 
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik,
dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang  berjudul
“Konsep kebutuhan dicintai dan mencintai”, dimana makalah ini berisi tentang konsep
kebutuhan dicintai dan mencintai dalam bentuk isinya yang sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,  petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keperawatan dan dunia kesehatan. Harapan kami
semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan wawasan serta
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari
makalah ini agar menjadi lebih baik kedepannya. Makalah ini masih banyak kekurangan karena
pengalaman kami yang masih kurang. Oleh karena itu, kami berharap para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini
dan harap maklum.

Pangkal pinang, 01 April 2019


DAFTAR ISI
i

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai..................................3


2.2 Definisi Cinta Menurut Para Ahli...........................................................4
2.3 Ciri-Ciri Cinta......................................................................................5
2.4 Komponen Cinta.................................................................................6
2.5 Konsep Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai Dalam Keperawatan..............8
2.6 Manfaat Cinta Bagi Kesehatan............................................................11
2.7 Contoh Gangguan Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai...........................13
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................16

3.2 Saran..............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
BAB I
ii
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta
yang merupakan hal yang paling penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.walaupun
setiap orang punya sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang mempunyai
kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi
menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit..
Hiraiki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
digunakan perawat untuk memahami hubungan antar kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan. Menurut teori ini kebutuhan manusia tertentu lebih dasar daripada
kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebetuhan
yang lain. Misalnya, orang yang lapar lebih akan lebih mencari makanan daripada
melakukan aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
Hiraki kebutuhan dasar manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkat prioritas
Tingkatan yang paling dasar atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti udara,
air, dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan,
yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup
kebutuhan cinta dan rasa memilki, termasuk persahabatan, hubungan social, dan cinta
seksual. Tingkatan yang keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang
melibatkan percaya diri, merasa berguna, penerimaan, dan kepuasan diri. Tingkatan yang
akhir adalah kebutuhan aktualisasi diri, pernyataan dari penerimaan yang penuh potensi
dan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengatasinya dengan cara
realistis dan berhubungan dengan situasi hidup.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan cinta?
2. Bagaimana ciri-ciri cinta ?
3. Apa sajakah komponen cinta?
4. Bagaimana konsep kebutuhan dicintai dan mencintai dalam keperawatan?

C. TUJUAN PENULISAN 1
1. Untuk dapat mengerti dan memahami mengenai materi kebutuhan mencintai dan
dicintai
2. Konsep Dasar Kebutuhan Mencintai dan Dicintai
3. Konsep Kebutuhan Mencintai dan Dicintai Dalam Keperawatan
4. Manfaat Cinta Bagi Kesehatan
5. Gangguan Kebutuhan Mencintai dan Dicintai

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai


a. Definisi Cinta
Kata cinta terlalu sulit untuk didefinisikan, karna cangkupan maknanya yang
terlalu luas dan tak terbatas. Cinta berhubungan dengan emosi, bukan dengan
intelektual seseorang. Perasaan lebih berperan dalam cinta daripada proses intelektual.
Walaupun demikian cinta dapat diartikan sebagai keadaan untuk saling mengerti secara
dalam dan menerima sepenuh hati.
Setiap individu, termasuk klien yang dirawat, memerlukan terpenuhinya
kebutuhan mencintai dan dicintai. Klien merupakan individu yang berada  dalam kondisi
ketidak berdayaan karena sakit yang dialaminya. Pada kondisi ini diperlukan “sentuhan”
perawat yang dapat memberikan kedamaian dan kenyamanan. Oleh karena itu, setiap
perawat harus memiliki pemahaman yang benar mengenai konsep dalam pemenuhan
kebutuhan mencintai dan dicintai.
Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra
dengan orang lain.  Ia ingin mencintai dan dicintai.  Setiap orang ingin setia kawan dan
butuh kesetiakawanan.  Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin
punya "akar" dalam masyarakat  Setiap orang butuh menjadi bagian dalam
sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak
mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah
dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini
akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.
Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki adalah kebutuhan yang
mendorong individu untuk mengadakan hubungan efeksi atau ikatan emosional dengan
orang lain, yang diaktualisasikan dalam bentuk : kebutuhan akan memilki dan rasa
dimiliki, mencintai dan dicintai, kebutuhan akan rasa diakui dan diikut sertakan sebagai
anggota kelompok, merasa dirinya penting, rasa setia kawan, kerja sama, dan
sebagainya. Menurut Maslow, cinta dan kasih sayang merupakan suatu yang hakiki dan
sangat berarti bagi manusia, karena ia merupakan prasyarat bagi terwujudnya
perasaan yang sehat.

3
Kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, antara lain
memberi dan menerima kasih saying, kehangatan, persahabatan, mendapat tempat
dalam keluarga, kelompok sosial dan sebagainya.
Cinta adalah suatu dorongan dimana seseorang berkeinginan untuk menjalin
hubungan emosional dengan orang lain.

2.2 Definisi Cinta Menurut Para Ahli


1) Dalam kamus psikologi (James Drever dalam Harianto) memaparkan bahwa
love (cinta) itu merupakan perasaan khusus yang menyangkut kesenangan
menyangkut obyek.

2) Ashley Montagu memandang cinta sebagai sebuah perasaan memperhatikan,


menyayangi dan menyukai yang mendalam yang biasanya disertai dengan rasa
rindu dan hasrat terhadap sang objek.

3) Abraham Maslow mengutarakan pendapatnya tentang cinta, dia menyatakan bahwa


cinta adalah suatu proses aktualisasi diri yang bisa membuat orang melahirkan
tindakan-tindakan produktif dan kreatif. Dengan cinta seseorang akan mendapatkan
kebahagiaan bila mampu membahagiakan orang yang dicintainya.

4) Elaine dan William Waster, memandang cinta sebagai suatu keterlibatan yang
sangat dalam yang diasosiasikan dengan timbulnya rangsangan fisiologis yang kuat
dan diiringi dengan perasaan untuk mendambakan pasangan dan keinginan untuk
memuaskan tersebut melalui pasangannya itu. Sedangkan Sigmun Freud
menyatakan bahwa cinta itu ,merupakan dorongan seksual yang terpendam.

5) Erich Fromm juga mendefenisikan cinta sebagai sesuatu yang aktif yang dapat
memecahkan tembok yang memisahkan manusia dari teman-temannya, yang dapat
menyatukannya dengan yang lain. Menurutnya konsep cinta itu terdiri dari empat
unsure yaitu:

a) Care (perhatian); sangat diperlukan dalam prilaku yang disebut cinta agar


dapat memahami kehidupan, perkambangan maju mundur, baik burut, dan
bagaimana kesejahteraan objek yang dicintai.

b) Responsibility (tanggung jawab); tanggung jawab diperlukan dalam menjalin


hubungan. Sebab tanpa adanya tanggung jawab tidak akan ada pembagian

4
yang seimbang. Tanggung jawab disini bukanlah untuk mendikte objek yang
dicintai sekehendak kita, tapi bagaimana keterlibatannya dalam kehidupan objek
yang dicintai.

c) Respect (hormat); hal ini menekankan bagaimana menghargai dan menerima


objek yang dicintai apa adanya dan tidak bersikap sekehandak hati.

d) Knowledge (pengetahuan); pengetahuan diperlukan guna mengetahui seluk


beluk yang dicintai. Dengan demikian kita dapat membidik target yang kita incar,
dengan kata lain tak kenal maka tak sayang. Bila objek yang kita bidik itu adalah
manusia, maka harus kita kenali dan pahami bagaiman kepribadiannya, latar
belakang yang membentuknya, dan kecendrungan dirinya.

6) Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang,
dimana kisah tersersebut merefleksikan kepribadian, minat, dan perasaan
seseorang terhadap suatu hubungan. Teorinya yang sangat terkenal adalah tentang
segitiga cinta, yang mengandung;

a) Keintiman; merupakan elemen emosi yang didalamnya terdapat kehangatan,


kepercayaan dan keinginan untuk membina hubungan. Cirinya seseorang kan
merasa dekat dengan seseorang, merasa senang bercakap-cakap dengannya
sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu, dan ada
keinginan untuk bergandengan tangan atau saling merangkul.

b) Gairah; merupakan elemen motivasi yang didasari oleh dorongan dari dalam diri
yang bersifat seksual.

c) Komitmen; adalah elemen kognitif yang berupa keputisan untuk secara


sinambung dan tetap menjalangkan suatu kehidupan bersama.

7) Wawan Kurn menjelaskan bahwa cinta adalah upaya penyeimbangan antara


Pikiran,dan perasaan, dan mampu menyatukan berbagai dimensi yang berbeda.

2.3 Ciri-Ciri Cinta


Menurut Abraham Maslow, cinta memiliki beberapa ciri, yaitu :
1. Cinta tidak hanya sebagai perasaan yg diungkapkan tetapi merupakan
serangkaian tindakan sebagai ungkapan terhadap orang lain.
2. Cinta tidak menuntut balasan dan tidak tawar menawar
3. Cinta adalah pendorong dan selalu ada saat orang lain membutuhkan.

5
2.4 Komponen Cinta
Berikut ini akan dijelaskan mengenai komponen cinta menurut Sternberg (dalam
Sternberg dan Barnes, 1988):
1) Keakraban atau keintiman (intimacy)
Keakraban atau keintiman (intimacy) Adalah perasaan dalam suatu hubungan
yang meningkatkan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan. Dengan kata lain bahwa
intimacy mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu
untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya.
Hasil penelitian Sternberg dan Grajeg (dalam Sternberg dan Barnes, 1988)
menunjukkan keakraban mencakup sekurang-kurangnya sepuluh elemen, yaitu:
a) Keinginan meningkatkan kesejahteraan dari yang dicintai 
b) Mengalami kebahagiaan bersama yang dicintai   
c) Menghargai orang yang dicintainya setinggi-tingginya 
d) Dapat mengandalkan orang yang dicintai dalam waktu yang dibutuhkan 
e) Memiliki saling pengertian dengan orang yang dicintai 
f) Membagi dirinya dan miliknya dengan orang yang dicintai 
g) Menerima dukungan emosional dari orang yang dicintai 
h) Memberi dukungan emosional kepada orang yang dicintai 
i) Berkomunikasi secara akrab dengan orang yang dicintai 
j) Menganggap penting orang yang dicintai dalam hidupnya

2) Gairah (Passion)
Gairah (passion) meliputi rasa kerinduan yang dalam untuk bersatu dengan
orang yang dicintai yang merupakan ekspresi hasrat dan kebutuhan seksual. Atau
dengan kata lain bahwa passion merupakan elemen fisiologis yang menyebabkan
seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati atau merasakan sentuhan fisik,
ataupun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya. Komponen
passion juga mengacu pada dorongan yang mengarah pada romance, ketertarikan
fisik, konsumsi seksual dan perasaan suka dalam suatu hubungan percintaan.
Dalam suatu hubungan (relationship), intimacy bisa jadi merupakan suatu
fungsi dari seberapa besarnya hubungan itu memenuhi kebutuhan seseorang
terhadap passion. Sebaliknya, passion juga dapat ditimbulkan karena intimacy.

6
Dalam beberapa hubungan dekat antara orang-orang yang berlainan jenis, passion
berkembang cepat sedangkan intimacy lambat.
Passion bisa mendorong seseorang membina hubungan dengan orang lain,
sedangkan initmacylah yang mempertahankan kedekatan dengan orang tersebut.
Dalam jenis hubungan akrab yang lain, passion yang bersifat ketertarikan fisik
(physical attraction) berkembang setelah ada intimacy. Dua orang sahabat karib lain
jenis bisa tertarik satu sama lain secara fisik kalau sudah sampai tingkat keintiman
tertentu.
Terkadang intimacy dan passion berkembang berlawanan, misalnya dalam
hubungan dengan wanita tuna susila, passion meningkat dan intimacy rendah.
Namun bisa juga sejalan, misalnya kalau untuk mencapai kedekatan emosional,
intimacy dan passion bercampur dan passion menjadi keintiman secara emosional.
Pada intinya, walaupun interaksi intimacy dan passion berbeda, namun kedua
komponen ini selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya di dalam suatu hubungan
yang akrab.

3) Keputusan atau Komitmen (decision/commitment)


Komponen keputusan atau komitmen dari cinta mengandung dua aspek, yang
pertama adalah aspek jangka pendek dan yang kedua adalah aspek jangka panjang.
Aspek jangka pendek adalah keputusan untuk mencintai seseorang. Sedangkan
aspek jangka panjang adalah komitmen untuk menjaga cinta itu. Atau dengan kata
lain bahwa komitmen adalah suatu ketetapan seseorang untuk bertahan bersama
sesuatu atau seseorang sampai akhir.
Kedua aspek tersebut tidak harus terjadi secara bersamaan, dan bukan berarti
bila kita memutuskan untuk mencintai seseorang juga berarti kita bersedia untuk
memelihara hubungan tersebut, misalnya pada pasangan yang hidup bersama. Atau
sebaliknya, bisa saja kita bersedia untuk terikat (komit) namun tidak mencintai
seseorang. Komponen ini sangat diperlukan untuk melewati masa-masa sulit.
Commitment berinteraksi dengan intimacy dan passion. Untuk sebagian orang,
commitment ini adalah merupakan kombinasi dari intimacy dan timbulnya passion.
Bisa saja intimacy dan passion timbul setelah adanya komitmen, misalnya
perkawinan yang diatur (perjodohan). 
Keintiman dan komitmen nampak relatif stabil dalam hubungan dekat, sementara
gairah atau nafsu cenderung relatif tidak stabil dan dapat berfluktuasi tanpa dapat

7
diterka. Dalam hubungan romantis jangka pendek, nafsu cenderung lebih berperan.
Sebaliknya, dalam hubungan romantis jangka panjang, keintiman dan komitmen
harus memainkan peranan yang lebih besar (Sternberg, dalam Strernberg & Barnes,
1988).

2.5 Konsep Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai Dalam Keperawatan


Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah cukup terpenuhi,
menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang ketiga, yaitu kebutuhan akan cinta dan
perasaan dimiliki atau menjadi bagian kelompok sosial. Maslow menolak pendapat Freud
bahwa cinta meupakan sublimasi dari insting seks. Menurut Maslow cinta tidak bersinonim
dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang sehat antara orang yang satu dengan yang
lainnya yang melibatkan perasaan saling menghormati, saling menghargai dan attachment
dari kedua belah pihak. Ada dua jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-
Love) dan Being Love (B-Love). D-Love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri
sendiri, Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah DLove; orang yang mencintai sesuatu
yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya
menjadi tidak sendirian. Misalnya : hubungan pacaran, hidup bersama atau perkawinan
yang membuat orang terpuaskan kenyamanan dan keamanannya sedangkan B-Love
didasari oleh perasaan menerima orang lain apa adanya tanpa ada keinginan untuk
memanfaatkan orang yang dicintainya. B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang
lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang
tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain
gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang
itu untuk berkembang.
Menurut Maslow, kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan akan cinta ini merupakan
penyebab hampir seluruh bentuk psikopatologis.
Konsep yang terkandung dalam makna kebutuhan mencintai dan dicintai yang perlu
dipahami oleh setiap perawat, diantaranya adalah :
a. Cinta adalah dukungan
Klien yang dirawat membutuhkan adanya dukungan terhadap kesembuhannya.
Konsep ini memberikan makna bagi perawat bahwa klien yang dirawat membutuhkan
adanya dukungan terhadap kesembuhannya. Dukungan yang diberikan perawat dapat
dilakukan melalui intervensi keperawatan, misalnya dengan memberikan motivasi untuk
membangkitkan semangat hidup klien. Dukungan yang dibutuhkan klien bukan hanya

8
dari perawat, tetapi juga dukungan dari keluarga. Bentuk dukungan keluargalah yang
mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan klien. Untuk memenuhi kebutuhan
klien terhadap dukungan keluarga ini, maka perawat dapat menjalankan perannya
sebagai fasilitator yang memfasilitasi klien dengan keluarganya.
b. Cinta adalah ketulusan
Ketulusan merupakan hal yang keluar dari lubuk hati yang terdalam, yang
memberikan pengertian mengenai arti sebuah cinta, memberikan warna yang indah
didalam setiap tingkah laku dan tutur kata serta memberikan makna yang terdalam di
dalam menyingkap suatu kebenaran yang nyata.
Ketulusan adalah hati yang mau memberikan dan menerima segala sesuatu tanpa
ingin memiliki untuk kepuasan atau kepentingan pribadi. Ketulusan membuat seseorang
mengerti lebih dalam mengenai arti dari kasih sayang, dan ketulusan membuat
seseorang tegas menghadapi apapun meskipun keadaan mungkin sedang tidak
berpihak. Ketulusan juga akan membuat seseorang tetap mampu tersenyum meskipun
hati terasa pedih atau terluka.
Dalam praktik keperawatan, ketulusan ini diwujudkan dengan sikap perawat yang
tidak membeda-bedakan dalam melayani klien. Konsep ini memberikan landasan bagi
perawat bahwa perawat harus tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan. Ketulusan ini diwujudkan dengan sikap perawat
yang tidak membeda-bedakan dalam melayani klien. Semua klien dilayani oleh perawat
dengan baik. Bagi seorang perawat ketulusan adalah penting karena perawat adalah
seorang yang memberikan pelayanan atau perawatan baik terhadap orang sakit
maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk
sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan
yang suci. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh ketulusan oleh
perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita
tersebut.
c. Cinta adalah perhatian
Bentuk perhatian dan kepedulian perawat terhadap klien diantaranya adalah
kehadiran perawat sebagai helper. Konsep ini selaras dengan hakikat keperawatan yaitu
care. Artinya, keperawatan merupakan profesi yang memiliki perhatian dan kepedulian
yang tinggi terhadap manusia. Klien yang dirawat akan diberikan asuhan keperawatan
dengan penuh perhatian. Bentuk perhatian dan kepedulian perawat terhadap klien di
antaranya adalah kehadiran perawat sebagai helper (penolong).
Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berpikir,
merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Caring sebagai bentuk dasar dari
praktik keperawatan di mana perawat membantu klien pulih dari sakitnya, memberikan
penjelasan tentang penyakit klien, dan mengelola atau membangun kembali hubungan.
Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik, dan kemudian menjadi
9
perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi. Secara teoritis, pengertian caring adalah tindakan
yang menunjukan pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan,
memberikan lingkungan yang bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada klien
(Florence Nightingale, 1860). Caring atau care tidak mempunyai pengertian yang tegas,
tetapi ada tiga makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu memberi perhatian,
bertanggung jawab dan ikhlas (Delores Gaut, 1984). Dalam keperawatan, caring
merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Rubenfeld
(1999), mendefinisikan “Caring” : memberikan asuhan , dukungan emosional pada klien,
keluarga dan kerabatnya secara verbal maupun non verbal. Jean Watson (1985),
“Caring” merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan dan
meningkatkan martabat manusia.
Caring merupakan “heart” profesi, artinya sebagai komponen yang fundamental dari
fokus sentral serta unik dari keperawatan (Barnum, 1994). Meskipun perkataan caring
telah digunakan secara umum, tetapi tidak terdapat definisi dan konseptualisasi yang
universal mengenai caring itu sendiri (Swanson, 1991, dalam Leddy, 1998).
Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan
kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring
bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi
tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan
asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan klien (Carruth et all, 1999) Sikap caring diberikan melalui kejujuran,
kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong klien meningkatkan perubahan positif
dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Bersikap caring untuk klien dan
bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi
keperawatan. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata
yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan
bersikap caring sebagai media pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer,
Cooper, & Burroughs, 1999). Karakteristik “Caring” menurut Wolf dan Barnum (1998) :

1. Mendengar dengan perhatian


2. Memberi rasa nyaman
10
3. Berkata jujur
4. Memiliki kesabaran
5. Bertanggung jawab
6. Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan
7. Memberi sentuhan
8. Memajukan sensitivitas
9. Menunjukkan rasa hormat pada klien
Komponen “Caring” menurut Meyer (1971) :
1. Pengetahuan
2. Kesabaran
3. Kejujuran
4. Kepercayaan
5. Kerendahan hati
6. Harapan
7. Keberanian

2.6 Manfaat Cinta Bagi Kesehatan


Jatuh cinta adalah hal yang paling menyenangkan. Selain membuat terus tersenyum
ternyata jatuh cinta punya banyak manfaat. Semakin sering merasakan perasaan cinta
akan semakin baik bagi tubuh. Dilansir dari berbagai sumber, jatuh cinta akan membuat
tubuh bereaksi positif. Maka dengan jatuh cinta, energi positif akan keluar dari dalam
tubuh dan membuat semakin sehat. Dan inilah 7 manfaat jatuh cinta bagi kesehatan
yang dirangkum dari berbagai sumber :
1. Mengurangi depresi dan stress
Health and Human Services menyatakan bahwa cinta dan kasih sayang bisa
mengurangi depresi baik bagi laki-laki maupun perempuan. Karena jatuh cinta
memberi sinyal untuk meningkatkan hormon bahagia dalam tubuh. Studi lain juga
menyatakan bahwa memandang foto pasangan mampu meningkatkan kadar
hormon dopamin dalam otak. Hormon tersebut berkaitan dengan rasa optimis.
Sehingga dapat mengurangi kadar stress.

2. Menurunkan tekanan darah


11 Medicine menyatakan rasa cinta dari
Penelitian dari Annals of Behavioral
pasangan kekasih, keluarga serta orang sekitar memberikan energy positif yang
mampu menurunkan tekanan darah. Karena rasa nyaman yang diberikan dapat
mengontrol tekanan darah.
3. Menghindari rasa cemas
Hasil penelitian dari State University of New York yang menggunakan MRI
fungsional untuk melihat otak orang yang sedang jatuh cinta, menyatakan bahwa
saat jatuh cinta otak mengatur tubuh untuk merasa tenang. Jatuh cinta mempunyai
efek menenangkan rasa cemas yang kadang berlebihan.
4. Mengatasi rasa sakit dan menyembuhkan luka
Sebuah penelitian dari Amerika Serikat menyatakan bahwa jatuh cinta bisa
mengatasi rasa sakit secara alami. Saat jatuh cinta dan merasakan kasih sayang
ternyata secara otomatis dapat mengaktifkan bagian otak yang berfungsi mengontrol
rasa sakit. Dan bahkan semakin besar perasaan cinta yang ada maka semakin
besar pula efeknya. Rasa sakit bisa berangsur-angsur hilang. Bahkan kekuatan dari
jatuh cinta membuat luka cepat sembuh. Hal ini berdasarkan penelitian dari Ohio
State University Medical Center yang dipublikasikan dalam Archives of General
Psychiatry.
5. Meningkatkan sistem imun
Hasil penelitian dari Carnegie Mellon University menemukan bahwa perasaan
cinta bisa membangun emosi positif yang memberikan dorongan terhadap sistem
kekebalan tubuh sehingga orang lebih jarang sakit. Efek sosial yang ditimbulkan dari
jatuh cinta membuat sesorang rajin merawat kesehatan dan kebersihan tubuhnya
sehingga terhindar dari penyakit.
6. Menurunkan berat badan
Ada lagi efek jatuh yang sangat berguna bagi wanita. Yap agar tidak susah-
susah menjalani program diet, untuk menurunkan berat badan jatuh cinta saja.
Karena saat jatuh cinta, tubuh akan memproduksi norepinephrine secara terus-
menerus. Senyawa membuat tidak nafsu untuk makan. Jadi jatuh cinta dapat
mengontrol nafsu makan yang berlebihan.
7. Mencegah penuaan dini
Tersenyum dan banyak tertawa saat jatuh cinta bukan hanya membuat kerutan
wajah bisa berkurang dan membuat cerah alami. Saat sedang jatuh cinta ternyata
tubuh menghasilkan oxytocin. Zat ini dibutuhkan untuk melepaskan DHEA, hormon
yang bertugas sebagai anti-penuaan dan meningkatkan peremajaan kulit serta sel-
sel tubuh. 12

2.7 Contoh Gangguan Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai


a. Definisi
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan
pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, keindahan, rasa putus asa dan
tidak ber daya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan, Sadock, 1998).
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kekecewaan pada alam perasaan,
(affective atau mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan,
ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa (Dadang Hawari, 2001)
Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang ber lebihan, murung tidak
bersemangat, merasa tak berguna, merasa tak berharga, merasa kosong dan tak
ada harapan berpusat pada kegagalan dan bunuh diri, sering disertai ide dan pikiran
bunuh diri klien tidak berniat pada pemeliharaan diam dan aktivitas sehari-hari (Budi
Anna Kaliat, 1996)
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah gangguan
alam perasaan yang disertai oleh komponen psikologik dan komponen somatik yang
terjadi akibat mengalami kesedihan yang panjang.
b. Klasifikasi
1) Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikir komunikasi
sosial dan rasa tidak nyaman
2) Depresi Sedang
a) Afek
Murung, cemas, kesal, marah, menangis
b) Proses piker
Perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikas verbal komunikasi
non verbal meningkat.
c) Pola komunikasi
Bicara lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi non verbal
meningkat
d) Partisipasi sosial
Menarik diri tak mau bekerja sekolah, mudah tersinggung
3) Depresi Berat
a) Gangguan afek 13
Pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang
b) Gangguan proses pikir
c) Sensasi somatik dan aktivitas motoric
Diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang mer awat diri, tak mau
makan dan minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan
c. Rentang Respon
1) Reaksi Emosi Adaptif
a) Respon emosi yang responsif
Keadaan individu yang terbuka mau mempengaruhi dan menyadari
perasaannya sendiri dapat beradaptasi dengan dunia internal dan eksternal.
b) Reaksi kehilangan yang wajar
Reaksi yang dialami setiap orang mempengaruhi keadaannya seperti:
1. Bersedih
2. Berhenti kegiatan sehari-hari
3. Takut pada diri sendiri
4. Berlangsung tidak lama.
2) Reaksi Emosi Maladaptif
Merupakan reaksi emosi yang sudah merupakan gangguan respon ini dapat
dibagi 3 tingkatan yaitu :
a) Supresi
Tahap awal respon maladaptif individu menyangkal perasaannya dan
menekan atau menginternalisasi aspek perasaan terhadap lingkungan.
b) Reaksi kehilangan yang memanjang
Supresi memanjang mengganggu fungsi kehidupan individu.
Gejala : bermusuhan, sedih terlebih, rendah diri.
c) Mania/ Depresi
Gangguan alam perasaan kesal dan dimanifestasikan dengan gangguan
fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat dan menetap pada individu yang
bersangkutan.

d. Penyebab
1) Kekecewaan 14
Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang menjadi
jengkel tak dapat berfikir sehat atau kejam pada saat khusus jika cinta untuk diri
sendiri lebih besar dan pada cinta pada orang lain yang menghimpun kita, kita
akan terluka, tidak senang dan cepat kecewa, hal ini langkah per tama depresi
jika luka itu direnungkan terus-menerus akan menyebabkan kekesalan dan
keputusasaan.
2) Kurang Rasa Harga Diri
Ciri-ciri universal yang lain dari orang yang depresi adalah kurangnya rasa harga
diri sayangnya kekurangan ini cenderung untuk dilebih-lebihkan menjadi ekstrim,
karena harapan-harapan yang realistis membuat dia tak mampu merestor
dirinya sendiri hal ini memang benar khususnya pada individu yang ingin
segalanya sempur na yang tak pernah puas dengan prestasi yang dicapainya
3) Perbandingan yang tidak adil
Setiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai nilai
lebih baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia maka
depresi mungkin terjadi
4) Penyakit
Beberapa faktor yang dapat mencetuskan depresi adalah organik contoh individu
yang mempunyai penyakit kronis seperti ca. mamae dapat menyebabkan
depresi.
5) Aktivitas Mental yang Berlebihan
Orang yang produktif dan aktif sering menyebabkan depresi.
6) Penolakan
Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta itu tak
terpenuhi maka terjadilah depresi.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Cinta berhubungan dengan emosi, bukan dengan intelektual seseorang. Perasaan lebih
berperan dalam cinta daripada proses intelektual. Walaupun demikian cinta dapat diartikan
sebagai keadaan untuk saling mengerti secara dalam dan menerima sepenuh hati. Cinta
dan kasih sayang merupakan suatu yang hakiki dan sangat berarti bagi manusia, karena ia
merupakan prasyarat bagi terwujudnya perasaan yang sehat. Menurut Sternberg keakraban
atau keintiman (intimacy), Gairah (Passion), Keputusan atau Komitmen
(decision/commitment).
Menurut Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang
sehat antara orang yang satu dengan yang lainnya yang melibatkan perasaan saling
menghormati, saling menghargai dan attachment dari kedua belah pihak.
Manfaat cinta bagi kesehatan yaitu Mengurangi depresi dan stress, Menurunkan
tekanan darah, Menghindari rasa cemas, Mengatasi rasa sakit dan menyembuhkan luka,
Meningkatkan sistem imun, Menurunkan berat badan, Mencegah penuaan dini.

3.2 SARAN
Saran dari para pembaca sangat diharapkan oleh penyusun makalah sehingga dalam
pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi dan dapatlebih bermanfaat bagi
penyusun dan pembaca

16
DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz Alimuh H .2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika

Mastoni. 2012. Teori Hirarki Abraham Maslow (Avaible)


:http://blognyamastoni.blogspot.com/2012/11/kdm-teori-hirarki-abrahammaslow.html

Gormley, Kevin. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai