2431 4885 1 PB PDF
2431 4885 1 PB PDF
Wisnu Subroto
Pendidikan Sejarah, Universitas Lambung Mangkurat
dewabroto@gmail.com
Abstrak: Etika sebagai filsafat yang ruang lingkupnya adalah masalah nilai, baik buruk, yang terjalin
dalam hubungan antar manusia, mempunyai sejumlah aliran. Di antara aliran-aliran itu terdapat absolut
dan relatif idealis, praktis, pragmatis dan konsekuensiatis serta non-konsekuensiatis. Masing-masing
mempunyai dasar pijakan sendiri. Meskipun masing-masing dapat diurai dan dapat diperkirakan
bagaimana konsekuensinya bila dikaitkan dengan pendidikan namun keadaan ini akan semakin lebih
jelas, bila konsep tentang pendidikan dikupas lebih dahulu. Hal yang semacam ini juga terjadi pada
pembicaraan tentang nilai-nilai profesi kependidikan.
1063
Wisnu Subroto, Etika dan Nilai-Nilai Profesi Kependidikan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
retruksianistik dewasa ini cukup adanya anggapan bahwa dua segi kehidupan
mengecewakan, berikut contohnya: mental yang ada di kepala dan hati itu
1. Pendidikan yang hasilnya dipandang merupakan kesahihan atau setidak-tidaknya
identik dengan NEM, padahal NEM lebih setiap saat perlu dipersatukan. Pandangan
mencerminkan prestasi intelektual konstruktiisme akan membantu upaya ini.
akademik daripada yang lain. Kontruktiisme berpendapat bahwa
2. Pengembangan sumber daya manusia. produk suatu proses belajar adalah
Pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga pengetahuan yang telah direkonstruksi oleh
untuk memenuhi supply and demand. individu yang belajar. Rekonstruksi ini
Demand-nya ada tetapi supply-nya tidak merupakan proses alami yang sukses
terjamin. setidaknya akan tergantung dari bagaimana
3. Dalam berbagai hal birokrasi juga memupuknya. Hal-hal utama yang
menjadi pemicu timbulnya retruksialisme, mendukung kesuksesan adalah adanya
misalnya diperguruan tinggi peserta didik dialog dua arah dan keterlibatan komponen-
masuk lewat satu pintu dan kelak komponen lain yang relevan. Perkembangan
keluarnya lewat pintu yang sama. perlu proses otak kiri berupa kecerdasan yang
Padahal, seyogyanya karena minat bakat bersifat linier logis, dikaitkan dengan fungsi
peserta didik itu berbagai bagian, otak kanan, yang manifestasinya antara lain
hendaklah ada kemungkinan peserta kemampuan berfikir holistik, kreatif, intituitif,
didik yang masuk lewat pintu sospol humanistik, imajinatif, dan lain sebagainya.
masuknya kemudian keluar lewat pintu Dan dalam kaitan ini, emosi mewarnai seluruh
fakultas ekonomi. proses mental ini.
Contoh-contoh tersebut memberi Dalam fungsinya sebagai pentransfer
isyarat kepada pendidik agar menjauhkan pengetahuan, maka keterlibatan semua
yang restruksianistik dan memilih pandangan fungsi tersebut diperlukan, agar proses
yang lebih memadai yaitu holistik. Pandangan pembelajaran itu transformatif. Ke-
tentang pengembangan sumber daya transformasi-an ini dapat terjadi bila
manusia seyogyanya berangsur menjauhi prosesnya konstruksivistik. Peserta didik
untuk selanjutnya menggunakan pandangan diharapkan mempunyai kemampuan dan
pengembangan potensi-potensi manusia. waktu yang cukup untuk mengolah apa saja
Oleh karena telah terujudkan untuk menjadi yang berasal dari lingkungan ini.
orang tertentu dalam jaringan pesan yang Kejelian yang melihat perlunya saling
berisikan supply and demand hanya sebagian hubungan antara otak kiri dan otak kanan ini
saja serta potensi individu yang sejalan pula dengan keadaan peranan
dikembangkan. Padahal potensi-potensi itu lingkungan dalam pendidikan. Lingkungan
cukup beragam. Hal ini dapat ditunjukkan yang berpengaruh dewasa ini, dapat
dengan kenyataan bahwa manusia diidentifikasi sebagai ilmu pengetahuan dan
mempunyai kecerdasan ganda dan potensi- teknologi yang secara keseluruhan
potensi lain yang masih perlu diungkapkan. merupakan komposif. Dari materi,
Lain dari itu bahaya degrasi kecerdasan, elektronika dan ilmu-ilmu hayati
masyarakat sebagaimana dikemukakan oleh dengan rekayasa-rekayasanya. Berhubung
sementara ahli, bahwa dewasa ini masyarakat dengan itu, dalam menghadapi hal sesaatpun
itu lebih banyak dikendalikan oleh kekuatan beberapa potensi perlu siap mengadakan
dari luar perlu diimbangi pengendalian dari adopsi, adopsi atau bentuk penyesuaian yang
dalam. lain. Ini merupakan inti proses transformasi.
Selanjutnya, karena salah satu akibat Berhubung kemampuan merekonstruksi ini
globalisasi adalah komersialisasi dan tidak sama, maka pendidikan akan
masyarakat dilanda oleh pandangan hidup menghasilkan individu-individu yang berbeda
dan sikap tentang pentingnya materi dan satu sama lain. Perbedaan-perbedaan ini
sekularisme, perlu dikembangkan suatu perlu ditolerir. Proses yang terjadi pada
respiritualirsi proses kehidupan daklam individu, dengan dimensi utama yaitu untuk
masyarakat untuk menatap masa depan. Titik mempertahankan ciri dan untuk tumbuh
tolak utama adalah wawasan kependidikan kembang tentu tidak sama. Hasil konvergensi
yang holistik. Untuk memulai pandangan dari kesemuanya beda antara individu yang
holistik ini dengan cara yang realistik, perlu satu dengan yang lain.
1064
Wisnu Subroto, Etika dan Nilai-Nilai Profesi Kependidikan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
1065
Wisnu Subroto, Etika dan Nilai-Nilai Profesi Kependidikan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
DAFTAR PUSTAKA
1066
Wisnu Subroto, Etika dan Nilai-Nilai Profesi Kependidikan