Anda di halaman 1dari 231

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PERMAINAN


TRADISIONAL PADA TEMA 3 SUBTEMA 2 SISWA KELAS IV SDN
JONGKANG YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Hermawan
NIM : 141134076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBN

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PENGESAHAN

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa,

skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan kelancaran dalam

segala hal selama saya mengerjakan skripsi ini.

2. Bapak dan Ibu tersayang, Yoseph Ngadiman dan Kadariyah yang senantiasa

membimbing, memberi dukungan, motivasi, dan doa sehingga semangat dalam

penulisan skripsi ini.

3. Kakak tersayang yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk terus

menyelesaikan skripsi ini.

4. Teman-teman selama PPL yang tersayang yang selalu ada mendampingi dan

menghibur selama ini.

5. Teman-teman satu payung atas keterbukaan dan kerja sama dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Teman-teman PGSD angkatan 2014 khususnya kelas B yang telah berjuang

bersama selama ini.

7. Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang ikut andil dalam

penyelesaian skripsi ini semoga selalu dalam terang dan lindungan Yesus Kristus.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;

ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”

(Matius 7:7)

“Seberapa berat beban Anda, sebaiknya Anda selalu memiliki mimpi yang ingin

Anda raih. Mimpi itu akan memotivasi dan menyelamatkan Anda dari pemikiran

yang melemahkan.”

(Jack Ma)

Gagal itu biasa, terus berusaha itu baru luar biasa.

(Hermawan)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Juli 2018

Penulis,

Hermawan

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Hermawan

Nomor Mahasiswa : 141134076

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Permainan Tradisional


pada Tema 3 Subtema 2 Siswa Kelas IV SDN Jongkang Yogyakarta”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 9 Juli 2018

Yang menyatakan

Hermawan

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Permainan Tradisional pada Tema 3


Subtema 2 Siswa Kelas IV SDN Jongkang Yogyakarta

Hermawan
Universitas Sanata Dharma
2018

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar Tema 3 Subtema 2


siswa kelas IV SD Negeri Jongkang. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan
hasil belajar Tema 3 Subtema 2 pada siswa kelas IV SD Negeri Jongkang
menggunakan metode permainan tradisional. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri
Jongkang, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 siswa. Objek dalam penelitian
ini adalah hasil belajar Tema 3 Subtema 2.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc
Taggart. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari satu kali
pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan non
tes. Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar wawancara dan lembar observasi.
Teknik pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas dan
reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
kondisi awal 74,17 meningkat menjadi 86,93 pada siklus I dan meningkat menjadi
88,80 pada siklus II. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat dari
kondisi awal 63,33% menjadi 86,67% pada siklus I dan meningkat menjadi 90% pada
siklus II. Persentase peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 3,33%.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar Tema 3 Subtema 2 pada siswa kelas IV SD Negeri
Jongkang dapat meningkat dengan menggunakan metode permainan tradisional.

Kata kunci: hasil belajar, permainan tradisional.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

The Improving of Learning Outcomes Using The Traditional Game Toward Theme
3 Subtheme 2 The Fourth Grade Students of Jongkang Elementary School
Yogyakarta

Hermawan
Sanata Dharma University
2018

The background of this research was that the learning outcomes on theme 3
subtheme 2 toward fourth grade students of Jongkang Elementary School are low.
This research was intended to improve the learning outcomes on the theme 3
subtheme 2 using the traditional game method toward fourth grade students of
Jongkang Elementary School. This research was done in Jongkang Elementary
School, Ngaglik District, Sleman Regency. The subject in this research was 30 fourth
grade students. The object was the learning outcomes on theme 3 subtheme 2.
The type of this research was class action research using Kemmis and Mc
Taggart model. This research was done by using two cycles in which each cycle
consisted of one meeting. The data gathering technique used test and non-test. Then
the instruments in this research were sheets of observation and sheets of interview.
Moreover, to examine the instrument, the researcher used validity and reliability.
Next, the data analysis technique that was used in this research was quantitative and
qualitative.
The result of this research showed that the average value of learning
outcomes students was improved. At the beginning it was 74,17. It was improved on
the cycle I become 86,93 and 88,80 on the cycle II. Moreover, the percentage for the
students who reached the average value was increased. It was 63,33% at the
beginning. It became 86,67% on cycle I and 90% on cycle II. The percentage of
improve the leraning outcomes from cycle I to cycle II are 3,33%. Based on the
results of this research, it can be conclude that the learning outcomes on theme 3
subtheme 2 toward fourth grade students of Jongkang Elementary School are
improved by using the traditional game method.

Keywords: Learning Outcomes, Traditional Games

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Permainan
Tradisional Pada Tema 3 Subtema 2 Siswa Kelas IV SDN Jongkang Yogyakarta”.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini melibatkan banyak
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati dan
disertai doa yang tulus, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut andil, yaitu:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen Pembimbing I yang
telah memberikan semangat, pengarahan, dukungan, dan penguatan sehingga
memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Andreas Erwin Prasetya, M.Pd., selaku dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan arahan dan selalu terbuka untuk dimintai saran dan pendapat
sehingga memperkaya pengetahuan penulis.
6. Suyitno, S.Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri Jongkang yang telah
memberikan izin penelitian di SD Negeri Jongkang.
7. Lisye Tri Yuliani Wijayanti, S.Pd, selaku guru kelas IV SD Negeri Jongkang
yang telah berkenan untuk berkolaborasi dengan penulis, memberikan waktu,

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tenaga, pikiran, semangat dan memberikan izin penelitian di kelas IV SD


Negeri Jongkang.
8. Seluruh validator yang memberikan saran, pendapat, dan bantuan dalam
proses validasi soal dan seluruh perangkat pembelajaran dalam penelitian.
9. Siswa kelas IV SD Negeri Jongkang yang dengan senang hati, bekerja sama,
dan membantu menciptakan suasana aktif dan kondusif.
10. Kedua orangtua, Yoseph Ngadiman dan Ibu Kadariyah yang sangat saya
hormati dan sayangi, yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dan
semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Kakak tercinta Aris Suatmaji yang selalu memberikan semangat dan
dukungan agar segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
12. Sahabatku tercinta, Rita Dekik Ayuhapsari yang meski di tempat yang jauh
tetapi selalu memberikan motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi
ini.
13. Teman-teman PPL SD Negeri Jongkang; Ayudya, Becky, Galih, Dian, dan
Roy yang selalu memberikan saran dan motivasi dalam penyelesaian skripsi
ini.
14. Teman-teman skripsi payung yang selalu terbuka untuk berdiskusi, tukar
pikiran, dan memberikan dukungan satu sama lain.
15. Teman-teman Kelas B “OA OE” 2014 dan teman-teman angkatan 2014 yang
memberikan penyemangat bagi penulis selama kuliah.
16. Sahabat terkasih Kotrek, Budeng, Bayek, Hizkia, Haris, Andi, Ronal, Toro,
Wakhid, dan Bakso yang selalu memberikan masukan dan saran agar penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.
17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang dengan caranya
masing-masing telah memberikan bantuan dalam penelitian hingga
penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan skripsi ini terdapat

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan adanya
saran, masukan, ataupun kritikan demi perbaikan skripsi ini menjadi lebih
baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Terima kasih.
Yogyakarta, 9 Juli 2018

Hermawan

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... . iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………………………... vii
ABSTAK ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ . xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 7
1.3 Perumusan Masalah ....................................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
1.6 Definisi Operasional ...................................................................................... 9
BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................. 10
2.1 Teori - Teori yang Mendukung ...................................................................... 10
2.1.1 Hasil Belajar ........................................................................................................... 10
2.1.2 Metode Pembelajaran ............................................................................................ 15
2.1.3 Permainan Tradisional ........................................................................................... 16
2.1.4 Permainan Tradisional Gobak Sodor .................................................................. 20

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.5 Permainan Tradisional Ular Naga ....................................................................... 23


2.1.6 Kurikulum 2013 ..................................................................................................... 24
2.1.7 Anak Sekolah Dasar .............................................................................................. 29
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 30
2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 33
2.4 Hipotesis Tindakan ........................................................................................ 34
BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................... 35
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 35
3.2 Setting Penelitian ........................................................................................... 38
3.3 Persiapan ........................................................................................................ 39
3.4 Rencana Setiap Siklus .................................................................................... 40
3.4.1 Siklus I ..................................................................................................................... 40
3.4.2 Siklus II ................................................................................................................... 42
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 45
3.6 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 47
3.6.1 Tes ............................................................................................................................ 48
3.6.2 Observasi ................................................................................................................. 50
3.6.3 Pedoman Wawancara ............................................................................................ 51
3.7 Teknik Pengujian Instrumen .......................................................................... 52
3.7.1 Validitas .................................................................................................................. 52
3.7.2 Reliabilitas .............................................................................................................. 67
3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 71
3.9 Indikator Keberhasilan ................................................................................... 73
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 75
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................... 75
4.1.1 Paparan Tindakan Siklus I ....................................................................................... 75
4.1.2 Paparan Tindakan Siklus II ...................................................................................... 81
4.2 Hasil Penelitian ................................................................................................... 87
4.3 Pembahasan ......................................................................................................... 94
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................... 100
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 100

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.2 Keterbatasan penelitian ....................................................................................... 100


5.3 Saran ................................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 102
CURRICULUM VITAE …………………………………………………………… 212

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I ....................................................... 48


Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Esai Siklus I ....................................................................... 49
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II ...................................................... 49
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Esai Siklus II ...................................................................... 50
Tabel 3.5 Pedoman Observasi ................................................................................... 51
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Kepada Guru ......................................................... 51
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Kepada Siswa ........................................................ 52
Tabel 3.8 Standar Penilaian (Widoyoko, 2014) ........................................................ 53
Tabel 3.9 Validasi RPPH Siklus I ............................................................................. 54
Tabel 3.10 Validasi RPPTH Siklus II ....................................................................... 55
Tabel 3.15 Perhitungan Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus I .................................. 57
Tabel 3.16 Perhitungan Validasi Soal Esai Siklus I ................................................. 58
Tabel 3.17 Perhitungan Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus II ................................ 59
Tabel 3.18 Perhitungan Validasi Soal Esai Siklus II ................................................ 60
Tabel 3.11 Hasil validasi instrumen soal pilihan ganda siklus I ............................... 61
Tabel 3.12 Hasil validasi instrumen soal esai siklus I .............................................. 62
Tabel 3.13 Hasil validasi instrument soal pilihan ganda siklus II ............................ 63
Tabel 3.14 Hasil Validasi Instrumen Soal Esai siklus II .......................................... 65
Tabel 3.19 Hasil Uji Keterbacaan Soal Siklus I ....................................................... 66
Tabel 3.20 Hasil Uji Keterbacaan Soal Siklus II ...................................................... 66
Tabel 3.21 Kriteria Reliabilitas ................................................................................ 68
Tabel 3.22 Reliabilitas Pilihan Ganda Siklus I ........................................................ 68
Tabel 3.23 Reliabilitas Esai Siklus I ......................................................................... 68
Tabel 3.24 Reliabilitas Pilihan Ganda Siklus II ........................................................ 69
Tabel 3.25 Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Esai Siklus II ............................ 69
Tabel 3.26 Indikator Keberhasilan ............................................................................ 73
Tabel 4. 1 Langkah Kegiatan RPPH Siklus I ………….…………………………... 76
Tabel 4. 2 Langkah Kegiatan RPPH Siklus II .......................................................... 82
Tabel 4. 3 Data Nilai Kondisi Awal .......................................................................... 87
Tabel 4. 4 Data Nilai Hasil Belajar Siklus I .............................................................. 88
Tabel 4. 5 Data Nilai Siklus II .................................................................................. 90
Tabel 4. 6 Perbandingan Nilai Siklus I dan II ........................................................... 91
Tabel 4. 7 Hasil Perbandingan .................................................................................. 92

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arena Permainan Gobak Sodor ............................................................. 21


Gambar 2.2 Literatur Map dari Penelitian Terdahulu ............................................... 32
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan (Kemmis dan Mc Taggart) ....................... 38

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ............................................................................... 108


Lampiran 2 Surat Ijin Sudah Penelitian .................................................................... 109
Lampiran 3 Dokumentasi Kondisi Awal .................................................................. 110
Lampiran 4 Foto Kegiatan ........................................................................................ 112
Lampiran 5 RPP Siklus I ........................................................................................... 118
Lampiran 6 RPP Siklus II ......................................................................................... 130
Lampiran 7 Validasi RPP Siklus I ............................................................................ 142
Lampiran 8 Validasi RPP Siklus II ........................................................................... 148
Lampiran 9 Soal Evaluasi Siklus I ............................................................................ 154
Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus II ........................................................................ 159
Lampiran 11 Validasi Soal Evaluasi Siklus I ........................................................... 166
Lampiran 12 Validasi Soal Evaluasi Siklus II .......................................................... 174
Lampiran 13 Hasil Uji Keterbacaan Soal Siklus I .................................................... 182
Lampiran 14 Hasil Uji Keterbacaan Soal Siklus I .................................................... 184
Lampiran 15 Contoh Hasil Soal Evaluasi Siklus I .................................................... 186
Lampiran 16 Contoh Hasil Soal Evaluasi Siklus II .................................................. 189
Lampiran 17 Laporan Hasil Wawancara .................................................................. 193
Lampiran 18 Laporan Hasil Observasi ..................................................................... 195
Lampiran 19 Validitas ............................................................................................... 197
Lampiran 20 Reliabilitas ........................................................................................... 203
Lampiran 21 Hasil Validasi Soal Evaluasi ............................................................... 205

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam
kehidupan. Bukan saja penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam
kehidupan bangsa dan negara. Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi
kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh bangsa di dunia menangani
secara langsung masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Menurut
Rousseau (dalam Sobry, 2007: 78) pendidikan adalah memberi kita pembekalan yang
tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkan pada waktu dewasa.
Pendidikan merupakan investasi terpenting dalam mengembangkan sumber
daya manusia di masa depan. Di mana pendidikan pada dasarnya adalah proses
komunikasi yang mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan
di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung dari generasi ke generasi (Ihsan,
2011: 46). Pendidikan terjadi karena adanya interaksi antara pendidik dengan peserta
didik atau guru dengan siswa. Sebagai seorang guru, khususnya guru sekolah dasar
haruslah pandai-pandai memilah dan memilih macam dan bentuk pembelajaran dalam
kelas. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik siswa di sekolah dasar yang berbeda
dengan lainnya.
Teknik pembelajaran yang baik merupakan cara kreatif untuk meningkatkan
perhatian, motivasi, keterlibatan siswa, dan dianggap membantu proses belajar di
kelas. Selain itu, siswa menjadi lebih baik dalam mengenali konsep-konsep di dunia
nyata, berpikir tentang materi dalam cara baru, memahami fenomena alam secara
konseptual, dan mengingat materi dengan lebih baik. Dengan demikian, metode
pembelajaran yang aktif perlu diterapkan dalam proses pembelajaran khususnya
untuk menunjang kemampuan menyerap materi ajar pada siswa sekolah dasar. Masa
sekolah dasar menjadi penting bagi perkembangan siswa karena pada masa ini, siswa
dapat belajar menerima hal yang baru.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Belajar dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Menurut Yamin
(2015: 6) belajar adalah upaya mewujudkan diri dari dalam bentuk-bentuk nyata yang
diharapkan dapat mengubah keadaan dari tertutup menjadi esensial. Belajar juga erat
kaitannya dengan tugas seorang guru dan siswa. Pada Pendidikan formal, guru
memiliki peran dalam kemajuan pendidikan. Guru memiliki tugas untuk mengajar
peserta didik agar peserta didik menjadi lebih terbuka akan ilmu pengetahuan.
Sedangkan siswa memiliki peran untuk menerima pembelajaran yang diberikan oleh
seoarang guru. Pada dasarnya, proses belajar dan mengajar tidak dapat dipisahkan
dari dua faktor tersebut, yaitu seorang guru dan siswa.
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa di pendidikan formal seperti
sekolah, pada akhirnya akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar inilah
yang menjadi tujuan yang akan diraih siswa setelah belajar. Menurut Dimyati (2009:
3-5) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Di dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan formal, hasil belajar
merupakan hal yang sangat penting. Hasil belajar dikaitkan sebagai tolok ukur atas
keberhasilan siswa dalam memahami materi ajar yang diberikan oleh guru. Karena
hal itulah siswa selalu berlomba mendapatkan hasil belajar yang tinggi.
Pada kenyataannya, mendapatkan hasil belajar yang tinggi tidaklah mudah.
Terdapat faktor-faktor yang menentukan hasil belajar. Menurut Purwanto (dalam
Thobroni 2015: 28-30) faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi faktor
individu dan faktor luar individua atau sosial. Faktor dari individu meliputi
kematangan, kecerdasan, ulangan, motivasi, dan pribadi. Sedangkan faktor dari luar
individu meliputi keluarga, cara mengajar guru, peralatan mengajar, lingkungan, dan
motivasi sosial.
Membicarakan faktor dari individu di atas, salah satunya adalah ulangan.
Ulangan kerap kali menjadi momok yang menakutkan bagi siswa karena dengan nilai
ulangan akan menentukan nilai hasil belajar siswa setelah mempelajari suatu materi
apakah baik atau kurang baik. Nilai dari hasil ulangan dijadikan patokan bagi guru
untuk mengetahui seberapa jauh materi ajar yang diserap oleh siswa. Seperti yang

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terjadi pada siswa kelas IV SDN Jongkang, Ngaglik, Sleman. Peneliti melalukan
wawancara terhadap guru kelas IV guna mengetahui hasil belajar siswa.
Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 22 September 2017. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan, peneliti mendapatkan informasi terkait nilai hasil
belajar siswa tahun lalu pada Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup Subtema 2
Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku dapat dikatakan rendah. Hal ini
terlihat dari ulangan Tema 3 Subtema 2 bahwa terdapat 11 dari 30 siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yakni sebesar 70. Dengan kata lain
terdapat 19 siswa yang mencapai KKM. Berarti data tersebut menunjukkan bahwa
36,67% siswa dianggap mendapat hasil belajar yang rendah.
Guru kelas juga menjelaskan bahwa kemungkinan penyebab siswa mendapat
hasil belajar yang rendah karena faktor kemampuan siswa rendah. Siswa yang
berkemampuan rendah menjadi sulit mengikuti ritme pembelajaran yang dilakukan di
kelas. Siswa yang tidak mampu mengikuti ritme pembelajaran di kelas cenderung
akan membuat gaduh atau tidak mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung
karena merasa tertinggal. Untuk menyiasati kemampuan siswa yang berbeda-beda di
dalam kelas, guru memilih pembelajaran menggunakan metode ceramah agar semua
siswa dapat menerima materi ajar secara rata.
Menurut penjelasan guru, metode ceramah sangat cocok dengan karakteristik
siswa kelas IV, di mana siswa cenderung lebih suka mengikuti pembelajaran dengan
cara mendengarkan. Dengan menggunakan ceramah, diharapkan siswa mampu
mendengarkan penjelasan dari guru sehingga mampu menyerap materi ajar dengan
baik. Guru juga menambahkan bahwa metode ceramah kurang efektif karena siswa
cenderung menjadi pasif dan siswa menjadi bosan atau jenuh mendengarkan saja.
Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat dari Muffarokah (2009: 87) yang
menyebutkan bahwa metode ceramah memiliki kekurangan, kekurangan metode
ceramah antara lain: 1) dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik, 2) guru
tidak mampu menjelajahi pemahaman siswa atas keterangan yang disampaikan, 3)
tidak merangsang kreativitas siswa, 4) siswa kurang konsentrasi terhadap keterangan
yang disampaikan guru.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Faktor selanjutnya hasil belajar siswa rendah berasal dari dalam diri siswa.
Dari hasil wawancara dengan guru, didapatkan bahwa konsentrasi siswa saat
mengikuti pembelajaran rendah dan siswa cenderung tidak memperhatikan penjelasan
dari guru. Hal ini diperkuat dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti
melakukan observasi di kelas IV pada tanggal 23 September 2017 setelah meminta
izin dari guru kelas IV.
Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran menunjukkan bahwa siswa
yang mengikuti proses pembelajaran terlihat kurang aktif, kurang bersemangat,
kurang memperhatikan materi yang disampaikan dan kurang tertarik pada
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas
terlihat masih didominasi oleh guru. Peneliti juga mencatat bahwa siswa sering
berbisik-bisik dengan teman sebangku pada saat guru menjelaskan materi. Peneliti
juga mencatat bahwa motivasi belajar siswa belum tampak. Siswa cenderung
mendengarkan penjelasan dari guru tanpa adanya feedback yang diberikan siswa
kepada guru.
Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor yang
menyebabkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Jongkang tergolong rendah. Faktor-
faktor tersebut meliputi kemampuan atau intelegensi siswa rendah, guru
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, konsentrasi siswa rendah, tidak
adanya motivasi belajar siswa, dan kurangnya semangat mengikuti pembelajaran di
dalam kelas. Dengan kondisi hasil belajar yang rendah tersebut, tentunya
menimbulkan polemik bagi dunia pendidikan khususnya bagi guru dan siswa. Tidak
hanya guru dan siwa, sebagai orang tua pastinya akan khawatir melihat kondisi
seperti itu. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya guna memperbaiki kondisi hasil
belajar siswa yang rendah.
Untuk memperbaiki kondisi seperti di atas pada anak masa sekolah dasar
perlu memperhatikan tahap perkembangan kognitif agar metode pembelajaran yang
disampaikan dapat mempermudah individu dalam proses belajar. Tahapan
perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget (dalam Yusuf, 2011: 162)
siswa tingkat sekolah dasar masuk dalam tahap operasional konkret (usia 7 – 11

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tahun) di mana proses berfikir atau tugas mental dapat dikerjakan (operasional)
selama objek masih terlihat. Sehingga anak pada tingkatan sekolah dasar akan lebih
mudah dalam menyerap materi apabila menggunakan bantuan media atau metode
pembelajaran berupa benda konkret yang dapat menarik perhatiannya.
Menurut Arsyad (dalam Yusuf, 2011: 96) mengungkapkan bahwa metode
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan
lingkungannya, serta siswa belajar sendiri sesuai minat dan kemampuannya. Terdapat
empat manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) metode mengajar akan
lebih bervariasi tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal, (2) makna
bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan
memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran, (3) dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik
perhatian mereka, dan (4) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan
belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan,
melakukan langsung, dan memerankan. Dengan begitu penggunaan media atau
metode pembelajaran akan menunjang proses belajar mengajar agar siswa memahami
dan mengingat materi yang disampaikan oleh guru secara cepat dan mudah.
Salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
kemampuan kognitif dalam proses belajar mengajar siswa pada tingkat sekolah dasar
adalah permainan tradisional. Menurut Tedjasaputra (dalam Kurniati, 2016: 7)
Permainan tradisional merupakan permainan yang telah diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya di mana permainan tersebut mengandung nilai baik, positif,
bernilai dan diinginkan. Pada dasarnya bermain memiliki fungsi dalam aspek fisik,
motorik, emosi dan kepribadian, perkembangan sosial, kognitif, ketajaman
penginderaan, dan mengasah keterampilan. Melalui bermain anak memperoleh dan
memproses informasi mengenai hal-hal baru dan berlatih melalui keterampilan yang
ada, anak juga belajar memahami kehidupan, serta belajar mengendalikan diri.
Menurut Sujarno, dkk (2011: 25) permainan tradisional merupakan suatu
aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, yang sarat

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan nila-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan secara
turun – temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari permainan ini, anak-
anak akan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya, memperoleh
pengalaman yang berguna dan bermakna, mampu membina hubungan dengan sesama
teman, meningkatkan perbendaharaan kata, serta mampu menyalurkan perasaan-
perasaan yang tertekan dengan tetap melestarikan dan mencintai budaya bangsa.
Sejalan dengan Sujarno, menurut Kurniati (2016: 23-25) menambahkan
bahwa penggunaan metode permainan tradisional memiliki kelebihan dibanding
metode ceramah. Kelebihan permainan tradisional yaitu: 1) mampu mengembangkan
keterampilan yang diperoleh anak melalui proses bermain; 2) beberapa permainan
yang memiliki nilai kompetensi dalam permainan mampu memberikan kesempatan
kepada anak untuk belajar bersaing dengan sehat untuk dapat mencapai tujuan yang
diharapkan; 3) dengan bermain bersama teman, anak akan mampu mengembangkan
social skill, motoric skill, dan emotional skill; 4) permainan tradisional mampu
merangsang berbagai aspek perkembangan anak; 5) bahan-bahan yang digunakan
adalah bahan yang mudah dan murah; 6) permainan tradisional sangat mendidik
anak-anak untuk menghadapi masa depan, sebab dalam permainan anak-anak
terdapat banyak nilai yang bisa dijadikan pegangan hidup. Dari keenam kelebihan
permainan tradisional tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
ketika melakukan pembelajaran.
Sedangkan menurut Mulyasa (2005: 189) untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, guru harus mampu mengusahakan metode pembelajaran yang tepat, efektif,
dan efisien. Metode pembelajaran yang melibatkan siswa dapat meningkatkan
ketertarikan siswa terhadap pembelajaran. Penggunaan metode permainan tradisional
dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan dan membangkitkan minat dan
ketertarikan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Dengan menggunakan
permainan tradisional diharapkan mampu menjadi alternatif pembelajaran yang
inovatif, kreatif, dan aktif dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti memberikan solusi
berupa penerapan pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional. Dalam

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penelitian ini, peneliti menggunakan permainan tradisional gobak sodor pada siklus I
yaitu pembelajaran ke 1 dan permainan ular naga pada siklus II yaitu pembelajaran ke
3. Alasan peneliti memilih permainan tersebut adalah agar siswa tetap mengenal dan
mengetahui permainam tradisional yang sudah ada sejak dahulu kala agar permaian
tersebut tidak luntur dan hilang oleh kemajuan jaman.
Pada hakikatnya melalui permainan tradisional dalam mempelajari sesuatu,
siswa tidak akan merasa sedang belajar. Sehingga anak akan lebih merasa nyaman
dalam mengikuti aktivitas yang ada. Dengan demikian teknik permainan dapat
dikembangkan untuk membantu penguasaan siswa terhadap aspek-aspek yang
dipelajari. Dengan demikian peneliti mengambil judul penelitian “Peningkatan Hasil
Belajar Menggunakan Permainan Tradisional Pada Tema 3 Subtema 2 Siswa
Kelas IV SDN Jongkang Yogyakarta”. Dengan penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV di SDN Jongkang melalui permainan
tradisional khususnya tema 3 subtema 2.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi


permasalahan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode ceramah menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar.
2. Guru menggunakan metode cermah yang menyebabkan siswa kurang
termotivasi dan konsentrasi rendah
3. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode ceramah rendah.
4. Guru masih mendominasi pembelajaran dan siswa hanya menjadi pendengar.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, permasalahan


dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode permainan tradisional gobak sodor dan ular
naga dalam meningkatkan hasil belajar siswa tema 3 subtema 2 siswa kelas IV
Semester Gasal Tahun Ajaran 2017/2018 di SDN Jongkang Yogyakarta?
2. Apakah penerapan metode permainan tradisional gobak sodor dan ular naga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema 3 subtema kelas IV
Semester Gasal Tahun Ajaran 2017/2018 di SDN Jongkang Yogyakarta?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui penerapan hasil belajar siswa tema 3 subtema 2 siswa kelas
IV di SDN Jongkang Yogyakarta menggunakan metode permainan tradisional
gobak sodor dan ular naga.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar pada tema 3 subtema 2 pembelajaran 1 dan
3 dengan menerapkan permainan tradisional gobak sodor dan ular naga siswa
kelas IV semester gasal Tahun Ajaran 2017/2018 SDN Jongkang Yogyakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa
Dapat memperoleh semangat dan gaya belajar baru mempelajari materi ajar
pada tema 3 subtema 2 pembelajaran 1 dan 3 dengan menggunakan permainan
tradisional yang menyenangkan.
2. Bagi guru
Dapat memperoleh inspirasi dan metode pembelajaran dalam penyampaian
materi dengan menggunakan permainan tradisional yang dapat merangsang
semangat para siswa untuk belajar dalam upaya peningkatan hasil belajar.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Bagi sekolah
Dapat sebagai bahan masukan dalam menerapkan metode permainan
tradisional sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi peneliti
Dapat memperoleh pengalaman baru cara mengajar dan motivasi mengajar
yang menyenangkan menggunakan permainan tradisional khususnya pada
tema 3 subtema 2.

1.6 Definisi Operasional

Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian di atas adalah:


1. Permainan tradisional adalah permainan yang telah diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya yang mengandung nilai positif.
2. Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar.
3. Permainan gobak sodor adalah permainan yang bersifat kelompok atau sosial
yang dimainkan oleh dua kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 anak di setiap
kelompok yang dilakukan di halaman luas.
4. Permainan ular naga adalah permainan yang bersifat kelompok yang
dimainkan oleh minimal 5 anak sambil menyanyikan lagu “ular naga” dan
dilakukan di tanah lapang atau halaman yang luas.
5. Tema 3 sub tema 2 adalah salah satu materi ajar yang ada pada kurikulum
2013 yang membahas tentang keberagaman makhluk hidup di lingkungan
sekitar.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 2
LANDASAN TEORI

Landasan teori ini berisi kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

2.1 Teori - Teori yang Mendukung

2.1.1 Hasil Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar


Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan)
hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Siregar, 2011:3).
Menurut Sudjana dalam Rusman (2013:1) belajar pada hakikatnya adalah
proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat
dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui
berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan
memahami sesuatu.
Menurut Dave Meier dalam Martinis (2007:75) belajar adalah proses
mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman,
pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi keaktifan. Sedangkan menurut
Gagne dalam Komalasari (2011 : 2) belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat,
atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk
melakukan berbagai jenis performance (kinerja).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
belajar merupakan sebuah proses perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

manusia yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan tidak bersifat
sementara.

2.1.1.2 Prinsip-prinsip Belajar


Komalasari (2011: 3) menjelaskan bahwa terdapat prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan dalam belajar, yaitu :
1. Prinsip Kesiapan
Tingkat keberhasilan belajar tergantung pada kesiapan pelajar. Apakah dia sudah
dapat memfokuskan pikiran, atau apakah kondisi fisiknya sudah siap untuk belajar.
2. Prinsip Asosiasi
Tingkat keberhasilan belajar juga tergantung pada kemampuan pelajar
mengasosiasikan atau menghubung-hubungkan apa yang sedang dipelajari dengan
apa yang sudah ada dalam ingatannya, pengetahuan yang sudah dimiliki, pengalaman,
tugas yang akan datang, masalah yang pernah dihadapi, dll.
3. Prinsip Latihan
Pada dasarnya mempelajari sesuatu itu perlu berulang-ulang atau diulang-ulang,
baik mempelajari pengetahuan maupun keterampilan, bahkan juga dalam kawasan
afektif. Makin sering diulang makin baik hasil belajarnya.
4. Prinsip Efek (Akibat)
Situasi emosional pada saat belajar akan memengaruhi hasil belajarnya. Situasi
emosional itu dapat disimpulkan sebagai perasaan senang atau tidak senang selama
belajar. (Komalasari, 2011: 3)

2.1.1.3 Pengertian Hasil Belajar


Menurut Susanto, (2013:5) hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hal tersebut dipertegas oleh Nawawi (dalam
Susanto, 2013:5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Selanjutnya menurut Dimyanti dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar adalah
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. sedangkan dari sisi siswa,
hasil belajar diakhiri dengan penggal atau puncak proses belajar. Hasil belajar
bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setealah
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut
ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Dengan dilakukannya
evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan
cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Menurut Muslich (2011:38) hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia
menerima pengalaman belajar. Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom (dalam
Kurniawan, 2014:10) secara garis besar dibagi dalam tiga ranah yakni ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranag psikomotoris.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek yakni: 1) pengetahuan atau ingatan; 2) pemahaman; 3) aplikasi; 4)
analisis; 5) sintesis; dan 6) evaluasi. Kedua aspek yang pertama disebut kognitif
tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya disebut kognitif tingkat tinggi. Ranah
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni: 1) penerimaan; 2)
jawaban atau reakasi; 3) penilaian; 4) organisasi; dan 5) intenalisasi. Sedangkan ranah
psikomotoris berkenaan dengan gerak yang terdiri dari enam aspek yakni: 1) gerak
refleks; 2) keterampilan gerakan dasar; 3) kemampuan perseptual; 4) keharmonisan
atau ketepatan; 5) gerakan keterampilan kompleks; dan 6) gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar
adalah pencapaian nilai akhir siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam
penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah hasil belajar dalam aspek kognitif.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada dasarnya hasil belajar terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotor. Peneliti memilih satu aspek pada penelitian ini yaitu
aspek kognitif karena peneliti berfokus pada peningkatan hasil belajar yang dapat
dilihat dari nilai akhir soal evaluasi yang dikerjakan siswa.

2.1.1.4 Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Menurut Purwanto (dalam Thobroni, 2015: 28-30)
menyebutkan faktor-faktor hasil belajar yang dibedakan menjadi dua golongan
sebagai berikut:
1. Faktor yang ada pada diri organisme yang disebut faktor internal. Faktor-faktor
internal meliputi:
a) Faktor kematangan atau pertumbuhan
Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan oran-
organ tubuh manusia. Kegiatan mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf
pertumbuhan pribadi telah memungkinkan, potensi-potensi jasmani dan rohaninya
telah matang.
b) Faktor kecerdasan atau intelegensi
Di samping faktor kematangan, berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari
sesuatu juga dipengaruhi oleh faktor kecerdasan atau intelegensi.
c) Faktor latihan dan ulangan
Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang-ulang, kecakapan dan
pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam. Selain
itu, dengan seringnya berlatih akan timbul minat terhadap sesuatu yang dipelajari.
d) Faktor motivasi
Motivasi merupakan suatu pendorong suatu organisme untuk melakukan sesuatu.
Seseorang tidak akan mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika
ia tidak mengetahui pentingnya dan faedahnya dari hasil yang akan dicapai dari
belajar.
e) Faktor pribadi

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sifat kepribadian berpengaruh dengan hasil belajar yang dicapai. Termasuk ke


dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.
2. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor eksternal, diantaranya:
a) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan
bagaimana dan sampai di mana belajar dialami seseorang.
b) Faktor guru dan cara mengajarnya
Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting. Sikap dan
kepribadian guru, tinggi rendanya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana
cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada peserta didiknya turut
menentukan hasil belajar yang akan dicapai.
c) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar-mengajar
Sekolah yang memiliki peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam
belajar ditambah guru yang berkualitas akan mempermudah dan mempercepat peserta
didik belajar.
d) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah seperti kelelahan karena
jarak rumah dan sekolah cukup jauh, tidak ada kesempatan karena sibuk kerja serta
pengaruh lingkungan yang buruk yang terjadi di luar kemampuannya.
e) Faktor motivasi sosial
Motivasi sosial dapat berasal dari orang tua yang selalu mendorong anak untuk
rajin belajar, motivasi dari orang lain seperti dari tetangga, sanak saudara, teman-
teman sekolah dan teman sepermainan.
Dari uaraian di atas, dapat diambil kesimpulan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar digolongkan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu,
seperti kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan kepribadian. Sedangkan faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu, seperti keadaan
keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat yang yang digunakan dalam pembelajaran,
lingkungan, dan motivasi sosial.

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.2 Metode Pembelajaran


2.1.2.1 Pengetian Metode
Menurut Sanjaya (2008: 147) metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
telah disusun tercapai secara optimal. Sedangkan menurut Daradjat (2008: 1) metode
adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu
pengetahuan. Ia merupakan jawaban atas pertanyaan “bagaimana”.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara
yang yang sistematik dan digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah
disusun agar tercapainya tujuan yang akan dicapai secara optimal.
2.1.2.2 Pengertian Pembelajaran
Menurut Sukintara (1992:70) pembelajaran merupakan pengertian bagaimana
mengajarkan sesuatu kepada anak didik, tetapi juga ada suatu pengertian bagaimana
anak didik mempelajarinya. Dalam suatu kejadian pembelajaran terjadi suatu
peristiwa, ialah ada suatu pihak yang memberi dan satu pihak yang menerima. Oleh
sebab itu pada peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif.
Sedangkan menurut Anni, Chatarina Tri (2010:192) pembelajaran adalah usaha
pendidik membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan,
agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
bagaimana mengajarkan sesuatu kepada anak didik untuk membentuk tingkah laku
yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus
(lingkungan) dengan tingkah laku peserta didik yang dilakukan oleh pendidik.
2.1.2.3 Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Heriawan, dkk (2012: 74) metode pembelajaran diartikan sebagai
cara yang digunakan oleh guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sedangkan menurut Sudjana (dalam Heriawan, dkk, 2012: 73) metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengadakan hubungannya

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, peranan metode


pembelajaran di sini yaitu sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan
belajar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
adalah suatu cara yang digunakan guru untuk mengajarkan atau menyampaikan
pembelajaran di dalam proses belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada
penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah metode pembelajaran inovatif
mengunakan permainan tradisional yang telah dimodifikasi oleh peneliti.

2.1.3 Permainan Tradisional

2.1.3.1 Pengertian Permainan Tradisional

Permainan tradisional atau permainan rakyat adalah suatu hasil budaya


masyarakat yang berasal dari jaman yang sangat tua, yang telah tumbuh dan hidup
hingga sekarang (Depdikbud, 1980/1981). Permainan tradisional adalah segala
bentuk permainan yang sudah ada sejak jaman dahulu dan diwariskan secara turun
temurun dari generasi ke generasi (Purwaningsih, 2006: 22).
Hampir sama dengan Purwaningsih, Sukirman Dharmamulya, dkk (2010: 19)
menjelaskan bahwa permainan tradisional merupakan salah satu bentuk atau wujud
kebudayaan yang memberi ciri khas pada suatu kebudayaan tertentu. Permainan
tradisional anak adalah aset budaya, yaitu modal bagi suatu masyarakat untuk
mempertahankan identitas budayanya di tengah masyarakat lain. Permainan
tradisional juga dikenal sebagai kegiatan yang reaktif yang tidak hanya bertujuan
untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk memelihara hubungan dan
kenyamanan sosial.
Menurut Jarahnitra (dalam Eus, 2016: 65) bahwa permainan tradisional rakyat
merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak-anak dalam rangka berfantasi,
berekreasi, berolahraga yang sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup
bermasyarakat, ketrampilan, kesopanan, serta ketangkasan. Dharmamulya (dalam
Siagawati dkk, 2007:34) menyatakan bahwa permainan tradisional merupakan sarana

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk mengenalkan anak-anak pada nilai budaya dan norma-norma sosial yang
diperlukan untuk mengadakan hubungan atau kontak sosial dan memainkan peran
yang sesuai dengan kedudukan sosial dalam masyarakat.
Menurut Danandjaja (dalam Achroni 2012:30), permainan tradisional adalah
salah satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di
antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun,
serta banyak mempunyai variasi. Sedangkan menurut Husain (2013: 22) permainan
tradisional merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak-anak yang
bersumber dari suatu daerah secara tradisi, yaitu permainan tersebut diwarisi dari
generasi yang satu ke generasi berikutnya.
Dari penjelasan beberapa ahli di atas, peneliti berpendapat bahwa permainan
tradisional adalah permainan yang sudah ada sejak jaman dahulu yang merupakan
warisan turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Permainan
tradisional juga merupakan sarana untuk memperkenalkan anak-anak terhadap nilai
budaya dan norma sosial yang dibutuhkan dalam mengadakan hubungan atau kontak
sosial dalam masyarakat.
2.1.3.2 Kelebihan Permainan Tradisional
Menurut Kurniati (2016: 23) terdapat beberapa kelebihan yang bisa
didapatkan dari aktivitas permainan tradisional yang telah dilakukan oleh anak – anak
yang sering melakukan permainan tradisional. Kelebihan permainan tradisional antara
lain yaitu : 1) permainan tradisional mampu merangsang aspek perkembangan sikap
sosial anak. Pola perilaku sosial anak meliputi bekerja sama dengan teman,
menghargai sesama teman, mampu membantu kepada orang lain, mampu berbagi
kepada teman; 2) permainan tradisional sangat mendidik anak- anak untuk
menghadapi masa depan; dan 3) permainan tradisional terbuat dari bahan-bahan yang
mudah dan murah, bahkan umumnya jika alat dan bahan yang diperlukan dalam
melalukan suatu permainan maka alat dan bahan tersebut adalah alat-alat bekas yang
ada di sekitar lingkungan mereka.

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.3.3 Kekurangan Permainan Tradisional


Adapun kekurangan dari permainan tradisional yaitu : 1) pada proses
permainan berlangsung, munculnya berbagai bahasa yang dikeluarkan oleh anak dan
bahasa yang diucapkan cenderung kasar, dan 2) ketika permainan sambil
menyanyikan lagu kadang- kadang terdapat beberapa lagu atau kata yang digunakan
dalam permainan cenderung memiliki arti yang tidak cocok untuk anak kecil dan
kurang sesuai perkembangan anak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional
memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai sarana pendidikan. Kelebihan permainan
tradisional sebagai sarana pendidikan yaitu berperan dalam perkembangan sikap
sosial anak, mempersiapkan masa depan anak, dan bahan yang digunakan mudah dan
murah. Sedangkan kelebihan dari permainan tradisional yaitu munculnya bahasa baru
yang dimengerti anak namun cenderung bahasa yang kasar dan lagu yang ada di
permainan tradisonal memiliki arti yang kurang sesuai dengan perkembangan anak.
2.1.3.4 Manfaat Permainan Tradisional
Permainan tradisional memiliki peran penting dalam segala aspek bagi para
pemainnya. Manfaat yang ditimbulkan dari permainan tradisional sangatlah beragam.
Menurut Subagiyo (dalam Mulyani, 2016: 49-52) menyebutkan bahwa terdapat
beberapa manfaat dari permainan tradisional, antara lain :
1. Anak menjadi kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para
pemainnya. Mereka menggunakan barang, benda, atau tumbuhan yang ada di
sekitar. Hal ini mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakian alat-alat
permainan.
2. Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak. Saat bermain anak-anak akan
melepaskan emosinya. Mereka akan berteriak, tertawa, dan bergerak mengikuti
suasana permainan.
3. Mengembangkan kecerdasan intelektual anak. Permainan tradisional membantu
anak untuk mengembangkan kecerdasan intelektualnya. Sebab permainan
tersebut menggali wawasan anak terhadap beragam pengetahuan.

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Mengembangkan kecerdasan emosi antar personal anak. Hampir semua


permainan tradisional dilakukan secara berkelompok. Dengan berkelompok, anak
akan mengasah emosinya sehingga timbul toleransi, empati terhadap orang lain,
nyaman dan terbiasa dalam kelompok.
5. Mengembangkan kecerdasan logika anak. Beberapa permainan tradisional
melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus
dilewati.
6. Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Pada umumnya permainan
tradisional mendorong para pemainnya untuk bergerak, seperti melompat, berlari,
menari, berputar, dan gerakan lainnya.
7. Mengembangkan kecerdasan natural anak. Banyak alat-alat permainan yang
dibuat atau digunakan dari tumbuhan, tanah, genting, batu atau pasir. Aktivitas
tersebut mendekatkan anak terhadap alam sekitarnya sehingga anak lebih
menyatu dengan alam.
8. Mengembangkan kecerdasan spasial anak. Bermain peran dalam permainan
tradisional mendorong anak untuk mengenal konsep ruang dan berganti peran.
9. Mengembangkan kecerdasan musikal anak. Nyanyian atau bunyi-bunyian sangat
akrab pada permainan tradisional.
10. Mengembangkan kecerdasan spiritual anak. Dalam permainan tradisional
mengenal konsep menang dan kalah. Namun menang dan kalah ini tidak
menjadikan para pemainnya bertengkah atau rendah diri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat permainan
tradisional yaitu anak menjadi kreatif, dapat dijadikan terapi terhadap anak,
mengembangkan kecerdasan intelektual anak, mengembangkan kecerdasan emosi
antar personal, mengembangkan kecerdasan logika anak, mengembangkan
kecerdasan kinestetik anak, mengembangkan kecerdasan natural anak,
mengembangkan kecerdasan spasial anak, mengembangkan kecerdasan musikal anak,
dan mengembangkan kecerdasan spiritual anak.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.4 Permainan Tradisional Gobak Sodor

2.1.4.1 Pengertian Gobak Sodor


Menurut Soemitro (1992:172) setiap daerah mempunyai permainan yang
pelaksanaannya hampir sama atau banyak persamaan dengan permainan di daerah
lainnya. Tentang nama permainan ada yang sama, tetapi tidak jarang namanya
berbeda. Sebagai contoh di Jawa Tengah di kenal permainan gobak sodor, di Jakarta
disebut galasin, sedangkan di Sumatra Utara disebut margalah. Meskipun berbeda
penamaan permainannya, aturan permainan yang digunakan tetap sama. Permainan
Gobak Sodor merupakan salah satu jenis permainan yang bersifat kelompok atau
sosial. Menurut Husna (2009:1) cara bermain gobak sodor terdiri dari 2 kelompok
yaitu kelompok jaga dan kelompok lawan. Setiap orang di kelompok jaga membuat
penjagaan berlapis dengan cara berbaris ke belakang sambil merentangkan tangan
agar tidak dapat dilalui oleh lawan.
Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa permainan tradisional
gobak sodor adalah permainan yang bersifat kelompok atau sosial yang dimainkan
oleh dua kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 anak di setiap kelompok yang
dilakukan di halaman luas. Permainan ini mempertemukan dua kelompok untuk
bertarung menentukan pemenangnya. Dalam penelitian ini, gobak sodor digunakan
pada siklus I. Alasan pemilihan gobak sodor digunakan pada siklus I karena pada
siklus ini lebih banyak membahas tentang kerja sama dan alam sekitar. Dengan
permainan gobak sodor, diharapkan siswa lebih memahami tentang arti kerja sama
dan lingkungan sekitar.
2.1.4.2 Alat Permainan
Permainan gobak sodor tidak memerlukan alat khusus. Kementerian
Pendidikan dan Kebudyaan Republik Indonesia (2016: 34) menyatakan bahwa
permainan gobak sodor dilakukan di lapangan. Arena bermainnya merupakan kotak
persegi panjang dan dibagi menjadi beberapa bagian secara horizontal dan vertikal.
Berikut ini gambar lapangan permainan gobak sodor:

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 2.1 Arena Permainan Gobak Sodor

2.1.3.3 Cara Bermain

Setelah arena permainan gobak sodor selesai dibuat dan kelompok bermain sudah

mencukupi, permainan akan dimulai dengan cara sebagai berikut:

1. Sebelum permainan dimulai diadakan undian, yang kalah sebagai penjaga dan
yang menang sebagai penyerang.
2. Regu penjaga menempati garisnya masing-masing dengan kedua kaki berada di
atas garis, sedangkan regu penyerang siap untuk masuk.
3. Permainan dimulai setelah membunyikan peluit.
4. Penyerang berusaha melewati garis depan dengan menghindari tangkapan atau
seutuhan pihak penjaga.
5. Penjaga berusaha meyentuh penyerang dengan tangan dalam posisi kedua kaki
berpijak di atas atau salah satu kaki berpijak di atas garis, sedangkan kaki yang
satu lagi melayang.
6. Permaianan dinyatakan salah apabila kedua kaki keluar garis samping lapangan
dan menggangu jalannya permainan.
7. Pergantian (penyerang menjadi penjaga atau sebaliknya) diadakan oleh wasit
dengan membunyikan peluit setelah penyerang disentuh penjaga, kedua kaki

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pemain keluar garis samping lapangan, mengganggu jalannya permainan, dan


tidak terjadi perubahan posisi selama 2 menit.
8. Pergantian pemain pada saat permainan sedang berhenti (pada saat pergantian).
9. Setiap pemain yang telah berhasil melewati seluruh garis dari garis depan sampai
dengan garis belakang dan garis belakang sampai dengan garis depan langsung
dapat melanjutkan permainan seperti semula. Demikian seterusnya permainan
berlari tanpa berhenti kecualu kalau dihentikan oleh wasit karena tertangkap atau
tersentuh, pemain membuat kesalahan dan waktu istirahat.
10. Istirahat, apabila permainan telah berjalan selama 10 menit, wasit membunyikan
peluit tanda istirahat dan posisi pemain dicatat. Apabila permainan babak kedua
dilanjutkan posisi pemain sama seperti saat pemain dilanjutkan.
11. Nilai, pemain yang telah berhasil melewati garis depan sampai dengan garis
belakang diberi nilai satu dan pemain yang telah berhasil melewati garis belakang
sampai dengan garis belakang diberi nialai satu.
12. Wasit, penjaga garis dan pencatat nilai
13. Pemenang ditentukan berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh setelah waktu 2 x
10 menit berakhir.

Pada penelitian ini, alasan peneliti memilih permainan gobak sodor untuk
meningkatan hasil belajar siswa pada tema 3 subtema 2 adalah pada permainan gobak
sodor materi yang tercantum dalam tema 3 subtema 2 berupa muatan pelajaran
Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS dapat diberikan kepada siswa dengan cara yang
menyenangkan. Pada ketiga muatan pelajaran tersebut, siswa mampu mempelajari
materi dengan cara menjawab pertanyaan mengenai materi untuk tetap bermain di
dalam permainan tersebut dan mendapatkan poin tertinggi agar memenangkan
permainan. Siswa yang menjawab pertanyaan dengan jawaban yang salah, maka tidak
akan menambah poin. Dengan cara tersebut, siswa lebih aktif dan semangat
mempelajari materi ajar yang terdapat pada tema 3 subtema 2.

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.5 Permainan Tradisional Ular Naga

2.1.5.1 Pengertian Ular Naga

Permainan tradisional ular naga adalah salah satu permainan berkelompok


yang biasa dimainkan anak-anak hampir di seluruh Indonesia, yang dilakukan di luar
rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermain ular naga biasanya di tanah
lapang atau halaman rumah yang cukup luas. Permainan ular naga bisa dimainkan
sekitar 5-10 anak atau lebih dan mulai dari umur 5 tahun ke atas. Permainan ular naga
ini menjadi popular di kalangan anak perempuan, permainan ini, namun anak laki-
laki juga terkadang ikut memainkan permainan ini.
Dari pengertian ular naga di atas, peneliti menyimpulkan bahwa permainan
ular naga adalah permainan yang bersifat kelompok yang dimainkan oleh minimal 5
anak sambil menyanyikan lagu “ular naga” dan dilakukan di tanah lapang atau
halaman yang luas. Dalam penelitian ini, permainan tadisional ular naga digunakan
pada siklus II. Alasan pemilihan ular naga digunakan pada siklus II karena pada
siklus ini lebih banyak membahas tentang pentingnya makhluk hidup yang ada di
sekitar. Dengan permainan ular naga, diharapkan siswa lebih memahami tentang
pentingnya makhluk hidup yang ada di sekitar.
2.1.5.2 Alat Permainan
Permainan ular naga tidak memerlukan alat khusus. Permainan ini biasa
dimainkan di tempat yang luas seperti halaman atau lapangan. Dalam permainan ular
naga terdapat sebuah lagu yang dinyanyikan pada saat bermain. Lirik lagu yang
dinyanyikan sebagai berikut : “Ular Naga Panjangnya Bukan Kepalang, Berjalan-
jalan selalu riang gembira, umpannya lezat itulah yang dicari, inilah dia yang
terbelakang”
2.1.5.3 Cara Bermain
1. Sebelum permainan dimulai, para pemain membentuk dua kelompok.
2. Mengatur posisi pemain (kepala, badan dan ekor ular)
3. Secara bersama-sama anak menentukan dua anak sebagai penjaga gerbang ular
naga.

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Dua anak tersebut akan mempertemukan dua telapak tangannya lalu membentuk
gerbang.
5. Anak-anak lain membuat barisan panjang.
6. Barisan panjang ini menyanyikan lagu “ular naga” sambil berjalan masuk ke
gerbang.
7. Penjaga gerbang akan menjatuhkan tangannya untuk menangkap anak yang
terakhir.
8. Anak yang ditangkap akan ditanya untuk memilih berada di belakang anak yang
mana, memilih (a) ular atau (b) naga.
9. Setelah semua selesai maka dilakukan perhitungan berapa jumlah anak di
masing-masing anak penjaga gerbang.

2.1.6 Kurikulum 2013

2.1.6.1 Pengertian Kurikulum 2013


Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1, poin (19) menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Hal yang sama juga ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan,
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum
2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi
tersebut. Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru
yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin
yang tinggi.Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya
standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan
bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran
di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
(learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan
awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.
Menurut Mulyasa (2013: 6-7) “Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada
pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi
tingkat berikutnya”. Pernyataan tersebut sekaligus menggambarkan bahwa esensi dari
Kurikulum 2013 adalah pembentukan sikap atau karakter pada diri setiap siswa

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terutama untuk Kurikulum 2013 yang diterapkan di tingkat dasar atau ditingkat
satuan pendidikan sekolah dasar (SD).
2.1.6.2 Konsep Dasar Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan dan diadakan oleh pemerintah berdasarkan
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut seperti adanya beberapa tantangan masa depan
yang menuntut generasi masa depan untuk memiliki berbagai kompetensi masa depan
seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis,
kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan
menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti
dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat
yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk
bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan memiliki rasa
tanggungjawab terhadap lingkungan.
Selain itu dari segi tantangan eksternal, masalah yang dihadapi saat ini
berkaitan dengan jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) saat ini
lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua
berusia 65 tahun ke atas). Maka dari itu tantangan saat ini adalah bagaimana
membuat sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah tersebut dapat diubah
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban bagi diri mereka dan negara. Pendidikan
tersebut berkaitan erat dengan suatu pedoman atau perangkat yang disebut
Kurikulum. Berkaitan dengan pola pikir pembelajaran, Kurikulum 2013 memiliki
karakteristik pola pikir pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
Kurikulum 2013 memiliki pola pikir pembelajaran antara lain berpusat pada
siswa, pembelajaran yang diselenggarakan bersifat interaktif, pembelajaran dilakukan
secara jejaring (siswa dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang
dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet), pola pembelajaran menjadikan
siswa aktif mencari, pembelajaran berbasis tim (kelompok), pembelajaran berbasis
alat multimedia, pola pembelajaran memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap siswa, pola pembelajaran yang diajarkan mengandung ilmu

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengetahuan jamak (multidisciplines), pola pembelajaran kritis, pola proses


pembelajaran Kurikulum 2013 dan menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat
komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif.
Selain dilihat dari pola pikir pembelajaran, konsep Kurikulum 2013 lainnya
dapat dilihat dari segi pola pikir perumusan kurikulum. Pola pikir perumusan
Kurikulum 2013 antara lain dari segi Standar Kompetensi Lulusan. Standar
Kompetensi Lulusan pada Kurikulum 2013 diturunkan dari kebutuhan. Lalu Standar
Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas
mata pelajaran.Selain itu dalam Kurikulum 2013 Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam
Kurikulum 2013 Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai dan
semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).
Selanjutnya menurut Mulyasa (2013: 170-171) konsep yang tampak berbeda
dari Kurikulum sebelumnya 2013 khususnya di sekolah dasar dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Pembelajaran tematik integratif di seluruh kelas. Pada kurikulum sebelumnya,
pembelajaran tematik integratif hanya dilaksanakan pada kelas rendah saja,(kelas
I,II,dan III). Dalam implementasi Kurikulum 2013, murid sekolah dasar tidak
lagi mempelajari masing-masing mata pelajaran secara terpisah akan tetapi,
proses belajar mereka akan berbasis pada Pembelajaran tematik integratif yang
menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan
dengan mata pelajaran lainnya dan akan diterapkan di seluruh kelas.
b) Pada implementasi Kurikulum 2013, sepuluh mata pelajaran yang diterapkan
oleh kurikulum sebelumnya dipadatkan menjadi 8 (delapan) mata pelajaran.
Pelajaran-pelajaran tersebut yaitu Agama, PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia,
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Seni Budaya, IPA dan IPS.
c) Pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib, dan Bahasa Inggris hanya
ekstrakurikuler.
d) Belajar di sekolah lebih lama, dalam Kurikulum 2013, siswa diharuskan untuk
ikut aktif dalam pembelajaran dan mengobservasi setiap tema menjadi bahasan.

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sehingga, walaupun ada pemadatan mata pelajaran dalam Kurikulum 2013, jam
belajar di sekolah tidak berkurang akan tetapi bertambah. Untuk kelas IV-VI
yang semula belajar selama 32 jam per minggu di sekolah bertambah menjadi 36
jam per minggu. Tidak hanya itu, beberapa hal terkait dengan konsep Kurikulum
2013 untuk siswa SD terutama pada proses pembelajarannya lebih menekankan
pada keberhasilan proses sikap dan keterampilan yang terbentuk pada siswa.
Berdasarkan pernyataan Mulyasa di atas dapat dikatakan bahwa Kurikulum
2013 ini, lebih mengedepankan kompetensi dan karakter siswanya (terutama untuk
tingkat SD), dibandingkan dengan materi pembelajaran yang diberikan.
2.1.6.3 Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013
Berdasarkan Permendikbud (2013:4) Nomor 67 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah tujuan
dari pengembangan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: Kurikulum 2013
bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
Menurut Mulyasa (2013: 65) mengatakan bahwa Kurikulum 2013 akan
menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini,
pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter
peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
didemonstrasikan siswa sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang
dipelajarinya secara kontekstual.
Dari pendapat yang sudah dijelaskan diatas, peneliti berpendapat bahwa
tujuan dikembangkannya kurikulum 2013 yaitu untuk mengembangkan sikap,
keterampilan, nilai, pengetahuan, pemahaman, kemampuan dan minat siswa ke dalam
bentuk perilaku sehari-hari yang bertanggung jawab.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.7 Anak Sekolah Dasar


2.1.7.1 Definisi Anak Sekolah Dasar (SD)
Menurut pendapat Hurlock dalam bukunya Partini, Siti (1995: 106-116)
menyatakan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa terpanjang dalam periodisasi
kehidupan manusia yaitu dimulai sejak masa bayi (usia 2 tahun) sampai anak matang
secara seksual (kira-kira 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria). Masa
kanak-kanak ini dibagi menjadi 2 periode yaitu masa kanak-kanak awal (usia 2-6
tahun) dan masa kanak-kanak akhir (7-12 tahun).
2.1.7.2 Karakteristik Anak Sekolah Dasar (SD)
Menurut pendapat dari Hurlock seperti yang dikutip oleh Partini, Siti (1995:
106-116) dalam buku Psikologi Perkembangan, menyatakan bahwa masa kanak-
kanak berlangsung pada usia 2-12 tahun. Masa kanak-kanak pada usia 2-6 tahun dan
masa kanak-kanak akhir yang berlangsung pada usia 6-12 tahun.
a) Masa kanak-kanak awal (2-6 tahun) mempunyai karakteristik:
1) Anak masih sangat ketergantungan terhadap orang tua dan anak mulai belajar
makan-makanan padat.
2) Anak mulai belajar berjalan, berlari dan melompat.
3) Anak mulai belajar berbicara dan berinteraksi orang tua, saudara, tetangga, orang
lain dan atau dengan lingkungan di sekitarnya.
4) Anak mulai belajar menguasai dan mengatur alat pembuangan kotoran.
5) Anak mulai belajar mengenal perbedaan gender atau alat kelamin.
6) Anak mulai belajar menstabilkan fisik dan memperhalus gerakan.
7) Anak mulai belajar membentuk konsep sederhana dari kenyataan fisik dan sosial.
8) Anak mulai belajar menggunakan logika, naluri dan perasaan untuk membedakan
hal-hal yang benar atau salah, halus atau kasar.
9) Anak mulai belajar permainan, belajar menjelajah, belajar meniru orang lain dan
kadang-kadang memperlihatkan kreativitasnya.
b) Masa kanak-kanak akhir (6-12 tahun) mempunyai karakteristik:
1) Anak mulai belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk memperbaiki
kualitas permainan yang biasa dilakukan.

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, anak mulai belajar mengembangkan


sikap, rasa dan logika yang sehat mengenai diri sendiri dan orang lain.
3) Anak mulai belajar menguasai alat atau metode untuk bergaul,
berinteraksi/berkomunikasi dan bermain dengan kelompok atau teman yang
sebaya.
4) Anak mulai belajar mengembangkan tugas dan peran sosial berdasarkan status
jendernya (pria/wanita).
5) Anak mulai belajar mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis
dan berhitung.
6) Anak mulai belajar mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-harinya.
7) Anak mulai belajar mengembangkan kata hati/batin, moral/sikap dan skala nilai
terhadap kelompok sosial atau lembaga.
8) Anak mulai belajar mencapai kebebasan secara pribadi, bersaing dan ingin
berkuasa sehingga sering timbul kenakalan.
9) Anak mulai timbul minat untuk belajar berfikir realistis, berimajinasi dan
mengembangkan rasa ingin tahu.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai penunjang dalam penelitian ini, peneliti menuliskan tiga penelitian


yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian pertama yang
relevan dilakukan oleh Widiyatmoko (2016) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar
dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas II SD Negeri Karangmloko 1 pada
Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Karangmloko yang berjumlah 30
siswa. Peningkatan hasil belajar ditunjukkan pada kondisi awal dengan persentase
44,44% meningkat pada siklus I dengan persentase 73,33% dan pada siklus II
meningkat menjadi 86,66%. Kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal
33,33% meningkat menjadi 83,33%. Keterkaitan antara penelitian yang dilakukan

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh Widiyatmoko (2016) dengan penelitian ini adalah sama-sama melihat


peningkatan hasil belajar siswa.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Suryana (2016) yang berjudul
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP Negeri 4 Sukoharjo
Tahunn Pelajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 32 siswa. Hasil
dari penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar mulai dari pra
silus, siklus I hingga siklus II. Pada pra siklus siswa yang mendapat nilai tuntas hanya
mencapai 34,37%. Kemudian pada siklus I meningkat menjadi 62,50%. Dan dari
siklus I meningkat pada siklus II menjadi 87,50%. Keterkaitan antara penelitian yang
dilakukan oleh Suryana (2016) dengan penelitian ini adalah sama-sama melihat
peningkatan hasil belajar siswa.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Aliya (2016) dengan judul Peningkatan
Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV Menggunakan Metode
Permainan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Demangan
dengan jumlah 31 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah proses dan prestasi belajar
IPS. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti menunjukkan bahwa peningkatan proses
dan prestasi belajar siswa kelas IV di SD N Demangan dengan menggunakan
permainan. Penggunaan metode permainan tersebut dilakukan secara optimal
sehingga berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Ketuntasan belajar pada
pra tindakan sebesar 19,4% dan meningkat pada siklus I menjadi 64,5% serta
meningkat pada siklus II menjadi 87,1%. Keterkaitan antara penelitian yang
dilakukan oleh Aliya (2016) dengan penelitian ini adalah jenis penelitian yang sama
yaitu penelitian tindakan kelas dengan subjek kelas IV dan upaya peningkatannya
menggunakan permainan.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Widiyatmoko (2016)
Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas II SD Negeri Karangmloko 1 pada
Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian
Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual.

Suryana (2016) Aliya (2016)


Upaya Meningkatkan Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu
Belajar Siswa Kelas VII C SMP Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV
Negeri 4 Sukoharjo Tahunn Menggunakan Metode Permainan
Pelajaran 2016/2017

Yang diteliti :
Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Permainan
Tradisional Pada Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1 Dan
3 Siswa Kelas IV SD N Jongkang Yogyakarta

Gambar 2.2 Literatur Map Penelitian

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Widiyatmoko (2016),


Suryana (2016), dan Aliya (2016) merupakan penelitian yang memiliki relevansi
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil dari ketiga penelitian tersebut
menunjukkan keberhasilan peningkatan pada hasil belajar siswa dengan
menggunakan permainan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki kekhasan
dan kebaruan daripada penelitian-penelitian yang sudah ada. Kekhasan dan kebaruan

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penelitian peneliti adalah penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
pada tema 3 subtema 2 pembelajaran 1 dan 3 siswa kelas IV di SD Negeri Jongkang
dengan menggunakan permainan tradisional.

2.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa
dan kemajuan suatu negara. Dengan adanya pendidikan bangsa Indonesia akan
mengalami kemajuan dan meninggalkan suatu bentuk keterpurukan, seperti sekarang
ini. Pendidikan yang ada di Indonesia tidak lepas dari masalah metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Metode pembelajaran yang digunakan guru menjadi salah
satu kunci keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan. Pada kenyataannya, proses
pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri Jongkang yang didominasi guru diduga
oleh peneliti mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran ditandai dari kurangnya perhatian,
keterlibatan, kemauan mengembangkan diri dan perasaan senang siswa dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut menjadikan materi yang disampaikan oleh guru tidak
diterima secara utuh oleh siswa sehingga menyebabkan kesulitan siswa dalam
memahami materi.
Metode pembelajaran dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, salah
satunya dengan menggunakan permainan tradisional. Permainan tradisional
merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak-anak yang bersumber dari
suatu daerah secara tradisi, yaitu permainan tersebut diwarisi dari generasi yang satu
ke generasi berikutnya. Maka dari itu dengan menggunakan metode permainan
tradisional dalam proses pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan rasa
ketertarikan siswa dengan pembelajaran. Metode permainan tradisional akan
menyajikan situasi proses pembelajaran yang menggunakan macam-macam
permainan tradisional yang biasanya ditemui dan dimainkan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam metode pembelajaran menggunakan permainan tradisional ini, guru
berperan sebagai fasilitator dan siswa dituntut untuk belajar dengan cara yang

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyenangkan yaitu dengan bermain permainan tradisional. Dalam pembelajaran


menggunakan permainan tradisional ini siswa akan lebih banyak belajar dalam kerja
sama sehingga suasana pembelajaran diharapkan akan lebih menyenangkan karena
siswa tidak akan hanya mendengarkan guru yang ceramah.
Peneliti menggunakan metode permainan tradisional ini dikarenakan peneliti
ingin mencoba memberikan solusi terhadap upaya peningkatan pembelajaran. Dengan
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan diharapkan siswa semakin aktif dan
termotivasi dalam belajar, sehingga hasil belajar siswa pun akan meningkat. Jika
metode pembelajaran menggunakan permainan tradisional diterapkan pada tema 3
subtema 2 pembelajaran 1 dan 3, maka hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Jongkang akan meningkat.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori dan penelitian yang relevan serta kerangka berpikir yang
telah dijelaskan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan
metode pembelajaran permainan tradisional dapat meningkatkan hasil belajar tema 3
subtema 2 siswa kelas IV SD N Jongkang Tahun Ajaran 2017/2018.

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk meningkatkan
dan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas.
3.1.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Menurut Susanto (2013: 6) penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian
yang dilakukan secara sistematis dan profesional kemudian reflektif terhadap
berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru bersama partisipan, untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan Arikunto (2010: 4) menyatakan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh anak yang bertujuan untuk memecahkan
masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut.
Selanjutnya menurut Wiriatmadja (dalam Taniredja, 2010: 16) penelitian
tindakan kelas adalah bagaimana guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat
mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik mengajar pembelajaran mereka
dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Sedangkan menurut Kasbolah (2001:8)
penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan ini
dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan
yang diangkat dari kegiatan tugas sehari–hari di kelas.
3.1.2 Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kasbolah (2001:8) ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Prinsip–prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu tugas guru dalam mengajar
karena tujuan guru dalam melakukan penelitian adalah memperbaiki kegiatan
belajar mengajar.
2. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah yang
memang dia hadapi, menarik bagi peneliti dan merupakan masalah pembelajaran
yang bersifat faktual.
3. Proses pengumpulan data tidak boleh banyak menyita banyak waktu. Agar tidak
terlalu menyita banyak waktu maka peneliti seharusnya sudah mempersiapkan
teknik apa yang akan digunakan, termasuk pengumpulan data, sebelum kegiatan
penelitian dimulai.
4. Penelitian tindakan kelas berorientasi pada perbaikan pendidikan dengan
melakukan perubahan yang dituangkan dalam tindakan.
5. Guru membuat jurnal pribadi di mana guru mencatat kemajuan, persoalan yang
dihadapi, dan hasil refleksi tentang proses belajar siswa dan proses pelaksanaan
pendidikan.
6. Penelitian tindakan kelas tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di
lingkungan kerjanya.
3.1.3 Model Penelitian Tindakan Kelas
Model Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan oleh peneliti menggunakan
model penelitian oleh Kemmis dan Mc.Taggart. Arikunto (2010: 17-20) menjelaskan
bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu 1) perencanaan, 2)
pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan guru ketika akan memulai
tindakannya. Kebanyakan guru pengertiannya terpaku pada perencanaan mengajar
seperti biasanya, sedangkan yang dimaksud dengan perancanaan bukan persiapan
tetapi rencana tindakan. Adapun uraian yang perlu dan harus dikemukakan adalah
menyusun sebuah rancangan kegiatan, siswanya akan diapakan. Supaya perencanaan
ini lengkap dan dipahami oleh siswa, guru membuat semacam panduan yang
menggambarkan : a) apa yang harus dilakukan oleh siswa, b) kapan dan berapa lama

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dilakukan, c) di mana dilakukan, d) jika diperlukan alat atau sarana, wujudnya apa,
dan e) jika sudah selesai, apa tindak lanjutnya.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah implementasi atau penerapan dari perencanaan yang sudah
dibuat, untuk itu guru harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut : a) apakah ada
kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan, b) apakah proses tindakan yang
dilakukan siswa cukup lancar, c) bagaimanakah situasi proses tindakan, d) apakah
siswa melaksanakan dengan bersemangat, dan e) bagaiamanakah hasil dari
keseluruhan tindakan itu.
3. Pengamatan
Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Hal-hal
yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebut dalam pelaksanaan. Antara
pelaksanaan dan pengamatan sebetulnya bukan merupakan urutan karena waktu atau
saat terjadinya bersamaan. Dalam PTK, pengamatan ini dilakukan dengan
menggunakan format pengamatan. Keberadaan format pengamatan merupakan hal
yang sangat penting dan mutlak harus ada.
4. Refleksi
Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang
dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam refleksi ini guru membayangkan kembali
peristiwa yang sudah lampau, yaitu ketika tindakan berlangsung. Hal yang sangat
penting diperhatikan oleh peneliti dalam PTK bahwa seluruh siswa harus dilibatkan
dalam refleksi ini. Dalam penilaian laporan PTK, uraian refleksi ini sangat
diperhatikan oleh penilai, dicermati bagaimana peneliti melakukannya, dan
bagaimana tindak lanjut dari refleksi tersebut, apakah digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki perencanaan untuk siklus selanjutnya. Hal yang perlu diingat adalah
bahwa tindakan ini untuk siswa, oleh karena itu pendapat siswa sangat penting untuk
dijadikan masukan perbaikan.
Keempat langkah tersebut disajikan dalam model penelitian tindakan kelas

Kemmis dan Mc Taggart yang dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut.

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Refleksi Identifikasi

Pengamatan Siklus I Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan Siklus II Perencanaan

Pelaksanaan

Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010: 17)

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jongkang yang beralamat di Dusun
Sedan, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta
dengan kode pos 55581 telpon 0274-865546
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jongkang yang
berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan 19 siswa putri.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.2.3 Objek penelitian


Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa pada tema 3
subtema 2 pembelajaran 1 dan 3 di kelas IV SD Negeri Jongkang dengan
menggunakan permainan tradisional.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 dari
bulan Agustus 2017 sampai dengan bulan Januari 2018.

3.3 Persiapan

Persiapan dalam penelitian tindakan kelas ini disusun sebagai berikut:


1. Meminta izin kepada Kepala SD Negeri Jongkang Yogyakarta untuk melakukan
kegiatan penelitian di SD tersebut.
2. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk memperoleh data dan gambaran
mengenai kegiatan pembelajaran di SD tersebut.
3. Melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri Jongkang Yogyakarta.
4. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas IV mengenai tema 3 subtema 2 pada
pembelajaran 1 dan 3.
5. Menganalisis masalah belajar siswa mengenai materi tema 3 subtema 2 pada
pembelajaran 1 dan 3.
6. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus.
7. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta kunci jawaban sesuai materi ajar.
8. Menyusun soal evaluasi sesuai materi Kompetensi Dasar dan Indikator yang
terdapat pada tema 3 subtema 2 pembelajaran 1 dan 3 beserta kunci jawaban.
9. Melakukan validasi RPPH dan soal evaluasi kepada guru dan siswa
10. Melakukan uji coba soal evaluasi kepada siswa kelas IV

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4 Rencana Setiap Siklus

Penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan
sebanyak satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 jam pembelajaran yang setiap
pembelajaran terdiri 35 menit.
3.4.1 Siklus I :
3.4.1.1 Perencanaan
Perencanaan dilakukan dengan mengetahui kondisi kelas melalui
observasi.Mempersiapkan bahan pembelajaran dan menentukan materi ajar,
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan media dan alat
peraga yang dibutuhkan, mempersiapkan lembar kerja siswa, mempersiapkan alat
penilaian dan mempersiapkan lembar observasi.
3.4.1.2 Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 jam
pembelajaran (6 x 35 menit). Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Kegiatan Awal
1. Guru menyampaikan salam pembuka
2. Guru mengajak anak untuk berdoa
3. Guru menanyakan kabar siswa hari ini
4. Guru melakukan absensi kehadiran siswa
5. Guru memberikan motivasi (motivasi)
6. Guru menggali pikiran anak dengan bertanya jawab permainan tradisional apa
saja yang pernah dimainkan oleh siswa (apersepsi)
7. Guru menyampaikan apa yang akan dipelajari hari ini (orientasi)
Kegiatan Inti
8. Siswa diajak ke lapangan untuk bermain permainan gobak sodor
9. Siswa diminta membentuk 6 kelompok besar untuk melakukan permainan
(pembentukan tim)
10. Siswa masuk ke dalam kelompok
11. Guru menjelaskan cara bermain (penyampaian informasi)

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12. Guru menyampaikan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh masing-masing


kelompok (menalar)
13. Peneliti membagikan teks bacaan beserta gambar permainan gobak sodor kepada
siswa (Mengamati)
14. Guru mengajak setiap kelompok untuk berada di posisinya
15. Siswa menempatkan diri di tempat yang telah disediakan
16. siswa diminta untuk bertanya terkait teks bacaan (Menanya)
17. peneliti meminta siswa untuk menentukan daftar pertanyaan wawancara dari teks
bacaan.
18. Guru memulai permainan dengan aba-aba (mencoba)
19. Poin yang diterima setiap kelompok yaitu jumlah soal yang telah mereka jawab
dengan benar, poin maksimal 10
20. Siswa menuliskan jawaban mereka di kertas yang telah disediakan, satu anak 1
jawaban (menalar)
21. Setelah semua kelompok menyelesaikan permainan maka guru memberikan soal
evaluasi untuk dikerjakan dan dikumpulkan (mengomunikasikan)
22. Siswa mengerjakan post test yang diberikan oleh guru
Kegiatan Akhir
23. Guru dan siswa merangkum apa yang telah dipelajari hari ini
24. Guru bertanya kepada siswa bagaimana perasaan hari ini setelah melakukan
pembelajaran.
25. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini
26. Guru memberi penguatan kepada siswa dan memberikan sumber-sumber yang
bisa digunakan oleh siswa
27. Guru memberikan salam penutup
28. Doa penutup
3.4.1.3 Pengamatan
a. Pengamatan / Observasi Proses Pembelajaran
Pengamatan proses pembelajaran dilakukan untuk mengamati bagaimana
penggunaan permainan tradisional pada tema 3 subtema 2 pembelajaran 1 di kelas.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengamatan ini bertujuan untuk melihat apakah proses pembelajaran sudah berjalan
dengan baik sesuai dengan yang direncanakan selain itu juga digunakan untuk
mengetahui apa saja kemajuan dan kendala yang dialami selama proses pembelajaran
tema 3 subtema 2 pembelajaran 1 di kelas.
b. Pengamatan Hasil Belajar
Pengamatan hasil belajar dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus I berupa
tes tertulis yang selanjutnya digunakan sebagai pembanding untuk melihat
peningkatan hasil belajar siswa di akhir pembelajaran.
3.4.1.4 Refleksi
Pada tahap refleksi siklus I, peneliti melakukan analisa hasil tindakan terhadap
pelaksanaan kegiatan pembelajaraan yang dilakukan pada siklus I. Analisis kegiatan
tersebut tentang pelaksanaan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi
kesulitan, hambatan, dan kejadian khusus pada siklus I dan pelaksanaan penilaian
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar berdasarkan indikator keberhasilan yang
sudah ditetapkan peneliti. Hasil refleksi siklus I digunakan untuk mengetahui adanya
peningkatan hasil belajar siswa setelah melaksanakan tindakan dan jika hasilnya
belum mencapai target yang telah ditetapkan peneliti, maka akan diadakan siklus II.
Peneliti merefleksikan hasil pemberian tindakan pada siklus yang pertama. Hasil yang
diperoleh dalam siklus I ini digunakan sebagai acuan untuk siklus II.

3.4.2 Siklus II

3.4.2.1 Perencanaan
Perencanaan dilakukan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I
dengan mempersiapkan bahan pembelajaran dan menentukan materi ajar, menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan media dan alat peraga yang
dibutuhkan, mempersiapkan lembar kerja siswa, mempersiapkan alat penilaian dan
mempersiapkan lembar observasi.
3.4.2.2 Pelaksanaan
Siklus II yang dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan siklus I yaitu
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 jam pembelajaran (6

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x 35 menit). Pada proses pembelajaran siklus 2 dilakukan perbaikan sebagai strategi


mengatasi permasalahan dan kekurangan yang muncul pada proses pembelajaran
siklus I. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Kegiatan Awal
1. Guru menyampaikan salam pembuka
2. Guru mengajak anak untuk berdoa
3. Guru menanyakan kabar siswa hari ini
4. Guru melakukan absensi kehadiran siswa
5. Guru memberikan motivasi (motivasi)
6. Guru menggali pikiran anak dengan bertanya jawab permainan tradisional apa
saja yang pernah dimainkan oleh siswa (apersepsi)
7. Guru menyampaikan apa yang akan dipelajari hari ini (orientasi)
Kegiatan Inti
8. Siswa diajak ke lapangan untuk bermain permainan ular naga
9. Siswa diminta membentuk kelompok yang terdiri dari 6-8 siswa untuk
melakukan permainan (pembentukan tim)
10. Siswa masuk ke dalam kelompok
11. Guru menjelaskan cara bermain ular naga (menalar)
12. Peneliti membagikan teks bacaan beserta gambar permainan ular naga kepada
siswa
13. Siswa diminta untuk bertanya terkait teks bacaan (mengamati)
14. Peneliti meminta siswa untuk menentukan daftar pertanyaan dari teks bacaan.
15. Guru menyampaikan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh masing-masing
kelompok
16. Guru mengajak setiap kelompok untuk berada di posisinya
17. Siswa menempatkan diri di tempat yang telah disediakan
18. Guru memulai permainan ular naga dengan aba-aba (mencoba)
19. Poin yang diterima setiap kelompok yaitu jumlah soal yang telah mereka jawab
dengan benar, poin maksimal 10

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20. Siswa menuliskan jawaban mereka di kertas yang telah disediakan, satu anak 1
jawaban (mengkomunikasikan)
21. Setelah semua kelompok menyelesaikan permainan maka guru memberikan soal
evaluasi untuk dikerjakan dan dikumpulkan
22. Siswa mengerjakan post test yang diberikan oleh guru
Kegiatan Akhir
23. Guru dan siswa merangkum apa yang telah dipelajari hari ini
24. Guru bertanya kepada siswa bagaimana perasaan hari ini setelah melakukan
pembelajaran.
25. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini
26. Guru memberi penguatan kepada siswa dan memberikan sumber-sumber yang
bisa digunakan oleh siswa
27. Guru memberikan salam penutup

3.4.2.3 Pengamatan
a. Pengamatan / Observasi Proses Pembelajaran
Pengamatan proses pembelajaran dilakukan untuk mengamati bagaimana
penggunaan permainan tradisional pada tema 3 subtema 2 pembelajaran 3 di kelas.
Pengamatan ini bertujuan untuk melihat apakah proses pembelajaran sudah berjalan
dengan baik sesuai dengan yang direncanakan selain itu juga digunakan untuk
mengetahui apa saja kemajuan dan kendala yang dialami selama proses pembelajaran
tema 3 subtema 2 pembelajaran 3 di kelas.
b. Pengamatan Hasil Belajar
Pengamatan hasil belajar dilakukan di akhir pembelajaran pada siklus II
berupa tes tertulis yang selanjutnya digunakan sebagai pembanding untuk melihat
peningkatan hasil belajar siswa di akhir pembelajaran.
3.4.2.4 Refleksi
Peneliti mengidentifikasi kesulitan atau hambatan dan kejadian khusus yang
terjadi selama proses pembelajaran tema 3 subtema 2 pembelajaran 3 yang
berlangsung di kelas. Refleksi ini dijadikan acuan untuk perbaikan proses

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional agar siswa dapat


mengikuti pembelajaran dengan baik dan memperoleh kompetensi yang diharapkan.
Refleksi yang dilakukan pada pelaksanaan siklus II adalah membandingkan hasil
belajar yang dicapai pada siklus 2 dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
Setelah dilakukan refleksi, maka peneliti menentukan perbaikan yang perlu dilakukan
berdasarkan hasil evaluasi yang nantinya digunakan untuk pertimbangan apakah
siklus selanjutnya akan dilanjutkan atau tidak.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2007:161) teknik pengumpulan data adalah cara yang


dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Tahap ini merupakan
tahapan yang sangat penting karena dengan pengumpulan data maka akan mendapat
hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti menggunakan teknik tes, observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
3.5.1 Tes
Menurut Widoyo (2012:57) tes merupakan salah satu alat ukur untuk
melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu
objek. Sedangkan menurut Sudaryono (2013:40) secara umum tes diartikan sebagai
alat yang dipergunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan objek ukur
terhadap seperangkat konten atau materi tertentu.
Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur hasil belajar. Adapun tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest. Pretest diberikan
kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai. Tujuan pemberian pretest adalah untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum dilakukan treatment. Sedangkan
posttest diberikan setelah treatment berakhir. Tujuan diberikan posttest adalah untuk
mengetahui pengaruh treatment yang dilakukan oleh peneliti terhadap hasil belajar
siswa.

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.5.2 Observasi
Menurut Arikunto (2005:145) observasi atau pengamatan merupakan kegiatan
yang meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra. Sejalan dengan pendapat Arikunto, menurut Idrus (2007:129)
observasi merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa observasi atau
pengamatan merupakan suatu tindakan untuk mengamati dan mencatat kegiatan yang
dilakukan secara langsung dan sistematis terhadap objek dengan menggunakan
seluruh alat indra.
Peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran berlangsung di setiap
siklusnya yang berpedoman pada lembar pengamatan. Observasi yang dilakukan oleh
peneliti dibantu oleh guru kelas untuk mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung
baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa secara menyeluruh mulai dari awal
pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
3.5.3 Wawancara
Pedoman wawancara disusun untuk menanyakan dan mengetahui hal-hal yang
tidak dapat atau kurang jelas diamati pada saat melakukan observasi. Selain itu,
pedoman wawancara untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tanya jawab
bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah
pewawancara telah menyusun serentetan pertanyaan yang akan diajukan dan
mengendalikan percakapan sesuai dengan arah pertanyaan (Madya, 2009: 83).
Ada tiga hal yang menjadi kekuatan wawancara (Kerlinger dalam Hasan,
2000: 63):
1) Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan.
Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh pewawancara dengan
memberikan penjelasan.
2) Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
3) Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan di saat teknik lain sudah tidak
dapat dilakukan.

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut Yin (dalam Hasan, 2000: 63) disamping kekuatan, metode


wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu:
1) Rentan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang
penyusunannya kurang baik.
2) Rentan terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
3) Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang
akurat.
4) Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh
pewawancara.
3.5.4 Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2008: 240) dokumentasi adalah catatan suatu peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya. Sedangkan
menurut Margono (2010: 45) dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis, seperti arsip, buku-buku teori, pendapat, dalil, dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Dokumen yang digunakan dalam penelitian
ini berupa dokumen nilai siswa, data pribadi siswa, foto-foto, dan rekaman aktivitas
saat pembelajaran.

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 150) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam artinya lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga mudah diolah. Sejalan dengan Arikunto, menurut Widoyoko (2012:53)
instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Pada penelitian ini,
instrumen yang digunakan peneliti adalah tes, pedoman wawancara, pedoman
observasi.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.6.1 Soal Tes

Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda dan esai
untuk mengukur hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Jongkang. Tes yang
dibuat oleh peneliti berjumlah 20 pilihan ganda 6 dan esai.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I


Ranah
No. Materi Nomor Soal
Kognitif
1. Bahasa Indonesia C1 1,2,3,4,5,
3.3.1 Mengidentifikasi daftar 6,7,8
pertanyaan untuk persiapan
wawancara
2. IPS C2 9,10,11,12,
3.1.3 Mengidentifikasi pemanfatan 13,14,15
sumber daya alam hayati bagi
kesejahteraan masyarakat
3. IPA C2 16,17,18,
3.8.2 Mengidentifikasi pentingnya 19,20
peran hewan sebagai sumber daya
alam dalam menjaga keseimbangan
alam

Tabel 3.1 menunjukkan kisi-kisi soal pilihan ganda siklus I. Peneliti


membuat 20 soal evaluasi. Untuk indikator 3.3.1 pada muatan pelajaran Bahasa
Indonesia terdapat 8 soal pilihan ganda. Untuk indikator 3.1.3 pada muatan
pelajaran IPS terdapat 7 soal pilihan ganda. Untuk indikator 3.8.2 pada muatan
pelajaran IPA terdapat 5 soal pilihan ganda. Peneliti melakukan perhitungan uji
kelayakan soal dengan menggunakan aplikasi SPPSS 15 guna mengetahui soal-
soal yang layak dan dapat digunakan dalam penelitian. Selain itu, peneliti
menyusun kembali kisi-kisi soal untuk evaluasi siklus I berdasarkan soal-soal
yanag dianggap layak.

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Esai Siklus I


No. Ranah Nomor
Materi
Kognitif Soal
1. Bahasa Indonesia C1 1,2
3.3.1 Mengidentifikasi daftar pertanyaan
untuk persiapan wawancara
2. IPS C2 3,4
3.1.3 Mengidentifikasi pemanfatan
sumber daya alam hayati bagi
kesejahteraan masyarakat
3. IPA C2 5,6
3.8.2 Mengidentifikasi pentingnya peran
hewan sebagai sumber daya alam dalam
menjaga keseimbangan alam

Tabel 3.2 menunjukkan kisi-kisi soal esai siklus I. Peneliti membuat 6 soal
evaluasi. Untuk indikator 3.3.1 pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 2
soal esai. Untuk indikator 3.1.3 pada muatan pelajaran IPS terdapat 2 soal esai. Untuk
indikator 3.8.2 pada muatan pelajaran IPA terdapat 2 soal esai.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II


No. Ranah
Materi Nomor Soal
Kognitif
1. Bahasa Indonesia C3 1,2,3,4,5,
4.3.1 Membuat pertanyaan tertulis
menggunakan kosa kata baku dan kalimat
efektif untuk persiapan wawancara yang
terdapat pada teks Ular Naga
2. PJOK C2 6,7,8,9,10,11
3.2.1 Menjelaskan aturan permainan ular ,12,13,14
naga sebagai salah satu bentuk permainan
tradisional yang mempraktikan variasi
pola gerak dasar lokomotor.
3. IPA C2 15,16,17,18,
3.1.1 Mengidentifikasi mengidentifikasi 19,20
hubungan antara bentuk dan fungsi tubuh
hewan dan tumbuhan.

Tabel 3.3 menunjukkan menunjukkan kisi-kisi soal pilihan ganda siklus II.
Peneliti membuat 20 soal evaluasi. Untuk indikator 4.3.1 pada muatan pelajaran

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bahasa Indonesia terdapat 9 soal pilihan ganda. Untuk indikator 3.2.1 pada muatan
pelajaran PJOK terdapat 9 soal pilihan ganda. Untuk indikator 3.1.1 pada muatan
pelajaran IPA terdapat 2 soal pilihan ganda.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Esai Siklus II


No. Ranaf Nomor
Materi
Kognitif Soal
1. Bahasa Indonesia C3 1,3,
4.3.1 Membuat pertanyaan tertulis
menggunakan kosa kata baku dan
kalimat efektif untuk persiapan
wawancara yang terdapat pada teks
Ular Naga
2. PJOK C2 2,4
3.2.1 Menjelaskan aturan permainan
ular naga sebagai salah satu bentuk
permainan tradisional yang
mempraktikan variasi pola
gerak dasar lokomotor.
3. IPA C2 5,6,7
3.1.1 Mengidentifikasi
mengidentifikasi hubungan antara
bentuk dan fungsi tubuh hewan dan
tumbuhan.

Tabel 3.4 menunjukkan kisi-kisi soal esai siklus II. Peneliti membuat 7 soal
evaluasi. Untuk indikator 4.3.1 pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 2
soal esai. Untuk indikator 3.2.1 pada muatan pelajaran PJOK terdapat 2 soal esai.
Untuk indikator 3.1.1 pada muatan pelajaran IPA terdapat 3 soal esai.

3.6.2 Pedoman Observasi


Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana proses
pembelajaran berlangsung pada kelas IV SD Negeri Jongkang Yogyakarta. Lembar
observasi merupakan lembar yang berisi pedoman dalam pelaksanaan observasi siswa
selama proses pembelajaran dengan cara mendeskripsikan kisi-kisi observasi yang
sudah ada pada lembar observasi yang sudah dibuat. Di bawah ini adalah kisi-kisi
lembar observasi yang peneliti susun :

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.5 Pedoman Observasi


No Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
A. Perangkat Pembelajaran
1 Silabus
2 RPPH
B. Proses Pembelajaran
1 Membuka Pembelajaran
2 Penyajian Materi
3 Pendekatan Saintifik
4 Metode Pembelajaran
5 Penggunaan bahasa dan waktu
6 Aktivitas belajar Siswa
7 Pengelolaan Kelas
8 Penggunaan Media
9 Cara Menutup Pembelajaran
10 Evaluasi

3.6.3 Pedoman Wawancara

Instrumen pedoman wawancara digunakan untuk menggali informasi dari


guru terkait cara pembelajaran yang digunakan guru dan hasil belajar siswa. Peneliti
menyusun pedoman wawancara berdasarkan group focus discussion bersama
kelompok penelitian. Peneliti menyusun dua pedoman wawancara yang ditujukan
untuk guru dan siswa. Berikut adalah pedoman wawancara yang digunakan peneliti.

Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Kepada Guru

No. Pertanyaan
1. Metode apa yang digunakan guru dalam menyampaikan materi ajar di
kelas IV?
2. Apa saja hambatan yang dialami guru ketika mengajar di kelas IV?
3. Menurut Ibu, bagaimana karakteristik siswa di kelas IV?
4. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV
5. Apakah hasil belajar siswa kelas IV sudah mencapai KKM?

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Kepada Siswa


No Pertanyaan
1. Bagaimana proses pembelajaran tematik yang dilakukan peneliti
menggunakan permainan tradisional khususnya pada tema 3 subtema 2?
2. Apa kendala yang dijumpai ketika mengikuti model pembelajaran
menggunakan permainan tradisional yang dilakukan oleh peneliti?
3. Apakah guru kelas pernah menggunakan model pembelajaran seperti yang
dilakukan oleh peneliti?
4. Bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti model pembelajaran
menggunakan permainan tradisional yang dilakukan oleh peneliti?
5. Apakah dengan model pembelajaran menggunakan permainan tradisional
siswa lebih memahami materi yang diberikan?
6. Apakah guru kelas pernah menggunakan model pembelajaran
menggunakan permaiann tradisional?
7. Menurut siswa, apakah model pembelajaran menggunakan permainan
tradisional memiliki kelebihan?
8. Menurut siswa, apakah model pembelajaran menggunakan permainan
tradisional memiliki kekurangan?

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen penelitian ini dengan cara validitas dan


reliabilitas.
3.7.1 Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dari suatu
instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat
untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain vaiditas berkaitan dengan
ketepatan alat ukur. Menurut Masidjo (2010:242) validitas suatu tes adalah
kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang ingin diukur. Untuk
mengetahui validitas suatu instrumen, peneliti harus melakuakn uji coba instrumen.
Apabila data yang diuji sudah sesuai dengan yang seharusnya mala instrumen yang
digunakan sudah baik atau valid. Sedangkan menurut Sugiyono (2016:267) validitas
adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya
yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dapat disimpulkan bahwa instrumen dapat

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dikatakan valid apabila alat yang yang digunakan sesuai dengan apa yang diukur.
Dengan instrumen yang valid, makan akan menghasilkan data yang valid pula.
3.7.1.1 Validitas Konstruk
Menurut Margono (2010: 187) Validasi konstruk menunjuk kepada asumsi
bahwa alat yang diukur yang dipakai mengandung suatu definisi operasional yang
tepat, dari suatu konsep teoritis. Dalam penelitian ini validasi konstruk yang
digunakan merujuk pada pendapat atau penilaian para validator yaitu guru kelas IV.
Peneliti memilih guru kelas IV yang bernama Ika Ratnasari S.Pd sebagai validator 1
dan Wiharnanik, S.Pd sebagai validator 2. Alasan peneliti memilih guru kelas IV
karena guru kelas IV mempunyai keahlian dan kemampuan dalam bidang studi mata
pelajaran kelas IV. Peneliti mengkoreksi skor rata- rata yag diberikan kedua validator
kemudian mengkategorikan skor tersebut ke dalam kriteria – kriteria yang telah
ditentukan berdasarkan teori menurut Widoyoko (2014: 262).
Tabel 3.8 Standar Penilaian (Widoyoko, 2014)
Skor Klasifikasi
>4,20 Sangat Baik
>3,40 - 4,20 Baik
>2,60 – 3,40 Cukup
1,80 – 2,60 Kurang
≤1,80 Sangat kurang
Berdasarkan tabel di atas penelitian menentukan jarak skor dengan interval 1- 5
dengan kualifikasi sebagai berikut:
1 – 1,80 = Sangat Kurang
1,80 – 2,60 = Kurang
2,60 – 3,40 = Cukup
3,40 – 4,20 = Baik
4,20 – 5 = Sangat Baik
Validasi konstruk yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian
perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran tematik harian
(RPPTH) oleh kedua validator. Berikut ini adalah hasil validasi RPPTH:

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.7.1.2 Hasil Validasi RPPTH

Tabel 3.9 Validasi RPPH Siklus I


Validator Validator
Komponen RPP
1 2
A Terdapat satuan pendidikan, kelas, semester, mata 4 5
pelajaran, tema/subtema, pembelajaran, alokasi waktu
B Kesesuaian dengan Kompetensi Inti 4 5
Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan 4 5
kompetensi yang diukur
Kesesuaian rumusan dengan aspek pengetahuan 4 5
Kesesuaian rumusan dengan aspek ketrampilan 5 4
C Kesesuaian dengan Indikator 4 5
Kesesuaian perumusan dengan aspek Audience, 4 5
Behaviour, Conditional, dan Degree
D Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4 5
Keruntutan uraian materi pembelajaran 5 4
E Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan materi pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan pendekatan saintifik 5 4
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 5 4
F Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan materi pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan pendekatan saintifik 5 4
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 5 4
G Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan materi pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 5 4
Kesesuaian dengan pendekatan saintifik 5 4
H Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup 5 4
dengan jelas
Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan Saintifik 5 4
(5M)
Kesesuain dengan metode pembelajaran 4 5
Kesesuaian kegiatan dengan sistematika/keruntutan 4 5
Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, inti 4 5
dan penutup dengan cakupan materi
I Kesesuaian teknik, bentuk dan instrument dengan 4 5
indikator pencapaian kompetensi
Kesesuaian teknik, bentuk dan instrument 4 5
pengetahuan
Kesesuaian teknik, bentuk dan instrument sikap 5 4
Kesesuaian teknik, bentuk dan instrument ketrampilan 5 4
Jumlah 136 143
Rata-rata 4,39 4,61

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.9 adalah hasil validasi RPPH siklus I. Komponen validasi RPPH
terdiri dari 9 (A,B,C,D,E,F,G,H,I) komponen yang ditentukan. Kesembilan
komponentersebut adalah A) Identitas Mata Pelajaran meliputi 1 sub komponen. B)
Perumusan Indikator meliputi 4 sub komponen. C) Perumusan Tujuan Pembelajaran
meliputi 2 sub komponen. D) Pemilihan Materi Ajar meliputi 3 sub komponen. E)
Pemilihan Sumber Belajar meliputi 4 sub komponen. F) Pemilihan Media Belajar
meliputi 4 sub komponen. G) Metode Pembelajaran meliputi 4 sub komponen. H)
Skenario Pembelajaran meliputi 5 sub komponen. Dan I) Rencana Penilaian Autentik
meliputi 4 sub komponen.
Hasil dari perhitungan validasi RPPTH siklus I oleh validator 1 memiliki total
skor 136 dengan skor rata-rata 4,39 yang artinya skor termasuk dalam rentang >4,20
dengan klasifikasi “sangat baik” dan hasil dari perhitungan validator 2 memiliki total
skor 143 dengan skor rata-rata 4,61 yang artinya skor termasuk dalam rentang >4,20
dengan klasifikasi “sangat baik” sehingga dapat disimpulkan bahwa RPPTH yang
disusun oleh peneliti sudah bisa digunakan tanpa adanya revisi.

Tabel 3.10 Validasi RPPTH Siklus II


Validator Validator
Komponen RPP
1 2
A Terdapat satuan pendidikan, kelas, semester, mata 4 5
pelajaran, tema/subtema, pembelajaran, alokasi waktu
B Kesesuaian dengan Kompetensi Inti 4 5
Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan 4 5
kompetensi yang diukur
Kesesuaian rumusan dengan aspek pengetahuan 4 5
Kesesuaian rumusan dengan aspek ketrampilan 5 4
C Kesesuaian dengan Indikator 4 5
Kesesuaian perumusan dengan aspek Audience, 4 5
Behaviour, Conditional, dan Degree
D Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4 5
Keruntutan uraian materi pembelajaran 5 4
E Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan materi pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan pendekatan saintifik 5 4

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 5 4


F Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan materi pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan pendekatan saintifik 5 4
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 5 4
G Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan materi pembelajaran 4 5
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 5 4
Kesesuaian dengan pendekatan saintifik 5 4
H Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup 5 4
dengan jelas
Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan Saintifik 4 4
(5M)
Kesesuain dengan metode pembelajaran 4 5
Kesesuaian kegiatan dengan sistematika/keruntutan 4 5
Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, inti 4 5
dan penutup dengan cakupan materi
I Kesesuaian teknik, bentuk dan instrument dengan 4 4
indikator pencapaian kompetensi
Kesesuaian teknik, bentuk dan instrument 4 4
pengetahuan
Kesesuaian teknik, bentuk dan instrument sikap 4 4
Kesesuaian teknik, bentuk dan instrument ketrampilan 4 4
Jumlah 133 141
Rata-rata 4,29 4,55

Tabel 3.10 Hasil dari perhitungan validasi RPPTH siklus II oleh validator 1
memiliki total skor 133 dengan skor rata-rata 4,29 yang artinya skor termasuk dalam
rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” dan hasil dari perhitungan validator 2
memiliki total skor141 dengan skor ata-rata 4,55 yang artinya skor termasuk dalam
rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” sehingga dapat disimpulkan bahwa
RPPTH yang disusun oleh peneliti sudah bisa digunakan tanpa adanya revisi.
Setelah mengetahui hasil validasi RPPTH siklus I dan siklus II yang diberikan
oleh dua validator, peneliti menyimpulkan bahwa RPPTH yang telah disusun
dianggap baik dan dapat digunakan untuk penelitian.
3.7.1.3 Hasil Uji Validasi Soal Evaluasi
Dalam penelitian ini, uji coba soal evaluasi dilakukan pada siswa kelas V SD
Negeri Dayuharjo. Peneliti memilih SDN Dayuharjo karena sekolah tersebut terletak
di wilayah kecamatan yang sama dengan SDN Jongkang yaitu kecamatan Ngaglik.

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alasan pemilihan sekolah yang terletak dalam satu wilayah adalah pemilihan
karakteristik siswa yang cenderung sama dengan siswa lain yang satu wilayah.
Tingkat kecerdasan siswa pun biasanya juga sama jika terletak dalam satu wilayah
tersebut.
Peneliti menggunakan bantuan aplikasi statistika yang ada dalam komputer
atau laptop yaitu SPSS 15. Soal yang diujikan dapat dinyatakan valid apabila r hitung
> r tabel dan soal yang diujikan dinyatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel. Uji
validasi soal di SDN Dayuharjo ini menggunakan responden sebanyak 40 siswa. R
tabel untuk responden sebanyak 40 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,312. Berikut
hasil uji validasi soal pilihan ganda dan soal esai pada siklus I dan siklus II:
1. Hasil uji validasi soal pilihan ganda siklus I

Tabel 3.11 Perhitungan Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus I


No Item r hitung r tabel Keterangan
Item1 0,172 0,312 Tidak Valid
Item2 0,425** 0,312 Valid
Item3 0,464** 0,312 Valid
Item4 0,512** 0,312 Valid
Item5 0,287 0,312 Tidak Valid
Item6 0,487** 0,312 Valid
Item7 0,141 0,312 Tidak Valid
Item8 0,229 0,312 Tidak Valid
Item9 0,080 0,312 Tidak Valid
Item10 0,213 0,312 Tidak Valid
Item11 0,273 0,312 Tidak Valid
Item12 0,059 0,312 Tidak Valid
Item13 0,617** 0,312 Valid
Item14 0,212 0,312 Tidak Valid
Item15 0,260 0,312 Tidak Valid
Item16 0,542** 0,312 Valid
Item17 0,646** 0,312 Valid
Item18 0,435** 0,312 Valid
Item19 0,594** 0,312 Valid
Item20 0,700** 0,312 Valid

Berdasarkan tabel 3.17 hasil perhitungan uji validitas menunjukkan dari 20


soal terdapat 10 soal yang valid dengan soal nomor 2,3,4,6,13,16,17,18,19, dan 20

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

serta terdapat soal yang dinyatakan tidak valid yaitu nomor 1,5,7,8,9,10,11,12,14, dan
15. Dari hasil uji validitas tersebut, peneliti menentukan soal yang digunakan dalam
penelitian yaitu 10 soal yang dinyatakan valid. Dari 10 soal yang valid tersebut,
terdapat empat soal yang mencakup indikator 3.3.1 dari muatan pelajaran Bahasa
Indonesia yaitu soal nomor 2,3,4, dan 6. Untuk muatan pelajaran IPS terdapat dua
soal yang mencakup indikator 3.1.3 yaitu soal nomor 13 dan 16. Dan untuk muatan
pelajaran IPA terdapat empat soal yang mencakup indikator 3.8.2 yaitu soal nomor
17,18,19, dan 20.

2. Hasil uji validasi soal Esai siklus I

Tabel 3.12 Perhitungan Validasi Soal Esai Siklus I


No Item r hitung r tabel Keterangan
Item1 0,625** 0,312 Valid
Item2 0,396* 0,312 Valid
Item3 0,430** 0,312 Valid
Item4 0,689** 0,312 Valid
Item5 0,585** 0,312 Valid
Item6 0,286 0,312 Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.18 hasil perhitungan uji validitas menunjukkan dari 6 soal
terdapat 5 soal yang valid dengan soal nomor 1,2,3,4, dan 5 serta terdapat soal yang
dinyatakan tidak valid yaitu nomor 6. Dari hasil uji validitas tersebut, peneliti
menentukan soal yang digunakan dalam penelitian yaitu 5 soal yang dinyatakan valid.
Dari 5 soal yang valid tersebut, terdapat dua soal yang mencakup indikator 3.3.1 dari
muatan pelajaran Bahasa Indonesia yaitu soal nomor 1 dan 2. Untuk muatan pelajaran
IPS terdapat dua soal yang mencakup indikator 3.1.3 yaitu soal nomor 3 dan 4. Dan
untuk muatan pelajaran IPA terdapat satu soal yang mencakup indikator 3.8.2 yaitu
soal nomor 5.

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Hasil uji validasi soal pilihan ganda siklus II

Tabel 3.13 Perhitungan Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus II


No Item r hitung r tabel Keterangan
Item1 0,045 0,312 Tidak Valid
Item2 0,339* 0,312 Valid
Item3 0,370* 0,312 Valid
Item4 0,806** 0,312 Valid
Item5 0,553** 0,312 Valid
Item6 0,787** 0,312 Valid
Item7 0,395* 0,312 Valid
Item8 0,532** 0,312 Valid
Item9 0,025 0,312 Tidak Valid
Item10 0,025 0,312 Tidak Valid
Item11 0,306 0,312 Tidak Valid
Item12 0,288 0,312 Tidak Valid
Item13 0,577** 0,312 Valid
Item14 0,739** 0,312 Valid
Item15 0,211 0,312 Tidak Valid
Item16 0,169 0,312 Tidak Valid
Item17 0,149 0,312 Tidak Valid
Item18 0,129 0,312 Tidak Valid
Item19 0,745** 0,312 Valid
Item20 0,161 0,312 Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.19 hasil perhitungan uji validitas menunjukkan dari 20


soal terdapat 10 soal yang valid dengan soal nomor 2,3,4,5,6,7,8,13,14, dan 19 serta
terdapat soal yang dinyatakan tidak valid yaitu nomor 1,9,10,11,12,15,16,17,18, dan
20. Dari hasil uji validitas tersebut, peneliti menentukan soal yang digunakan dalam
penelitian yaitu 10 soal yang dinyatakan valid. Dari 10 soal yang valid tersebut,
terdapat empat soal yang mencakup indikator 4.3.1 dari muatan pelajaran Bahasa
Indonesia yaitu soal nomor 2,3,4, dan 5. Untuk muatan pelajaran PJOK terdapat lima
soal yang mencakup indikator 3.2.1 yaitu soal nomor 6,7,8,13, dan 14. Dan untuk
muatan pelajaran IPA terdapat satu soal yang mencakup indikator 3.1.1 yaitu soal
nomor 19.

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Hasil uji validasi soal Esai siklus II

Tabel 3.14 Perhitungan Validasi Soal Esai Siklus II


No Item r hitung r tabel Keterangan
Item1 0,483** 0,312 Valid
Item2 0,213 0,312 Tidak Valid
Item3 0,462** 0,312 Valid
Item4 0,639** 0,312 Valid
Item5 0,738** 0,312 Valid
Item6 0,766** 0,312 Valid
Item7 0,757** 0,312 Valid

Berdasarkan tabel 3.20 hasil perhitungan uji validitas menunjukkan dari 7 soal
terdapat 6 soal yang valid dengan soal nomor 1,3,4,5,6 dan 7 serta terdapat soal yang
dinyatakan tidak valid yaitu nomor 2. Dari hasil uji validitas tersebut, peneliti
menentukan soal yang digunakan dalam penelitian yaitu 6 soal yang dinyatakan valid.
Dari 6 soal yang valid tersebut, terdapat dua soal yang mencakup indikator 4.3.1 dari
muatan pelajaran Bahasa Indonesia yaitu soal nomor 1 dan 3. Untuk muatan pelajaran
PJOK terdapat satu soal yang mencakup indikator 3.2.1 yaitu soal nomor 4. Dan
untuk muatan pelajaran IPA terdapat tiga soal yang mencakup indikator 3.1.1 yaitu
soal nomor 5,6, dan 7.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa soal-soal evaluasi yang
valid untuk siklus I pada soal pilihan ganda terdapat 10 butir dengan nomor soal
2,3,4,6,13,16,17,18,19, dan 20, untuk soal esai berjumlah 5 dengan nomor soal
1,2,3,4, dan 5 sedangkan untuk siklus II pada soal pilihan ganda terdapat 10 butir juga
dengan nomor soal 2,3,4,5,6,7,8,13,14, dan 19, untuk soal esai berjumlah 6 dengan
nomor soal 1,3,4,5,6, dan 7.

3.7.1.4 Validasi Isi


Menurut Margono (2010: 187) validasi isi menunjuk kepada suatu instrumen
yang memiliki kesesuaian isi dengan mengungkap atau mengukur yang akan diukur.
Validasi isi yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan antara isi
isntrumen dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Instrummen yang digunakan

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam penelitian ini adalah soal evaluasi yang terdiri dari soal pilihan ganda dan soal
esai. Uji validasi isi ini dilakukan oleh dua validator yaitu guru kelas IV. Hasil dari
validasi isi tersebut adalah sebagai berikut:
a) Validasi Soal Evaluasi Siklus I

1. Hasil validasi instrumen soal pilihan ganda

Tabel 3.15 Hasil validasi instrumen soal pilihan ganda siklus I


Validator Validator
Kriteria Penilaian
1 2
A Soal sesuai dengan indikator 4 5
Pengecoh berfungsi 4 5
Mempunyai satu jawaban yang benar 4 5
atau paling benar
B Pokok soal dirumuskan secara jelas 4 5
dan tegas
Rumusan soal dan rumusan jawaban 4 5
hanya merupakan pernyataan yang
diperlukan saja
Pokok soal tidak menunjuk ke arah 4 5
jawaban yang benar
Pokok soal tidak mengandung 4 5
pernyataan negatif ganda
Pilihan jawaban homogen dan logis 5 4
ditinjau dari sisi materi
Panjang rumusan jawaban relatif sama 5 4
Pilihan jawaban tidak mengandung 4 5
pernyataan “semua jawaban di atas
benar atau semua jawaban di atas
salah”.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka 5 4
disusun berdasarkan urutan, sedangkan
pilihan jawaban yang berbentuk waktu
kejadian disusun secara kronologis
Grafik, gambar, tabel dan diagram 5 4
yang terdapat pada soal jelas dan
berfungsi
Butir soal tidak tergantung pada 4 5
jawaban sebelumnya
C Soal menggunakan bahasa yang sesuai 5 4
dengan kaidah bahasa Indonesia
Bahasa yang digunakan komunikatif 5 4
Tidak menggunakan bahasa yang 4 5
berlaku setempat
Pilihan jawaban tidak mengulang 4 5

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kata/frasa yang bukan merupakan satu


kesatuan pengertian
Total Skor 74 79
Rata-rata Skor 4,35 4,65

Tabel 3.11 adalah hasil validasi instrumen soal pilihan ganda. Kriteria
penilaian terdiri dari 3 (A,B,C) komponen yang ditentukan. Ketiga komponen
tersebut adalah A) Materi meliputi 3 sub komponen. B) Konstruksi meliputi 10 sub
komponen. Dan C) Bahasa meliputi 4 sub komponen.
Hasil dari perhitungan validasi soal evaluasi pilihan ganda siklus I oleh
validator 1 memiliki total skor 74 dengan skor rata-rata 4,35 yang artinya skor
termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” dan hasil dari
perhitungan validator 2 memiliki total skor 79 dengan skor ata-rata 4,65 yang artinya
skor termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” sehingga dapat
disimpulkan bahwa soal evaluasi pilihan ganda siklus I yang disusun oleh peneliti
sudah bisa digunakan tanpa adanya revisi.
2. Hasil validasi instrumen soal esai

Tabel 3.16 Hasil validasi instrumen soal esai siklus I


Validator Validator
Kriteria Penilaian
1 2
A Soal sesuai dengan indikator 4 5
Batasan pertanyaan dan jawaban yang
5 4
diharapkan sudah sesuai
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang
4 4
jenis sekolah/ tingkat kelas
Ada petunjuk yang jelas tentang cara
B 5 4
mengerjakan soal
Pokok soal dirumuskan secara jelas 4 5
Tabel/ gambar/ grafik/ sejenisnya disajikan
4 5
dengan jelas
Kalimat soal menggunakan Bahasa Indonesia
C 4 5
yang baku
Rumusan kalimat soal komunikatif 4 5
Tidak menggunakan kata yang menimbulkan
5 4
penafsiran ganda atau salah pengertian
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
5 4
setempat

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jumlah 44 45
Rata-rata 4.40 4.50

Tabel 3.12 adalah hasil validasi instrumen soal evaluasi esai siklus I. Kriteria
penilaian terdiri dari 3 (A,B,C) komponen yang ditentukan. Ketiga komponen
tersebut adalah A) materi meliputi 3 sub komponen. B) Kontruksi meliputi 3 sub
komponen. Dan C) Bahasa meliputi 4 sub komponen.
Hasil dari perhitungan validasi soal evaluasi esai siklus I oleh validator 1
memiliki total skor 44 dengan skor rata-rata 4,40 yang artinya skor termasuk dalam
rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” dan hasil dari perhitungan validator 2
memiliki total skor 45 dengan skor ata-rata 4,50 yang artinya skor termasuk dalam
rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” sehingga dapat disimpulkan bahwa
soal evaluasi esai siklus I yang disusun oleh peneliti sudah bisa digunakan tanpa
adanya revisi.

b) Validasi Soal Evaluasi Siklus II

1. Hasil validasi instrumen soal pilihan ganda

Tabel 3.17 Hasil validasi instrument soal pilihan ganda siklus II


Validator Validator
Kriteria Penilaian
1 2
A Soal sesuai dengan indikator 4 5
Pengecoh berfungsi 4 5
Mempunyai satu jawaban yang benar 4 5
atau paling benar
B Pokok soal dirumuskan secara jelas 4 5
dan tegas
Rumusan soal dan rumusan jawaban 4 5
hanya merupakan pernyataan yang
diperlukan saja
Pokok soal tidak menunjuk ke arah 4 5
jawaban yang benar
Pokok soal tidak mengandung 4 5
pernyataan negatif ganda
Pilihan jawaban homogen dan logis 5 4
ditinjau dari sisi materi
Panjang rumusan jawaban relatif sama 5 4

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pilihan jawaban tidak mengandung 4 4


pernyataan “semua jawaban di atas
benar atau semua jawaban di atas
salah”.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka 5 4
disusun berdasarkan urutan, sedangkan
pilihan jawaban yang berbentuk waktu
kejadian disusun secara kronologis
Grafik, gambar, tabel dan diagram 5 4
yang terdapat pada soal jelas dan
berfungsi
Butir soal tidak tergantung pada 4 4
jawaban sebelumnya
C Soal menggunakan bahasa yang sesuai 4 4
dengan kaidah bahasa Indonesia
Bahasa yang digunakan komunikatif 4 4
Tidak menggunakan bahasa yang 4 5
berlaku setempat
Pilihan jawaban tidak mengulang 4 5
kata/frasa yang bukan merupakan satu
kesatuan pengertian
Total Skor 72 77
Rata-rata Skor 4,24 4,53

Tabel 3.13 adalah Hasil dari perhitungan validasi soal evaluasi pilihan ganda
siklus II oleh validator 1 memiliki total skor 72 dengan skor rata-rata 4,24 yang
artinya skor termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” dan
hasil dari perhitungan validator 2 memiliki total skor 77 dengan skor ata-rata 4,53
yang artinya skor termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik”
sehingga dapat disimpulkan bahwa soal evaluasi pilihan ganda siklus II yang disusun
oleh peneliti sudah bisa digunakan tanpa adanya revisi.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Hasil validasi instrumen soal esai

Tabel 3.18 Hasil Validasi Instrumen Soal Esai siklus II


Validator Validator
Kriteria Penilaian
1 2
A Soal sesuai dengan indikator 4 5
Batasan pertanyaan dan jawaban yang
5 4
diharapkan sudah sesuai
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang
4 4
jenis sekolah/ tingkat kelas
Ada petunjuk yang jelas tentang cara
B 5 4
mengerjakan soal
Pokok soal dirumuskan secara jelas 4 5
Tabel/ gambar/ grafik/ sejenisnya disajikan
4 4
dengan jelas
Kalimat soal menggunakan Bahasa Indonesia
C 4 4
yang baku
Rumusan kalimat soal komunikatif 4 5
Tidak menggunakan kata yang menimbulkan
5 4
penafsiran ganda atau salah pengertian
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
4 4
setempat
Jumlah 43 43
Rata-rata 4.30 4.30

Tabel 3.14 adalah Hasil dari perhitungan validasi soal evaluasi esai siklus II
oleh validator 1 memiliki total skor 43 dengan skor rata-rata 4,30 yang artinya skor
termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” dan hasil dari
perhitungan validator 2 memiliki total skor 43 dengan skor ata-rata 4,30 yang artinya
skor termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” sehingga dapat
disimpulkan bahwa soal evaluasi esai siklus II yang disusun oleh peneliti sudah bisa
digunakan tanpa adanya revisi.
Berdasarkan hasil validasi yang diberikan kedua validator untuk soal evaluasi
yang terdiri dari soal pilihan ganda dan soal esai, peneliti menyimpulkan bahwa soal
evaluasi tersebut sudah baik. Peneliti dapat menggunakan soal evaluasi tersebut untuk
penelitian.
Selain melakukan uji validasi soal evaluasi, peneliti juga melakukan uji
keterbacaan soal. Uji keterbacaan soal ini dimaksudkan agar soal yang telah disusun

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mampu mengukur tingkat pemahaman siswa sesuai dengan jenjang sekolah. Selain
itu bertujuan agar siswa benar-benar memahami maksud dari soal evaluasi yang
diberikan. Peneliti melakukan uji keterbacaan soal evaluasi siklus I dan siklus II pada
kelas V yang berjumlah dua siswa setiap siklusnya dan peneliti memilih siswa secara
acak. Hasil dari uji keterbacaan soal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.19 Hasil Uji Keterbacaan Soal Siklus I
Validator Validator
No. Pernyataan
1 2
1 Bahasa yang digunakan
5 5
mudah dipahami
2 Kalimat pada pernyataan
5 5
jelas
3 Petunjuk pengerjaan jelas 5 5
4 Penilain jelas 5 5
5 Pertanyaan muah dipahami 5 5
6 Gambar membantu
5 5
menjawab soal
Jumlah 30 30
Rata-rata 5 5

Berdasarkan tabel 3.17 dapat dilihat hasil dari uji keterbacaan soal evaluasi
siklus I di mana validator 1 memberikan jumlah nilai 30 dengan skor rata- rata 5 yang
dapat dikategorikan dalam kriteria “sangat baik”. Sedangkan validator 2 juga
memberikan jumlah nilai 30 dengan skor rata- rata 5 yang dapat dikategorikan dalam
kriteria “sangat baik”. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa soal evaluasi siklus I
termasuk dalam kategori baik untuk diujikan.

Tabel 3.20 Hasil Uji Keterbacaan Soal Siklus II


Validator Validator
No. Pernyataan
1 2
1 Bahasa yang digunakan
5 5
mudah dipahami
2 Kalimat pada pernyataan
5 5
jelas
3 Petunjuk pengerjaan jelas 5 5
4 Penilain jelas 5 5
5 Pertanyaan muah dipahami 5 5

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6 Gambar membantu
5 5
menjawab soal
Jumlah 30 30
Rata-rata 5 5

Berdasarkan tabel 3.16 dapat dilihat hasil dari uji keterbacaan soal evaluasi
siklus II di mana validator 1 memberikan jumlah nilai 30 dengan skor rata- rata 5
yang dapat dikategorikan dalam kriteria “sangat baik”. Sedangkan validator 2
memberikan jumlah nilai 30 dengan skor rata- rata 5 yang dapat dikategorikan dalam
kriteria “sangat baik”. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa soal evaluasi siklus
II termasuk dalam kategori baik untuk diujikan.
Berdasarkan hasil validasi uji keterbacaan soal, peneliti menyimpulkan bahwa
soal evaluasi yang telah peneliti susun dianggap baik dan dapat dipahami oleh siswa.
Oleh sebab itu, peneliti dapat menggunakan soal evaluasi tersebut untuk penelitian.

3.7.2 Reliabilitas
Kata reliabilitas diambil dari bahasa Inggris reliability yang berasal dari kata
reliable yang artinya dapat dipercaya. Instrumen dikatakan dapat dipercaya jika
memberikan hasil yang tetap atau konsisten jika diujikan berkali-kali. Reliabilitas
instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Uji reliabilitas yang
digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah Spearman-Brown. Uji
Reliabilitas dengan teknik Spearman Brown ada dua cara yaitu belahan ganjil genap
dan belahan awal-akhir (Siregar, 2012: 63). Sedangkan menurut Arifin (2011 :248)
reliabilitas adalah derajat konsistensi instrument yang bersangkutan. Reliabilitas tes
berkenaan degan pertanyaan, apakah suatu isntrumen dapat dipercaya sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrumen dapat kitakan reliabel jika selalu
memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu
atau kesempatan yang berbeda.
Nugroho (2011:33) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas
menggunakan metode alpha cronbach akan menghasilkan nilai alpha dalam skala 0 –
1 yang dapat dikelompokkan dalam lima (5) kelas. Nilai masing-masing kelas dan
tingkat reliabilitasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.21 Kriteria Reliabilitas


Alpha Kriteria
0,801 - 1,00 Sangat reliabel
0,601- 0,80 Reliabel
0,401 - 0,60 Cukup reliabel
0,201 - 0,40 Agak reliabel
0,00 - 0,20 Kurang reliabel

Soal-soal yang telah di uji empiris dan dihitung validitasnya oleh peneliti
kemudian dihitung reliabilias dari soal evaluasi siklus I dan siklus II. Peneliti
melakukan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 15. Hasil
perhitungan reliabilitas soal akan dibandingkan dengan kriteria reliabilitas untuk
mengetahui tingkat reliabilitas siklus I dan siklus II. Berikut adalah hasil reliabilitas
siklus I dan II:
1.7.2.1 Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus I

Tabel 3.22 Reliabilitas Pilihan Ganda Siklus I


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.798 10
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh reliabilitas dari 10 soal pilihan
ganda yang telah valid yaitu 0,798. Jika dilihat dari tabel kriteria reliabilitas maka
soal pilihan ganda tersebut masuk dalam kategori “Reliabel” dan soal tersebut dapat
digunakan dalam penelitian.
1.7.2.2 Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Esai Siklus I

Tabel 3.23 Reliabilitas Esai Siklus I


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.480 5

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh reliabilitas dari 5 soal esai yang
telah valid yaitu 0,480. Jika dilihat dari tabel kriteria reliabilitas maka soal pilihan
ganda tersebut masuk dalam kategori “Cukup Reliabel” dan soal tersebut dapat
digunakan dalam penelitian.
1.7.2.3 Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus II

Tabel 3.24 Reliabilitas Pilihan Ganda Siklus II


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.814 10

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh reliabilitas dari 10 soal pilihan


ganda yang telah valid yaitu 0,814. Jika dilihat dari tabel kriteria reliabilitas maka
soal pilihan ganda tersebut masuk dalam kategori “Sangat Reliabel” dan soal tersebut
dapat digunakan dalam penelitian.
1.7.2.4 Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Esai Siklus II

Tabel 3.25 Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Esai Siklus II


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.706 6

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh reliabilitas dari 6 soal esai yang
telah valid yaitu 0,706. Jika dilihat dari tabel kriteria reliabilitas maka soal pilihan
ganda tersebut masuk dalam kategori “Reliabel” dan soal tersebut dapat digunakan
dalam penelitian.
Setelah melakukan uji validasi dan uji reliabilitas soal evaluasi siklus I dan
siklus II, peneliti selanjutnya menentukan soal – soal evaluasi yang akan digunakan
dalam penelitian. Soal yang digunakan adalah soal – soal yang dinyatakan “valid”
dan “reliabel” serta mewakili indikator ketercapaian aspek kognitif dalam
pembelajaran. Berikut ini adalah tabel daftar soal dan kisi – kisi yang digunakan
dalam penelitian:

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.26 Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus I


Nomor Soal
Ranah
No Mupel Indikator Pilihan
Kognitif Esai
Ganda
1. B. Indonesia 3.3.1 Mengidentifikasi daftar pertanyaan 1,2,3,4 1,2
C1
untuk persiapan wawancara
2. IPS 3.1.3 Mengidentifikasi pemanfatan 5,6 3,4
sumber daya alam hayati bagi C2
kesejahteraan masyarakat
3. IPA 3.8.2 Mengidentifikasi pentingnya peran 7,8,9,10 5
hewan sebagai sumber daya alam dalam C2
menjaga keseimbangan alam

Berdasarkan tabel 3.26 dapat diketahui bahwa terdapat 10 soal pilihan ganda
dan 5 soal esai. Indikator 3.3.1 Mengidentifikasi daftar pertanyaan untuk persiapan
wawancara pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 4 soal pilihan ganda
yaitu nomor 1, 2, 3, 4 dan soal esai terdapat 2 soal dengan nomor soal 1, 2. Indikator
3.1.3 Mengidentifikasi pemanfatan sumber daya alam hayati bagi kesejahteraan
masyarakat pada muatan pelajaran IPS terdapat 2 soal pilihan ganda yaitu nomor 5
dan 6 dan pada soal esai terdapat 2 soal dengan nomor soal 3 dan 4. Indikator 3.8.2
Mengidentifikasi pentingnya peran hewan sebagai sumber daya alam dalam menjaga
keseimbangan alam pada muatan pelajaran IPA terdapat 4 soal pilihan ganda yaitu
nomor 7,8,9,10 dan pada soal esai terdapat 1 soal dengan nomor soal 5.
Tabel 3.27 Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus II
Nomor Soal
Ranah
No Mupel Indikator Pilihan
Kognitif Esai
Ganda
1. B. 4.3.1 Membuat pertanyaan tertulis C3 1,2,3,4 1,2
Indonesia menggunakan kosa kata baku dan
kalimat efektif untuk persiapan
wawancara yang terdapat pada teks Ular
Naga
2. PJOK 3.2.1 Menjelaskan aturan permainan ular C2 5,6,7,8,9 3
naga sebagai salah satu bentuk
permainan tradisional yang
mempraktikan variasi pola gerak dasar
lokomotor.
3. IPA 3.1.1Mengidentifikasi mengidentifikasi C2 10 4,5,6
hubungan antara bentuk dan fungsi
tubuh hewan dan tumbuhan.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan tabel 3.27 dapat diketahui bahwa terdapat 10 soal pilihan ganda
dan 6 soal esai. Indikator 4.3.1 Membuat pertanyaan tertulis menggunakan kosa kata
baku dan kalimat efektif untuk persiapan wawancara yang terdapat pada teks Ular
Naga pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 4 soal pilihan ganda yaitu
nomor 1, 2, 3, 4 dan soal esai terdapat 2 soal dengan nomor soal 1, 2. Indikator 3.2.1
Menjelaskan aturan permainan ular naga sebagai salah satu bentuk permainan
tradisional yang mempraktikan variasi pola gerak dasar lokomotor pada muatan
pelajaran IPS terdapat 5 soal pilihan ganda yaitu nomor 5, 6, 7, 8, 9 dan pada soal
esai terdapat 1 soal dengan nomor soal 3. Indikator 3.1.1 Mengidentifikasi
mengidentifikasi hubungan antara bentuk dan fungsi tubuh hewan dan tumbuhan
pada muatan pelajaran IPA terdapat 1 soal pilihan ganda yaitu nomor 10 dan pada
soal esai terdapat 3 soal dengan nomor soal 4, 5, dan 6.

3.8 Teknik Analisis Data

Menurut Arifin (2009: 246) dalam penilaian hasil belajar, tes diharapkan
dapat menggambarkan sampel perilaku dan menghasilkan nilai yang objektif serta
akurat. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal siswa
dengan kondisi pada siklus I dan kemudian dibandingkan dengan langkah selanjutnya
yaitu siklus II. Teknik analisis data pada penelitian ini dengan cara kuantitatif dan
kualitatif.
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2016: 147) teknik analisis data dalam penelitian

kuantitatif menggunakan statistik. Salah satu macamnya adalah statistik deskriptif.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada analisis kuantitatif ini data diperoleh dari nilai hasil tes evaluasi siswa di

setiap siklus. Selanjutnya data dianalisis dengan statistik deskripsi. Adapun data yang

diperoleh dengan criteria penilaian sebagai berikut:

a) Menentukan penskoran tes evaluasi

Penilaian pada tes evaluasi dilakukan dengan memberikan skor di setiap

nomornya dengan bobot yang sama. Pada soal pilihan ganda dengan bobot 1

skor, sedangkan pada soal esai dengan bobot 5 skor.

b) Menghitung nilai setiap siswa dengan menggunakan rumus :

X 100

c) Menghitung nilai rata- rata kelas dengan menggunakan rumus :

d) Perhitungan persentase ketuntasan siswa dengan menggunakan rumus:

e) Membandingkan peersentase hasil tes evaluasi antar siklus untuk mengetahui

terjadi peningkatan atau tidak.

f) Menghitung kenaikan haasil belajar siswa antar siklus, apakah terjadi

peningkatan secara signifikan atau tidak dilihat dari persentase ketuntasan

maupun rata – rata kelas.

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.8.2 Analisis Data Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2016: 244) Analisis data kuantitatif adalah proses mencari

dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Data kuantitatif dalam

penelitian ini diperoleh dari catatan anekdot.

3.9 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan siswa dapat dilihat apabila terjadi peningkatan dalam


hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II sesuai dengan yang ditargetkan oleh
peneliti sebelum pelaksanaan penelitian. Indikator keberhasilan merupakan sebuah
ukuran secara tidak langsung dari sebuah kondisi/status yang terjadi serta
memungkinkan dilakukannya tindakan pengukuran terhadap berbagai perubahan
yang terjadi dari suatu waktu ke waktu lain (Wilson & Sapanuchart, 2008).

Tabel 3.26 Indikator Keberhasilan

Target
Kondisi
Indikator Keterangan
Awal Siklus
Siklus I
II
Nilai rata-rata siswa 74.17 78 80 Jumlah nilai seluruh siswa
dibagi jumlah seluruh
siswa
Persentase siswa yang 63,33% 70% 75% Jumlah siswa yang
mencapai KKM mencapai KKM dibagi
jumlah seluruh siswa
dikali 100

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan tabel 3.26 pada siklus I nilai rata – rata kelas ditentukan sebesar
78 dengan persentase mencapai KKM 70%, ini didapatkan dari mengingat KKM
yang ditentukan di sekolah yaitu 70. Pada siklus II dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimiliki siswa, peniliti menetapkan nilai rata – rata sebesar 80
dengan persentase mencapai KKM 75%.

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini peneliti memaparkan tentang hasil penelitian dan


pembahasannya. Berikut ini penjelasan dari hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilalukan oleh peneliti dalam penelitian:

4.1 Hasil Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jongkang pada semester
ganjil tahun ajaran 2017/2018 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV dengan
jumlah siswa 30 anak. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada dua
siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2018 dan Siklus II
dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Maret 2018. Pada siklus I terdiri dari satu kali
pertemuan, adapun alokasi waktunya yaitu 6 jam pelajaran/ 6 JP (6 x 35 menit). Pada
siklus II terdiri dari satu kali pertemuan, adapun alokasi waktunya yaitu 6 jam
pelajaran/ 6 JP (6 x 35 menit). Data penelitian diperoleh melalui empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksaan, pengamatan dan refleksi. Berikut hasil penelitian yang
diuraikan satu per satu dari keempat hal tersebut.

4.1.1 Paparan Tindakan Siklus I


Siklus I ini dilaksanakan melalui empat (4) tahap, yaitu Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi.
4.1.1.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang


akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada akhir pertemuan siklus I.
Peneliti menyusun perangkat pembelajaran sebagai berikut; Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH), lembar kerja siswa, media pembelajaran,
penilaian dan menyusun soal evaluasi belajar beserta kunci jawaban.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)


Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian
(RPPTH) kelas IV semester gasal pada Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup,
Subtema 2 Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku, Pembelajaran 1 dengan
muatan pelajaran yang terkait adalah Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS. Penyusunan
RPPTH siklus I didasarkan pada pembelajaran dengan pendekatan Tematik Integratif,
Saintifik model Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament.
Tabel 4. 1 Langkah Kegiatan RPPH Siklus I

Alokasi
Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Salam pembuka, doa dan presensi 35menit
 Literasi
Guru mengajak siswa untuk membaca
buku
 Motivasi
Guru mengajak siswa untuk
menyanyikan lagu “Guruku Tersayang,
Guru Tercinta”
 Apersepsi
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai lirik lagu yang telah
dinyanyikan.
 Orientasi
Guru menyampaikan kompetensi yang
harus dicapai
Kegiatan Inti Penyajian  Mengamati 130
Kelas Guru memutarkan video tentang cara menit
bermain permainan tradisional “Gobak
Sodor”.
 Menanya
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai permainan Gobak Sodor
Pembentukan  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
Kelompok Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa.

PENGGALAN 1

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kegiatan Inti Games  Mengamati 70


Siswa mengamati penjelasan peraturan menit
permainan gobak sodor.
 Mencoba
Siswa mencoba melakukan permainan
tradisional “Gobak Sodor” di luar kelas
 Menalar
Siswa menalar materi membuat daftar
pertanyaan wawancara saat melakukan
permainan tradisional “Gobak Sodor”
 Siswa menalar materi peran hewan
sebagai sumber daya alam pada waktu
melakukan permaianan tradisional
“Gobak Sodor”
 Siswa menalar materi pemanfaatan
sumber daya alam hayati bagi
kesejahteraan masyarakat pada waktu
melakukan permaianan tradisional
“Gobak Sodor”
 Mengomunikasikan
Guru meminta salah satu perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya dari Lembar Kerja Siswa.
 Guru mempersilahkan siswa beristirahat
PENGGALAN 2

Kegiatan Inti Tournamen  Mengkomunikasikan 40


Setiap kelompok mempunyai satu siswa menit
sebagai wakil untuk mengikuti tournamen
 Siswa dibagi ke dalam beberapa meja
tournamen
 Siswa melakukan kompetisi, guru sebagai
juri

Penghargaan  Kelompok yang mendapatkan skor


Kelompok tertinggi sebagai Tim Juara

Penutup  Menyimpulkan 30
Siwa bersama dengan guru membuat menit
kesimpulan tentang kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
 Post test
Guru memberikan posttest secara lisan
 Refleksi
Siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran secara lisan
 Tindak lanjut

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siswa diberikan tugas rumah


Salam penutup dan doa

2. Lembar Kerja Siswa

Peneliti menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan materi yang
akan disampaikan. Lembar kerja siswa dikerjakan secara berkelompok ketika
melakukan permainan gobak sodor dengan tujuan agar siswa dapat saling bertukar
pikiran dengan teman yang lain serta pengetahuan siswa menjadi lebih luas.
3. Penilaian
Peneliti menentukan penilaian untuk menilai rata-rata kelas, rata-rata skor
kelas, dan ketuntasan belajar siswa.
4. Soal evaluasi beserta kunci jawaban.
Peneliti menyusun soal evaluasi yang berjumlah 15 soal yang terdiri dari 10
soal pilihan ganda dan 5 soal esai yang sebelumnya telah di uji validitasnya terlebih
dahulu sebelum diujikan kepada siswa.

4.1.1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan pada tahap siklus I ini dilaksanakan selama 1 hari 6 jam
pertemuan/ 6JP (6 x 35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 20
Maret 2018 dimulai pukul 07.00 membahas tentang Tema 3. Peduli Terhadap
Makhluk Hidup Subtema 2. Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku
pembelajaran 1 melalui Permainan Tradisional Gobak Sodor. Pembelajaran diawali
dengan apersepsi yaitu menyanyikan lagu Guruku Tersayang, Guru Tercinta agar
siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selanjutnya peneliti
melakukan tanya jawab dengan siswa dengan menunjukkan gambar-gambar
permainan tradisional yang bertujuan untuk memancing semangat belajar dan
menyampaikan pengalamannya bermain permainan tradisional. Peneliti juga
membacakan teks tentang gobak sodor dan siswa diminta untuk menyimak bacaan
tersebut dan ketika sudah selesai siswa mengemukakan hal – hal yang yang didapat
dari teks bacaan.

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selanjutnya, peneliti membagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 siswa


yang akan berkompetisi melawan kelompok lain. Kelompok dibagi secara random,
yaitu setiap siswa mengambil undian atau kupon yang isinya angka 1 sampai 6.Angka
inilah yang digunakan peneliti untuk membentuk kelompok. Setelah itu siswa
mengamati video tentang permainan gobak sodor bersama-sama melalui proyektor
sekolah yang telah disiapkan oleh peneliti. Sebelumnya siswa mencoba permainan
gobak sodor di luar kelas, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya hal-hal yang ingin mereka ketahui lebih lanjut mengenai permainan gobak
sodor. Siswa juga saling berbagi pengalaman ketika bermain gobak sodor agar siswa
yang belum pernah bermain bisa membayangkan cara dan senangnya bermain gobak
sodor.
Peneliti mengajak siswa untuk ke luar kelas dan menjelaskan peraturan gobak
sodor. Peneliti dan siswa mempraktikan permainan gobak sodor dengan arahan
peneliti agar ketika bermain, siswa atau kelompok tidak melakukan kesalahan yang
merugikan tim. Setelah penjelasan selesai dan tidak ada siswa yang bertanya, setiap
tim mencoba untuk bermain gobak sodor di halaman. Setelah semua tim atau
kelompok sudah bermain, setiap kelompok diminta untuk mengerjakan LKS yang
sudah dipersiapkan mengenai permainan yang telah dialakukan. Setiap tim diminta
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Peneliti juga memberi waktu
kepada siswa untuk istirahat sebelum mereka mengerjakan soal evaluasi secara
individu guna melihat hasil belajar siswa.
4.1.1.3 Pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan (observasi) selama kegiatan
pembelajaran siklus I berlangsung. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah
observasi tidak terstruktur. Observasi dibantu oleh guru kelas selaku mitra penelitian.
Adapun tujuan dari observasi ini adalah untuk mengamati proses pelaksanaan
tindakan dan mencatat kejadian-kejadian menarik dalam bentuk catatan anekdot.
Peneliti menulis catatan anekdot mengenai hal-hal yang menarik selama proses
pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati bahwa siswa kelas IV menjadi lebih
aktif berdiskusi, bekerja sama, dan bertanggung jawab bersama kelompok.

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti juga mengamati dan mencatat kendala-kendala yang yang dihadapi


saat proses pembelajaran berlangsung. Kendala yang dihadapi peneliti adalah 1)
siswa yang bernama HBD sering mengumpat atau berkata kotor ketika timnya
bermain dan timnya kalah. Peneliti memberikan nasihat kepada HBD agar tidak
berkata kotor karena itu tidak baik dan tidak sopan dilakukan. Peneliti juga menegur
kepada siswa tersebut jika masih berkata kotor, siswa tersebut tidak boleh mengikuti
pembelajaran. Tidak hanya untuk HBD saja, peneliti juga memberikan nasihat agar
tidak sering mengumpat saat bermain karena hal tersebut tidaklah baik untuk dirinya
maupun orang lain.
Kendala yang selanjutnya 2) siswa yang berinisial NAPB, SAS, dan SCN,
tidak ingin bermain gobak sodor karena belum pernah bermain sebelumnya. Ketiga
siswa tersebut menolak untuk ikut bermain karena takut salah sebab mereka belum
pernah bermain. Peneliti mencoba untuk membujuk mereka agar tetap ikut bermain
gobak sodor bersama timnya. Peneliti juga memberikan kesenangan yang didapat
ketika bermain gobak sodor. Peneliti bersama siswa lain membujuk ketiga siswa
tesebut dan akhirnya mereka mau mencoba bermain gobak sodor. Meskipun mereka
terlihat masih canggung dan malu-malu, namun mereka berani untuk mencoba
sesuatu hal yang baru.
4.1.1.4 Refleksi
Setelah pelaksanaan siklus I, peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan
belajar mengajar yang telah dilakukan. Peneliti melihat hasil observasi untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan yang diperoleh selama pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode permainan tradisional. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan peneliti menemukan beberapa masalah. Permasalahan yang
pertama adalah ada siswa yang berkata kotor atau mengumpat ketika timnya kalah
saat bermain gobak sodor. Siswa yang tidak bisa menerima kekalahan biasanya
cenderung marah atau bahkan mengumpat kepada teman setimnya atau tim lawannya.
Pada siklus I ini terdapat siswa yang belum bisa bermain sportif yaitu HBD. HBD
sering mengumpat ketika timnya kalah dan siswa tersebut marah dengan tim
lawannya. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari teman-teman satu kelasnya,

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

siswa tersebut memang sering mengumpat. Dari hal ini peneliti harus lebih
memperhatikan tingkah laku dan tutur bicara dari HBD agar siswa tersebut tidak
memberikan dampak yang negative bagi teman di sekitarnya khususnya teman satu
kelasnya.
Permasalahan yang kedua adalah terdapat siswa yang tidak memperhatikan
instruksi atau penjelasan dari peneliti sehingga terjadi kesalahan saat bermain gobak
sodor. Peneliti mencatat bahwa terdapat 3 siswa yang setidaknya tiga kali melakukan
kesalahan saat bermain. Ketiga siswa tersebut adalah RAP, RAG, dan RDR. Peneliti
juga mengamati tingkah laku ketiga siswa tersebut saat peneliti memberi pengarahan
cara bermain. Ketiga siswa tersebut hanya mengobrol tanpa memperhatikan
penjelasan dari peneliti. Pada saat bermain, mereka terlihat bingung dan sering
melakukan kesalahan bagi timnya sendiri. Peneliti harus meenjelaskan setidaknya dua
kali agar ketiga siswa tersebut tidak melakukan kesalahan dan merugikan timnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat permasalahan
yang dihadapi peneliti saat melakukan pembelajaran menggunakan permainan gobak
sodor pada siklus I. Dengan permasalahan tersebut, peneliti melanjutkan penelitian ke
siklus II untuk memantapkan data yang diperoleh pada siklus I.

4.1.2 Paparan Tindakan Siklus II


Pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus I, siklus II dilaksanakan
melalui empat tahap yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi.
4.1.2.1 Perencanaan

Tahap perencanaan, peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang akan


digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada akhir pertemuan siklus II.
Peneliti menyusun perangkat pembelajaran sebagai berikut; Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH), pedoman observasi, lembar kerja siswa,
media, penilaian dan menyusun soal hasil belajar beserta kunci jawaban.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian


(RPPTH) untuk kelas IV semester pada Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup,

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Subtema 2 Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku, Pembelajaran 3 dengan


muatan pelajaran yang terkait adalah Bahasa Indonesia, PJOK, dan IPA. Penyusunan
RPPTH siklus II didasarkan pada pembelajaran dengan pendekatan Tematik
Integratif, Saintifik model Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament.

Tabel 4. 2 Langkah Kegiatan RPPH Siklus II

Alokasi
Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Salam pembuka, doa dan presensi 35menit
 Literasi
Guru mengajak siswa untuk membaca
buku
 Motivasi
Guru mengajak siswa untuk menyanyikan
lagu “Naik Kereta Api”
 Apersepsi
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai lirik lagu yang telah
dinyanyikan.
 Orientasi
Guru menyampaikan kompetensi yang
harus dicapai
Kegiatan Inti Penyajian  Mengamati 40 menit
Kelas Guru memutarkan video tentang cara
bermain permainan tradisional “Ular
Naga”.
 Menanya
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai permainan Ular Naga
Pembentukan  Siswa dibagi dalam 4 kelompok. Guru
Kelompok memberikan undian kepada siswa dan
nantinya undian tersebut digunakan untuk
membentuk kelompok.

Kegiatan Inti Games  Mengamati 70 menit


Siswa mengamati penjelasan peraturan
permainan ular naga
 Mencoba
Siswa mencoba melakukan permainan
tradisional “Ular Naga”di luar kelas
 Menalar
Siswa menalar materi membuat daftar
pertanyaan wawancara saat melakukan

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

permainan tradisional “Ular Naga”


 Siswa menalar materi variasi pola gerak
lokomotor pada waktu melakukan
permainan tradisional “Ular Naga”
 Siswa menalar materi fungsi bagian tubuh
hewan dan tumbuhan pada waktu
melakukan permainan tradisional “Ular
Naga”
 Mengomunikasikan
Guru meminta salah satu perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya dari Lembar Kerja Siswa.
 Guru mempersilahkan siswa beristirahat
PENGGALAN 1

Kegiatan Inti Tournamen  Mengkomunikasikan 40 menit


 Setiap kelompok mempunyai satu siswa
sebagai wakil untuk mengikuti tournamen
 Siswa dibagi ke dalam beberapa meja
tournamen
 Siswa melakukan kompetisi, guru sebagai
juri
Penghargaan  Kelompok yang mendapatkan skor
Kelompok tertinggi sebagai “Super Team”

Penutup  Menyimpulkan 30 menit


Siwa bersama dengan guru membuat
kesimpulan tentang kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan
 Post test
Guru memberikan posttest secara lisan
 Refleksi
Siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran secara lisan
 Tindak lanjut
Siswa diberikan tugas rumah
Salam penutup dan doa

4.1.2.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan pada tahap siklus II ini dilaksanakan selama 1 hari 6 jam


pelajaran/ 6JP (6 x 35 menit). Perlaksanaa pembelajaran dilaksanakan pada hari
Kamis, 22 Maret 2018 dimulai pukul 07.00 membahas tentang Tema 3. Peduli
Terhadap Makhluk Hidup Subtema 2. Keberagaman Makhluk Hidup di

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lingkunganku pembelajaran 3 melalui Permainan Tradisional Ular Naga.


Pembelajaran diawali dengan apersepsi yaitu menyanyikan lagu Naik Kereta Api agar
siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selanjutnya peneliti
melakukan tanya jawab dengan siswa dengan menunjukkan gambar permainan
tradisional ular naga yang bertujuan untuk memancing semangat belajar dan
menyampaikan pengalamannya bermain permainan tradisional ular naga. Peneliti
juga membacakan teks tentang ular naga dan siswa diminta untuk menyimak bacaan
tersebut dan ketika sudah selesai, siswa mengemukakan hal – hal yang didapat dari
teks bacaan.
Selanjutnya siswa menonton video tentang ular naga yang ditampilkan di
depan kelas dengan menggunakan proyektor sekolah yang telah dipersiapkan oleh
peneliti. Setelah selesai menonton video tersebut, siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui dari permainan ular naga. Pada
kesempatan ini, peneliti memberikan waktu kepada siswa untuk mengungkapkan
sejauh mana pengetahuan mereka mengenai permainan ular naga.
Kegiatan selanjutnya, peneliti membagi siswa dalam 4 kelompok secara
random dengan cara menghitung satu sampai empat. Jadi dalam satu kelas terdapat 4
kelompok yang akan bertanding bermain ular naga. Kegiatan selanjutnya menuju
halaman sekolah untuk bermain ular naga. Pada kegiatan ini peneliti menjelaskan
cara bermain ular naga yang sudah dimodifikasi.
Peneliti dan siswa mempraktikan permainan ular naga dengan arahan peneliti
agar ketika bermain, siswa atau kelompok tidak melakukan kesalahan yang
merugikan tim. Setelah penjelasan dirasa cukup dan tidak ada siswa yang bertanya,
setiap tim mencoba untuk bermain ular naga di halaman. Lagu yang dinyanyikan saat
bermain ular naga adalah lagu Naik Kereta Api. Pada permainan ini, setiap siswa
yang tertangkap saat lagu selesai dinyanyikan akan diberikan satu pertanyaan
mengenai materi yang dipelajari. Jika salah menjawab, siswa akan masuk dalam grup
Ular, jika siswa benar menjawab maka siswa akan masuk dalam grup Naga dan
seterusnya. Setelah semua tim atau kelompok sudah bermain, setiap kelompok
diminta untuk mengerjakan LKS yang sudah dipersiapkan mengenai permainan yang

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

telah dilakukan. Setiap tim diminta untuk mempresentasikan hasil kerja


kelompoknya. Peneliti juga memberi waktu kepada siswa untuk istirahat sebelum
mereka mengerjakan soal evaluasi secara individu guna melihat hasil belajar siswa.
4.1.2.3 Pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan (observasi) selama kegiatan
pembelajaran siklus II berlangsung seperti pada siklus I. Observasi yang dilakukan
oleh peneliti dibantu oleh satu rekan peneliti. Adapun tujuan dari observasi ini adalah
untuk mengamati proses pelaksanaan tindakan dan mencatat kejadian-kejadian
menarik dalam bentuk catatan anekdot. Peneliti menulis catatan anekdot mengenai
hal-hal yang menarik selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati
bahwa siswa kelas IV menjadi lebih semangat mengikuti pembelajaran, bekerja sama,
dan lebih aktif bertanya. Dari pengamatan yang dilakukan, peneliti mencatat bahwa
pada siklus II siswa terlihat senang melaksanakan pembeljaran dengan permainan
ular naga.
Peneliti juga mengamati dan mencatat kendala-kendala yang yang dihadapi
saat proses pembelajaran berlangsung. Kendala yang dihadapi peneliti pada siklus II
adalah 1) siswa yang bernama NR tidak suka satu kelompok dengan RDR. Kejadian
ini terjadi ketika pembagian kelompok dengan cara acak menghitung satu sampai
empat. NR merasa bahwa RDR tidak bisa diajak bekerjasama dalam tim. Di dalam
kelas, RDR dikenal cukup ramai dan tidak pernah memperhatikan guru yang
mengajar. Alasan tersebutlah yang membuat kendala dalam pembelajaran siklus II
ini. Peneliti pun tetap menjadikan mereka berdua dalam satu tim. Meskipun akhirnya
kalah, setidaknya mereka sudah berusaha bekerjasama dalam tim. Menang kalah
dalam sebuah permainan merupakan hal yang biasa.
Kendala yang selanjutnya 2) siswa yang bernama SAS tidak ingin bermain
ular naga karena belum pernah bermain sebelumnya. Seperti pada siklus I, siswa
tersebut juga awalnya tidak ingin bermain gobak sodor karena belum pernag
memainkan. Peneliti bersama siswa lain mencoba untuk membujuk siswa tersebut
agar tetap ikut bermain ular naga bersama timnya. Pada Akhirnya siswa tersebut mau

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mencoba bermain ular naga. Meskipun terlihat masih canggung dan malu-malu,
namun ia berani untuk mencoba sesuatu hal yang baru.
4.1.2.4 Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode


permainan tradisional ular naga berjalan sesuai dengan apa yang peneliti harapkan.
Meskipun begitu, tetap ada beberapa masalah yang timbul selama proses
pembelajaran berlangsung. Permasalahan yang pertama adalah ketika pembagian
kelompok, siswa menjadi ramai. Pada saat pembagian kelompok dengan cara acak,
siswa menjadi ramai dikarenakan ada siswa yang tidak ingin mendapat siswa yang
tidak bisa diandalkan dalam tim atau kelompok. Terlebih lagi siswa yang berinisial
MAP tidak ingin satu kelompok dengan siswa yang berinisial RDR karena siswa
tersebut tidak bisa untuk diajak bekerja sama. MAP tidak ingin timnya kalah hanya
gara-gara satu siswa yang menghambat kerja sama timnya. Dalam hal ini peneliti
turut andil dalam pembagian kelompok, dan kelompok yang sudah terbentuk tidak
bisa diubah. Tujuan dari pembentukan tim adalah agar setiap siswa dapat bekerja
sama meskipun nantinya belum tentu jadi pemenangnya.
Permasalahan yang kedua yaitu pada saat bermain ular naga di halaman
sekolah, terdapat siswa yang membeli makanan di luar padahal belum waktunya
istirahat. Siswa tersebut berinisial RAG, dan peneliti memberi teguran kepada siswa
tersebut untuk tidak memakan makanan yang telah dibeli sebelum jam istirahat.
Peneliti juga memberi arahan kepada siswa lain yang tidak menaati peraturan yang
telah disepakati di awal pembelajaran, akan menerima sanksi. Hal ini dilakukan agar
kondisi pembelajaran tetap kondusif meskipun melakukan pembelajaran di luar kelas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat permasalahan
yang dihadapi peneliti saat melakukan pembelajaran menggunakan permainan ular
naga pada siklus II. Pada siklus II ini, peneliti mendapatkan data mengenai hasil
belajar siswa pada siklus I dan siklus II dan memutuskan untuk menghentikan siklus
karena sudah memenuhi target. Maka peneliti menghentikan penelitian pada siklus II.

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2 Peningkatan Hasil Belajar


4.2.1 Data Nilai Hasil Belajar Siswa

Data nilai hasil belajar siswa pada penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu
data nilai hasil belajar pada kondisi awal, data nilai hasil belajar siklus I, dan data
nilai hasil belajar siklus II. Data nilai hasil belajar kondisi awal diperoleh dari nilai
ulangan harian Tema 3 Subtema 2. Adapun ketiga data nilai hasil belajar sebagai
berikut:
Tabel 4. 3 Data Nilai Kondisi Awal

KKM = 70
No Nama Nilai
T BT
1 DLS 96 √
2 HBD 69 √
3 KJA 75 √
4 MAP 82 √
5 MADN 68 √
6 MDM 87 √
7 MOA 92 √
8 MRW 93 √
9 NSS 83 √
10 NNF 87 √
11 NR 80 √
12 NAPB 70 √
13 NGPW 68 √
14 PSW 68 √
15 QMF 69 √
16 RDR 81 √
17 RAP 59 √
18 RT 76 √
19 RAG 66 √
20 RDS 78 √
21 RAP 92 √
22 RN 74 √
23 SCN 71 √
24 SN 83 √

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25 SR 72 √
26 SKR 62 √
27 SRR 80 √
28 SAS 69 √
29 SDS 20 √
30 WSN 57 √
Jumlah 2225
Nilai Rata-Rata 74.17
Nilai Tertinggi 96
Nilai Terendah 20
Jumlah Siswa Tuntas KKM 19
Jumlah Siswa Belum Tuntas KKM 11
Persentase Sudah Tuntas 63.33%
Persentase Belum Tuntas 36.67%

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa sebanyak 30 siswa
mendapatkan jumlah nilai sebesar 2225. Nilai rata – rata yang diperoleh sebesar
74,17. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 96 sedangkan nilai terendah yang
dicapai siswa adalah 20. Jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 19 siswa dengan
persentase 63,33% dan jumlah siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 11 siswa
dengan persentase 36,67%.
Tabel 4. 4 Data Nilai Hasil Belajar Siklus I

KKM = 70
No Nama Siswa Nilai
T BT
1 DLS 88 √
2 HBD 88 √
3 KJA 92 √
4 MAP 92 √
5 MADN 92 √
6 MDM 96 √
7 MOA 96 √
8 MRW 92 √
9 NSS 80 √
10 NNF 92 √
11 NR 96 √

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12 NAPB 96 √
13 NGPW 64 √
14 PSW 100 √
15 QMF 96 √
16 RDR 80 √
17 RAP 40 √
18 RT 100 √
19 RAG 76 √
20 RDS 92 √
21 RAP 100 √
22 RN 88 √
23 SCN 100 √
24 SN 88 √
25 SR 96 √
26 SKR 84 √
27 SRR 72 √
28 SAS 96 √
29 SDS 68 √
30 WSN 68 √
Jumlah 2608
Nilai Rata-rata 86.93
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 40
Jumlah Siswa Tuntas KKM 26
Jumlah Siswa Belum Tuntas KKM 4
Persentase Sudah Tuntas 86.67%
Persentase Belum Tuntas 13.33%

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa sebanyak 30 siswa
mendapatkan jumlah nilai sebesar 2608. Nilai rata – rata yang diperoleh sebesar
86.93. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah yang
dicapai siswa adalah 40. Jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 26 siswa dengan
persentase 86,67% dan jumlah siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 4 siswa
dengan persentase 13,33%.

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4. 5 Data Nilai Siklus II

KKM = 70
No Nama Siswa Nilai
T BT
1 DLS 96 √
2 HBD 100 √
3 KJA 88 √
4 MAP 96 √
5 MADN 88 √
6 MDM 100 √
7 MOA 100 √
8 MRW 72 √
9 NSS 88 √
10 NNF 100 √
11 NR 96 √
12 NAPB 100 √
13 NGPW 72 √
14 PSW 100 √
15 QMF 96 √
16 RDR 88 √
17 RAP 64 √
18 RT 100 √
19 RAG 80 √
20 RDS 96 √
21 RAP 100 √
22 RN 84 √
23 SCN 72 √
24 SN 96 √
25 SR 100 √
26 SKR 88 √
27 SRR 68 √
28 SAS 80 √
29 SDS 68 √
30 WSN 88 √
Jumlah 2664
Nilai Rata-Rata 88.80
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 64
Siswa Tuntas KKM 27

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jumlah Siswa Belum Tuntas KKM 3


Persentase sudah tuntas 90%
Persentase belum tuntas 10%

Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa sebanyak 30 siswa
mendapatkan jumlah nilai sebesar 2664. Nilai rata – rata yang diperoleh sebesar
88,80. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah yang
dicapai siswa adalah 64. Jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 27 siswa dengan
persentase 90% dan jumlah siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 3 siswa dengan
persentase 10%.
Tabel 4. 6 Perbandingan Nilai Siklus I dan II

Nilai
No Nama Siswa Siklus Siklus Keterangan
I II
1 DLS 88 96 Meningkat
2 HBD 88 100 Meningkat
3 KJA 92 88 Menurun
4 MAP 92 96 Meningkat
5 MADN 92 88 Menurun
6 MDM 96 100 Meningkat
7 MOA 96 100 Meningkat
8 MRW 92 72 Menurun
9 NSS 80 88 Meningkat
10 NNF 92 100 Meningkat
11 NR 96 96 Tetap
12 NAPB 96 100 Meningkat
13 NGPW 64 72 Meningkat
14 PSW 100 100 Tetap
15 QMF 96 96 Tetap
16 RDR 80 88 Meningkat
17 RAP 40 64 Meningkat
18 RT 100 100 Tetap
19 RAG 76 80 Meningkat
20 RDS 92 96 Meningkat
21 RAP 100 100 Tetap
22 RN 88 84 Menurun
23 SCN 100 72 Menurun

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24 SN 88 96 Meningkat
25 SR 96 100 Meningkat
26 SKR 84 88 Meningkat
27 SRR 72 68 Menurun
28 SAS 96 80 Menurun
29 SDS 68 68 Tetap
30 WSN 68 88 Meningkat

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan metode


permainan tradisional pada pembelajaran tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup
subtema 2 Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku telah meningkatkan hasil
belajar siswa dengan tercapainya nilai KKM. Pada tabel 4.6 dapat dilihat peningkatan
nilai pada siklus I ke siklus II yaitu sebanyak 17 siswa. Pada tabel 4.6 juga dapat
dilihat ada 6 siswa yang mendapatkan nilai yang tetap serta ada 7 siswa yang
mengalami penurunan nilai.
Adapun tabel indikator pencapaian penelitian yang telah disusun oleh peneliti
dari kondisi awal, target capaian dan kondisi akhir setelah pelaksanaan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4. 7 Hasil Perbandingan Hasil Belajar
Target Hasil
Kondisi Target Hasil
Perubah Indikator Siklus Siklus
Awal Siklus I Siklus I
II II
Nilai rata-rata 74,17 78 86,93 83 88,80
kelas
Jumlah siswa 19 23 26 25 27
yang mencapai
Hasil
KKM
Belajar
Nilai tertinggi 96 100 100 100 100
Nilai terendah 20 35 40 50 64
Persentase 63,33% 75% 86,67% 80% 90%
ketuntasan

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata
kelas pada kondisi awal sebesar 74,17 meningkat sebesar 12,76 menjadi 86,93 pada
siklus I. Pada siklus II juga mengalami peningkatan dari 86,93 menjadi 88,80 yakni
meningkat sebesar 1,87. Presentase ketuntasan juga mengalami peningkatan dari

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kondisi awal sebesar 63,33% meningkat sebesar 23,34% menjadi 86,67% pada siklus
I. Pada siklus II juga mengalami peningkatan dari 86,67% menjadi 90% yakni
meningkat sebesar 3,33%.
Untuk memperjelas data peningkatan hasil belajar di atas, peneliti membuat
grafik peningkatan hasil belajar siswa. Di bawah ini merupakan grafik peningkatan
rata-rata nilai hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan:

Nilai Rata-Rata
90
88.8
85 86.93

80

75
74.17
70

65
Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Grafik 4. 1 Perbandingan Rata-Rata Nilai Hasil Belajar

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Nilai Rata-Rata
100.00%
90.00%
90%
80.00% 86.67%
70.00%
60.00%
63.33%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Grafik 4. 2 Perbandingan Persentase Ketuntasan

4.3 Pembahasan
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pada
penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti terdapat dua siklus. Setiap
siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar Tema 3 Subtema 2
Pembelajaran 1 dan 3 pada siswa kelas IV SDN Jongkang pada tahun ajaran
2017/2018 dengan menggunakan metode permainan tradisional.
Pada penelitian ini, peneliti mengukur hasil belajar siswa menggunakan soal
evaluasi pada setiap siklus. Pada siklus I terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal
esai sedangkan pada siklus II terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 6 soal esai.
Penelitian ini terfokus mengukur aspek kognitif saja, namun peneliti juga melakukan
pengamatan mengenai perubahan sikap dan keterampilan siswa untuk memperkuat
data hasil penelitian. Hasil belajar pada kondisi awal diperoleh dari nilai ulangan
harian yang diberikan guru kelas IV.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di setiap sekolah berbeda-beda
penetapannya. Untuk KKM yang ditetapkan SD Negeri Jongkang sebesar 70.

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penetapan KKM tersebut tidak hanya dibuat semata-mata melainkan


mempertimbangkan beberapa alasan. Pertimbangan KKM tersebut dipengaruhi oleh
kondisi siswa yang mayoritas berkeluarga menengah ke atas dan melihat wilayah atau
letak sekolah yang berada pada wilayah transisi antara pedesan dan wilayah kota serta
adanya pertimbangan dari hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan
pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik hampir
sama.
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pelaksanaan siklus I dan siklus
II sudah mencapai target bahkan melampaui target capaian yang telah peneliti
tetapkan. Adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Jongkang
terbukti dari data hasil soal evaluasi pada siklus I dan siklus II. Sebelum dilakukan
tindakan penelitian, hasil rata-rata nilai siswa kelas IV pada Tema 3 Subtema 2
sebesar 74,17 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 19 anak dan nilai
tertinggi sebesar 96 dengan persentase ketuntasan sebesar 63,33%. Dari hasil tes
evaluasi yang diperoleh pada siklus I dan II dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar
siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan.
Hasil tes soal evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 86,93 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 26
anak dan nilai tertinggi sebesar 100 dengan persentase ketuntasan sebesar 86,67%.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan prtesentase ketuntasan
dari kondisi awal yaitu sebesar 23,34%. Sedangkan hasil tes soal evaluasi pada siklus
II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas menjadi 88,80 dengan
jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 27 anak dan nilai tertinggi sebesar 100
dengan persentase ketuntasan sebesar 90%.
Berdasarkan uraian nilai di atas mengenai hasil belajar siswa yang mencapai
target bahkan melampauinya, maka hal ini selaras dengan Muslich (2011: 37) yang
berpendapat bahwa penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian
berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa.

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan pada tabel 4.6 terdapat 17 siswa yang mengalami peningkatan


nilai hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Adapun nama – nama siswa yang
mengalami peningkatan adalah DLS, HBD, MAP, MDM, MOA, NSS, NNF, NAPB,
NGPW, RDR, RAP, RAG, RDS, SN,SR, SKR, dan SCN. Terdapat juga siswa
dengan nilai tetap sebanyak 6 siswa. Adapun nama – nama siswa tersebut adalah NR,
PSW, QMF, RT, RAP, dan RN. Sedangkan siswa yang mengalami penurunan nilai
sebanyak 7 siswa yaitu KJA, MADN, MRW, RN, SCN, SRR, dan SAS.

Peneliti akan menguraikan hasil pengamatan pada siswa yang mengalami


kenaikan nilai dari siklus I ke siklus II. Namun peneliti memiliki catatan khusus
kepada satu siswa dan akan membahasnya. RAP merupakan salah satu siswa yang
mengalami kenaikan nilai dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, RAP mendapat nilai
sebesar 40 sedangkan pada siklus II mendapat nilai 60. Meskipun mengalami
peningkatan yang signifikan, RAP belum mencapai target ketuntasan KKM. Peniliti
melakukan observasi pada siswa ketika ia mengerjakan soal evaluasi dan melakukan
permainan. Pada siklus I, RAP mengikuti permainan gobak sodor dengan baik.
Namun pada saat mengerjakan soal evaluasi, ia terlihat kebingungan dan lebih suka
berbicara dengan teman di sampingnya. RAP pun juga tidak tepat waktu
menyelesaikan soal evaluasi dan cenderung mengulur waktu. Pada siklus II pun juga
hampir sama, ia dapat mengikuti permainan ular naga dengan baik namun pada saat
mengerjakan soal evaluasi kurang maksimal.
Uraian selanjutnya adalah siswa yang mendapat nilai tetap yakni NR, PSW,
QMF, RT, RAP, dan RN. Peneliti mengamati siswa NR, QMF, dan RT dapat
mengikuti pembelajaran menggunakan permainan tradisional baik pada siklus I
maupun siklus II. Sebenarnya ketiga siswa ini memiliki antusias dan semangat yang
tinggi pada saat bermain gobak sodor dan ular naga. Untuk hasil belajar pada siklus I
dan siklus II juga sudah melampaui KKM. Sedangkan siswa PSW dan RAP juga
mendapat nilai yang tetap dan melampui KKM, namun peneliti memiliki catatan
khusu terhadap kedua siswa ini. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti,
kedua siswa ini selalu bersama, seperti membentuk grup sendiri. Kedua siswa ini juga

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terlihat sering mengejek HBD karena siswa tersebut sering ramai di kelas. Meskipun
nilai mereka baik, namun harus ada perubahan sikap pada saat mengejek dan
menjudge teman atau orang lain. Selajutnya siswa RN yang mendapat nilai tetap yaitu
68 dari siklus I ke siklus II. Peneliti mengamati bahwa RN kurang serius mengerjakan
soal evaluasi yang diberikan peneliti dan cenderung malu untuk bertanya hal yang
tidak atau belum dimengerti. Alasan ini yang menjadikan catatan khusu terhadap RN
yang mendapat nilai tetap dan belum mencapai KKM.
Selanjutnya siswa dengan nilai yang mengalami penurunan yaitu KJA,
MADN, MRW, RN, SCN, SRR, dan SAS. Meskipun mengalami penurunan nilai,
ketujuh siswa tersebut mendapat nilai di atas KKM. Peneliti mengamati bahwa
sebenarnya mereka memiliki kemampuan yang cukup baik, terbukti dari nilai siklus I
dan siklus II yang sudah melampaui KKM yang telah ditentukan. Berdasarkan
observasi yang dilakukan peneliti, penurunan nilai dari KJA, MADN, RN, dan SCN
dikarenakan pada siklus II permainan ular naga, mereka tidak terlalu tertarik bermain.
Mereka lebih bersemangat ketika bermain gobak sodor pada siklus I, dan hasil belajar
pun tinggi. Sedangkan MRW, SRR, dan SAS mengalami penurunan karena ketika
mengerjakan soal evaluasi mereka kurang serius. Peneliti mengamati bahwa ketiga
siswa tersebut mengerjakan sambil berbicara dengan teman sebangku. Hal tersebut
yang membuat hasil belajar siklus II kurang maksimal seperti pada siklus I.

Berdasarkan dari grafik 4.1 dan 4.2, dapat dilihat bahwa rata-rata nilai hasil
belajar siswa dengan menggunakan metode permainan tradisional dari kondisi awal,
sikuls I, dan siklus II secara keseluruhan mengalami peningkatan. Peningkatan rata-
rata nilai pada kondisi awal ke siklus I sebesar 12,76 dan peningkatan dari siklus I ke
siklus II sebesar 1,87. Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada peningkatan kognitif
siswa yang diukur melalui tes soal evaluasi. Uraian di atas menunjukkan peningkatan
hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Selain itu peneliti juga melakukan
pengamatan ketika penelitian berlangsung untuk mengamati perubahan-perubahan
karakter siswa atau ranah afektif. Ada beberapa catatan yang ditulis peneliti pada
siklus I dan siklus II diantaranya yaitu 1) siswa antusias dan bersemangat untuk

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengikuti pembelajaran diluar kelas, 2) siswa terlihat lebih aktif untuk bertanya hal-
hal yang baru ia alami, 3) siswa dapat belajar menghargai dan bekerja sama, 4) siswa
belajar mengendalikan emosi dan menghargai pendapat orang lain, 5) siswa dapat
mempraktikan variasi pola gerak dasar lokomotor dengan tepat. 6) terdapat beberapa
siswa yang bertengkar karena kalah dalam permainan, 7) siswa cenderung bermain
untuk menang, 8) peneliti kurang rinci menjelaskan aturan permainan sehingga masih
ada yang kebingungan dalam bermain, 9) ada beberapa siswa yang bicara kurang
sopan pada saat bermain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode permainan tradisional antara lain siswa
lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di luar kelas, siswa
mampu belajar bagaimana cara menghargai pendapat orang lain serta belajar
mengendalikan emosi mereka, siswa mampu belajar bekerja dalam kelompok, dan
siswa lebih aktif bertanya dengan hal-hal yang baru atau pertama kali mereka alami.
Kekurangan metode permainan tradisional antara lain sulitnya mengatur siswa karena
pembelajaran dilaksanakan di luar kelas, terdapat beberapa siswa yang belum
menerima kekalahan dan mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan. Menurut Kurniati
(2016:23) permainan tradisonal memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu hal
yang sesuai dengan teori tersebut adalah pada saat siswa mengalami kekalahan dan
cenderung mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan.
Tugas guru di dalam suatu pendidikan tidak hanya memberikan materi ajar
kepada siswa agar siswa menjadi pandai dalam ranah kognitif, namun guru juga
memiliki tugas penting dalam perkembangan afektif siswanya. Seorang guru haruslah
menjadi seorang sosok yang dapat diteladani dan dicontoh oleh siswanya itu sendiri.
Menurut Suyadi (2011:137) guru merupakan seorang pendidik yang profesional
dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini melalui jalur
formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Peneliti juga menulis catatan penting mengenai hal-hal yang belum dilakukan
secara maksimal pada siklus I dan siklus II sehingga penelitian masih terdapat

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya pada saat salah satu tim atau kelompok
bermain permainan tradisonal, tim yang tidak bertanding lebih suka jalan-jalan di
halaman sekolah bahkan ada yang membeli makanan. Peneliti masih kesulitan
mengkondisikan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan di luar kelas. Peneliti
hanya terfokus pada tim yang sedang bertanding. Namun secara keseluruhan,
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dapat berjalan secara lancar sesuai dengan
RPPH yang telah dirancang oleh peneliti.
Penelitian dapat dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa kelas IV SDN
Jongkang pada tema 3 subtema 2 mengalami peningkatan. Rata-rata nilai kelas pada
siklus I sebesar 86,93 dan rata-rata nilai kelas pada siklus II sebesar 88,80. Dari kedua
rata-rata nilai kelas tersebut sudah mencapai dan melampaui KKM yang ada di SDN
Jongkang yaitu sebesar 70. Dengan melihat hasil akhir penelitian tersebut sudah
memenuhi satu syarat keberhasilan penelitian. Peningkatan hasil belajar tersebut
terjadi karena penerapan metode permainan tradisional pada tema 3 Peduli Terhadap
Makhluk Hidup subtema 2 Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku yang
secara keseluruhan berjalan dengan lancar sesuai RPPH yang telah dirancang oleh
peneliti. Meskipun penelitian ini hanya terfokus pada aspek pengetahuan, peneliti
juga memberikan penguatan melalui pengamatan mengenai perubahan sikap dan
keterampilan siswa karena hasil belajar tidak terlepas dari tiga aspek tersebut.
Permainan tradisional dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk
memperkuat dan memperdalam metode yang di gunakan dalam penelitian yaitu tanya
jawab, diskusi, dan penugasan dalam menyampaikan materi. Metode permainan
tradisional mengandung nilai-nilai budi pekerti yang bermanfaat bagi siswa yang bisa
dipahami secara tidak langsung, ketika siswa terlibat dalam permainan maka aktivitas
tersebut akan merubah diri siswa untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya.

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 5
PENUTUP
Pada bagian ini akan dibahas tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan
saran setelah pelaksanaan penelitian.

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, peneliti
menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode permainan
tradisional dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Jongkang
tahun ajaran 2017/2018 pada Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1 dan 3. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dari nilai hasil belajar setelah
dilakukan penelitian pada siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal sebelum dilakukan
penelitian, nilai rata-rata hasil belajar kelas hanya sebesar 74,17 dengan jumlah yang
mencapai KKM sebanyak 19 siswa dan persentase ketuntasan sebesar 63,33%.
Setelah dilaksanakan penelitian, diketahui bahwa secara keseluruhan hasil belajar
siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hasil belajar siklus I
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 12,76 menjadi 86,93
dengan jumlah yang mencapai KKM sebanyak 26 siswa dan persentase ketuntasan
sebesar 86,67%. Sedangkan pada hasil belajar siklus II menunjukkan bahwa nilai
rata-rata kelas meningkat sebesar 1,87 menjadi 88,80 dari siklus I dengan jumlah
yang mencapai KKM sebanyak 27 siswa dan persentase ketuntasan sebesar 90%.

5.2 Keterbatasan penelitian


Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menyadari adanya keterbatasan
penelitian diantaranya sebagai berikut:
5.2.1 Peneliti hanya terfokus untuk mengukur hasil belajar pada aspek pengetahuan
siswa.
5.2.2 Peneliti kurang mampu mengkondisikan suasana pembelajaran yang
dilakukan di luar kelas.

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.2.3 Peneliti kurang tegas pada siswa yang berkata tidak sopan pada saat
permainan berlangsung.

5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan
kepada peneliti berikutnya adalah sebagai berikut:
5.3.1 Pada penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti mengukur aspek pengetahuan,
sikap dan keterampilan
5.3.2 Pada penelitian selanjutnya, sebaiknya peneliti lebih mampu dan cermat
dalam pengkondisian suasana pembelajaran yang di lakukan di luar kelas.
5.2.3 Pada penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti lebih tegas dalam mengatur
tingkah laku siswa yang berkata atau bertindak tidak sopanpada saat
pembelajaran.

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan


Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Ahmadi, Reza. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz media.
Aqib, Zainal. 2009. Pengembangan profesi guru dan pengawas sekolah. Bandung:
Yrama Widya.
Aqib, Z. 2013. Model-model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama widya.
Arifin, Zaenal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah dan
Pengawas.Yogyakarta : Aditya Media.
Astuti, Wili. 2010. Modul Bermain dan Teknik permainan. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Baswori & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Daradjat, Zakiah, dkk. 2008. Metodik Khusus Pengajaran Islam. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Darsinah. 2011. Perkembangan Kognitif. Surakarta: Qinant.
Daryanto & Herry. 2014. Siap menyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit
Gava Media.
Depdikbud. 2016. Silabus Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidayah (SD/MI) Tematik
Terpadu. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman
Kanak-kanak. Jakarta : Depdiknas.
Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dimyanti dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati, dkk.(1999). Belajardan Pembelajaran. Jakarta :Rineka Cipta.
Direktorat Permuseuman. 1998. Permainan Tradisional Indonesia. Jakarta: Proyek
Pembinaan Permuseuman.
Fadlillah, Muhammad. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pengembangan
SD/MI, SMP/MTS, & SMA/ MA.Yogyakarta : Ar-ruzz media.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Heriawan, Adang, dkk. 2012. Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis.
Serang Banten: LP3G.
Hurlock, Elisabeth. 2007. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Ihsan, Fuad. 2011. Dasar-dasar Kependidikan Komponen MKDK. Jakarta: Rineka
Cipta
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya.
Bandung : Refika Aditama.
Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Kurniati, Euis. 2016. Permainan Tradisional dan Perannya Dalam Mengembangkan
Keterampilan Sosial Anak. Jakarta: Prenada Media Group.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan
Penilaian). Bandung: Alfabeta.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Majid & Rochman. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Margono. 2010. Metedologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Margono. 2003. Metodologi Penelitian Tindakan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Marno. 2014. Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar. Yogyakarta: Ar-ruzz media

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Martinis, Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa.Jakarta :GaungPersada Press


Jakarta.
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisius.
Muffarokah, Anissatul. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Teras.
Mulyani, Novi. 2016. Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia.
Yogyakarta: Diva Press.
Mulyani, Sri. 2013. 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta:
Langensari Publishing.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2011. Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.
Nugroho, Yohanes Anton. 2011. It’s Easy… Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Skripta Media Creative.
Nurgiyantoro. 2010. Penilain Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE.
Prijowuntato, Widanarto. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press PT Remaja Rosdakarya.
Purwaningsih, Ernawati. 2006. Permainan Tradisional Anak: Salah Satu Khasanah
Budaya yang Perlu Dilestarikan. Jatra: Jurnal Sejarah dan Budaya.
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Siregar, Eveline. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Penerbit Ghalia
Indonesia.

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Slamet. 2014. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah dan
Kelas Tinggi Sekolah Dasar. Surabaya : UNS Press.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Slameto. 2003. BelajardanFaktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sobry, Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum.
Bandung: Refika Aditama.
Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensisndo.
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujarno, dkk. 2011. Pemanfaatan Permainan Tradisional dalam Pembentukan
Karakter Anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya.
Sujarno, dkk. 2013. Pemanfaatan Permaianan Tradisional dalam pembentukan
karakter anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).
Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Suryanto & Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional.Jakarta : Penerbit Erlangga.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Suyadi & Dahlia. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum Paud 2013. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya Offset.
Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional – Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta: Andi.
Taniredja. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.
Thobroni, Muhammad. 2015. Belajar & Pembelajaran Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Uno, Hamzah, dkk. 2011. Belajardengan Pendekatan PAILKEM :Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta :Paragonatama
Jaya.
Vera, Adelia. 2012. Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas. Yogyakarta: Diva Press
Widiyatmoko, Frengki. 2016. Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada Materi Operasi Hitung
Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Widoyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yamin, Muhammad. 2015. Teori dan Metode Pembelajaran Konsep Strategi dan
Praktik Belajar yang Membangun Karakter. Malang: Madani (Kelompok
Intrans Publishing).
Yusuf, Syamsu. 2011. Perkembangan Peserta Didik : Mata Kuliah Dasar Profesi
(MKDP). Jakarta: Rajawali Pers.

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2 Surat Ijin Sudah Penelitian

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3 Dokumentasi Kondisi Awal

DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN


TEMA 3 SUBTEMA 2

KKM = 70
No NAMA Nilai
T BT
1 Dini Luviani Sari 96 √
2 Hafiel Baginda Diarra 69 √
3 Kaila Jessica Anastasia 75 √
4 Maora Adya Putri 82 √
5 Melina Ayu Dwi Nur'aini 68 √
6 Mella Deswita Maharani 87 √
7 Muhammad Obit Ahnaffairuz 92 √
8 Muhammad Rifan Wahyudin 93 √
9 Navizka Shyam Syavalia 83 √
10 Nayla Nurul Fadhilah 87 √
11 Nazwa Ratnasari 80 √
12 Nikeisha Amilea Putri Bachtiar 70 √
13 Noviana Gita Putri Wardani 68 √
14 Putriya Salma Wijaya 68 √
15 Quilla Maleeka Fanindo 69 √
16 Raditya Daffa Rahmatulloh 81 √
17 Rasya Andhika Prasetya 59 √
18 Reva Tyanovi 76 √
19 Ridheli Afdal Gusseli 66 √
20 Ristika Delaila Sebrina 78 √
21 Rizky Agung Prasetya 92 √
22 Rizky Novrizal 74 √
23 Salsabilla Citra Nurlia 71 √
24 Savina Nurmalasari 83 √
25 Septiana Ramadhani 72 √
26 Shine Keyko Roumansen 62 √
27 Surya Rahmat Ramadhan 80 √
28 Syarif Adi Saputra 69 √
29 Syava Dwi Setyowati 20 √
30 Wisnu Satria Nugraha 57 √

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4 Foto Kegiatan


Siklus I

Siswa mengamati video

Siswa mendengarkan instruksi peneliti

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siswa bermain gobak sodor

Siswa mengerjakan LKS

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siswa mengerjakan soal evaluasi

Juara gobak sodor

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siklus II

Siswa mengamati video

Mendengarkan instruksi dari peneliti

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siswa bermain ular naga

Juara ular naga

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siswa mengerjakan soal evaluasi

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5 RPP Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN


(RPPTH)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Jongkang


Kelas / Semester : IV /1
Tema : 3. Peduli Terhadap Makhluk
Hidup
Sub Tema : 2. Keberagaman Makhluk
Hidup di Lingkunganku
Muatan Pelajaran terkait : Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS
Pembelajaran ke :1
Alokasi waktu : 6 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

No. Kompetensi Dasar No. Indikator No. Tujuan


Bahasa Indonesia
3.3 Menggali informasi dari seorang 3.3.1 Mengidentifikasi daftar 3.3.1.1 Setelah melakukan permainan
tokoh melalui wawancara pertanyaan untuk persiapan Gobak Sodor, siswa mampu
menggunakan daftar pertanyaan wawancara membuat daftar pertanyaan untuk
persiapan wawancara dengan tepat.
Setelah melakukan permainan
4.3 Melaporkan hasil wawancara 4.3.1 Membuat pertanyaan tertulis 4.3.1.1 Gobak Sodor, siswa mampu
menggunakan kosakata baku dan menggunakan kosa kata baku membuat pertanyaan tertulis
kalimat efektif dalam bentuk teks dan kalimat efektif untuk menggunakan kosa kata baku dan
tulis persiapan wawancara. kalimat efektif untuk persiapan
wawancara dengan benar.
IPS
3.1 Mengidentifikasi karakteristik 3.1.3 Mengidentifikasi pemanfatan 3.1.3.1 Setelah melakukan permainan
ruang dan pemanfaatan sumber sumber daya alam hayati bagi Gobak Sodor, siswa mampu
daya alam untuk kesejahteraan kesejahteraan masyarakat mengidentifikasi pemanfaatan
masyarakat dari tingkat kota/ sumber daya alam hayati bagi
kabupaten sampai tingkat provinsi kesejahteraan masyarakat dengan

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tepat.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi 4.1.3 Menyajikan informasi hasil 4.1.3.1 Setelah melakukan permainan
karakteristik ruang dan pemanfaatan identifikasi pemanfataan sumber Gobak Sodor, siswa mampu
sumber daya alam untuk daya alam hayati bagi menyajikan informasi hasil
kesejahteraan masyarakat dari kesejahteraan masyarakat identifikasi pemanfaatan sumber
tingkat kota/ kabupaten sampai daya alam hayati bagi kesejahteraan
tingkat provinsi masyarakat dengan sistematis.
IPA
3.8 Memahami pentingnya upaya 3.8.2 Mengidentifikasi pentingnya 3.8.2.1 Setelah melakukan permainan
keseimbangan dan pelestarian peran hewan sebagai sumber Gobak Sodor, siswa mampu
sumber daya alam di lingkungannya daya alam dalam menjaga mengidentifikasi pentingnya peran
keseimbangan alam hewan sebagai sumber daya alam
dalam menjaga keseimbangan alam
dengan tepat.
4.8 Melakukan kegiatan upaya 4.8.2 Membuat poster tentang upaya 4.8.2.1 Setelah melakukan permainan
pelestarian sumber daya alam pelestarian hewan sebagai Gobak Sodor, siswa mampu
bersama orang-orang di sumber daya alam membuat contoh poster dalam
lingkungannya rangka pelestarian hewan sebagai
sumber daya alam dengan tepat.

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. MATERI
 Bahasa Indonesia : Membuat daftar pertanyaan wawancara.
 IPA : Peran hewan sebagai sumber daya alam
 IPS : Pemanfaatan sumber daya alam hayati bagi kesejahteraan
masyarakat.

D. PENDEKATAN, MODEL, STRATEGI & METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Tematik Integratif, Saintifik
2. Model : Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT)
3. Strategi : Kelompok
4. Metode : Permainan, diskusi, penugasan, tanya jawab

E. SUMBER, ALAT/BAHAN, DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Sumber :
 Buku Pedoman Guru Tema 3 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
 Buku Siswa Tema 3 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

2. Alat/Bahan :
 LCD
 Laptop
 Kapur
 Papan tulis
 Alat tulis
3. Media :
 Video/gambar tentang Keberagaman Makhluk Hidup di lingkunganku.
 Video permainan gobak sodor

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Salam pembuka, doa dan presensi 35 menit
 Literasi
Guru mengajak siswa untuk membaca
buku
 Motivasi
Guru mengajak siswa untuk
menyanyikan lagu “Guruku Tersayang,
Guru Tercinta”
 Apersepsi
Siswa dan guru melakukan Tanya jawab
mengenai lirik lagu yang telah
dinyanyikan.
 Orientasi
Guru menyampaikan kompetensi yang
harus dicapai
Kegiatan Inti Penyajian  Mengamati 130 menit
Kelas Guru memutarkan video tentang cara
bermain permainan tradisional “Gobak
Sodor”.
 Menanya
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai permainan Gobak Sodor

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pembentukan  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.


Kelompok Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa.

PENGGALAN 1
Kegiatan Games  Siswa melakukan ice breaking 70
Inti  Siswa mencoba melakukan permainan menit
tradisional “Gobak Sodor” di luar kelas
 Menalar
Siswa menalar materi membuat daftar
pertanyaan wawancara saat melakukan
permainan tradisional “Gobak Sodor”
 Siswa menalar materi peran hewan sebagai
sumber daya alam pada waktu melakukan
permaianan tradisional “Gobak Sodor”
 Siswa menalar materi pemanfaatan sumber
daya alam hayati bagi kesejahteraan
masyarakat pada waktu melakukan
permaianan tradisional “Gobak Sodor”
 Mengomunikasikan
Guru meminta salah satu perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya dari Lembar Kerja Siswa.
 Guru mempersilahkan siswa beristirahat
PENGGALAN 2

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kegiatan Tournamen  Mengkomunikasikan 40


Inti  Setiap kelompok mempunyai satu siswa menit
sebagai wakil untuk mengikuti tournamen
 Siswa dibagi ke dalam beberapa meja
tournamen
 Siswa melakukan kompetisi, guru sebagai juri

Penghargaan  Kelompok yang mendapatkan skor tertinggi


Kelompok sebagai “Super Team”
Penutup 1. Menyimpulkan 30
Siwa bersama dengan guru membuat menit
kesimpulan tentang kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan
2. Post test
Guru memberikan posttest secara lisan
3. Refleksi
Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran
secara lisan
4. Tindak lanjut
Siswa diberikan tugas rumah
5. Salam penutup dan doa

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru
yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubrik penilaian sebagai berikut.

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Teknik Bentuk
No Mupel Ranah Indikator Instrumen
Penilaian Penilaian

1 Bahasa Pengetahuan 3.3.1 Mengidentifikasi daftar pertanyaan Tes Tertulis Pilihan Ganda
Indonesia untuk persiapan wawancara dan Essay
(terlampir)
Keterampilan 4.3.1 Membuat pertanyaan tertulis Observasi Ceklist Rubrik Penilaian
menggunakan kosa kata baku dan (terlampir)
kalimat efektif untuk persiapan
wawancara.
2 IPS Pengetahuan 3.1.3 Mengidentifikasi pemanfatan Tes Tertulis Pilihan Ganda
sumber daya alam hayati bagi dan Essay
kesejahteraan masyarakat (terlampir)

Keterampilan 4.1.3 Menyajikan informasi hasil Observasi Ceklist Rubrik Penilaian


identifikasi pemanfataan sumber daya (terlampir)
alam hayati bagi kesejahteraan
masyarakat

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3 IPA Pengetahuan 3.8.2 Mengidentifikasi pentingnya peran Tes Tertulis Pilihan Ganda
hewan sebagai sumber daya alam dalam dan Essay
menjaga keseimbangan alam (terlampir)

Keterampilan 4.8.2 Membuat poster tentang upaya Observasi Ceklist Rubrik Penilaian
pelestarian hewan sebagai sumber daya (terlampir)
alam

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Catatan Anekdot untuk mencatat sikap (tanggung jawab dan peduli)


Catatan:

 Guru dapat menggunakan kata-kata untuk menyatakan kualitas sikap dan


keterampilan.

 Belum terlihat

 Mulai terlihat

 Mulai berkembang

 Sudah terlihat/membudaya

 Setiap hari guru dapat menilai minimal 6 siswa atau disesuaikan dengan jumlah
siswa di kelas.

Contoh alternatif penilaian sikap

Nama : ……………………….

Kelas/Semester : .....................................

Pelaksanaan Pengamatan : .....................................

Belum Mulai Mulai


No Sikap Membudaya Keterangan
Terlihat Terlihat Berkembang

1. Tanggung
jawab

2. Peduli

3.

Catatan : Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria.

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6 RPP Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN


(RPPTH)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Jongkang


Kelas / Semester : IV /1
Tema : 3. Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Sub Tema : 2. Keberagaman Makhluk Hidup di
Lingkunganku
Muatan Pelajaran terkait : Bahasa Indonesia, PJOK, dan IPA
Pembelajaran ke :3
Alokasi waktu : 6 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

No. Kompetensi Dasar No. Indikator No. Tujuan


Bahasa Indonesia
3.3 Menggali informasi dari seorang 3.3.1 Mengidentifikasi daftar 3.3.1.1 Setelah melakukan permainan Ular
tokoh melalui wawancara pertanyaan untuk persiapan Naga, siswa mampu
menggunakan daftar pertanyaan wawancara dalam teks Ular mengidentifikasi daftar pertanyaan
Naga untuk persiapan wawancara dari
teks Ular Naga dengan benar.
Melaporkan hasil wawancara Setelah melakukan permainan Ular
4.3 menggunakan kosakata baku dan 4.3.1 Membuat pertanyaan tertulis 4.3.1.1 Naga, siswa mampu membuat
kalimat efektif dalam bentuk teks menggunakan kosa kata baku pertanyaan tertulis menggunakan
tulis dan kalimat efektif untuk kosa kata baku dan kalimat efektif
persiapan wawancara yang untuk persiapan wawancara dengan
terdapat pada teks Ular Naga. benar.
PJOK
3.2 Memahami prosedur variasi pola 3.2.1 Menjelaskan aturan permainan 3.1.3.1 Setelah melakukan permainan ular
gerak dasar lokomotor, non- ular naga sebagai salah satu naga, siswa mampu menjelaskan
lokomotor, dan manipulatif sesuai bentuk permainan tradisional aturan permainan ular naga sebagai
dengan konsep tubuh, ruang, usaha, yang mempraktikan variasi pola salah satu bentuk permainan

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan keterhubungan dalam gerak dasar lokomotor. tradisional yang mempraktikan


permainan bola kecil sederhana dan \ variasi gerak lokomotor dengan
atau tradisional. benar.
Mempraktikkan prosedur variasi
pola gerak dasar lokomotor, non- Mempraktikan permainan ular
4.2 lokomotor, dan manipulatif sesuai 4.2.1 naga sebagai salah satu bentuk 4.2.1.1 Setelah melakukan permainan ular
dengan konsep tubuh, ruang, usaha, permainan tradisional yang naga, siswa mampu mempraktikan
dan keterhubungan dalam mempraktikan variasi pola permainan ular naga sebagai salah
permainan bola kecil sederhana dan gerak dasar lokomotor satu bentuk permainan tradisional
atau tradisional yang mempraktikan variasi pola
gerak dasar lokomotor dengan
lancar.

IPA
3.1 Memahami hubungan antara bentuk 3.1.1 Mengidentifikasi 3.8.2.1 Setelah melakukan permainan ular
dan fungsi bagian tubuh hewan dan mengidentifikasi hubungan naga, siswa mampu
tumbuhan antara bentuk dan fungsi tubuh mengidentifikasi hubungan antara
hewan dan tumbuhan. bentuk dan fungsi tubuh hewan dan
tumbuhan dengan tepat.
4.1 Menyajikan laporan hasil 4.1.1 Mempresentasikan laporan 4.8.2.1 Setelah melakukan permainan ular

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengamatan tentang bentuk dan pengamatan tentang bentuk dan naga, siswa mampu
fungsi bagian tubuh hewan dan fungsi bagian tubuh hewan dan mempresentasikan laporan
tumbuhan. tumbuhan. pengamatan tentang bentuk dan
fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan dengan percaya diri.

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. MATERI
 Bahasa Indonesia : Membuat daftar pertanyaan wawancara.
 PJOK : Variasi pola gerak dasar lokomotor
 IPA : Fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan

D. PENDEKATAN, MODEL, STRATEGI & METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Tematik Integratif, Saintifik
2. Model : Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT)
3. Strategi : Kelompok
4. Metode : Permainan, diskusi, penugasan, tanya jawab

E. SUMBER, ALAT/BAHAN, DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Sumber :
 Buku Pedoman Guru Tema 3 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
 Buku Siswa Tema 3 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

2. Alat/Bahan :
 LCD
 Laptop
 Kapur
 Papan tulis
 Alat tulis
3. Media :
 Video/gambar tentang Keberagaman Makhluk Hidup di lingkunganku.
 Video permainan Ular Naga

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Salam pembuka, doa dan presensi 35 menit
 Literasi
Guru mengajak siswa untuk membaca buku
 Motivasi
Guru mengajak siswa untuk menyanyikan
lagu “Ular Naga”
 Apersepsi
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai lirik lagu yang telah dinyanyikan.
 Orientasi
Guru menyampaikan kompetensi yang harus
dicapai
Kegiatan Inti Penyajian  Mengamati 40 menit
Kelas Guru memutarkan video tentang cara bermain
permainan tradisional “Ular Naga”.
 Menanya
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai permainan Ular Naga
Pembentukan  Siswa dibagi dalam 4 kelompok. Guru
Kelompok memberikan undian kepada siswa dan
nantinya undian tersebut digunakan untuk
membentuk kelompok.

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kegiatan Inti Games  Siswa mencoba melakukan permainan 70 menit


tradisional “Ular Naga” di luar kelas
 Menalar
Siswa menalar materi membuat daftar
pertanyaan wawancara saat melakukan
permainan tradisional “Ular Naga”
 Siswa menalar materi variasi pola gerak
lokomotor pada waktu melakukan permainan
tradisional “Ular Naga”
 Siswa menalar materi fungsi bagian tubuh
hewan dan tumbuhan pada waktu melakukan
permainan tradisional “Ular Naga”
 Mengomunikasikan
Guru meminta salah satu perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya dari Lembar Kerja Siswa.
 Guru mempersilahkan siswa beristirahat
PENGGALAN 1
Kegiatan Inti Tournamen  Mengkomunikasikan 40 menit
 Setiap kelompok mempunyai satu siswa
sebagai wakil untuk mengikuti tournamen
 Siswa dibagi ke dalam beberapa meja
tournamen
 Siswa melakukan kompetisi, guru sebagai juri

Penghargaan  Kelompok yang mendapatkan skor tertinggi


Kelompok sebagai “Super Team”
Penutup 1. Menyimpulkan 30 menit

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siwa bersama dengan guru membuat


kesimpulan tentang kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan
2. Post test
Guru memberikan posttest secara lisan
3. Refleksi
Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran
secara lisan
4. Tindak lanjut
Siswa diberikan tugas rumah
5. Salam penutup dan doa

G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru
yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubrik penilaian sebagai berikut.

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Teknik Bentuk
No Mupel Ranah Indikator Instrumen
Penilaian Penilaian

1 Bahasa Pengetahuan 3.3.1 Mengidentifikasi daftar pertanyaan Tes Tertulis Pilihan Ganda
Indonesia untuk persiapan wawancara dalam teks dan Essay
Ular Naga (terlampir)

Keterampilan 4.3.1 Membuat pertanyaan tertulis Observasi Ceklist Rubrik Penilaian


menggunakan kosa kata baku dan (terlampir)
kalimat efektif untuk persiapan
wawancara yang terdapat pada teks Ular
Naga.
2 PJOK Pengetahuan 3.2.1 Menjelaskan aturan permainan ular Tes Tertulis Pilihan Ganda
naga sebagai salah satu bentuk dan Essay
permainan tradisional yang (terlampir)
mempraktikan variasi pola gerak dasar
lokomotor.

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Keterampilan 4.2.1 Mempraktikan permainan ular naga Observasi Ceklist Rubrik Penilaian
sebagai salah satu bentuk permainan (terlampir)
tradisional yang mempraktikan variasi
pola gerak dasar lokomotor

3 IPA Pengetahuan 3.1.1 Mengidentifikasi mengidentifikasi Tes Tertulis Pilihan Ganda


hubungan antara bentuk dan fungsi tubuh dan Essay
hewan dan tumbuhan. (terlampir)

Keterampilan 4.1.1 Mempresentasikan laporan Observasi Ceklist Rubrik Penilaian


pengamatan tentang bentuk dan fungsi (terlampir)
bagian tubuh hewan dan tumbuhan.

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Catatan Anekdot untuk mencatat sikap (tanggung jawab dan peduli)


Catatan:

 Guru dapat menggunakan kata-kata untuk menyatakan kualitas sikap dan


keterampilan.

 Belum terlihat

 Mulai terlihat

 Mulai berkembang

 Sudah terlihat/membudaya

 Setiap hari guru dapat menilai minimal 6 siswa atau disesuaikan dengan
jumlah siswa di kelas.

Contoh alternatif penilaian sikap

Nama : ……………………….

Kelas/Semester : .....................................

Pelaksanaan Pengamatan : .....................................

N Belum Mulai Mulai


Sikap Membudaya Keterangan
o Terlihat Terlihat Berkembang

1. Tanggung
jawab

2. Peduli

3.

Catatan : Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria.

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7 Validasi RPP Siklus I


Validator 1

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Validator 2

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8 Validasi RPP Siklus II


Validator 1

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Validator 2

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9 Soal Evaluasi Siklus I

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas :....
Nomor : . . .

I. Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (x) pada huruf a,b,c atau d !

1. Kegiatan Tanya jawab antara pewancara dengan narasumber untuk


meminta keterangan atau pendapat tentang sesuatu hal. Pernyataan
tersebut merupakan pengertian dari . . .
a. Wawancara
b. Deskripsi
c. Argument
d. Laporan
2. Orang yang memberikan informasi ketika melakukan wawancara disebut .
..
a. Responden
b. Pewawancara
c. Presenter
d. Narasumber
3. Contoh pertanyaan wawancara yang tepat ditujukan kepada seorang guru
adalah . . .
a. Apakah saudara sudah berkeluarga?
b. Apakah udara di desa ini terasa sejuk saat pagi hari?
c. Berapa lama saudara mengajar di sekolah ini?
d. Di manakah saudara tinggal?
4. Bagaimanakah cara saudara mengolah sawah tersebut sehingga menjadi
tanah yang subur?
Contoh di atas merupakan pertanyaan wawancara yang ditujukan kepada .
..
a. Polisi
b. Petani
c. Guru

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Dokter
5. Sudah berapa lamakah Anda menangani kasus pencurian ini?
Contoh di atas merupakan pertanyaan wawancara yang ditujukan kepada .
..
a. Dokter
b. Pilot
c. Pramugari
d. Polisi
6. Kalimat pertanyaan wawancara yang sesuai untuk menanyakan sebab
akibat adalah . . .
a. Siapa
b. Di mana
c. Mengapa
d. Kapan
7. Kalimat tanya “Kapan” digunakan untuk menanyakan . . .
a. Seseorang
b. Waktu
c. Sebab akibat
d. Cara
8. Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan wawancara, kecuali .
..
a. Membawa minum
b. Menentukan narasumber
c. Mempersiapkan pertanyaan
d. Mencatat/merekam hasil wawancara
9. Tujuan utama pengelolaan sumber daya alam (SDA) adalah . . .
a. Memusnahkan kawasan reboisasi
b. Meningkatkan mutu kehidupan manusia
c. Melestarikan dan menjamin resiko ketersedian SDA
d. Memenuhi kebutuhan manusia yang banyak
10. Usaha perlindungan SDA hayati yang ada di bumi dengan tujuan
terwujudnya keseimbangan ekosistem SDA sehingga kesejahteraan
manusia meningkat.
Pernyataan di atas merupakan pengertian dari . . .
a. Terasering
b. Reboisasi
c. Konservasi
d. Observasi
11. Tujuan utama menjaga sumber daya alam hayati tetap ada yaitu. . .
a. Tersedianya kebutuhan bagi generasi yang akan datang
b. Memenuhi kebutuhan hidup manusia saat ini
c. Menikmati kekayaan alam yang ada

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Mengurangi pohon yang terlalu banyak


12. Sumber daya alam yang dapat digunakan untuk membuat kersi dan meja
adalah. . .
a. Ikan
b. Pepohonan
c. Sayuran
d. Minyak tanah
13. Alasan sumber daya alam harus dijaga kelestariannya karena . . .
a. SDA sangat berlimpah
b. SDA sedikit manfaatnya
c. SDA semakin bertambah
d. SDA jumlahnya terbatas
14. Sebagian wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur, maka tanahnya
yang subur itu bagus digunakan sebagai . . .
a. Perikanan
b. Perindustrian
c. Pertanian
d. Pertambangan
15. Bengkoang merupakan sumber daya alam yang sering dimanfaatkan
sebagai bahan . . .
a. Perhiasan
b. Obat
c. Pakaian
d. Kosmetik
16. Berikut ini adalah contoh sumber daya alam yang bberasal dari hewan,
kecuali . . .
a. Daging
b. Telur
c. Susu
d. Sayur
17. Salah satu contoh sikap menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar
adalah . . .
a. Membuang sampah sembarangan
b. Berburu hewan
c. Menebang pohon secara liar
d. Reboisasi
18. Menebang pohon secara liar merupakan perbuatan . . .
a. Patut dicontoh
b. Sombong
c. Serakah
d. Baik

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19. Menangkap ikan menggunakan racun atau obat merupakan tindakan yang .
..
a. Diperbolehkan
b. Melanggar hukum
c. Patut dilakukan
d. Bijaksana
20. Hewan yang sering dimanfaatkan manusia untuk diambil susunya adalah .
..
a. Sapi
b. Badak
c. Kuda
d. Ikan

II. ESSAY
Petunjuk : kerjakan dengan cara mengisi jawaban yang tepat dan benar!

1. Jelaskan yang dimaksud dengan pewawancara dan narasumber!


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Buatlah tiga (3) kalimat pertanyaan untuk mewawancarai seorang guru!


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Apakah yang dimaksud sumber daya alam?


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

4. Sebutkan lima (5) contoh sumber daya alam yang ada di sekitar kita!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

5. Sebutkan 3 upaya yang dapat dilakukan dalam upaya melestarikan sumber


daya alam!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

6. Buatlah poster atau tulisan tentang pelestarian sumber daya alam!


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus II

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas :....
Nomor : . . .

I. Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (x) pada huruf a,b,c atau d !

Bacalah teks di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 1-5!


Rima bermain Ular Naga
Rima bermain bersama teman-temannya. Mereka bermain ular
naga. Mereka berbaris ke belakang. Rima berdiri paling depan. Rima
menjadi kepala ular naga. Dodi menjadi umpan yang akan diterkam. Rima
memimpin gerakan teman-temannya. Mereka bergerak ke kiri dan ke
kanan. Mereka bergerak berkelok-kelok. Mereka mirip ular naga yang
akan menerkam. Mereka bernyanyi sambil bermain.
1. Saat bermain ular naga, siapakah yang menjadi kepala ular naga?
a. Dodi
b. Dayu
c. Rima
d. Rini
2. Mereka bermain ular naga.
Kalimat pertanyaan yang sesuai untuk menjawab pernyataan di atas
adalah . . .
a. Di manakah mereka bermain?
b. Permainan apakah yang mereka lakukan?
c. Kapan mereka bermain ular naga?

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Mengapa mereka memilih bermain ular naga?


3. Mereka mirip ular naga yang akan menerkam.
Kata yang digarisbawahi dapat diganti dengan kata baku, yaitu . . .
a. Seperti
b. Kayak
c. Sama
d. Layaknya
4. Dodi menjadi umpan yang akan diterkam.
Kalimat pertanyaan yang sesuai untuk menjawab pernyataan di atas
adalah . . .
a. Kapan Dodi akan diterkam?
b. Mengapa Dodi menjadi umpan yang akan diterkam?
c. Siapakah yang memilih Dodi menjadi umpan?
d. Siapakah yang menjadi umpan yang akan diterkam?
5. Bagaiamana gerakan Rima dan teman-temannya saat bermain ular naga?
a. Bergerak ke kanan
b. Bergerak ke kiri
c. Bergerak maju dan mundur
d. Bergerak ke kiri dan ke kanan
6. Di dalam permainan ular naga, tindakan yang tidak boleh dilakukan saat
bermain adalah . . .
a. Menyusun strategi
b. Bermain kompak
c. Kerjasama
d. Curang
7. Sebelum bermain ular naga, para pemain harus melakukan . . . untuk
menentukan siapa yang jaga dan \yang bermain.
a. Pemanasan
b. Minum air
c. Pinsut / hompimpa
d. Menutup mata

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Saat lagu sudah dinyanyikan bersama-sama, pemain harus bermain dengan


cara . . .
a. Melompat
b. Berjalan
c. Jongkok
d. Merangkak
9. Lagu yang dinyanyikan saat bermain ular naga yaitu . . .
a. Ular naga
b. Ular kobra
c. Gundul pacul
d. Cublak – Cublak Suweng
10. Permainan tradisional ular naga ditunjukan pada gambar . . .

a. c.

b. d.

11. Permainan di bawah ini yang memerlukan kerjasama adalah, kecuali . . .


a. Ular naga
b. Catur
c. Gobak sosdor
d. Kejar pinsut
12. Permainan di bawah ini yang termasuk permainan tradisional adalah . . .
a. Engklek

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Playstation
c. Monopoli
d. Ular tangga

13. Dalam permainan ular naga, bagian tubuh yang dominan kita mainkan
adalah . . .
a. Kepala dan tangan
b. Kaki dan leher
c. Leher dan badan
d. Kaki dan tangan
14. Dalam permainan ular naga, kita berlatih menjadi seseorang yang mampu
...
a. Sombong
b. Angkuh
c. Egois
d. Bekerjasama
15. Akar pada tumbuhan berfungsi untuk . . .
a. Menyimpan cadangan makanan
b. Menopang tubuh pohon
c. Melakukan fotosintesis
d. Menyerap zah hara dan air dari tanah
16. Gambar di bawah ini yang menunjukkan bagian tumbuhan yang berfungsi
untuk melakukan fotosintesis adalah . . .
a. c.

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. d.

17. Perhatikan gambar di bawah ini!


Fungsi utama bagian tubuh tumbuhan
di samping adalah . . .
a. Tempat masuknya zat-zat
makanan dan air
b. Pengangungkut atau alat
transportasi tumbuhan
c. Tempat pembuatan makanan
d. Tempat penyerbukan

18. Gambar di bawah ini yang menunjukkan bagian tumbuhan yang berfungsi
untuk melakukan penyerbukan adalah . . .
a. c.

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. d.

19. Tumbuhan akan tumbuh subur jika kita rajin memberi . . .


a. Pupuk
b. Air cucian
c. Sampah
d. Pecahan kaca
20. Jika tumbuhan di tanam di tanah yang banyak cacingnya, maka tumbuhan
tersebut akan . . .
a. Mati
b. Layu
c. Pupus
d. Subur

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

II. ESSAY
Petunjuk : kerjakan dengan cara mengisi jawaban yang tepat dan benar!
1. Buatlah tiga (3) daftar pertanyaan untuk mewawancarai seorang guru!
2. Sebutkan tiga (3) permainan tradisional yang masih Anda mainkan!
3. Sebutkan tiga (3) manfaat bermain permainan tradisional ular naga!
4. Sebutkan tiga (3) bagian-bagian tubuh tumbuhan!
5. Jelaskan fungsi utama akar pada tumbuhan!
6. Mengapa kita harus menjaga kelestarian tumbuhan yang ada di lingkungan
kita?
7. Jelaskan cara merawat tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan kita agar
tumbuhan tersebut tetap lestari!

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11 Validasi Soal Evaluasi Siklus I


Validator 1

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Validator 2

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12 Validasi Soal Evaluasi Siklus II


Validator 1

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Validator 2

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13 Hasil Uji Keterbacaan Soal Siklus I


Validator 1

182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Validator 2

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 14 Hasil Uji Keterbacaan Soal Siklus I


Validator 1

184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Validator 2

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 15 Contoh Hasil Soal Evaluasi Siklus I

186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 16 Contoh Hasil Soal Evaluasi Siklus II

189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 17 Laporan Hasil Wawancara

Pedoman Wawancara

No Garis Besar Pertanyaan Wawancara


1 Metode apa yang digunakan guru dalam menyampaikan materi ajar di kelas?

Jawaban =
Guru kelas IV SDN Jonggang memilih metode ceramah dalam penyampaian
materi kepada siswa. Guru kelas memilih metode ceramah karena metode ini
dirasa mudah untuk diberikan kepada siswa kelas IV dengan jumlah siswa 30
anak. Guru juga menambahkan bahwa metode ceramah juga lebih efektif untuk
diberikan kepada siswa secara bersamaan. Di dalam metode ceramah, siswa diajak
untuk mendengarkan dan menghargai guru yang sedang mengajar memberikan
materi. Meskipun metode ini sangat mudahb agi para pengajar, metode ini kurang
baik bagi siswa pasalnya siswa hanya dituntut untuk mendengarkan saja dan lebih
bersifat pasif. Untuk memancing keaktifan siswa dalam pembelajaran, guru juga
sering membentuk grup atau kelompok yang harapannya siswa lebih aktif dalam
pembelajaran. Di dalam kelompok, siswa dapat saling tukar pikiran antara anggota
kelompok lain. Siswa juga belajar untuk percaya diri mengemukakan pendapat
kepada teman dalam kelompoknya atau kelasnya. Meskipun begitu, masih ada
beberapa siswa yang masih kurang aktif dalam pembelajaran. Ada beberapa siswa
yang cenderung masih malu-malu berbicara dan berdiskusi dalam kelompoknya.
Guru kelas juga menambahkan bahwa metode yang baik dalam proses
pembelajaran seharusnya ada keterlibatan siswa dalam pembelajaran tersebut.
Guru dengan siswa saling aktif memberi dan menerima materi ajar
2 Apa saja hambatan yang dialami guru ketika mengajar di kelas IV?

Jawaban =
Siswa cenderung bersifat pasif. Siswa hanya sebagai listener karena hanya
menggunakan metode ceramah. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti

193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran seperti masih jarang ada siswa yang bertanya mengenai materi yang
telah diberikan, masih ada beberapa siswa yang malu mengemukakan
pendapatnya.
3 Bagaimana karakteristik siswa kelas IV?

Jawaban=
Di kelas IV ini karakter siswanya sangat beragam. Dalam proses pembelajaran
yang dilakukan guru, siswa cenderung kurang konsentrasi dan kurang aktif. Siswa
yang kurang konsentrasi biasanya hanya dua atau tiga siswa saja, itupun hanya
siswa yang sama. Terkadang siswa juga kurang tertarik dengan pembelajaran
karena mungkin bosan hanya diberikan materi saja. Pernah saya (Guru)
memberikan ice breaking dalam tengah-tengah pembelajaran untuk
mengembalikan konsentrasi siswa dan alhasil siswa bisa fokus kembali pada
pembelajaran. Walaupun masih ada siswa yang kurang aktif dan konsentrasi,
masih ada beberapa siswa yang memperhatikan pembelajaran dengan baik.
4 Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV?

Jawaban =
Untuk hasil belajar seluruh siswa, beberapa siswa sudah baik namun masih ada
siswa yang nilainya masih di bawah target. Mungkin karena motivasi untuk
mendapat nilai tinggi yang masih rendah menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Bagi siswa yang masih mendapat nilai di bawah standar, akan diberikan
pembelajaran khusus agar tidak tertinggal dengan siswa lain.
5 Apakah hasil belajar siswa kelas IV sudah mencapai KKM?

Jawaban =
Untuk siswa yang sudah mencapai KKM sudah lebih dari setengah jumlah siswa
di kelas ini. Dari hasil ulangan kemarin yang sudah tuntas KKM ada 19 siswa dan
yang lainnya belum mendapat nilai di atas KKM yang sudah ditentukan.

194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 18 Laporan Hasil Observasi

PEDOMAN OBSERVASI
No Aspek yang Deskripsi Hasil Pengamatan
diamati
C. Perangkat Pembelajaran
1 Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi
inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. Guru membuat membuat silabus sebagai pedoman
untuk membuat RPPH yang telah ditentukan oleh
pemerintah.
2 RPPH Setiap guru membuat RPPH sebelum mengajar di kelas.
RPPH ini digunakan sebagai pedoman guru untuk
mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai dan berjalan
dengan lancar.
D. Proses Pembelajaran
1 Membuka Guru membuka pembelajaran dengan menyanyikan lagu
Pembelajaran nasional supaya siswa lebih bersemangat mengikuti
pembelajaran dan memiliki sikap nasionalisme.
2 Penyajian Materi yang diajarkan sudah menunjukkan keterkaitan
Materi antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain.
3 Pendekatan Guru sudah menyesuaikan kegiatan dengan pendekatan
Saintifik saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan informasi, dan mengkomunikasikan).
Guru sudah memberikan apersepsi agar memancing anak
untuk bertanya, serta memfasilitasi siswa untuk mencoba,
mengamati, menganalis, dan menalar. Kemudian guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengkomunikasikan apa yang telah mereka dapat dengan

195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

begitu siswa juga dilatih untuk lebih percaya diri untuk


tampil dihadapan orang lain.
4 Metode Guru kelas memilih untuk menggunakan metode ceramah
Pembelajaran dalam penyampaian materi ajar.
5 Penggunaan Guru sudah menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
bahasa dan lancar, pengelolaan waktu sudah baik denga
waktu nmempertimbangkan kemampuan siswa dalam setiap
kegiatannya.
6 Aktivitas Aktivitas belajar di kelas cenderung bersifat satu arah.
belajar Siswa Guru hanya memerikan materi ajar dan siswa cenderung
menerima materi ajar tersebut, belum ada timbal balik dari
atau feedback dari siswa.
7 Pengelolaan Pengelolaan kelas sudah baik, pengaturan kelompok
Kelas sudah dibuat dengan membagi adil sesuai dengan
kemampuan siswa.
8 Penggunaan Guru sudah memaksimalkan penggunaan media, seperti
Media penggunaan proyektor kelas agar siswa lebih terpancing
untuk belajar.
9 Cara Guru menutup pembelajaran dengan cara memberikan
Menutup kesimpulan sebagai penguatan materi yang telah
Pembelajaran diajarkan.
10 Evaluasi Secara keseluruhan proses pembelajaran di kelas IV sudah
berjalan dengan baik namun akan lebih baik jika guru
dengan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, tidak
hanya guru yang aktif dan siswa cenderung pasif.

196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 19 Validitas

197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 20 Reliabilitas

203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21 Hasil Validasi Soal Evaluasi

Siklus I

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas :....
Nomor : . . .

III. Pilihan Ganda

I. PILIHAN GANDA
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(x) pada huruf a,b,c atau d !

1. Orang yang memberikan informasi ketika melakukan wawancara disebut . . .


a. Responden
b. Pewawancara
c. Presenter
d. Narasumber
2. Contoh pertanyaan wawancara yang tepat ditujukan kepada seorang guru
adalah . . .
a. Apakah saudara sudah berkeluarga?
b. Apakah udara di desa ini terasa sejuk saat pagi hari?
c. Berapa lama saudara mengajar di sekolah ini?
d. Di manakah saudara tinggal?
3. Bagaimanakah cara saudara mengolah sawah tersebut sehingga menjadi tanah
yang subur?
Contoh di atas merupakan pertanyaan wawancara yang ditujukan kepada . . .
a. Polisi
b. Petani
c. Guru
d. Dokter

205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Kalimat pertanyaan wawancara yang sesuai untuk menanyakan sebab akibat


adalah . . .
a. Siapa
b. Di mana
c. Mengapa
d. Kapan
5. Alasan sumber daya alam harus dijaga kelestariannya karena . . .
a. SDA sangat berlimpah
b. SDA sedikit manfaatnya
c. SDA semakin bertambah
d. SDA jumlahnya terbatas
6. Berikut ini adalah contoh sumber daya alam yang bberasal dari hewan,
kecuali . . .
a. Daging
b. Telur
c. Susu
d. Sayur
7. Salah satu contoh sikap menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar adalah .
..
a. Membuang sampah sembarangan
b. Berburu hewan
c. Menebang pohon secara liar
d. Reboisasi
8. Menebang pohon secara liar merupakan perbuatan . . .
a. Patut dicontoh
b. Sombong
c. Serakah
d. Baik
9. Menangkap ikan menggunakan racun atau obat merupakan tindakan yang . . .
a. Diperbolehkan
b. Melanggar hukum
c. Patut dilakukan

206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Bijaksana
10. Hewan yang sering dimanfaatkan manusia untuk diambil susunya adalah . . .
a. Sapi
b. Badak
c. Kuda
d. Ikan

II. ESSAY
Petunjuk : kerjakan dengan cara mengisi jawaban yang tepat dan benar!

1. Jelaskan yang dimaksud dengan pewawancara dan narasumber!


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Buatlah tiga (3) kalimat pertanyaan untuk mewawancarai seorang guru!


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Apakah yang dimaksud sumber daya alam?


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

4. Sebutkan lima (5) contoh sumber daya alam yang ada di sekitar kita!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

5. Sebutkan 3 upaya yang dapat dilakukan dalam upaya melestarikan sumber


daya alam!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siklus II

Nama :..................
Kelas :....
Nomor : . . .

I. PILIHAN GANDA
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(x) pada huruf a,b,c atau d !

Bacalah teks di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 1-5!


Rima bermain Ular Naga
Rima bermain bersama teman-temannya. Mereka bermain ular naga.
Mereka berbaris ke belakang. Rima berdiri paling depan. Rima menjadi kepala
ular naga. Dodi menjadi umpan yang akan diterkam. Rima memimpin gerakan
teman-temannya. Mereka bergerak ke kiri dan ke kanan. Mereka bergerak
berkelok-kelok. Mereka mirip ular naga yang akan menerkam. Mereka bernyanyi
sambil bermain.

1. Mereka bermain ular naga.


Kalimat pertanyaan yang sesuai untuk menjawab pernyataan di atas adalah . . .
a. Di manakah mereka bermain?
b. Permainan apakah yang mereka lakukan?
c. Kapan mereka bermain ular naga?
d. Mengapa mereka memilih bermain ular naga?
2. Mereka mirip ular naga yang akan menerkam.
Kata yang digarisbawahi dapat diganti dengan kata baku, yaitu . . .
a. Seperti
b. Kayak

209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Sama
d. Layaknya
3. Dodi menjadi umpan yang akan diterkam.
Kalimat pertanyaan yang sesuai untuk menjawab pernyataan di atas adalah . . .
a. Kapan Dodi akan diterkam?
b. Mengapa Dodi menjadi umpan yang akan diterkam?
c. Siapakah yang memilih Dodi menjadi umpan?
d. Siapakah yang menjadi umpan yang akan diterkam?
4. Bagaiamana gerakan Rima dan teman-temannya saat bermain ular naga?
a. Bergerak ke kanan
b. Bergerak ke kiri
c. Bergerak maju dan mundur
d. Bergerak ke kiri dan ke kanan
5. Di dalam permainan ular naga, tindakan yang tidak boleh dilakukan saat
bermain adalah . . .
a. Menyusun strategi
b. Bermain kompak
c. Kerjasama
d. Curang
6. Sebelum bermain ular naga, para pemain harus melakukan . . . untuk
menentukan siapa yang jaga dan \yang bermain.
a. Pemanasan
b. Minum air
c. Pinsut / hompimpa
d. Menutup mata
7. Saat lagu sudah dinyanyikan bersama-sama, pemain harus bermain dengan cara
...
a. Melompat
b. Berjalan
c. Jongkok
d. Merangkak

210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Dalam permainan ular naga, bagian tubuh yang dominan kita mainkan adalah .
..
a. Kepala dan tangan
b. Kaki dan leher
c. Leher dan badan
d. Kaki dan tangan
9. Dalam permainan ular naga, kita berlatih menjadi seseorang yang mampu . . .
a. Sombong
b. Angkuh
c. Egois
d. Bekerjasama
10. Tumbuhan akan tumbuh subur jika kita rajin memberi . . .
a. Pupuk
b. Air cucian
c. Sampah
d. Pecahan kaca

II. ESSAY
Petunjuk : kerjakan dengan cara mengisi jawaban yanh tepat dan benar!

1. Buatlah tiga (3) daftar pertanyaan untuk mewawancarai seorang guru!


2. Sebutkan tiga (3) manfaat bermain permainan tradisional ular naga!
3. Sebutkan tiga (3) bagian-bagian tubuh tumbuhan!
4. Jelaskan fungsi utama akar pada tumbuhan!
5. Mengapa kita harus menjaga kelestarian tumbuhan yang ada di lingkungan
kita?
6. Jelaskan cara merawat tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan kita agar
tumbuhan tersebut tetap lestari!

211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

CURRICULUM VITAE

Hermawan merupakan anak kedua dari dua


bersaudara dari pasangan Yoseph Ngadiman dan
Kadariyah yang lahir di Sleman, 20 Maret 1995.
Pendidikan awal dimulai TK Kanisius Minggir pada
tahun 2001-2002. Pendidikan dasar diperoleh di SD
Kanisius Minggir tahun 2002 dan lulus pada tahun
2008. Pendidikan menengah pertama diperoleh di
SMP Negeri 1 Minggir dan lulus pada tahun 2011. Pendidikan menengah atas
diperoleh di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan lulus pada tahun 2014.
Pada tahun 2014 melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP), Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama
menempuh proses pendidikan di bangku perkuliahan, peneliti mengikuti berbagai
macam kegiatan baik kegiatan akademik maupun non-akademik.
Beberapa macam kegiatan yang pernah diikuti peneliti antara lain:
1. Anggota seksi acara Parade Gamelan Anak 2014 se-Yogyakarta dan Jawa
Tengah tahun 2014.
2. Peserta Weekend Moral tahun 2014
3. Anggota seksi acara Parade Gamelan Anak ke-8 se-Yogyakarta dan Jawa
Tengah tahun 2015.
4. Peserta Kuliah Umum Pendidikan Berbasis Montessori tahun 2015
5. Peserta kuliah umum Having Participated in the Seminar Reinventing
Childhood Education tahun 2015.
6. Koordinator seksi acara Dekan Cup tahun 2016.
7. Koordinator seksi acara Malam Kreativitas PGSD tahun 2016.
8. Anggota seksi acara Inisiasi FKIP Sanata Dharma (Infisa) tahun 2016
9. Peserta kuliah umum Masa Depan Toleransi di Tangan Guru tahun 2016.
10. Peserta seminar Kurikulum untuk Terstandarisasi Universitas (Cambridge)
tahun 2016.

212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. Ketua acara Pementasan Seni Tari dengan tema “Ekspresikan Diri Dalam
Tarian’’ tahun 2017.
12. Kegiatan wajib prodi PGSD: Insipro PGSD 2104, Kursus Mahir Dasar
(KMD) 2015, Kegiatan wajib fakultas Infisa 2014, kegiatan wajib universitas
Insadha 2014, PPKM I 2014, PPKM II 2015.
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis
skripsi dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Permainan
Tradisional Pada Tema 3 Subtema 2 Siswa Kelas IV SDN Jongkang”.

213

Anda mungkin juga menyukai