06420190029
C3 SYARIAH
Asas-Asas Penerapan Syariat Islam
Syariat Islam diciptakan untuk tegaknya kebenaran di atas muka bumi. Syariat Islam
mengatur baik hubungan manusia dengan Allah swt maupun hubungan manusia
dengan sesama manusia. Dalam menjalankannya, syariat Islam harus mematuhi asas-
asas. Ada tiga asas umum syariat Islam yaitu :
Ketika kita makan sebungkus roti coklat yang rasanya enak sekali yang kita beli dari
sebuah toko, tentu kita mengetahui bahwa roti coklat ini tidak akan menjadi selezat ini
jika tidak melalui sebuah “proses” dan “tahapan-tahapan” pembuatan. Dari yang
mulanya cuma berbentuk bahan-bahan mentah seperti terigu, telur, gula, coklat dan
lain-lain. Bahan-bahan ini diolah dan diproses sehingga menjadi sebungkus roti yang
sangat enak. Begitu pula halnya dengan penerapan syariat Islam. Syariat Islam pun
membutuhkan “proses” dan “tahapan-tahapan” sehingga dapat menjadi sebuah syariat
yang sempurna bagaikan proses penciptaan manusia dan proses pembuatan sebungkus
roti coklat tersebut. Ketika pertama kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus
membawa risalah dan syariat Islam, Rasulullah hidup di kalangan bangsa Arab yang
jahiliyyah yang mana mereka mempunyai adat-adat jahiliyah seperti minum khamar,
berzina, menguburkan anak perempuan mereka hidup-hidup, dan kejahiliyaan-
kejahiliyaan lainnya. Akan tetapi bukan kalimat “dirikanlah shalat” atau “tinggalkanlah
khamar” atau “janganlah kalian berbuat zina” yang disabdakan dari mulut mulia beliau
melainkan seruan untuk mengajak bersyahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Beliau mengajarkan pokok-pokok
keimanan seperti iman kepada malaikat, surga dan neraka. Sejarah telah mencatat
bahwa kurang lebih sepuluh tahun beliau hanya mengajak manusia untuk bertauhid.
Barulah setelah peristiwa “isra’ mi’raj” syariat dalam prosesnya mewajibkan shalat lima
waktu bagi kaum muslimin sebagai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala setelah
iman telah tertancap kuat dalam hati para kaum muslimin. Setelahnya secara bertahap
syariat mewajibkan ibadah-ibadah lainnya seperti jihad fi sabilillah yang mana itu
ditandai dengan hijrah dari Makkah ke Madinah, lalu jihad dalam peperangan seperti
perang Badar, perang Uhud, Khandaq sampai Fathu Makkah. Kemudian diwajibkannya
juga membayar zakat, puasa Ramadhan maupun melarang hal-hal yang di haramkan-
Nya seperti minum khamar, berzina, berghibah, memakan harta anak-anak yatim dan
macam-macamnya. Proses dan tahapan ini tidak lain agar supaya syariat Islam ini dapat
diterima oleh kaumnya dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Seperti yang
diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dalam kitab shahih Bukhari ia berkata:
“Sesungguhnya surat yang pertama kali turun adalah surah yang menjelaskan tentang
surga dan neraka. Kemudian setelah manusia kuat keyakinannya terhadap Islam barulah
turun surah-surah tentang yang halal dan haram. Kalau seandainya yang pertama kali di
turunkan, “janganlah kalian minum khamar”, maka mereka akan berkata “kami tidak
akan meninggalkan khamar selamanya”, dan apabila yang turun “janganlah kalian
berzina” maka mereka akan berkata “kami tidak akan meninggalkan zina”.
4. Mewujudkan keadilan
Pada asas ini memerintahkan manusia untuk berlaku adil dan menegakkan
keadilan. Allah berfirman yang artinya:
“Sungguh allah telah menyuruh kalian menyampaikan amanah kepada
yangberhak menyampaikannya, juga (menyuruh kalian) jika menetapkan hukum
diantara manusia supaya kalian berlaku adil” (Q.S An-Nisa 41:58)