Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


PERCOBAAN II

IDENTIFIKASI KATION LOGAM BERAT

Disusun Oleh :
Kelompok A6

Vanessa Jethro William 22030119130048


Maria Carolina Ilona Hadus 22030119130050
Sherly Canely 22030119130052
Muhamad Maulana Ihsan 22030119130054
Nourmalia Indah Prasanti 22030119130056

Tanggal Praktikum : Senin, 23 September 2019

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
DEPARTEMEN ILMU GIZI
LABORATORIUM KIMIA
2019
IDENTIFIKASI DAN SIFAT BEBERAPA SENYAWA ORGANIK

I. TUJUAN PERCOBAAN
Melakukan identifikasi beberapa senyawa organik berdasarkan sifat-sifat
kimiawi senyawa yang dimiliki.

II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Senyawa Organik
Senyawa karbon disebut senyawa organic karena pada mulanya
seyawa tersebut hanya dapat dihasilkan oleh organisme, tidak dapat
dibuat dalam laboratorium. Senyawa lain yang tidak berasal dari
makhluk hidup tapi diperoleh dari mineral di kulit bumi disebut
sebagai senyawa anorganik.
Unsur selain karbon yang terdapat dalam senyawa organic adalah
hydrogen, oksigen, nitrogen, halogen (fluorin, klorin, bromin, iodin),
belerang, fosfor dan beberapa unsur logam. Senyawa yang hanya
terdiri dari karbon dan hidrogen disebut sebagai senyawa hidrokarbon.
2. Klasifikasi Senyawa Organik dan Penjelasan
3. Identifikasi Senyawa Organik
4. Analisa Bahan
1. Formalin
Formaldehid atau yang lebih dikenal sebagai formalin merupakan
bahan kimia yang mempunyai karakteristik mudah menguap dan
mempunyai efek jangka pendek, yakni dapat menyebabkan iritasi
mata. Formaldehid dapat dimanfaatkan sebagai campuran dalam
lem resin untuk perekat produk dari kayu. Bahan lain yang
menghasilkan formaldehid adalah asap rokok, pembakaran kayu,
minyak tanah, dan pembakaran gas alam. Formaldehid tersebut
merupakan bagian terbesar dari golongan bahan yang mudah
menguap (VOCs) dan dalam suhu kamar berbentuk gas. Raharyaningsih
MA, Azizah R. Kadar formaldehid udara dan iritasi mata pada pekerja di area produksi pabrik perekat kayu di Surabaya. Jurnal

Kesehatan Lingkungan. 2017 Juli; Vol. 9, No. 2: 191–199


2. Pereaksi Schiff
Schiff Pereaksi, yang dirancang oleh Hugo Schiff, digunakan
untuk pengujian untuk aldehida dan keton; terdiri dari dari larutan
pewarna fuchsin yang memiliki telah dihitamkan oleh sulfur
dioksida. Aldehida alifatik mengembalikan warna merah muda
segera, sedangkan keton aromatik tidak berpengaruh pada reagen.
Daintith J. A Dictionary of Chemistry. 6 th ed. New York : Oxford University Press ; 2008
Terdapat setidaknya 5 jenis pereaksi schiff. Setiap pereaksi
berbeda dalam hal zat pewarna apa yang mereka gunakan dan cara
decolorisasinya serta recolorisasinya. Pereaksi schiff klasik bekerja
dengan mengikat sulfur dioksida berlebih sehingga terjadi
dekolorisasi dan melepaskan sulfur dioksida saat berikatan dengan
aldehida. RW Dapson . Schiff and pseudo-Schiff reagents: the reactions and reagents of Hugo Schiff,
including a classification of various kinds of histochemical reagents used to detect aldehydes. Biotechnic &

Histochemistry 2016, 91(8): 522–531

3. Pereaksi Tollens
Tollens reagent Sebuah reagen yang digunakan untuk menguji
aldehida. Pereaksi tollens dibuat dengan menambahkan natrium
hidroksida ke perak nitrate untuk menghasilkan perak (I) oksida,
yaitu dilarutkan dalam amonia berair (memberikan ion kompleks
[Ag (NH3) 2] +). Itu sampel dihangatkan dengan reagen dalam
tabung reaksi. Aldehida mengurangi ion Ag + kompleks menjadi
logam perak, membentuk cermin perak cerah di permukaan di
dalam tabung (karena itu namanya tes cermin perak). Keton
memberikan hasil negatif. Namanya Bern afterhard Tollens
(1841–1918). Daintith J. A Dictionary of Chemistry. 6 th ed. New York : Oxford University Press ; 2008

4. Pereaksi Fehling
Pereaksi Fehling merupakan pereaksi yang digunakan untuk
mendeteksi kandungan gula dan aldehid pada larutan. Umumnya
diperlukan jumlah yang sama antar larutan CuSO4 (Fehling A) dan
natrium tartrate (Fehling B) yang tercampur untuk mendeteksi. Edgar
Thorpe, Showick Thorpe. The CSAT Manual. New Delhi : Dorling Kindersley;2012.

Pereaksi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi


khusus untuk mengenali aldehida. Pereaksi Fehling dibuat dengan
mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu
larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+
terdapat sebagai ion kompleks. Dalam pereaksi ini ion Cu 2+
direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkan sebagai Cu2O. Puspita F. Uji Kualitatif Untuk Karbohidrat. Purwokerto: Universitas
Jenderal Soedirman; 2013.

5. Glukosa
Glukosa (C6H12O6) dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur,
terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit. Glukosa merupakan
hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada
hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa
merupakan bentuk karbohidrat yang beredar didalam tubuh dan di
dalam sel merupakan sumber energi. Glukosa dalam bentuk bebas
hanya terdapat dalam jumlah terbatas dalam bahan makanan.
Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Almatsier
S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2010.

6. Pereaksi Benedict
Pereaksi Benedict adalah pereaksi yang digunakan untuk tes
Benedict. Tes Benedict adalah tes biokimia untuk mendeteksi gula
pereduksi dalam larutan, dirancang oleh ahli kimia AS S. R.
Benedict (1884–1936). Pereaksi Benedict adalah campuran dari
kupri sulfat , natrium sitrat terhidrasi , dan natrium karbonat.
Daintith J. A Dictionary of Chemistry. 6 th ed. New York : Oxford University Press ; 2008

Tes Benedict adalah tes semu kualitatif karena konsentrasi dari


gula pereduksi dapat diperkirakan secara kasar dengan melihat
warna yang berbeda pada hasil. Hijau menandakan kandungan gula
sangat rendah, kuning menandakan kandungan gula sedang , dan
merah tua menandakan kandungan gula tinggi. HD Jahangirpuria, SA. Makwana,
CG Patel. IDENTIFICATION OF CARBOHYDRATES. The world journal of engineering and applied science.

2017; 3(6)

7. Gliserol
Gliserol (C3H8O3) merupakan senyawa golongan alkohol
polihidrat dengan tiga buah gugus hidroksil dalam satu molekul,
bersifat polar dan kental (viscous). Gliserol dapat diperoleh
melalui proses transesterifikasi pada industri biodiesel, proses
saponifikasi pada industri sabun dan proses hidrolisis pada industri
asam lemak. Wahyuni S, Hambali E, Marbun BTH. Esterifikas gliserol dan asam lemak jenuh sawit dengan katalis
mesa. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 2016; 26 (3):333-342.

8. Kuprisulfat
Kuprisulfat atau tembaga (ii) sulfat adalah senyawa yang terdiri
dari kation Cu2+ dan anion SO42- Senyawa ini terdapat dalam dua
bentuk yaitu bentuk anhidrat dan pentahidrat (CuSO 4.5H2O).
Dalam bentuk anhidrat semua ini berwarna putih dan bersifat larut
dalam air sedangkan bentuk pentahidratnya berwarna biru muda
dan larut dalam air , metanol , dan etanol. Patnaik P. Handbook of Inorganic
Chemicals.New York : McGraw-Hill ; 2002.

CuSO4 memiliki banyak pemanfaatan diantaranya yaitu sebagai


fungisida yang merupakan pestisida yang secara spesifik
membunuh atau menghambat cendawan akibat penyakit, reagen
analisa kimia, sintesis senyawa organik, pelapisan anti fokling
pada kapal, sebagai kabel tembaga, electromagnet, papan sirkuit,
solder bebas timbal, dan magneton dalam oven microwave.Fitrony,
Fauzi R, Qadariyah L, Mahfud. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari Tembaga

Bekas Kumparan. JURNAL TEKNIK POMITS. 2013 ; 2(1) : 121 – 125.

9. Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik,
soda api atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik.
Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida adalah basa yang
paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Heaton, A. An
Introduction to Industrial Chemistry, 3rd edition, New York:Blackie. 1996.

10. Vitamin C
Vitamin C merupakan kristal putih yang mudah larut dalam
air.Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil,tetapi dalam
keadaan larut vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan
udara (oksidasi) terutama bila terkena panas.Oksidasi dipercepat
dengan kehadiran tembaga dan besi.Vitamin C tidak stabil dalam
larutan alkali tetapi cukup stabil dalam larutan asam,Vitamin C
adalah vitamin yang paling labil.Asam askorbat atau vitamin C
adalah suatu turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai
karbohidrat yang berkaitan erat dengan monosakarida.Vitamin C
dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-
tumbuhan dan sebagian besar hewan.Vitamin C terdapat dua
bentuk dialam yaitu L-asam askorbat(bentuk tereduksi) dan L-
asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi).Kedua bentuk vitamin
C aktif secara biologik tetapi bentuk tereduksi adalah yang paling
aktif.Oksidasi lebih lanjut L-asam dehidro askorbat menghasilkan
asam diketo-gulonat dan oksalat yang tdiak dapat direduksi
kembali (telah kehilangan sifat antikorbutnya). Almatsier,Sunita..Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. Jakarta:.PT Gramedia Pustaka. 2004

11. H2SO4
H2SO4 atau sering disebut asam sulfat, merupakan asam mineral
yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua kepekatan. Asam
sulfat pekat berupa cairan kental dan bersifat dapat menarik
molekul H2O dari udara maupun dari senyawa. Asam pekat juga
tergolong oksidator kuat. Sunarya, Yayan, Setiabudi, Agus. Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
Bandung :PT.Setia Purna Inves. 2007.

12. Metilen Biru


Metilen biru termasuk senyawa aromatik dengan rumus molekul
(C16H18N3SCI,3H2O).Metilen biru adalah zat pewarna dasar
yang sangat penting dan relatif murah dibandingkan dengan zat
warna lainnya.Zat warna ini yang sering digunakan dalam industri
tekstil,sutra,wool,dan kosmetik.Dosis tinggi dari Metilen biru
dapat menyebabkan gejala seperti mual,muntah,nyeri pada perut
dan dada,sakit kepala,keringat berlebihan dan hipertensi.Metilen
biru adalah pewarna kationik thiazine yang berwarna biru ketika
kondisi teroksidasi. Fitriani,Dyah,Dwita Oktiarni,Lusiana. Pemanfaatan Kulit pisang sebagai
Adsorben Zat Warna Methylene Blue.Jurnal Ilmiah MIPA.2015; 11(2)

13. Asam Benzoat


Asam benzoat merupakan salah satu asam organik lemah yang
terbanyak digunakan dalam industri pengawetan makanan dan
minuman. Senyawa ini pada umumnya digunakan pada makanan
dan minuman dengan konsentrasi 400 sampai 1.000 mg per kg
bahan. Senyawa ini merupakan bahan pengawet makanan yang
dinyatakan aman dan diizinkan penggunaannya dalam pangan.
Heruwati ES, Sophia RA, Mangunwardoyo W. Penghambatan enzim L-histidin dekarboxylase dari bakteri pembentuk histamin

menggunakan asam benzoat. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 2003 Des; Vol. 3 No. 2.

14. Etanol
Etanol merupakan senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Etanol termasuk pelarut non-polar.
Etanol memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan
metanol, dan lebih rendah dibandingkan dengan alkohol lainnya.
Hal ini disebabkan karena adanya ikatan hidrogen di dalam
molekul alkohol. Aziz T., Cindo R., dan Fresca A. Pengaruh Pelarut Heksana dan Etanol, Volume
Pelarut, dan Waktu Ekstraksi terhadap Hasil Ekstraksi Minyak Kopi. Jurnal Teknik Kimia. 2009;16(1):1-8

15. Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci
dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak
yang disebut bbatan gkarenasejarah dan bentuk umumnya.
Penggunaan sabun cair juga telah meluas, terutama pada sarana-
sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun
secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa
oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah
menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau
membersihkan.
Sifat – sifat sabun yaitu :
a. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam
lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh
air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O →CH3(CH2)16COOH +
NaOH
b. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun
dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa
ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun
dapat menghasilkan buih setelah garamgaram Mg atau Ca
dalam air mengendap.
CH3(CH2)16COONa + CaSO4 →Na2SO4 +
Ca(CH3(CH2)16COO)2
c. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini
disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari
asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang
bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai
gugus polar dan non polar. MolekulMolekul sabun
mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bertindak
sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan
larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai
kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam
air. Naomi P, Gaol A M L, Toha M Y. . Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak Goreng Bekas
Ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal Teknik Kimia. 2013; Vol. 19. No. 2.

16. Fenolftalein
Fenolftalein (C20H14O4) merupakan senyawa kimia yang sering
digunakan sebagai indikator dalam titrasi alkalimetri. Fenofltalein
digunakan sebagai indikator titrasi karena harganya yang murah
dan memiliki kemampuan perubahan warna pada pH > 8,3 dari
yang tadinya tidak berwarna menjadi merah muda. Rina Anugrah, Mira Andam
Dewi, Agung Subekti. Kartika -Jurnal Ilmiah Farmasi. Analisis Kandungan Fenolftalein Pada Jamu Pelangsing.

Cimahi. UNJANI ; 2016.

17. Akuades
Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Akuades
berwarna bening, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Akuades
biasa digunakan untuk membersihkan alat alat laboratorium dari
zat pengotor. Effendi, H. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius. 2003.

18. Asam Asetat


Asam asetat adalah senyawa organik yang termasuk dalam
golongan asam karboksilat. Asam asetat merupakan asam
monoprotik yang lemah sehingga hanya sebagian kecil saja yang
dapat terdisosiasi ke dalam air. Chang R. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jilid 1 Edisi 3.
Jakarta. Erlangga : 2004
19. Kalsium Klorida
Kalsium klorida merupakan senyawa anorganik dengan rumus
kimia CaCl2 berupa padatan kristal yang tak berwarna pada suhu
kamar dan sangat larut dalam air. Kalsium Klorida sering juga
disebut Kalsium(II) klorida, dan Kalsium diklorida. Senyawa ini
biasanya berguna dalam penurunan titik beku, pengolahan air,
medis, sterilisasi hewan, sumber ion kalsium, pengering, dan
proses industri. Senyawa ini berbentuk serbuk putih, yang bersifat
higroskopis dan tidak berbau. Kalsium klorida ini larut dalam
CH3COOH , alkohol, etanol, metanol , aseton, dan piridin. Tetapi
tidak larut dalam NH3 cair, DMSO, CH3COOC2H5. Alfionita T, Zainul R.
Calcium Chloride (CaCl2) : Characteristics and Molecular Interaction in Solution. INA-Rxiv Papers. 2019 Jan 29;

2.

20. Pb-Asetat
Produk ini dikenal juga dengan istilah nama led asetat dan nama
senyawa kimianya adalah PbCH3COO. Senyawa ini terdapat dalam
bentuk anhidrat ,trihidrat, dan dekahidrat. Bersifat larut dalam air
dan juga alkohol. Karena bersifat paling larut dibandingkan garam
timbal lainnya , maka Pb-Asetat banyak digunakan sebagai bahan
pembuat garam timbal lainnya. Patnaik P. Handbook of Inorganic Chemicals.New York :
McGraw-Hill ; 2002.

21. Natrium Nitroprussid


Natrium Nitroprussid merupakan senyawa berwarna merah delima,
tidak berbau, sukar larut dalam etanol dan sangat sukar larut dalam
kloroform. Natrium nitroprusid berbentuk serbuk dan biasa
digunakan sebagai peraksi, contohnya pada tes Rothera. Soraya, Intan
Rosdiyatus. Perbedaan Ketonuria Metode Rothera dan Metode Dipstick. Universitas Muhammadiyah Semarang.

2017

22. Aseton
Aseton (CH3COCH3), merupakan senyawa yang berwujud cair
pada suhu kamar dengan bau yang harum. Cairan ini sering
digunakan sebagai pelarut untuk vernish, pembersih cat kayu, dan
pembersih cat kuku. Dalam industri, aseton digunakan sebagai
bahan baku untuk membuat kloroform. Sunarya Y. dan Setiabudi A. Mudah dan Aktif
Belajar Kimia. Bandung: Setia Purna Inves. 2007.

23. NH4Cl
Ammonium klorida merupakan seanyawa anorganik dengan rumus
kimia NH4Cl, berupa garam Kristal putih yang sangat mudah larut
dalam air. Larutan amonium klorida bersifat asam lemah.
Ammonium Chlorida digunakan sebagai bahan baku pembuatan
batu baterai, pembersih solder yang digunakan untuk industri
elektronika, obat batuk (expectorant), pengeras salju, pupuk, dan
bahan reduksi nitroparaffin menjadi alkylhydroxylamine. Rhaska, Gebby,
and Rahadian Zainul. Analisis Molekular Dan Transpor Ion Amonium Clorida. INA-Rxiv. 2019 Jan 31.

doi:10.31227

24. NH3
Ammonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam
air, ion ammonium merupakan bentuk transisi dari ammonia.
Selain terdapat dalam bentuk gas, ammonia membentuk kompleks
dengan beberapa ion logam. Ammonia banyak digunakan dalam
proses produksi urea, industry bahan kimia, serta industri bubur
kertas dan kertas. Ammonia bebas tidak dapat terionisasi. Effendi, H.
Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta :

Kanisius. 2003.

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Tabung Reaksi
2. Pipet Paseur
3. Penjepit
4. Pengaduk Gelas
5. Corong
6. Gelas Ukur
7. Gelas Beker
 Bahan
1. Formalin
2. Glukosa
3. Pereaksi Schiff
4. Pereaksi Tollens
5. Pereaksi Fehling
6. Pereaksi Benedict
7. Gliserol
8. Kuprisulfat
9. NaOH
10. Vitamin C
11. Metilen Biru
12. Asam Sulfat
13. Asam Benzoat
14. Etanol
15. Sabun
16. Fenolftalein
17. Akuades
18. Asam Asetat
19. Kalsium Klorida
20. Pb-asetat
21. Aseton
22. Natrium Nitroprussid
23. Ammonium klorida
24. Ammonia
IV. CARA KERJA
1. Identifikasi Aldehid Alifatis
a. Tes Schiff
1) Sediakan 2 tabung reaksi bersih.
2) Mengisi tabung 1 dengan formalin sebanyak 5 tetes dan tabung
2 dengan glukosa sebanyak 5 tetes.
3) Tambahkan ke masing-masing tabung reaksi 2 tetes pereaksi
Schiff yang disediakan.
4) Amati perubahan yang terjadi.
b. Tes Tollens
1) Sediakan tabung reaksi bersih.
2) Mengisi tabung reaksi dengan formalin sebanyak 5 tetes.
3) Tambahkan larutan Tollens A sebanyak 10 tetes dan larutan
Tollens B sebanyak 5 tetes, lalu panaskan.
4) Amati perubahan yang terjadi.
c. Tes Fehling
1) Sediakan tabung reaksi bersih
2) Mengisi tabung reaksi dengan formalin sebanyak 5 tetes.
3) Menambahkan larutan Fehling A sebanyak 5 tetes dan larutan
Fehling B sebanyak 5 tetes, lalu kocok dan panaskan.
4) Amati perubahan yang terjadi.
d. Tes Benedict
1) Sediakan 2 tabung reaksi bersih.
2) Mengisi tabung reaksi dengan formalin sebanyal 5 tetes.
3) Pada tabung pertama, tambahkan larutan Benedict sebanyak 5
tetes dan pada tabung kedua, tambahkan larutan Benedict
sebanyak 10 tetes.
4) Kocok kedua tabung dan panaskan
5) Amati perubahan yang terjadi.

2. Identifikasi Keton Alifatis


a. Tes Rothera
1) Sediakan 2 tabung reaksi bersih.
2) Tabung 1 diisi dengan formalin sebanyak 5 tetes dan tabung 2
diisi dengan aseton sebanyak 5 tetes.
3) Tambahkan natrium nitroprusid, ammonium klorida dan
ammonia pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 5 tetes.
4) Kocok dan amati perubahan yang terjadi.
3. Identifikasi Ester Alifatis
a. Tabung 1
1) Mengisi tabung reaksi dengan asam asetat sebanyak 5 tetes.
2) Tambahkan 5 tetes etanol lalu asamkan dengan 3 tetes H2SO4.
3) Panaskan dan identifikasi bau yang terbentuk.
b. Tabung 2
1) Mengisi tabung reaksi dengan asam benzoat sebanyak 5 tetes.
2) Tambahkan 5 tetes etanol lalu asamkan dengan 3 tetes H2SO4.
3) Panaskan dan identifikasi bau yang terbentuk.

4. Identifikasi Gliserol
a. Pembentukan senyawa Cu-kompleks
1) Mengisi tabung reaksi dengan 5 tetes gliserol.
2) Tambahkan CuSO4 sebanyak 5 tetes dan NaOH sebanyak 5
tetes.
3) Amati perubahan yang terjadi.

5. Identifikasi Garam dari Asam Lemak


a. Hidrolisa Sabun
1) Mengisi tabung reaksi dengan sabun colek yang sebelumnya
sudah dilarutkan dalam aquadest sebanyak 5 tetes.
2) Tambahkan larutan fenolftalein dalam alcohol sebanyak 5
tetes.
3) Amati perubahan yang terjadi.
b. Garam-garam Ca dan Pb dari Asam-Asam Lemak Suku Tinggi
1) Sediakan 2 tabung reaksi bersih.
2) Mengisi tabung 1 dan tabung 2 dengan sabun colek yang sudah
dilarutkan dalam air masing-masing 5 tetes.
3) Tambahkan larutan kalsium klorida sebanyak 5 tetes pada
tabung 1 dan tambahkan larutan Pb-asetat sebanyak 5 tetes
pada tabung 2.
4) Amati perubahan yang terjadi.

6. Vitamin C sebagai Reduktor


a. Melunturkan zat warna metilen
1) Mengisi tabung reaksi dengan vitamin C sebanyak 5 tetes.
2) Tambahkan 3 tetes biru metilen lalu panaskan.
3) Amati perubahan yang terjadi
b. Tes Fehling
1) Sediakan 2 tabung reaksi bersih.
2) Mengisi tabung reaksi dengan vitamin C sebanyak 5 tetes.
3) Pada tabung 1, tambahkan larutan Fehling A sebanyak 5 tetes
dan Fehling B sebanyak 5 tetes.
4) Pada tabung 2, tambahkan larutan Fehling A sebanyak 10 tetes
dan Fehling B sebanyak 10 tetes.
5) Panaskan dan amati perubahan yang terjadi.
c. Tes Benedict
1) Sediakan 2 tabung reaksi bersih.
2) Mengisi tabung reaksi dengan vitamin C sebanyak 5 tetes.
3) Pada tabung 1, tambahkan larutan Benedict sebanyak 5 tetes.
4) Pada tabung 2, tambahkan larutan Benedict sebanyak 10 tetes.
5) Panaskan dan amati perubahan yang terjadi.
V. HASIL PENGAMATAN
VI. PEMBAHASAN
1. Identifikasi Ion Aldehid Alifatis
2. Identifkasi Ion Keton Alifatis
3. Identifikasi Ion Ester Alifatis
4. Identifikasi Gliserol
5. Identifikasi Garam dari Asam Lemak
6. Vitamin C sebagai Reduktor
VII. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai