Anda di halaman 1dari 4

SUMBER AQIDAH ISLAM

Jika kita menelaah tulisan para ulama dalam menjelaskan akidah, maka akan didapati 2 sumber
pengambilan dalil penting. Dua sumber tersebut meliputi :
1. Dalil asas dan inti yang mencakup Al Quran, As Sunnah dan Ijma para ulama.
2. Dalil penyempurnaan yang mencakup akal sehat manusia dan fitrah kehidupan yang telah
diberikan oleh Allah azza wa jalla.

A. Al-Quran
Al-Quran adalah perkataan Allah yang hakiki, diturunkan kepada Rasulullah dengan proses
wahyu, membacanya termasuk ibadah, disampaikan kepada kita dengan jalan mutawaatir
(jumlah orang yang banyak dan tidak mungkin bersepakat untuk berbohong), dan terjaga dari
penyimpangan, perubahan, penambahan dan pengurangan. Dalam hal ini Allah Iberfirman:

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar
memeliharanya". (Q.S. Al-Hijr: 9)
Al Quran adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah sholallahu alaihi wassalam
melalui perantara Jibril. Di dalamnya, Allah telah menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan
oleh hamba-Nya sebagai bekal kehidupan di dunia maupun di akhirat. Ia merupakan petunjuk
bagi orang-orang yang diberi petunjuk, pedoman hidup bagi orang yang beriman, dan obat bagi
jiwa-jiwa yang terluka. Keagungan lainnya adalah tidak akan pernah ditemui kekurangan dan
celaan di dalam Al Quran, sebagaimana dalam firman-Nya
Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada
yang dapat merubah-rubah kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui (Q.S. Al Anam:115)
Al Imam Asy Syatibi mengatakan bahwa sesungguhnya Allah telah menurunkan syariat ini
kepada Rasul-Nya yang di dalamnya terdapat penjelasan atas segala sesuatu yang dibutuhkan
manusia tentang kewajiban dan peribadatan yang dipikulkan di atas pundaknya, termasuk di
dalamnya perkara akidah. Allah menurunkan Al Quran sebagai sumber hukum akidah karena
Dia tahu kebutuhan manusia sebagai seorang hamba yang diciptakan untuk beribadah kepada-
Nya. Bahkan jika dicermati, akan ditemui banyak ayat dalam Al Quran yang menjelaskan
tentang akidah, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Oleh karena itu, menjadi hal yang
wajib jika kita mengetahui dan memahami akidah yang bersumber dari Al Quran karena kitab
mulia ini merupakan penjelasan langsung dari Rabb manusia, yang haq dan tidak pernah sirna
ditelan masa.

B. As Sunnah
Seperti halnya Al Quran, As Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang dari Allah subhanahu
wataala walaupun lafadznya bukan dari Allah tetapi maknanya datang dari-Nya. Hal ini dapat
diketahui dari firman Allah
Dan dia (Muhammad) tidak berkata berdasarkan hawa nafsu, ia tidak lain kecuali wahyu yang
diwahyukan (Q.S An Najm : 3-4)
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam juga bersabda:
Tulislah, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak keluar darinya kecuali kebenaran
sambil menunjuk ke lidahnya. (Riwayat Abu Dawud)
Yang menjadi persoalan kemudian adalah kebingungan yang terjadi di tengah umat karena begitu
banyaknya hadits lemah yang dianggap kuat dan sebaliknya, hadits yang shohih terkadang
diabaikan, bahkan tidak jarang beberapa kata mutiara yang bukan berasal dari Rasulullah
shalallahu alaihi wassalam dinisbatkan kepada beliau. Hal ini tidak lepas dari usaha
penyimpangan yang dilakukan oleh musuh-musuh Allah untuk mendapatkan keuntungan yang
sedikit. Akan tetapi, Maha Suci Allah yang telah menjaga kemurnian As Sunnah hingga akhir
zaman melalui para ulama ahli ilmu. Allah menjaga kemurnian As Sunnah melalui ilmu para
ulama yang gigih dalam menjaga dan membela sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam dari usaha-usaha penyimpangan. Ini tampak dari ulama-ulama generasi sahabat hingga
ulama dewasa ini yang menjaga sunnah dengan menghafalnya dan mengumpulkannya serta
berhati-hati di dalam meriwayatkannya. Para ulama inilah yang disebut sebagai para ulama
Ahlusunah. Oleh karena itu, perlu kiranya jika kita menuntut dan belajar ilmu dari mereka agar
tidak terseret dalam jurang penyimpangan.
Selain melakukan penjagaan terhadap Sunah, Allah menjadikan Sunnah sebagai sumber hukum
dalam agama. Kekuatan As Sunnah dalam menetapkan syariat-termasuk perkara akidah-
ditegaskan dalam banyak ayat Al Quran, diantaranya firman Allah yang artinya :
Dan apa yang diberikan Rasul kepada kalian maka terimalah dan apa yang ia larang maka
tinggalkanlah (Q.S Al Hasyr:7)
Dan firman-Nya
Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Q.S An Nisaa:59)
Firman Allah tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pilihan lain bagi seorang muslim untuk
juga mengambil sumber-sumber hukum akidah dari As Sunnah dengan pemahaman ulama. Ibnul
Qoyyim juga pernah berkata Allah memerintahkan untuk mentaati-Nya dan mentaati Rasul-Nya
shalallahu alaihi wassalam dengan mengulangi kata kerja (taatilah) yang menandakan bahwa
menaati Rasul wajib secara independent tanpa harus mencocokkan terlebih dahulu dengan Al
Quran, jika beliau memerintahkan sesuatu. Hal ini dikarenakan tidak akan pernah ada
pertentangan antara Quran dan Sunnah.

C. Ijma Para Ulama


Ijma adalah sumber akidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid umat Muhammad
sholallahu alaihi wassalam setelah beliau wafat, tentang urusan pada suatu masa. Mereka
bukanlah orang yang sekedar tahu tentang masalah ilmu tetapi juga memahami dan
mengamalkan ilmu. Berkaitan dengan Ijma, Allah subhanahu wataala berfirman yang artinya
Dan barangsiapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti
kebenaran baginya dan mengikuti jalan bukan jalannya orang-orang yang beriman, maka Kami
akan biarkan ia leluasa berbuat kesesatan yang ia lakukan dan Kami masukkan ia ke dalam
Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (Q.S An Nisaa:115)
Imam Syafii menyebutkan bahwa ayat ini merupakan dalil pembolehan disyariatkannya ijma,
yaitu diambil dari kalimat jalannya orang-orang yang beriman yang berarti ijma. Beliau juga
menambahkan bahwa dalil ini adalah dalil syari yang wajib untuk diikuti karena Allah
menyebutkannya secara bersamaan dengan larangan menyelisihi Rasul. Di dalam pengambilan
ijma terdapat juga beberapa kaidah-kaidah penting yang tidak boleh ditinggalkan. Ijma dalam
masalah akidah harus bersandarkan kepada dalil dari Al Quran dan Sunnah yang shahih karena
perkara akidah adalah perkara tauqifiyah yang tidak diketahui kecuali dengan jalan wahyu.
Sedangkan fungsi ijma adalah menguatkan Al Quran dan Sunnah serta menolak kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam dalil yang dzani sehingga menjadi qathai.
D. Akal Sehat Manusia
Selain ketiga sumber akidah di atas, akal juga menjadi sumber hukum akidah dalam Islam. Hal
ini merupakan bukti bahwa Islam sangat memuliakan akal serta memberikan haknya sesuai
dengan kedudukannya. Termasuk pemuliaan terhadap akal juga bahwa Islam memberikan
batasan dan petunjuk kepada akal agar tidak terjebak ke dalam pemahaman-pemahaman yang
tidak benar. Hal ini sesuai dengan sifat akal yang memiliki keterbatasan dalam memahami suatu
ilmu atau peristiwa.
Agama Islam tidak membenarkan pengagungan terhadap akal dan tidak pula membenarkan
pelecehan terhadap kemampuan akal manusia, seperti yang biasa dilakukan oleh beberapa
golongan (firqah) yang menyimpang. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, Akal
merupakan syarat untuk memahami ilmu dan kesempurnaan dalam amal, dengan keduanyalah
ilmu dan amal menjadi sempurna. Hanya saja ia tidak dapat berdiri sendiri. Di dalam jiwa, ia
berfungsi sebagai sumber kekuatan, sama seperti kekuatan penglihatan pada mata yang jika
mendapatkan cahaya iman dan Al Quran ia seperti mendapatkan cahaya matahari dan api. Akan
tetapi, jika ia berdiri sendiri, ia tidak akan mampu melihat (hakikat) sesuatu dan jika sama sekali
dihilangkan ia akan menjadi sesuatu yang berunsur kebinatangan.
Eksistensi akal memiliki keterbatasan pada apa yang bisa dicerna tentang perkara-perkara nyata
yang memungkinkan pancaindera untuk menangkapnya. Adapun masalah-masalah gaib yang
tidak dapat tersentuh oleh pancaindera maka tertutup jalan bagi akal untuk sampai pada
hakikatnya. Sesuatu yang abstrak atau gaib, seperti akidah, tidak dapat diketahui oleh akal
kecuali mendapatkan cahaya dan petunjuk wahyu baik dari Al Quran dan As Sunnah yang
shahih. Al Quran dan As Sunnah menjelaskan kepada akal bagaimana cara memahaminya dan
melakukan masalah tersebut. Salah satu contohnya adalah akal mungkin tidak bisa menerima
surga dan neraka karena tidak bisa diketahui melalui indera. Akan tetapi melalui penjelasan yang
berasal dari Al Quran dan As Sunnah maka akan dapat diketahui bahwasanya setiap manusia
harus meyakininya. Mengenai hal ini Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa apa yang tidak terdapat
dalam Al Quran, As Sunnah, dan Ijma yang menyelisihi akal sehat karena sesuatu yang
bertentangan dengan akal sehat adalah batil, sedangkan tidak ada kebatilan dalam Quran,
Sunnah dan Ijma, tetapi padanya terdapat kata-kata yang mungkin sebagian orang tidak
memahaminya atau mereka memahaminya dengan makna yang batil.

E. Fitrah Kehidupan
Dalam sebuah hadits Rasululloh sholallohu alaihi wassalam bersabda
Setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membuat ia
menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi (H.R Muslim).
Dari hadits ini dapat diketahui bahwa sebenarnya manusia memiliki kecenderungan untuk
menghamba kepada Alloh. Akan tetapi, bukan berarti bahwa setiap bayi yang lahir telah
mengetahui rincian agama Islam. Setiap bayi yang lahir tidak mengetahui apa-apa, tetapi setiap
manusia memiliki fitrah untuk sejalan dengan Islam sebelum dinodai oleh penyimpangan-
penyimpangan. Bukti mengenai hal ini adalah fitrah manusia untuk mengakui bahwa mustahil
ada dua pencipta alam yang memiliki sifat dan kemampuan yang sama. Bahkan, ketika ditimpa
musibah pun banyak manusia yang menyeru kepada Alloh seperti dijelaskan dalam firman-Nya.
Dan apabila kalian ditimpa bahaya di lautan niscaya hilanglah siapa yang kalian seru kecuali
Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan kalian ke daratan, kalian berpaling, dan manusia adalah
sangat kufur (Q.S Al Israa:67)
Semoga Alloh memahamkan kita terhadap ilmu yang bermanfaat, mengokohkan keimanan
dengan pemahaman yang benar, memuliakan kita dengan amalan-amalan yang bermakna.
Wallahualam.

Anda mungkin juga menyukai