TThe Big Four M. Raihan Fadillah 1802111525
TThe Big Four M. Raihan Fadillah 1802111525
Raihan Fadillah
NIM : 1802111525
Mata Kuliah : Auditing 1
Kelompok ini sempat dikenal sebagai "Delapan Besar", dan berkurang menjadi "Lima Besar"
melalui serangkaian kegiatan merger. Lima Besar menjadi Empat Besar setelah keruntuhan
Arthur Andersen pada 2002, karena keterlibatannya dalam Skandal Enron.
Sejak tahun 1898, merger dan satu skandal besar yang melibatkan Arthur Andersen telah
mengurangi jumlah firma akuntansi besar dari delapan menjadi empat.
Big Five akhirnya menjadi Big Four setelah keruntuhan Arthur Andersen pada 2002,
karena keterlibatannya dalam Skandal Enron. Kantor akuntan Arthur Andersen didakwa
melawan hukum karena menghancurkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
pengauditan Enron, dan menutup-nutupi kerugian jutaan dolar dalam Skandal Enron yang
meledak pada tahun 2001. Hasil keputusan hukum secara efektif menyebabkan kebangkrutan
global dari bisnis Arthur Andersen. Kantor-kantor koleganya di seluruh dunia yang berada di
bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan menjadi anggota kantor
akuntan internasional lainnya. Di Britania Raya, para partner Arthur Andersen setempat
kebanyakan bergabung dengan Ernst & Young dan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Indonesia,
para partner Arthur Andersen pada akhirnya bergabung dengan Ernst & Young.
Bangkrutnya Arthur Andersen meninggalkan hanya empat kantor akuntan
internasional di seluruh dunia, yang menyebabkan masalah besar bagi perusahaan-perusahaan
internasional besar, karena mereka diharuskan untuk menggunakan kantor akuntan yang
berbeda untuk pekerjaan audit perusahaan dan layanan non-auditnya. Karena itu, hilangnya
salah satu kantor akuntan besar itu telah menurunkan tingkat kompetisi di antara kantor-
kantor akuntan dan menyebabkan meningkatnya beban akuntansi bagi banyak klien.
2) Consulting
Jasa yang diberikan berupa masukan-masukan pendapat professional kepada klien-klien
yang membutuhkan. Umumnya konsultasi berupa target pasar, lokasi pendirian pabrik, isu
hukum di indonesia, dll. Klien-klien luar negri umumnya membutuhkan tenaga konsultasi
yang handal dan professional sebelum mendirikan perusahaan-nya disini.
Corporate Finance : Jasa konsultasi jika perusahaan ingin melakukan IPO, Akuisisi,
Merger, dll
Forensic : Fraud, Corrupt, Money Loundring adalah hal-hal yang akan divisi ini
tangani.
M & A Transaction Service : Bagaimana proses awal hingga akhir untuk perusahaan
yang akan melakukan M&A (Merger & Acquisition)
Reorganisation : Jasa advisory mengenai bagaimana cara perusahaan ingin
merestrukturisasi ulang perusahaan nya.
Valuation : Berfokus pada penilaian tentang berapa biaya yang akan dikeluarkan jika
sengketa masuk ke ranah hukum, bisa juga tentang penilaian prospek bisnis, dll
5) Tax
Jasa yang diberikan ketika perusahaan menghadapi kesulitan dalam menangani masalah
perpajakan.
2. PricewaterhouseCoopers
PricewaterhouseCoopers dibentuk pada tahun 1998 dari penggabungan usaha antara
Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Penghasilan gabungan PricewaterhouseCoopers
di seluruh dunia mencapai 20.3 billion dolar Amerika Serikat untuk tahun fiskal 2005, dan
mempekerjakan lebih dari 130.000 profesional di 148 negara. PricewaterhouseCoopers
berkantor pusat di Britania Raya.
Afiliasi Price Waterhouse Cooper di Indonesia adalah Kantor Akuntan
Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana & Rekan. Jenis-jenis jasa yang disediakan oleh PWC
Indonesia diantaranya :
1) Advisory
Berupa jasa yang berhubungan dengan masukan dan nasihat kepada pemilik modal atau
perusahaan dalam menghadapi suatu permasalahan atau issue-issue yang krusial.
3) Tax
Jasa yang berkaitan dengan perencanaan dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan,
jasa yang ditawarkan diantaranya : jasa konsultasi pajak, jasa compliance terhadap pajak, isu
transfer pricing, dll.
2) Assurance
Jenis jasa yang ditawarkan oleh EY di divisi ini, diantaranya,
1) Accounting Compliance Report
Berfokus pada ke-taatan pelaporan keuangan dibidang akuntansi. misalnya cara
melakukan cost accounting, plantation accounting (Untuk perusahaan sawit), Oil accounting.
2) Audit
Berfokus pada pemeriksaan laporan keuangan kepada perusahaan
3) Fraud Investigation
Berfokus pada pemeriksaan terhadap perusahaan, apakah manajemen melakukan kecurangan
(Fraud) terhadap perusahaan.
4) Transaction
Jenis jasa yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan. Jasa yang ditawarkan bisa mencakup konsultasi transaksi dalam proses akuisisi
perusahaan, konsultasi transaksi yang berhubungan dengan pajak , operasional transaksi
perusahaan, dll.
Beberapa perusahaan yang diaudit oleh EY di Indonesia :
1) Bank Bukopin
2) Indofood Sukses Makmur
3) PT Kalbe Farma
4) Telkom Indonesia
4. KMPG
KMPG terdiri dari beberapa nama pendirinya itu sendiri. yaitu K dari Klijnveld, P dari
Peat, M dari Marwick, dan G dari Goerdeler. KAP yang berkantor di Netherlands (Belanda)
ini mempunyai lebih dari 152.000 karyawan dan beroperasi di lebih dari 145 negara di
dunia.Pendapatan Global KPMG berada di nomor 4 setelah EY, yaitu sebanyak USD 23.4
Billion. Di Indonesia sendiri, KPMG berafiliasi dengan KAP lokal yaitu KAP Siddharta &
Widjaja.
Berbagai jasa yang ditawarkan KMPG ,diantaranya:
1) Audit Service
Jasa pemeriksaan laporan keuangan terhadap perusahaan ini umumnya adalah core
business dari setiap kantor akuntan publik.
2) Tax Service
Jasa di bidang perpajakan jika perusahaan mengalami kesulitan di bidang pajak,
khususnya untuk masalah juridiksi perpajakan, transfer pricing, pajak internasional.
Arthur Andersen LPP salah satu firma akuntansi di Amerika Serikat telah melakukan
pelanggaran etika dalam pelaksanaan pengauditan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hal – hal
berikut :
Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, terlihat dari
tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen yang berperan besar pada
kebangkrutan perusahaan, terjadinya pelanggaran terhadap norma etika corporate
governance dan corporate responsibility oleh manajemen perusahaan, dan perilaku
manajemen perusahaan merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kepercayaan
yang diberikan kepada perusahaan.
Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak manajemen Enron
maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak
sehat. Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah
pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron
menjadi hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya
masih tetap melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara
berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Andersen tidak mau
mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001
berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap dipertahankan.
Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan
manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak
etis, dalam kasus Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting
yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada
periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya
panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan
internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan
kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap
profesionallisme sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan
menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan.
Dari kasus ini banyak terjadi perilaku tidak etis. Perilaku tidak etis paling paling
mengemuka disini adalah adanya manipulasi laporan keuangan untuk menunjukkan seolah-
olah kinerja perusahaan baik. Andersen telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder
untuk memberikan suatu informasi yang adil mengenai pertanggungjawaban dari pihak agen
dalam mengemban amanah.
Dalam kasus Andersen diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya
manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan padahal perusahaan mengalami
kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap
diminati investor. Ini merupakan salah satu contoh kasus pelanggaran etika profesi Auditor
yang terjadi di Amerika Serikat, sebuah negara yang memiliki perangkat Undang-undang
bisnis dan pasar modal yang lebih lengkap. Hal ini terjadi akibat keegoisan satu pihak
terhadap pihak lain, dalam hal ini pihak-pihak yang selama ini diuntungkan atas penipuan
laporan keuangan terhadap pihak yang telah tertipu. Hal ini buah dari sebuah ketidakjujuran,
kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis yang berakibat hutang dan sebuah
kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan
tuntutan hukum
Untuk itulah kode etik profesi harus dibuat untuk menopang praktik yang sehat bebas
dari kecurangan. Kode etik mengatur anggotanya dan menjelaskan hal apa yang baik dan
tidak baik dan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai anggota profesi baik
dalam berhubungan dengan kolega, klien, publik dan karyawan sendiri.
Yang harus menjadi sebuah pelajaran bahwa sesungguhnya suatu praktik atau perilaku yang
dilandasi dengan ketidakbaikan maka akhirnya akan menuai ketidakbaikan pula termasuk
kerugian bagi banyak pihak.