Anda di halaman 1dari 6

BAB II

ALASAN ILMIAH MENGAPA IBADAH MENJADI MODAL DASAR MANUSIA


MODERN DALAM MENGHADAPI HIDUP

1. Mengapa Kita Harus Bersyahadat?


Bersumber dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khattab Radiyallahu
anhuma, ia bercerita, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Islam dibangun diatas lima pilar (rukun), yakni bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan bahwa Muhammad Rasul utusan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji dan puasa di bulan Ramadhan..” (HR.
Bukhari dan Muslim).

Syahadat atau dua kalimat syahadat, ibarat sebuah rumah maka dua kalimat syahadat
adalaha fondasinya. Jika fondasinya kuat maka bangunan tersebut akan berdir dengan
kokoh, sebaliknya jika fondasinya rapuh pula alias tidak akan bisa berdiri dengan kokoh.
Demikian juga seorang Muslim yang syahadat (Laa ilaha illallaahu
Muhammadarasulullah) kurang kuat maka bangunan Islam di dalam dirinya tidak akan
bisa berdiri dengan baik.

Indonesia adalah Negara yang jumlah umat Islamnya tersebar di dunia, namun dengan
jumlah Muslim yang terbesar ini tapi masih banyak dari mereka belum memahami betul
agama yang dianutnya. Hal ini terjadi karena mereka tidak memahami dengan baik dua
kalimat syahadat, kalimat yang sangat penting dalam Islam ini. Perlu diketahui bahwa
syahadatin (dua kalimat syahadat) merupakan ruh atau inti dan landasan seluruh ajaran
Islam. Dua kalimat syahadat menjadi penting karena ia merupakan asas atau dasar bagi
rukum Islam yang lainnya, dan menjadi tiang utama bagi rukun iman dan agama.

2. Mengapa Kita Harus Beribadah?


Ibadah adalah suatu bentuk kepatuhan dan ketundukan yang berpuncak kepada sesuatu
yang diyakini menguasai jiwa raga seseorang dengan penguasaan yang makna dan
hakikatnya tidak terjangkau. Karena itu ketundukan dan kepatuhan kepada kedua orang
tua ataupun penguasa tidak wajar disebut ibadah.
Dasar bagi manusia dalam beribadah kepada Allah adalah firman Allah dalam Al-Qur’an.
“Wahai sekalian umat manusia, beribadahlah kepad Tuhan kamu. Ang telah
menciptakan kamu dan orang-orang sebemu kamu, agar kamu bertakwa.” (QS.Al-
Baqarah:21).
Ibadah kepada Allah Swt, merupakan kunci kemuliaan manusia. Ibadah yang dilakukan
dengan hati dan niat yang ikhlas, cara yang benar dan tujuannya untuk mencari keridhaan
Allah Swt. Berikut ini saya ingin menjawab pertanyaan yaitu; “mengapa manusia harus
beribadah.”
Pertama, untuk memenuhi maksud maksud dan tujuan Allah menciptakan manusia. Hal
ini sebagaimana ditegaskan Allah dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariat: “Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan agar beribadah kepada-Ku.” (QS Adz-
Adzariat:56).
Kedua, sebagai konsekuensi janji kita kepada Allah Swt. Jika kita sering membaca dan
menelaah Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang diberikan Allah Swt, pastilah kita akan
menemukan jawaban dari janji yang dimaksud. Seperti yang dijelaskan Allah dalam Al-
Qur’an sebagai berikut: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi
(tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap ruh mereka (seraya berfirman), “Bukan Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab,
“Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi…” (QS. Al-A’raf:12).
Ketiga, sebagai wujud rasa syukur atas nikmat Allah Swt. Perlu diketahui bahwa
mensyukuri nikmat adalah merupakan suatu kewajiban bagi seorang hamba. Karena jika
seorang hamba menerima setiap nikmat yang Allah berikan dengan respon syukur maka
Allah berjanji akan menambahkan nikmat tersebut, sebagaimana dijelaskan Allah dalam
Al-Qur’an: “Dan ketahuilah, tatkal Tuhanmu memaklumkan kepadamu, jika kamu
bersyukur atas nikmat yang Aku berikan, niscaya Aku akan menambahkan nikmat itu
kepadamu, dan jika kamu mengkufurinya (tidak bersyukur), maka sungguh adzab-Ku
sangatlah pedih.” (QS. Ibrahim:7).
Keempat, untuk memberi makan kepada Rohani. Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah
Swt, menciptakan manusia dengan dua bentuk tubuh yaitu jasmani dan rohani, kedua-
duanya membutuhkan suplai makanan yang bergizi agar tumbuh menjadi sehat dan kuat.
Tapi tubuh rohani tidak membutuhkan itu semua, makanan yang dibutuhkan oleh rohani
adalah ibadah kepada Allah Swt atau Dzikrullah. Karena hanya beribadah/berdzikir
kepada Allah rohani atau jiwa akan menjadi sehat/tenang. Sebagaimana dijelaskan Allah
dalam Al-Qur’an: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tentram.” (QS. Ar-Ra’du:28).
Kelima, Untuk Memperoleh Kebaikan Dunia dan Akhirat. Setiap manusia pasti akan
mendambakan kehidupan yang baik dan bahagia dunia dan akhirat, keinginan dan
dambaan itu lalu diungkapkan dalam bentuk do’a yang selalu dipanjatkan setiap saat
yaitu: “Rabbanaa aatina fiddunia hasanah wafil aakhiraati hasanah wa qinaa
adzaabannar.” (Ya Tuhan kami, berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan
kehidupan yang baik di akhirat dan peliharalah kami dari siksaan api neraka).
Keenam, Sebagai Syarat untuk Memperoleh Berkat dan Rahmat Allah. Agar selalu
berada dalam naungan berkat dan rahmat, maka Allah Swt memberikan syarat
sebagaimana firman-Nya: “Dan sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertaqwa,
pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf:96).
3. Mengapa Umat Islam Harus Membaca Al-Qur’an?

Makna Al-Qur’an
Menurut istilah ahli agama (‘uruf syara’), Al-Qur’an ialah nama bagi Kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad S.a.w, yang ditulis dalam mushhaf. Demikian
menurut ‘uruf’, makna yang popular dikalangan umat Islam. Menurut sebagian ulama,
Al-Qur’an kalau dibaca “Qur’an” dengan tidak membaca “Al” di depannya, adalah nama
bagi segala yang dibaca. Bila disebut “Al-Qur’an”, maka tertujulah kepada Kalam Allah
yang diturunkan dalam bahasa Arab itu.
Al-Qur’an menurut pendapat ahli ilmu Kalam ialah: Yang ditunjuki oleh yang dibaca itu,
yakni : “Kalam azali yang berdiri pada dzat Allah yang senantiasa bergerak (tidak pernah
diam) dan tak pernah ditimpa sesuatu bencana.”
Ringkasnya, dapat dikatakan, Al-Qur’an itu wahyu illahi yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw, yang telah disampaikan kepada kita umatnya dengan jalan mutawatir,
yang dihukum kafir orang yang mengingkarinya.
Al-Qur’an merupakan sumber rujukan yang paling pertama dan utama dalam ajaran
Islam. Ia diturunkan oleh Allah Swt, kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantaraan
malaikat Jibril As, untuk disampaikan kepada umat manusia. Hakikat diturunkannya Al-
Qur’an adalah menjadi acuan moral secara universal bagi umat manusia untuk
memecahkan berbagai persoalan atau problematika sosial yang timbul di tengah-tengah
masyarakat.

Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, sudah tentu menunjukkan tingkat


kearifan dan kebesaran Allah Swt, sekaligus membuktikan bahwa pewahyuan total pada
suatu waktu (sekaligus) adalah mustahil, karena bertentangan dengan fitrah manusia
yakni sebagai makhluk yang lemah (dha’if). Hikmah terbesar Al-Qur’an diturunkan
secara berangsur-angsur, tema per tema, adalah di samping mempertimbangkan
kemampuan manusia yang terbatas dalam menelaah dan mencerna isi kandungan ayat-
ayat Allah tersebut, juga dimaksudkan agar selaras dan sejalan dengan kebutuhan
obyektif yang dihadapi umat menusia di kala itu.
Dalam Al-Qur’an sendiri dijelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan berangsur-angsur:
“Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacanya bagian demi bagian.” (QS. Al-Isra: 10). Hal ini dimaksudkan agar manusia
memiliki kesempatan untuk menelaah secara seksama, memahami secara mendalam,
sambil menggunakan sebagai rujukan moral yang paling autentik untuk memecahkan
berbagai persoalan hidup dan kehidupan yang dihadapi.

Manfaat Membaca Al-Qur’an.


Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Qur’an itu sendiri: “bulan ramadhan, bulan yang didalamnya
diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)…”
QS. Al-Baqarah:183). Al-Qur’an termasuk ibadah yang paling utama yang memiliki
fadhila (keumtamaan) bagi yang membacanya antara lain sebagai berikut:
1. Rumah tidak dimasuki setan. Setan selalu berusaha menggelincirkan manusia dari
jalan Allah. Salah satu cara setan ialah selalu mengganggu dan merusak
keharmonisan keluarga, apabila keluarga tidak harmonis maka akan timbul berbagai
konflik. Bila senuah rumah yang secara rutin dibacakan didalamnya ayat Al-Qur’an,
maka setan akan kesulitan mejalankan programnya. Sebagaimana sabda Rasulullah
Saw: “setan berlari dari rumah yang selalu dibacakan Al-Qur’an surat Al-Baqarah
di dalamnya.” (HR. Ahmad).
2. Rumah akan bercahaya dan sehat.dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:
“Terangilah rumahmu dengan membaca Al-Qur’an.” Al-Qur’an juga juga disebut
sebagai syifa (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana firman
Allah: “Dan kami turunkan Al-Qur’an menjadi obat (penawar) dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman…” (QS. Al-Isra: 82).
3. Menenangkan hati. Membaca Al-Qur’an dapat menenangkan pikiran, batin serta
cara agar hati menjadi tenang. Allah tegaskan dalam Al-Qur’an: “Orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan (membaca) petunjuk Allah (Al-
Qur’an). Ingatlah dengan hanya berdzikir (membaca) petunjuk Allah (Al-Qur’an)
hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’du: 28).
4. Mendapat syafaat pada hari kiamat. hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah
dalam sabda beluai: “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya pada hari kiamat
nanti dia (Al-Qur’an) akan datang memberikan syafaat yang baik kepada yang
membacanya.” (HR. Muslim).
5. Mendapat pahala yang berlipat ganda. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari
Aisyah RA, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Yang mahir membaca Al-Qur’an
bersama malaikat yang terhormat, dan yang membaca Al-Qur’an sedangkan ia
terbata-bata serta mengalami kesulitan maka baginya dua pahala.” (HR. Bukhari-
Muslim).
6. Menambah iman. Dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Al-
Imaanu yazidu wa yankus.” Artinya “iman itu sekali kelak bisa bertambah dan sekali
kelak bisa berkurang.”
7. Memperoleh kemuliaan dan diberi rahmat kepada ibu bapaknya. Dalam sebuah
Hadits Rasulullah bersabda: “barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan beramal
dengan isi kandungannya, dianugerahkan kepada ibu bapaknya mahkota di hari
kiamat. cahayanya (mahkota) lebih baik dari cahaya matahari dirumah-rumah
dunia. Kalaulah demikian itu matahari ada dirumamu (dipenuhi dengan sinarnya),
maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini (Al-Qur’an).” (HR.
Abu Daud).
8. Terhidar dari sesat dan celaka. Dalam Al-Qur’an Allah Swt mejelaskan dengan
firman-Nya: “maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku (wahai manusia),
lalu barang-siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya dia tidak akan tersesat dan
tidak akan celaka.” (QS. Thaaha: 123).
9. Mencerdaskan. Selain diterapkan pola pengajaran yang baik, ternyata membaca Al-
Qur’an mampu meningkatkan kecerdasan seorang anak. Al-Qur’an diturunkan
dengan bahasa Arab yang tinggi sehingga tentunya membutuhkan kemampuan otak
semakin sering membaca Al-Qur’an maka otak akan sering terlatih.
RESUME
Pendidikan Agama Islam

DISUSUN OLEH:

NADIA IDRIS TALIB

NPM: 07262311113

KELAS: C

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2023

Anda mungkin juga menyukai