Petani di Indonesia sudah tidak asing lagi dalam menggunakan pestisida untuk usaha tani mereka.
Namun kadangkala mereka belum memahami apa itu pestisida?
Kondisi seperti ini sering dijumpai di daerah yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani. Mereka sudah terbiasa menggunakan pestisida, namun apa dan bagaimana pola kerja
pestisida tersebut belum mereka pahami.
Pestisida Pestisida secara harfiah berasal dari kata pest (hama) dan cide (membunuh) yang berarti
pembunuh hama. Menurut SK Menteri Pertanian RI Nomor 434.1/Kpts/TP.270/7/2001 yang disebut
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk :
1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman, atau
hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan.
4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman (tetapi tidak
termasuk dalam golongan pupuk).
5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan piaraan dan ternak.
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, bangunan,
dan dalam alat-alat pengangkutan.
8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang bias menyebabkan penyakit pada manusia.
Sedangkan menurut The United States Environmental Control Act, pestisida merupakan semua zat
yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan serangga,
binatang pengerat, nematode, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang dianggap hama, kecuali
virus, bakteri atau jasad renik lain yang terdapat pada hewan dan manusia. Atau pestisida merupakan
semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan atau mengeringkan
tanaman.
1. Insectisida, yang digunakan untuk mengendalikan hama berupa serangga. Kelompok insectisida
dibedakan menjadi dua, yaitu ovisida (mengendalikan telur serangga) dan larvisida (mengendalikan
larva serangga).
Page 1/4
6. Fungisida, digunakan untuik mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh cendawan
(jamur atau fungi).
7. Bakterisida, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh baktreri.
12. Repelen, pestisida yang tidak bersifat membunuh, hanya mengusir hama.
14. ZPT, digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman yang efeknya bisa memacu pertumbuhan
atau menekan pertumbuhan.
15. Plan activator, digunakan untuk merangsang timbulnya kekebalan tumbuhan sehingga tahan
terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan berdasarkan cara kerjanya pestisida secara umum dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Sistemik (pestisida yang diserap oleh organ-organ tanaman, baik lewat akar,batang, maupun daun
dan selanjutnya ditransportasikan mengikuti aliran cairan tanaman ke bagian tanaman yang lain).
2. Non Sistemik (sering disebut dengan kontak, pestisida ini tidak bisa diabsorbsi oleh jaringan
tanaman, hanya menempel di bagian luar tanaman).
3. Sistemik Lokal ( sering disebut semi sistemik atau translaminar, dimana pestisida ini diserap oleh
jaringan tanaman, tetapi tidak atau kurang disebarkan ke bagian tanaman lainnya.
1. Preventif atau protektif dimana pestisida ini berfungsi untuk mencegah terjadinya suatu
hama/penyakit.
2. Kuratif : diaplikasikasikan setelah terjadinya infeksi tetapi sebelum gejala serangan muncul.
Berdasarkan formulasi atau bentuknya yang biasa ditemukan di Indonesia, pestisida dibedakan
Page 2/4
1. Cair
Berbentuk pekatan cair dengan kandungan bahan aktif yang cukup tinggi dengan menggunakan bahan
pelarut (solvent) berbasis minyak.
Formulasi ini mirip EC, tetapi solventnya berbasis air, sehingga apabila dicampur air akan membentuk
larutan homogen.
Berbentuk konsentrat cair yang sangat pekat. Jika dilarutkan air akan membentuk suspensi (partikel
padat yang melayang dalam media cair).
2. Padat
Berbentuk tepung dengan kadar bahan aktif relatif tinggi (50-80%), jika dicampur air akan
membentuk suspensi.
Berbetuk tepung yang jika dicampur air akan membentuk larutan homogen.
c. Butiran (Granule, G)
Berbentuk butiran yang siap pakai dengan konsentrasi bahan aktif rendah (sekitar 2 %). Diaplikasikan
dengan cara ditabur.
Berbentuk butiran, mirip G tetapi penggunaannya harus diencerkan dengan air dan digunakan dengan
cara disemprot.
Bentuknya mirip dengan WG dan harus diencerkan dengan air dan diaplikasikasikan dengan cara
disemprot.
Page 3/4
Formulasi khusus berbentuk tepung atau cairan yang digunakan dalam perawatan benih.
Umpan siap pakai (sudah dicampur pakan), yang berbentuk sediaan yang paling banyak digunakan
dalam formulasi rodentisida.
Dengan mengetahui dan memahami tentang apa itu pestisida dan jenisnya diharapkan agar petani bisa
lebih bijaksana dalam penggunaan pestisida dalam usaha tani mereka.
Penulis :
Astri Anto, SP
HP. 08125929831
Page 4/4