Konsep
Pemantapan Kemampuan Profesional(PKP)
A. HAKIKAT PKP
PKP sebagai muara dari Program S1 PGSD dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kemampuan profesional guru SD
dalam mengelola pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru SD
bertanggung jawab sebagai guru kelas yang mengajar lima bidang studi
(Pendidikan Kewarganegaraan/PKn, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan
Sosial/IPS, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam/IPA) atau mengajar secara
tematik (untuk guru di kelas I, II, dan III). Di samping itu, guru SD juga dituntut
untuk mampu memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran
dalam rangka meningkatkan kualitas belajar siswa.
Kompetensi yang diharapkan dikuasai mahasiswa setelah mengikuti PKP
adalah mampu memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas pembelajaran
bidang studi atau pembelajaran tematik yang diajarkan di SD dengan
menerapkan kaidah-kaidah penelitian tindakan kelas (PTK). Secara lebih
khusus, mahasiswa diharapkan mampu:
1. merencanakan perbaikan/peningkatan kualitas pembelajaran berdasarkan
hasil inkuiri melalui refleksi setelah pembelajaran berlangsung;
2. melaksanakan perbaikan/peningkatan kualitas pembelajaran dengan
menerapkan kaidah dan prinsip PTK; dan
3. mempertanggungjawabkan tindakan perbaikan/peningkatan kualitas
pembelajaran secara ilmiah dalam bentuk laporan.
Untuk mencapai kemampuan tersebut mahasiswa mengkaji berbagai konsep
yang berkaitan dengan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran dan
PTK, serta rambu-rambu perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan perbaikan
dan/atau peningkatan kualitas pembelajaran; berlatih melakukan praktek inkuiri
melalui refleksi setelah pembelajaran berlangsung mulai dari mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilaksanakan, menganalisis masalah atau kondisi
pembelajaran, menentukan alternatif tindakan perbaikan pembelajaran,
menyusun rancangan dan melaksanakan perbaikan pembelajaran,
mengumpulkan dan mengolah data pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
menyusun laporan perbaikan pembelajaran, serta menulis artikel untuk
dipublikasikan pada jurnal.
Gambar 1
Prosedur Latihan PKM
C. HAKIKAT PTK
Seperti sudah disampaikan sebelumnya bahwa dalam PKP mahasiswa
dituntut untuk melakukan perbaikan dan/atau peningkatan kualitas pembelajaran
di kelasnya masing-masing dengan menerapkan kaidah dan prinsip-prinsip
penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh karena itu, berikut ini akan disajikan
secara singkat hakikat PTK untuk menyegarkan kembali ingatan mahasiswa
tentang PTK dan menyamakan persepsi semua pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan PKP.
PTK adalah proses penelitian sistematis yang dilakukan guru (atau orang
lain dalam lingkungan pembelajaran untuk memperoleh informasi tentang
bagaimana guru mengajar dan siswa belajar serta melakukan tindakan untuk
memperbaikinya (Mills, 2000). Schmuck (1997) mengemukakan bahwa PTK
adalah proses penelitian yang sistematis dan terencana melalui tindakan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri. PTK
bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga kualitas pembelajaran
menjadi lebih meningkat.
Guru perlu melakukan penelitian tindakan kelas karena alasan berikut (Wardani,
dkk., 2005).
1. Guru mempunyai otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya.
2. Temuan berbagai penelitian pembelajaran yang dilakukan oleh para peneliti
sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran.
3. Guru adalah orang yang paling akrab dan paling mengetahui kelasnya.
4. Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik.
5. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat
pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di
kelasnya.
Dengan melakukan PTK, guru memperoleh banyak manfaat. Menurut Wardani,
dkk., (2005) manfaat PTK bagi guru antara lain:
1. membantu guru memperbaiki pembelajaran,
2. membantu guru berkembang secara profesional,
3. meningkatkan rasa percaya diri guru, serta
4. memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
Di samping manfaat yang diperoleh, PTK memiliki keterbatasan yaitu:
a. kesahihan atau validitasnya yang masih sering disangsikan,
b. tidak dapat melakukan generalisasi karena sampel sangat terbatas, serta
c. peran guru yang sekaligus bertindak sebagai pengajar dan peneliti sering
membuat guru menjadi sangat repot.
Keterbatasan tersebut hendaknya bukan menjadi penghalang bagi guru
untuk melaksanakan PTK tetapi justru menjadi tantangan bagi guru untuk
menemukan berbagai kiat dalam melaksanakan PTK. Salah satu cara untuk
mengatasi keterbatasan “tidak dapat melakukan generalisasi” adalah dengan
pemberian informasi yang komprehensif tentang kondisi subjek dan lokasi kelas
yang diteliti, di samping berkolaborasi dengan guru lain/teman sejawat.