Anda di halaman 1dari 4

Aliran Filsafat pendidikan Konstruktivisme

Pengertian Konstruktivisme

Konstruktivisme adala aliran filsafat yang berisi tentang pengetahuan dan menekankan
bahwa kita merupakan hasil konstruksi.(Von Glasererfeld Pannen dkk, 2001:3). Pandangan
konstruktivis di dalam suatu pembelajaran dapat dikatakan bahwa anak-anak diberikan suatu
kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam proses belajar, dan sedangkan pendidik
yang membimbing peserta didik ke tingkat pengetahuan yang sangat tinggi (Slavin dalam Yusuf,
2003).

Konstruksi ersifat membangun dan Konstruktivisme adalah upaya untuk membamgun


susunan hidup yang modern, dan merupakan suatu landasan untuk berpikir dalam pembelajaran
bahwa pengetahuan itu di bangun oleh manusia, dan yang hasilnya di perluas melalui suatu
konteks yang sangat terbatas. Pengetahuan bukanlah fakta-fakta, konsep atau kaidah yang untuk
diambil dan diingat.

Dalam ontologi

Asumsi ontologis konstruktivisme yang memiliki sifat relative. Tidak ada sesuatu realitas
yang bisa dijelaskan dalam tuntas oleh suatu ilmu pengetahuan. Realitas sosial suatu masalah
diteliti adalah realitas sosial buatan dan memimiliki suatu unsur relativitas cukup tinggi.

Dalam ontology kontruktivis, realitas adalah konstruksi sosial yang dibuat oleh suatu
individu. Realitas itu ada dalam bentuk konstruksi mental yan beragam-ragam, berdasarkan sutau
oengalaman sosial, bersifat local dan spesifik. Namun suatu kebenaran realitas sosial sifatnya
tidak mutlak/ bergantung yang memandang, berlaku sesuai konteks dengan nilai yang relevan
oleh suatu pelaku sosial. (Hidayat, 1999 : 39).

Dalam aksiologis

Konstruktivisme menganggap nilai, etika, dan moral yang merupakan suatu bagian yan
tidak bisa terpisahkan dalam penelitian. Fasilitator menjebatani berbagai ragam subjektivitas
pelaku sosial. Di mana suatu tujuan peneletiannya adalah rekonstruksi realitas sosial antara
peneliti sama dengan actor sosial yang diteliti. Sementara dalam metodologis, menentang atau
melawan penelitian yang dilakukan dilab. Penelitian ini harus dilakuakan di alam terbuka atau
bebas. Dan tidak ada unsur campur tangan si peneliti.

Pandangannya dalam tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia arau individu yang utuh, pandai, di
bidang pengetahuan ,budi luhur, beriman, dan peka sama orang lain. Pendidikan juga
mempunyai suaatu peran yang penting untuk membantuk generasi muda dalam masyarakat dan
ikut didalam masyarakat, secara rasa tanggung jawab yang besar. Dalam situasi kondisi
Indonesia saat ini, pendidikan juga memiliki tujuan untuk membantu menjadi warga negara yang
baik dan dapat bertanggung jawab, maksudnya pendidikan dapat terlibat dalam meningkatkan
hidup suatu negara. Tentu harapan mereka dapat terlibat sebagai warga negara yang aktif dan
ikut menegakkan demokratisasi negara ini. ( Suparni dkk,2002 : 14)

Pandangannya dalam pendidik dan peserta didik

Dalam proses pembelajaran, konsep untuk menghendaki peserta didik dalam


kemampuannya secara konstruktif menyesuaikan diri dari sebuah tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi(iptek). Dalam penyesuaian seperti ini, peserta didik dalam di situasi yang aman dan
bebas. Dan tujuannya adalah menciptakan suatu pemahaman yang baru untuk menuntut aktivitas
dalam suatu kreatifitas dan produktif. Peserta didik konstruktivisme dalam masalah kompleks
untuk di pecahkan, dan kemuadian akan menemukan bimbingan pendidik suatu keterampilan
yang mendasar untuk di butuhkan. Pembentukan suatu pemahaman dalam penataan perilaku
peserta didik akaan menjadikan dalam hal pokok di suatu pembelajaran konstruktivis, praktik
pembelajran konstruktivis bertujusn untuk membentuk, merubah informasi yang baru.

Ada lima prinsip dasar tentang konstruktivis antara lain

a. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa


b. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
c. Mencari dan menilai pendapat siswa
d. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa
e. Menilai belajar siswa dalam konteks pembelajaran
Pemebntukan pengrtahuan dalam pendidik dengan mempunyai pandangan
konstruktivistik yaitu dengan melihat anak didik aktif dalam menciptakan struktur kognitif dalam
interaksinya dengan lingkungan. Struktur kognitif membantu anak didik dalam menyusun suatu
makna realitasnya. Struktur kognitif akan selalu berubah-rubah, seiring dengan perkembangan
peserta didik. Itu didasarkan pada lingkungan dan perubahan organisme yang sedang
berlangsung dan proses tersebut terjadi berkelanjutan dalam proses rekonstruksi.

Dalam kurikulum dan metode

Berkaitan dengan kurikulum, memberikan kewenangan kepada sekolah dan para guru
ntuk membuat dan menyusun sutu kurikulum dalam pembelajaran yang dijalankan, prinsip-
prinsip konstruktivisme tentu menjadi suatu roh di setiap silabus yang disusun. Dan hal yang
diperhatikan yaitu mempersiapkan lingkungan belajar, baik pendidik, lingkungan, sarana
prasarana dan lain-lain. Jika hal tersebut tidak dipersiapkan dengan baik akan terjadi suatu hal-al
yang melepas dari suatu harapan. Karena pesetra didik dalam rekonstruksi pengetahuannnys, dan
tidak jarang sekali hasilnya tidal sesuai dengan hasil konstruksi.

Metodenya dengan cara

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa atau peserta didik


2. Pengetahuannya dapat dipindahkan dari guru ke murid
3. Murid aktif mengkonstruksi secara terus menesrus
4. Guru membantu memberikan saran
5. Menghadapi masalah yang relevan dnegan siswa

https://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/

http://eduarduslebe.blogspot.com/2015/11/filsafat-kognitivisme-dan.html?m=1

https://nadianadhirah.wordpress.com/2014/02/25/filsafat-konstruktivisme-dalam-pendidkan/

http://cor-amorem.blogspot.com/2010/01/filsafat-konstruktivisme.html?m=1

https://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/

Anda mungkin juga menyukai