Disusun Oleh :
Kelompok A6
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
DEPARTEMEN ILMU GIZI
LABORATORIUM KIMIA
2019
IDENTIFIKASI DAN SIFAT BEBERAPA SENYAWA ORGANIK
I. TUJUAN PERCOBAAN
Melakukan identifikasi beberapa senyawa organik berdasarkan sifat-sifat
kimiawi senyawa yang dimiliki.
3. Pereaksi Tollens
Tollens reagent Sebuah reagen yang digunakan untuk menguji
aldehida. Pereaksi tollens dibuat dengan menambahkan natrium
hidroksida ke perak nitrate untuk menghasilkan perak (I) oksida,
yaitu dilarutkan dalam amonia berair (memberikan ion kompleks
[Ag (NH3) 2] +). Itu sampel dihangatkan dengan reagen dalam
tabung reaksi. Aldehida mengurangi ion Ag + kompleks menjadi
logam perak, membentuk cermin perak cerah di permukaan di
dalam tabung (karena itu namanya tes cermin perak). Keton
memberikan hasil negatif. Namanya Bern afterhard Tollens
(1841–1918). Daintith J. A Dictionary of Chemistry. 6 th ed. New York : Oxford University Press ; 2008
4. Pereaksi Fehling
Pereaksi Fehling merupakan pereaksi yang digunakan untuk
mendeteksi kandungan gula dan aldehid pada larutan. Umumnya
diperlukan jumlah yang sama antar larutan CuSO4 (Fehling A) dan
natrium tartrate (Fehling B) yang tercampur untuk mendeteksi. Edgar
Thorpe, Showick Thorpe. The CSAT Manual. New Delhi : Dorling Kindersley;2012.
5. Glukosa
Glukosa (C6H12O6) dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur,
terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit. Glukosa merupakan
hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada
hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa
merupakan bentuk karbohidrat yang beredar didalam tubuh dan di
dalam sel merupakan sumber energi. Glukosa dalam bentuk bebas
hanya terdapat dalam jumlah terbatas dalam bahan makanan.
Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Almatsier
S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2010.
6. Pereaksi Benedict
Pereaksi Benedict adalah pereaksi yang digunakan untuk tes
Benedict. Tes Benedict adalah tes biokimia untuk mendeteksi gula
pereduksi dalam larutan, dirancang oleh ahli kimia AS S. R.
Benedict (1884–1936). Pereaksi Benedict adalah campuran dari
kupri sulfat , natrium sitrat terhidrasi , dan natrium karbonat.
Daintith J. A Dictionary of Chemistry. 6 th ed. New York : Oxford University Press ; 2008
2017; 3(6)
7. Gliserol
Gliserol (C3H8O3) merupakan senyawa golongan alkohol
polihidrat dengan tiga buah gugus hidroksil dalam satu molekul,
bersifat polar dan kental (viscous). Gliserol dapat diperoleh
melalui proses transesterifikasi pada industri biodiesel, proses
saponifikasi pada industri sabun dan proses hidrolisis pada industri
asam lemak. Wahyuni S, Hambali E, Marbun BTH. Esterifikas gliserol dan asam lemak jenuh sawit dengan katalis
mesa. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 2016; 26 (3):333-342.
8. Kuprisulfat
Kuprisulfat atau tembaga (ii) sulfat adalah senyawa yang terdiri
dari kation Cu2+ dan anion SO42- Senyawa ini terdapat dalam dua
bentuk yaitu bentuk anhidrat dan pentahidrat (CuSO 4.5H2O).
Dalam bentuk anhidrat semua ini berwarna putih dan bersifat larut
dalam air sedangkan bentuk pentahidratnya berwarna biru muda
dan larut dalam air , metanol , dan etanol. Patnaik P. Handbook of Inorganic
Chemicals.New York : McGraw-Hill ; 2002.
9. Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik,
soda api atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik.
Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida adalah basa yang
paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Heaton, A. An
Introduction to Industrial Chemistry, 3rd edition, New York:Blackie. 1996.
10. Vitamin C
Vitamin C merupakan kristal putih yang mudah larut dalam
air.Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil,tetapi dalam
keadaan larut vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan
udara (oksidasi) terutama bila terkena panas.Oksidasi dipercepat
dengan kehadiran tembaga dan besi.Vitamin C tidak stabil dalam
larutan alkali tetapi cukup stabil dalam larutan asam,Vitamin C
adalah vitamin yang paling labil.Asam askorbat atau vitamin C
adalah suatu turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai
karbohidrat yang berkaitan erat dengan monosakarida.Vitamin C
dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-
tumbuhan dan sebagian besar hewan.Vitamin C terdapat dua
bentuk dialam yaitu L-asam askorbat(bentuk tereduksi) dan L-
asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi).Kedua bentuk vitamin
C aktif secara biologik tetapi bentuk tereduksi adalah yang paling
aktif.Oksidasi lebih lanjut L-asam dehidro askorbat menghasilkan
asam diketo-gulonat dan oksalat yang tdiak dapat direduksi
kembali (telah kehilangan sifat antikorbutnya). Almatsier,Sunita..Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. Jakarta:.PT Gramedia Pustaka. 2004
11. H2SO4
H2SO4 atau sering disebut asam sulfat, merupakan asam mineral
yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua kepekatan. Asam
sulfat pekat berupa cairan kental dan bersifat dapat menarik
molekul H2O dari udara maupun dari senyawa. Asam pekat juga
tergolong oksidator kuat. Sunarya, Yayan, Setiabudi, Agus. Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
Bandung :PT.Setia Purna Inves. 2007.
menggunakan asam benzoat. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 2003 Des; Vol. 3 No. 2.
14. Etanol
Etanol merupakan senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Etanol termasuk pelarut non-polar.
Etanol memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan
metanol, dan lebih rendah dibandingkan dengan alkohol lainnya.
Hal ini disebabkan karena adanya ikatan hidrogen di dalam
molekul alkohol. Aziz T., Cindo R., dan Fresca A. Pengaruh Pelarut Heksana dan Etanol, Volume
Pelarut, dan Waktu Ekstraksi terhadap Hasil Ekstraksi Minyak Kopi. Jurnal Teknik Kimia. 2009;16(1):1-8
15. Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci
dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak
yang disebut bbatan gkarenasejarah dan bentuk umumnya.
Penggunaan sabun cair juga telah meluas, terutama pada sarana-
sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun
secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa
oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah
menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau
membersihkan.
Sifat – sifat sabun yaitu :
a. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam
lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh
air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O →CH3(CH2)16COOH +
NaOH
b. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun
dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa
ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun
dapat menghasilkan buih setelah garamgaram Mg atau Ca
dalam air mengendap.
CH3(CH2)16COONa + CaSO4 →Na2SO4 +
Ca(CH3(CH2)16COO)2
c. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini
disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari
asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang
bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai
gugus polar dan non polar. MolekulMolekul sabun
mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bertindak
sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan
larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai
kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam
air. Naomi P, Gaol A M L, Toha M Y. . Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak Goreng Bekas
Ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal Teknik Kimia. 2013; Vol. 19. No. 2.
16. Fenolftalein
Fenolftalein (C20H14O4) merupakan senyawa kimia yang sering
digunakan sebagai indikator dalam titrasi alkalimetri. Fenofltalein
digunakan sebagai indikator titrasi karena harganya yang murah
dan memiliki kemampuan perubahan warna pada pH > 8,3 dari
yang tadinya tidak berwarna menjadi merah muda. Rina Anugrah, Mira Andam
Dewi, Agung Subekti. Kartika -Jurnal Ilmiah Farmasi. Analisis Kandungan Fenolftalein Pada Jamu Pelangsing.
17. Akuades
Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Akuades
berwarna bening, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Akuades
biasa digunakan untuk membersihkan alat alat laboratorium dari
zat pengotor. Effendi, H. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius. 2003.
2.
20. Pb-Asetat
Produk ini dikenal juga dengan istilah nama led asetat dan nama
senyawa kimianya adalah PbCH3COO. Senyawa ini terdapat dalam
bentuk anhidrat ,trihidrat, dan dekahidrat. Bersifat larut dalam air
dan juga alkohol. Karena bersifat paling larut dibandingkan garam
timbal lainnya , maka Pb-Asetat banyak digunakan sebagai bahan
pembuat garam timbal lainnya. Patnaik P. Handbook of Inorganic Chemicals.New York :
McGraw-Hill ; 2002.
2017
22. Aseton
Aseton (CH3COCH3), merupakan senyawa yang berwujud cair
pada suhu kamar dengan bau yang harum. Cairan ini sering
digunakan sebagai pelarut untuk vernish, pembersih cat kayu, dan
pembersih cat kuku. Dalam industri, aseton digunakan sebagai
bahan baku untuk membuat kloroform. Sunarya Y. dan Setiabudi A. Mudah dan Aktif
Belajar Kimia. Bandung: Setia Purna Inves. 2007.
23. NH4Cl
Ammonium klorida merupakan seanyawa anorganik dengan rumus
kimia NH4Cl, berupa garam Kristal putih yang sangat mudah larut
dalam air. Larutan amonium klorida bersifat asam lemah.
Ammonium Chlorida digunakan sebagai bahan baku pembuatan
batu baterai, pembersih solder yang digunakan untuk industri
elektronika, obat batuk (expectorant), pengeras salju, pupuk, dan
bahan reduksi nitroparaffin menjadi alkylhydroxylamine. Rhaska, Gebby,
and Rahadian Zainul. Analisis Molekular Dan Transpor Ion Amonium Clorida. INA-Rxiv. 2019 Jan 31.
doi:10.31227
24. NH3
Ammonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam
air, ion ammonium merupakan bentuk transisi dari ammonia.
Selain terdapat dalam bentuk gas, ammonia membentuk kompleks
dengan beberapa ion logam. Ammonia banyak digunakan dalam
proses produksi urea, industry bahan kimia, serta industri bubur
kertas dan kertas. Ammonia bebas tidak dapat terionisasi. Effendi, H.
Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta :
Kanisius. 2003.
4. Identifikasi Gliserol
a. Pembentukan senyawa Cu-kompleks
1) Mengisi tabung reaksi dengan 5 tetes gliserol.
2) Tambahkan CuSO4 sebanyak 5 tetes dan NaOH sebanyak 5
tetes.
3) Amati perubahan yang terjadi.