SKRIPSI
Oleh:
Hermawan
NIM : 141134076
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa,
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan kelancaran dalam
2. Bapak dan Ibu tersayang, Yoseph Ngadiman dan Kadariyah yang senantiasa
3. Kakak tersayang yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk terus
4. Teman-teman selama PPL yang tersayang yang selalu ada mendampingi dan
5. Teman-teman satu payung atas keterbukaan dan kerja sama dalam penyusunan
skripsi ini.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang ikut andil dalam
penyelesaian skripsi ini semoga selalu dalam terang dan lindungan Yesus Kristus.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
(Matius 7:7)
“Seberapa berat beban Anda, sebaiknya Anda selalu memiliki mimpi yang ingin
Anda raih. Mimpi itu akan memotivasi dan menyelamatkan Anda dari pemikiran
yang melemahkan.”
(Jack Ma)
(Hermawan)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
Penulis,
Hermawan
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Hermawan
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
Hermawan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Hermawan
Universitas Sanata Dharma
2018
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The Improving of Learning Outcomes Using The Traditional Game Toward Theme
3 Subtheme 2 The Fourth Grade Students of Jongkang Elementary School
Yogyakarta
Hermawan
Sanata Dharma University
2018
The background of this research was that the learning outcomes on theme 3
subtheme 2 toward fourth grade students of Jongkang Elementary School are low.
This research was intended to improve the learning outcomes on the theme 3
subtheme 2 using the traditional game method toward fourth grade students of
Jongkang Elementary School. This research was done in Jongkang Elementary
School, Ngaglik District, Sleman Regency. The subject in this research was 30 fourth
grade students. The object was the learning outcomes on theme 3 subtheme 2.
The type of this research was class action research using Kemmis and Mc
Taggart model. This research was done by using two cycles in which each cycle
consisted of one meeting. The data gathering technique used test and non-test. Then
the instruments in this research were sheets of observation and sheets of interview.
Moreover, to examine the instrument, the researcher used validity and reliability.
Next, the data analysis technique that was used in this research was quantitative and
qualitative.
The result of this research showed that the average value of learning
outcomes students was improved. At the beginning it was 74,17. It was improved on
the cycle I become 86,93 and 88,80 on the cycle II. Moreover, the percentage for the
students who reached the average value was increased. It was 63,33% at the
beginning. It became 86,67% on cycle I and 90% on cycle II. The percentage of
improve the leraning outcomes from cycle I to cycle II are 3,33%. Based on the
results of this research, it can be conclude that the learning outcomes on theme 3
subtheme 2 toward fourth grade students of Jongkang Elementary School are
improved by using the traditional game method.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Permainan
Tradisional Pada Tema 3 Subtema 2 Siswa Kelas IV SDN Jongkang Yogyakarta”.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini melibatkan banyak
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati dan
disertai doa yang tulus, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut andil, yaitu:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen Pembimbing I yang
telah memberikan semangat, pengarahan, dukungan, dan penguatan sehingga
memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Andreas Erwin Prasetya, M.Pd., selaku dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan arahan dan selalu terbuka untuk dimintai saran dan pendapat
sehingga memperkaya pengetahuan penulis.
6. Suyitno, S.Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri Jongkang yang telah
memberikan izin penelitian di SD Negeri Jongkang.
7. Lisye Tri Yuliani Wijayanti, S.Pd, selaku guru kelas IV SD Negeri Jongkang
yang telah berkenan untuk berkolaborasi dengan penulis, memberikan waktu,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan adanya
saran, masukan, ataupun kritikan demi perbaikan skripsi ini menjadi lebih
baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Terima kasih.
Yogyakarta, 9 Juli 2018
Hermawan
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... . iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………………………... vii
ABSTAK ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ . xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 7
1.3 Perumusan Masalah ....................................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
1.6 Definisi Operasional ...................................................................................... 9
BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................. 10
2.1 Teori - Teori yang Mendukung ...................................................................... 10
2.1.1 Hasil Belajar ........................................................................................................... 10
2.1.2 Metode Pembelajaran ............................................................................................ 15
2.1.3 Permainan Tradisional ........................................................................................... 16
2.1.4 Permainan Tradisional Gobak Sodor .................................................................. 20
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Belajar dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Menurut Yamin
(2015: 6) belajar adalah upaya mewujudkan diri dari dalam bentuk-bentuk nyata yang
diharapkan dapat mengubah keadaan dari tertutup menjadi esensial. Belajar juga erat
kaitannya dengan tugas seorang guru dan siswa. Pada Pendidikan formal, guru
memiliki peran dalam kemajuan pendidikan. Guru memiliki tugas untuk mengajar
peserta didik agar peserta didik menjadi lebih terbuka akan ilmu pengetahuan.
Sedangkan siswa memiliki peran untuk menerima pembelajaran yang diberikan oleh
seoarang guru. Pada dasarnya, proses belajar dan mengajar tidak dapat dipisahkan
dari dua faktor tersebut, yaitu seorang guru dan siswa.
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa di pendidikan formal seperti
sekolah, pada akhirnya akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar inilah
yang menjadi tujuan yang akan diraih siswa setelah belajar. Menurut Dimyati (2009:
3-5) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Di dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan formal, hasil belajar
merupakan hal yang sangat penting. Hasil belajar dikaitkan sebagai tolok ukur atas
keberhasilan siswa dalam memahami materi ajar yang diberikan oleh guru. Karena
hal itulah siswa selalu berlomba mendapatkan hasil belajar yang tinggi.
Pada kenyataannya, mendapatkan hasil belajar yang tinggi tidaklah mudah.
Terdapat faktor-faktor yang menentukan hasil belajar. Menurut Purwanto (dalam
Thobroni 2015: 28-30) faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi faktor
individu dan faktor luar individua atau sosial. Faktor dari individu meliputi
kematangan, kecerdasan, ulangan, motivasi, dan pribadi. Sedangkan faktor dari luar
individu meliputi keluarga, cara mengajar guru, peralatan mengajar, lingkungan, dan
motivasi sosial.
Membicarakan faktor dari individu di atas, salah satunya adalah ulangan.
Ulangan kerap kali menjadi momok yang menakutkan bagi siswa karena dengan nilai
ulangan akan menentukan nilai hasil belajar siswa setelah mempelajari suatu materi
apakah baik atau kurang baik. Nilai dari hasil ulangan dijadikan patokan bagi guru
untuk mengetahui seberapa jauh materi ajar yang diserap oleh siswa. Seperti yang
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terjadi pada siswa kelas IV SDN Jongkang, Ngaglik, Sleman. Peneliti melalukan
wawancara terhadap guru kelas IV guna mengetahui hasil belajar siswa.
Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 22 September 2017. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan, peneliti mendapatkan informasi terkait nilai hasil
belajar siswa tahun lalu pada Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup Subtema 2
Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku dapat dikatakan rendah. Hal ini
terlihat dari ulangan Tema 3 Subtema 2 bahwa terdapat 11 dari 30 siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yakni sebesar 70. Dengan kata lain
terdapat 19 siswa yang mencapai KKM. Berarti data tersebut menunjukkan bahwa
36,67% siswa dianggap mendapat hasil belajar yang rendah.
Guru kelas juga menjelaskan bahwa kemungkinan penyebab siswa mendapat
hasil belajar yang rendah karena faktor kemampuan siswa rendah. Siswa yang
berkemampuan rendah menjadi sulit mengikuti ritme pembelajaran yang dilakukan di
kelas. Siswa yang tidak mampu mengikuti ritme pembelajaran di kelas cenderung
akan membuat gaduh atau tidak mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung
karena merasa tertinggal. Untuk menyiasati kemampuan siswa yang berbeda-beda di
dalam kelas, guru memilih pembelajaran menggunakan metode ceramah agar semua
siswa dapat menerima materi ajar secara rata.
Menurut penjelasan guru, metode ceramah sangat cocok dengan karakteristik
siswa kelas IV, di mana siswa cenderung lebih suka mengikuti pembelajaran dengan
cara mendengarkan. Dengan menggunakan ceramah, diharapkan siswa mampu
mendengarkan penjelasan dari guru sehingga mampu menyerap materi ajar dengan
baik. Guru juga menambahkan bahwa metode ceramah kurang efektif karena siswa
cenderung menjadi pasif dan siswa menjadi bosan atau jenuh mendengarkan saja.
Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat dari Muffarokah (2009: 87) yang
menyebutkan bahwa metode ceramah memiliki kekurangan, kekurangan metode
ceramah antara lain: 1) dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik, 2) guru
tidak mampu menjelajahi pemahaman siswa atas keterangan yang disampaikan, 3)
tidak merangsang kreativitas siswa, 4) siswa kurang konsentrasi terhadap keterangan
yang disampaikan guru.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Faktor selanjutnya hasil belajar siswa rendah berasal dari dalam diri siswa.
Dari hasil wawancara dengan guru, didapatkan bahwa konsentrasi siswa saat
mengikuti pembelajaran rendah dan siswa cenderung tidak memperhatikan penjelasan
dari guru. Hal ini diperkuat dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti
melakukan observasi di kelas IV pada tanggal 23 September 2017 setelah meminta
izin dari guru kelas IV.
Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran menunjukkan bahwa siswa
yang mengikuti proses pembelajaran terlihat kurang aktif, kurang bersemangat,
kurang memperhatikan materi yang disampaikan dan kurang tertarik pada
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas
terlihat masih didominasi oleh guru. Peneliti juga mencatat bahwa siswa sering
berbisik-bisik dengan teman sebangku pada saat guru menjelaskan materi. Peneliti
juga mencatat bahwa motivasi belajar siswa belum tampak. Siswa cenderung
mendengarkan penjelasan dari guru tanpa adanya feedback yang diberikan siswa
kepada guru.
Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor yang
menyebabkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Jongkang tergolong rendah. Faktor-
faktor tersebut meliputi kemampuan atau intelegensi siswa rendah, guru
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, konsentrasi siswa rendah, tidak
adanya motivasi belajar siswa, dan kurangnya semangat mengikuti pembelajaran di
dalam kelas. Dengan kondisi hasil belajar yang rendah tersebut, tentunya
menimbulkan polemik bagi dunia pendidikan khususnya bagi guru dan siswa. Tidak
hanya guru dan siwa, sebagai orang tua pastinya akan khawatir melihat kondisi
seperti itu. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya guna memperbaiki kondisi hasil
belajar siswa yang rendah.
Untuk memperbaiki kondisi seperti di atas pada anak masa sekolah dasar
perlu memperhatikan tahap perkembangan kognitif agar metode pembelajaran yang
disampaikan dapat mempermudah individu dalam proses belajar. Tahapan
perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget (dalam Yusuf, 2011: 162)
siswa tingkat sekolah dasar masuk dalam tahap operasional konkret (usia 7 – 11
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun) di mana proses berfikir atau tugas mental dapat dikerjakan (operasional)
selama objek masih terlihat. Sehingga anak pada tingkatan sekolah dasar akan lebih
mudah dalam menyerap materi apabila menggunakan bantuan media atau metode
pembelajaran berupa benda konkret yang dapat menarik perhatiannya.
Menurut Arsyad (dalam Yusuf, 2011: 96) mengungkapkan bahwa metode
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan
lingkungannya, serta siswa belajar sendiri sesuai minat dan kemampuannya. Terdapat
empat manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) metode mengajar akan
lebih bervariasi tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal, (2) makna
bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan
memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran, (3) dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik
perhatian mereka, dan (4) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan
belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan,
melakukan langsung, dan memerankan. Dengan begitu penggunaan media atau
metode pembelajaran akan menunjang proses belajar mengajar agar siswa memahami
dan mengingat materi yang disampaikan oleh guru secara cepat dan mudah.
Salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
kemampuan kognitif dalam proses belajar mengajar siswa pada tingkat sekolah dasar
adalah permainan tradisional. Menurut Tedjasaputra (dalam Kurniati, 2016: 7)
Permainan tradisional merupakan permainan yang telah diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya di mana permainan tersebut mengandung nilai baik, positif,
bernilai dan diinginkan. Pada dasarnya bermain memiliki fungsi dalam aspek fisik,
motorik, emosi dan kepribadian, perkembangan sosial, kognitif, ketajaman
penginderaan, dan mengasah keterampilan. Melalui bermain anak memperoleh dan
memproses informasi mengenai hal-hal baru dan berlatih melalui keterampilan yang
ada, anak juga belajar memahami kehidupan, serta belajar mengendalikan diri.
Menurut Sujarno, dkk (2011: 25) permainan tradisional merupakan suatu
aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, yang sarat
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan nila-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan secara
turun – temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari permainan ini, anak-
anak akan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya, memperoleh
pengalaman yang berguna dan bermakna, mampu membina hubungan dengan sesama
teman, meningkatkan perbendaharaan kata, serta mampu menyalurkan perasaan-
perasaan yang tertekan dengan tetap melestarikan dan mencintai budaya bangsa.
Sejalan dengan Sujarno, menurut Kurniati (2016: 23-25) menambahkan
bahwa penggunaan metode permainan tradisional memiliki kelebihan dibanding
metode ceramah. Kelebihan permainan tradisional yaitu: 1) mampu mengembangkan
keterampilan yang diperoleh anak melalui proses bermain; 2) beberapa permainan
yang memiliki nilai kompetensi dalam permainan mampu memberikan kesempatan
kepada anak untuk belajar bersaing dengan sehat untuk dapat mencapai tujuan yang
diharapkan; 3) dengan bermain bersama teman, anak akan mampu mengembangkan
social skill, motoric skill, dan emotional skill; 4) permainan tradisional mampu
merangsang berbagai aspek perkembangan anak; 5) bahan-bahan yang digunakan
adalah bahan yang mudah dan murah; 6) permainan tradisional sangat mendidik
anak-anak untuk menghadapi masa depan, sebab dalam permainan anak-anak
terdapat banyak nilai yang bisa dijadikan pegangan hidup. Dari keenam kelebihan
permainan tradisional tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
ketika melakukan pembelajaran.
Sedangkan menurut Mulyasa (2005: 189) untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, guru harus mampu mengusahakan metode pembelajaran yang tepat, efektif,
dan efisien. Metode pembelajaran yang melibatkan siswa dapat meningkatkan
ketertarikan siswa terhadap pembelajaran. Penggunaan metode permainan tradisional
dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan dan membangkitkan minat dan
ketertarikan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Dengan menggunakan
permainan tradisional diharapkan mampu menjadi alternatif pembelajaran yang
inovatif, kreatif, dan aktif dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti memberikan solusi
berupa penerapan pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional. Dalam
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian ini, peneliti menggunakan permainan tradisional gobak sodor pada siklus I
yaitu pembelajaran ke 1 dan permainan ular naga pada siklus II yaitu pembelajaran ke
3. Alasan peneliti memilih permainan tersebut adalah agar siswa tetap mengenal dan
mengetahui permainam tradisional yang sudah ada sejak dahulu kala agar permaian
tersebut tidak luntur dan hilang oleh kemajuan jaman.
Pada hakikatnya melalui permainan tradisional dalam mempelajari sesuatu,
siswa tidak akan merasa sedang belajar. Sehingga anak akan lebih merasa nyaman
dalam mengikuti aktivitas yang ada. Dengan demikian teknik permainan dapat
dikembangkan untuk membantu penguasaan siswa terhadap aspek-aspek yang
dipelajari. Dengan demikian peneliti mengambil judul penelitian “Peningkatan Hasil
Belajar Menggunakan Permainan Tradisional Pada Tema 3 Subtema 2 Siswa
Kelas IV SDN Jongkang Yogyakarta”. Dengan penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV di SDN Jongkang melalui permainan
tradisional khususnya tema 3 subtema 2.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Bagi siswa
Dapat memperoleh semangat dan gaya belajar baru mempelajari materi ajar
pada tema 3 subtema 2 pembelajaran 1 dan 3 dengan menggunakan permainan
tradisional yang menyenangkan.
2. Bagi guru
Dapat memperoleh inspirasi dan metode pembelajaran dalam penyampaian
materi dengan menggunakan permainan tradisional yang dapat merangsang
semangat para siswa untuk belajar dalam upaya peningkatan hasil belajar.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Bagi sekolah
Dapat sebagai bahan masukan dalam menerapkan metode permainan
tradisional sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi peneliti
Dapat memperoleh pengalaman baru cara mengajar dan motivasi mengajar
yang menyenangkan menggunakan permainan tradisional khususnya pada
tema 3 subtema 2.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 2
LANDASAN TEORI
Landasan teori ini berisi kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan,
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
manusia yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan tidak bersifat
sementara.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Selanjutnya menurut Dimyanti dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar adalah
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. sedangkan dari sisi siswa,
hasil belajar diakhiri dengan penggal atau puncak proses belajar. Hasil belajar
bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setealah
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut
ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Dengan dilakukannya
evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan
cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Menurut Muslich (2011:38) hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia
menerima pengalaman belajar. Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom (dalam
Kurniawan, 2014:10) secara garis besar dibagi dalam tiga ranah yakni ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranag psikomotoris.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek yakni: 1) pengetahuan atau ingatan; 2) pemahaman; 3) aplikasi; 4)
analisis; 5) sintesis; dan 6) evaluasi. Kedua aspek yang pertama disebut kognitif
tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya disebut kognitif tingkat tinggi. Ranah
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni: 1) penerimaan; 2)
jawaban atau reakasi; 3) penilaian; 4) organisasi; dan 5) intenalisasi. Sedangkan ranah
psikomotoris berkenaan dengan gerak yang terdiri dari enam aspek yakni: 1) gerak
refleks; 2) keterampilan gerakan dasar; 3) kemampuan perseptual; 4) keharmonisan
atau ketepatan; 5) gerakan keterampilan kompleks; dan 6) gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar
adalah pencapaian nilai akhir siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam
penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah hasil belajar dalam aspek kognitif.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada dasarnya hasil belajar terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotor. Peneliti memilih satu aspek pada penelitian ini yaitu
aspek kognitif karena peneliti berfokus pada peningkatan hasil belajar yang dapat
dilihat dari nilai akhir soal evaluasi yang dikerjakan siswa.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk mengenalkan anak-anak pada nilai budaya dan norma-norma sosial yang
diperlukan untuk mengadakan hubungan atau kontak sosial dan memainkan peran
yang sesuai dengan kedudukan sosial dalam masyarakat.
Menurut Danandjaja (dalam Achroni 2012:30), permainan tradisional adalah
salah satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di
antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun,
serta banyak mempunyai variasi. Sedangkan menurut Husain (2013: 22) permainan
tradisional merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak-anak yang
bersumber dari suatu daerah secara tradisi, yaitu permainan tersebut diwarisi dari
generasi yang satu ke generasi berikutnya.
Dari penjelasan beberapa ahli di atas, peneliti berpendapat bahwa permainan
tradisional adalah permainan yang sudah ada sejak jaman dahulu yang merupakan
warisan turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Permainan
tradisional juga merupakan sarana untuk memperkenalkan anak-anak terhadap nilai
budaya dan norma sosial yang dibutuhkan dalam mengadakan hubungan atau kontak
sosial dalam masyarakat.
2.1.3.2 Kelebihan Permainan Tradisional
Menurut Kurniati (2016: 23) terdapat beberapa kelebihan yang bisa
didapatkan dari aktivitas permainan tradisional yang telah dilakukan oleh anak – anak
yang sering melakukan permainan tradisional. Kelebihan permainan tradisional antara
lain yaitu : 1) permainan tradisional mampu merangsang aspek perkembangan sikap
sosial anak. Pola perilaku sosial anak meliputi bekerja sama dengan teman,
menghargai sesama teman, mampu membantu kepada orang lain, mampu berbagi
kepada teman; 2) permainan tradisional sangat mendidik anak- anak untuk
menghadapi masa depan; dan 3) permainan tradisional terbuat dari bahan-bahan yang
mudah dan murah, bahkan umumnya jika alat dan bahan yang diperlukan dalam
melalukan suatu permainan maka alat dan bahan tersebut adalah alat-alat bekas yang
ada di sekitar lingkungan mereka.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah arena permainan gobak sodor selesai dibuat dan kelompok bermain sudah
1. Sebelum permainan dimulai diadakan undian, yang kalah sebagai penjaga dan
yang menang sebagai penyerang.
2. Regu penjaga menempati garisnya masing-masing dengan kedua kaki berada di
atas garis, sedangkan regu penyerang siap untuk masuk.
3. Permainan dimulai setelah membunyikan peluit.
4. Penyerang berusaha melewati garis depan dengan menghindari tangkapan atau
seutuhan pihak penjaga.
5. Penjaga berusaha meyentuh penyerang dengan tangan dalam posisi kedua kaki
berpijak di atas atau salah satu kaki berpijak di atas garis, sedangkan kaki yang
satu lagi melayang.
6. Permaianan dinyatakan salah apabila kedua kaki keluar garis samping lapangan
dan menggangu jalannya permainan.
7. Pergantian (penyerang menjadi penjaga atau sebaliknya) diadakan oleh wasit
dengan membunyikan peluit setelah penyerang disentuh penjaga, kedua kaki
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada penelitian ini, alasan peneliti memilih permainan gobak sodor untuk
meningkatan hasil belajar siswa pada tema 3 subtema 2 adalah pada permainan gobak
sodor materi yang tercantum dalam tema 3 subtema 2 berupa muatan pelajaran
Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS dapat diberikan kepada siswa dengan cara yang
menyenangkan. Pada ketiga muatan pelajaran tersebut, siswa mampu mempelajari
materi dengan cara menjawab pertanyaan mengenai materi untuk tetap bermain di
dalam permainan tersebut dan mendapatkan poin tertinggi agar memenangkan
permainan. Siswa yang menjawab pertanyaan dengan jawaban yang salah, maka tidak
akan menambah poin. Dengan cara tersebut, siswa lebih aktif dan semangat
mempelajari materi ajar yang terdapat pada tema 3 subtema 2.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Dua anak tersebut akan mempertemukan dua telapak tangannya lalu membentuk
gerbang.
5. Anak-anak lain membuat barisan panjang.
6. Barisan panjang ini menyanyikan lagu “ular naga” sambil berjalan masuk ke
gerbang.
7. Penjaga gerbang akan menjatuhkan tangannya untuk menangkap anak yang
terakhir.
8. Anak yang ditangkap akan ditanya untuk memilih berada di belakang anak yang
mana, memilih (a) ular atau (b) naga.
9. Setelah semua selesai maka dilakukan perhitungan berapa jumlah anak di
masing-masing anak penjaga gerbang.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum
2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi
tersebut. Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru
yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin
yang tinggi.Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya
standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan
bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran
di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
(learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan
awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.
Menurut Mulyasa (2013: 6-7) “Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada
pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi
tingkat berikutnya”. Pernyataan tersebut sekaligus menggambarkan bahwa esensi dari
Kurikulum 2013 adalah pembentukan sikap atau karakter pada diri setiap siswa
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terutama untuk Kurikulum 2013 yang diterapkan di tingkat dasar atau ditingkat
satuan pendidikan sekolah dasar (SD).
2.1.6.2 Konsep Dasar Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan dan diadakan oleh pemerintah berdasarkan
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut seperti adanya beberapa tantangan masa depan
yang menuntut generasi masa depan untuk memiliki berbagai kompetensi masa depan
seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis,
kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan
menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti
dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat
yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk
bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan memiliki rasa
tanggungjawab terhadap lingkungan.
Selain itu dari segi tantangan eksternal, masalah yang dihadapi saat ini
berkaitan dengan jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) saat ini
lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua
berusia 65 tahun ke atas). Maka dari itu tantangan saat ini adalah bagaimana
membuat sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah tersebut dapat diubah
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban bagi diri mereka dan negara. Pendidikan
tersebut berkaitan erat dengan suatu pedoman atau perangkat yang disebut
Kurikulum. Berkaitan dengan pola pikir pembelajaran, Kurikulum 2013 memiliki
karakteristik pola pikir pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
Kurikulum 2013 memiliki pola pikir pembelajaran antara lain berpusat pada
siswa, pembelajaran yang diselenggarakan bersifat interaktif, pembelajaran dilakukan
secara jejaring (siswa dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang
dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet), pola pembelajaran menjadikan
siswa aktif mencari, pembelajaran berbasis tim (kelompok), pembelajaran berbasis
alat multimedia, pola pembelajaran memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap siswa, pola pembelajaran yang diajarkan mengandung ilmu
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sehingga, walaupun ada pemadatan mata pelajaran dalam Kurikulum 2013, jam
belajar di sekolah tidak berkurang akan tetapi bertambah. Untuk kelas IV-VI
yang semula belajar selama 32 jam per minggu di sekolah bertambah menjadi 36
jam per minggu. Tidak hanya itu, beberapa hal terkait dengan konsep Kurikulum
2013 untuk siswa SD terutama pada proses pembelajarannya lebih menekankan
pada keberhasilan proses sikap dan keterampilan yang terbentuk pada siswa.
Berdasarkan pernyataan Mulyasa di atas dapat dikatakan bahwa Kurikulum
2013 ini, lebih mengedepankan kompetensi dan karakter siswanya (terutama untuk
tingkat SD), dibandingkan dengan materi pembelajaran yang diberikan.
2.1.6.3 Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013
Berdasarkan Permendikbud (2013:4) Nomor 67 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah tujuan
dari pengembangan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: Kurikulum 2013
bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
Menurut Mulyasa (2013: 65) mengatakan bahwa Kurikulum 2013 akan
menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini,
pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter
peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
didemonstrasikan siswa sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang
dipelajarinya secara kontekstual.
Dari pendapat yang sudah dijelaskan diatas, peneliti berpendapat bahwa
tujuan dikembangkannya kurikulum 2013 yaitu untuk mengembangkan sikap,
keterampilan, nilai, pengetahuan, pemahaman, kemampuan dan minat siswa ke dalam
bentuk perilaku sehari-hari yang bertanggung jawab.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Widiyatmoko (2016)
Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas II SD Negeri Karangmloko 1 pada
Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian
Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual.
Yang diteliti :
Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Permainan
Tradisional Pada Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1 Dan
3 Siswa Kelas IV SD N Jongkang Yogyakarta
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian peneliti adalah penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
pada tema 3 subtema 2 pembelajaran 1 dan 3 siswa kelas IV di SD Negeri Jongkang
dengan menggunakan permainan tradisional.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa
dan kemajuan suatu negara. Dengan adanya pendidikan bangsa Indonesia akan
mengalami kemajuan dan meninggalkan suatu bentuk keterpurukan, seperti sekarang
ini. Pendidikan yang ada di Indonesia tidak lepas dari masalah metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Metode pembelajaran yang digunakan guru menjadi salah
satu kunci keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan. Pada kenyataannya, proses
pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri Jongkang yang didominasi guru diduga
oleh peneliti mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran ditandai dari kurangnya perhatian,
keterlibatan, kemauan mengembangkan diri dan perasaan senang siswa dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut menjadikan materi yang disampaikan oleh guru tidak
diterima secara utuh oleh siswa sehingga menyebabkan kesulitan siswa dalam
memahami materi.
Metode pembelajaran dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, salah
satunya dengan menggunakan permainan tradisional. Permainan tradisional
merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak-anak yang bersumber dari
suatu daerah secara tradisi, yaitu permainan tersebut diwarisi dari generasi yang satu
ke generasi berikutnya. Maka dari itu dengan menggunakan metode permainan
tradisional dalam proses pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan rasa
ketertarikan siswa dengan pembelajaran. Metode permainan tradisional akan
menyajikan situasi proses pembelajaran yang menggunakan macam-macam
permainan tradisional yang biasanya ditemui dan dimainkan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam metode pembelajaran menggunakan permainan tradisional ini, guru
berperan sebagai fasilitator dan siswa dituntut untuk belajar dengan cara yang
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan teori dan penelitian yang relevan serta kerangka berpikir yang
telah dijelaskan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan
metode pembelajaran permainan tradisional dapat meningkatkan hasil belajar tema 3
subtema 2 siswa kelas IV SD N Jongkang Tahun Ajaran 2017/2018.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk meningkatkan
dan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas.
3.1.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Menurut Susanto (2013: 6) penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian
yang dilakukan secara sistematis dan profesional kemudian reflektif terhadap
berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru bersama partisipan, untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan Arikunto (2010: 4) menyatakan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh anak yang bertujuan untuk memecahkan
masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut.
Selanjutnya menurut Wiriatmadja (dalam Taniredja, 2010: 16) penelitian
tindakan kelas adalah bagaimana guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat
mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik mengajar pembelajaran mereka
dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Sedangkan menurut Kasbolah (2001:8)
penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan ini
dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan
yang diangkat dari kegiatan tugas sehari–hari di kelas.
3.1.2 Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kasbolah (2001:8) ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Prinsip–prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu tugas guru dalam mengajar
karena tujuan guru dalam melakukan penelitian adalah memperbaiki kegiatan
belajar mengajar.
2. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah yang
memang dia hadapi, menarik bagi peneliti dan merupakan masalah pembelajaran
yang bersifat faktual.
3. Proses pengumpulan data tidak boleh banyak menyita banyak waktu. Agar tidak
terlalu menyita banyak waktu maka peneliti seharusnya sudah mempersiapkan
teknik apa yang akan digunakan, termasuk pengumpulan data, sebelum kegiatan
penelitian dimulai.
4. Penelitian tindakan kelas berorientasi pada perbaikan pendidikan dengan
melakukan perubahan yang dituangkan dalam tindakan.
5. Guru membuat jurnal pribadi di mana guru mencatat kemajuan, persoalan yang
dihadapi, dan hasil refleksi tentang proses belajar siswa dan proses pelaksanaan
pendidikan.
6. Penelitian tindakan kelas tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di
lingkungan kerjanya.
3.1.3 Model Penelitian Tindakan Kelas
Model Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan oleh peneliti menggunakan
model penelitian oleh Kemmis dan Mc.Taggart. Arikunto (2010: 17-20) menjelaskan
bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu 1) perencanaan, 2)
pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan guru ketika akan memulai
tindakannya. Kebanyakan guru pengertiannya terpaku pada perencanaan mengajar
seperti biasanya, sedangkan yang dimaksud dengan perancanaan bukan persiapan
tetapi rencana tindakan. Adapun uraian yang perlu dan harus dikemukakan adalah
menyusun sebuah rancangan kegiatan, siswanya akan diapakan. Supaya perencanaan
ini lengkap dan dipahami oleh siswa, guru membuat semacam panduan yang
menggambarkan : a) apa yang harus dilakukan oleh siswa, b) kapan dan berapa lama
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan, c) di mana dilakukan, d) jika diperlukan alat atau sarana, wujudnya apa,
dan e) jika sudah selesai, apa tindak lanjutnya.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah implementasi atau penerapan dari perencanaan yang sudah
dibuat, untuk itu guru harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut : a) apakah ada
kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan, b) apakah proses tindakan yang
dilakukan siswa cukup lancar, c) bagaimanakah situasi proses tindakan, d) apakah
siswa melaksanakan dengan bersemangat, dan e) bagaiamanakah hasil dari
keseluruhan tindakan itu.
3. Pengamatan
Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Hal-hal
yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebut dalam pelaksanaan. Antara
pelaksanaan dan pengamatan sebetulnya bukan merupakan urutan karena waktu atau
saat terjadinya bersamaan. Dalam PTK, pengamatan ini dilakukan dengan
menggunakan format pengamatan. Keberadaan format pengamatan merupakan hal
yang sangat penting dan mutlak harus ada.
4. Refleksi
Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang
dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam refleksi ini guru membayangkan kembali
peristiwa yang sudah lampau, yaitu ketika tindakan berlangsung. Hal yang sangat
penting diperhatikan oleh peneliti dalam PTK bahwa seluruh siswa harus dilibatkan
dalam refleksi ini. Dalam penilaian laporan PTK, uraian refleksi ini sangat
diperhatikan oleh penilai, dicermati bagaimana peneliti melakukannya, dan
bagaimana tindak lanjut dari refleksi tersebut, apakah digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki perencanaan untuk siklus selanjutnya. Hal yang perlu diingat adalah
bahwa tindakan ini untuk siswa, oleh karena itu pendapat siswa sangat penting untuk
dijadikan masukan perbaikan.
Keempat langkah tersebut disajikan dalam model penelitian tindakan kelas
Kemmis dan Mc Taggart yang dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Refleksi Identifikasi
Pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010: 17)
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3 Persiapan
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan
sebanyak satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 jam pembelajaran yang setiap
pembelajaran terdiri 35 menit.
3.4.1 Siklus I :
3.4.1.1 Perencanaan
Perencanaan dilakukan dengan mengetahui kondisi kelas melalui
observasi.Mempersiapkan bahan pembelajaran dan menentukan materi ajar,
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan media dan alat
peraga yang dibutuhkan, mempersiapkan lembar kerja siswa, mempersiapkan alat
penilaian dan mempersiapkan lembar observasi.
3.4.1.2 Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 jam
pembelajaran (6 x 35 menit). Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Kegiatan Awal
1. Guru menyampaikan salam pembuka
2. Guru mengajak anak untuk berdoa
3. Guru menanyakan kabar siswa hari ini
4. Guru melakukan absensi kehadiran siswa
5. Guru memberikan motivasi (motivasi)
6. Guru menggali pikiran anak dengan bertanya jawab permainan tradisional apa
saja yang pernah dimainkan oleh siswa (apersepsi)
7. Guru menyampaikan apa yang akan dipelajari hari ini (orientasi)
Kegiatan Inti
8. Siswa diajak ke lapangan untuk bermain permainan gobak sodor
9. Siswa diminta membentuk 6 kelompok besar untuk melakukan permainan
(pembentukan tim)
10. Siswa masuk ke dalam kelompok
11. Guru menjelaskan cara bermain (penyampaian informasi)
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengamatan ini bertujuan untuk melihat apakah proses pembelajaran sudah berjalan
dengan baik sesuai dengan yang direncanakan selain itu juga digunakan untuk
mengetahui apa saja kemajuan dan kendala yang dialami selama proses pembelajaran
tema 3 subtema 2 pembelajaran 1 di kelas.
b. Pengamatan Hasil Belajar
Pengamatan hasil belajar dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus I berupa
tes tertulis yang selanjutnya digunakan sebagai pembanding untuk melihat
peningkatan hasil belajar siswa di akhir pembelajaran.
3.4.1.4 Refleksi
Pada tahap refleksi siklus I, peneliti melakukan analisa hasil tindakan terhadap
pelaksanaan kegiatan pembelajaraan yang dilakukan pada siklus I. Analisis kegiatan
tersebut tentang pelaksanaan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi
kesulitan, hambatan, dan kejadian khusus pada siklus I dan pelaksanaan penilaian
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar berdasarkan indikator keberhasilan yang
sudah ditetapkan peneliti. Hasil refleksi siklus I digunakan untuk mengetahui adanya
peningkatan hasil belajar siswa setelah melaksanakan tindakan dan jika hasilnya
belum mencapai target yang telah ditetapkan peneliti, maka akan diadakan siklus II.
Peneliti merefleksikan hasil pemberian tindakan pada siklus yang pertama. Hasil yang
diperoleh dalam siklus I ini digunakan sebagai acuan untuk siklus II.
3.4.2 Siklus II
3.4.2.1 Perencanaan
Perencanaan dilakukan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I
dengan mempersiapkan bahan pembelajaran dan menentukan materi ajar, menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan media dan alat peraga yang
dibutuhkan, mempersiapkan lembar kerja siswa, mempersiapkan alat penilaian dan
mempersiapkan lembar observasi.
3.4.2.2 Pelaksanaan
Siklus II yang dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan siklus I yaitu
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 jam pembelajaran (6
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20. Siswa menuliskan jawaban mereka di kertas yang telah disediakan, satu anak 1
jawaban (mengkomunikasikan)
21. Setelah semua kelompok menyelesaikan permainan maka guru memberikan soal
evaluasi untuk dikerjakan dan dikumpulkan
22. Siswa mengerjakan post test yang diberikan oleh guru
Kegiatan Akhir
23. Guru dan siswa merangkum apa yang telah dipelajari hari ini
24. Guru bertanya kepada siswa bagaimana perasaan hari ini setelah melakukan
pembelajaran.
25. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini
26. Guru memberi penguatan kepada siswa dan memberikan sumber-sumber yang
bisa digunakan oleh siswa
27. Guru memberikan salam penutup
3.4.2.3 Pengamatan
a. Pengamatan / Observasi Proses Pembelajaran
Pengamatan proses pembelajaran dilakukan untuk mengamati bagaimana
penggunaan permainan tradisional pada tema 3 subtema 2 pembelajaran 3 di kelas.
Pengamatan ini bertujuan untuk melihat apakah proses pembelajaran sudah berjalan
dengan baik sesuai dengan yang direncanakan selain itu juga digunakan untuk
mengetahui apa saja kemajuan dan kendala yang dialami selama proses pembelajaran
tema 3 subtema 2 pembelajaran 3 di kelas.
b. Pengamatan Hasil Belajar
Pengamatan hasil belajar dilakukan di akhir pembelajaran pada siklus II
berupa tes tertulis yang selanjutnya digunakan sebagai pembanding untuk melihat
peningkatan hasil belajar siswa di akhir pembelajaran.
3.4.2.4 Refleksi
Peneliti mengidentifikasi kesulitan atau hambatan dan kejadian khusus yang
terjadi selama proses pembelajaran tema 3 subtema 2 pembelajaran 3 yang
berlangsung di kelas. Refleksi ini dijadikan acuan untuk perbaikan proses
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.2 Observasi
Menurut Arikunto (2005:145) observasi atau pengamatan merupakan kegiatan
yang meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra. Sejalan dengan pendapat Arikunto, menurut Idrus (2007:129)
observasi merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa observasi atau
pengamatan merupakan suatu tindakan untuk mengamati dan mencatat kegiatan yang
dilakukan secara langsung dan sistematis terhadap objek dengan menggunakan
seluruh alat indra.
Peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran berlangsung di setiap
siklusnya yang berpedoman pada lembar pengamatan. Observasi yang dilakukan oleh
peneliti dibantu oleh guru kelas untuk mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung
baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa secara menyeluruh mulai dari awal
pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
3.5.3 Wawancara
Pedoman wawancara disusun untuk menanyakan dan mengetahui hal-hal yang
tidak dapat atau kurang jelas diamati pada saat melakukan observasi. Selain itu,
pedoman wawancara untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tanya jawab
bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah
pewawancara telah menyusun serentetan pertanyaan yang akan diajukan dan
mengendalikan percakapan sesuai dengan arah pertanyaan (Madya, 2009: 83).
Ada tiga hal yang menjadi kekuatan wawancara (Kerlinger dalam Hasan,
2000: 63):
1) Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan.
Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh pewawancara dengan
memberikan penjelasan.
2) Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
3) Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan di saat teknik lain sudah tidak
dapat dilakukan.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Arikunto (2010: 150) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam artinya lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga mudah diolah. Sejalan dengan Arikunto, menurut Widoyoko (2012:53)
instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Pada penelitian ini,
instrumen yang digunakan peneliti adalah tes, pedoman wawancara, pedoman
observasi.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda dan esai
untuk mengukur hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Jongkang. Tes yang
dibuat oleh peneliti berjumlah 20 pilihan ganda 6 dan esai.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.2 menunjukkan kisi-kisi soal esai siklus I. Peneliti membuat 6 soal
evaluasi. Untuk indikator 3.3.1 pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 2
soal esai. Untuk indikator 3.1.3 pada muatan pelajaran IPS terdapat 2 soal esai. Untuk
indikator 3.8.2 pada muatan pelajaran IPA terdapat 2 soal esai.
Tabel 3.3 menunjukkan menunjukkan kisi-kisi soal pilihan ganda siklus II.
Peneliti membuat 20 soal evaluasi. Untuk indikator 4.3.1 pada muatan pelajaran
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bahasa Indonesia terdapat 9 soal pilihan ganda. Untuk indikator 3.2.1 pada muatan
pelajaran PJOK terdapat 9 soal pilihan ganda. Untuk indikator 3.1.1 pada muatan
pelajaran IPA terdapat 2 soal pilihan ganda.
Tabel 3.4 menunjukkan kisi-kisi soal esai siklus II. Peneliti membuat 7 soal
evaluasi. Untuk indikator 4.3.1 pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 2
soal esai. Untuk indikator 3.2.1 pada muatan pelajaran PJOK terdapat 2 soal esai.
Untuk indikator 3.1.1 pada muatan pelajaran IPA terdapat 3 soal esai.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pertanyaan
1. Metode apa yang digunakan guru dalam menyampaikan materi ajar di
kelas IV?
2. Apa saja hambatan yang dialami guru ketika mengajar di kelas IV?
3. Menurut Ibu, bagaimana karakteristik siswa di kelas IV?
4. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV
5. Apakah hasil belajar siswa kelas IV sudah mencapai KKM?
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikatakan valid apabila alat yang yang digunakan sesuai dengan apa yang diukur.
Dengan instrumen yang valid, makan akan menghasilkan data yang valid pula.
3.7.1.1 Validitas Konstruk
Menurut Margono (2010: 187) Validasi konstruk menunjuk kepada asumsi
bahwa alat yang diukur yang dipakai mengandung suatu definisi operasional yang
tepat, dari suatu konsep teoritis. Dalam penelitian ini validasi konstruk yang
digunakan merujuk pada pendapat atau penilaian para validator yaitu guru kelas IV.
Peneliti memilih guru kelas IV yang bernama Ika Ratnasari S.Pd sebagai validator 1
dan Wiharnanik, S.Pd sebagai validator 2. Alasan peneliti memilih guru kelas IV
karena guru kelas IV mempunyai keahlian dan kemampuan dalam bidang studi mata
pelajaran kelas IV. Peneliti mengkoreksi skor rata- rata yag diberikan kedua validator
kemudian mengkategorikan skor tersebut ke dalam kriteria – kriteria yang telah
ditentukan berdasarkan teori menurut Widoyoko (2014: 262).
Tabel 3.8 Standar Penilaian (Widoyoko, 2014)
Skor Klasifikasi
>4,20 Sangat Baik
>3,40 - 4,20 Baik
>2,60 – 3,40 Cukup
1,80 – 2,60 Kurang
≤1,80 Sangat kurang
Berdasarkan tabel di atas penelitian menentukan jarak skor dengan interval 1- 5
dengan kualifikasi sebagai berikut:
1 – 1,80 = Sangat Kurang
1,80 – 2,60 = Kurang
2,60 – 3,40 = Cukup
3,40 – 4,20 = Baik
4,20 – 5 = Sangat Baik
Validasi konstruk yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian
perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran tematik harian
(RPPTH) oleh kedua validator. Berikut ini adalah hasil validasi RPPTH:
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.9 adalah hasil validasi RPPH siklus I. Komponen validasi RPPH
terdiri dari 9 (A,B,C,D,E,F,G,H,I) komponen yang ditentukan. Kesembilan
komponentersebut adalah A) Identitas Mata Pelajaran meliputi 1 sub komponen. B)
Perumusan Indikator meliputi 4 sub komponen. C) Perumusan Tujuan Pembelajaran
meliputi 2 sub komponen. D) Pemilihan Materi Ajar meliputi 3 sub komponen. E)
Pemilihan Sumber Belajar meliputi 4 sub komponen. F) Pemilihan Media Belajar
meliputi 4 sub komponen. G) Metode Pembelajaran meliputi 4 sub komponen. H)
Skenario Pembelajaran meliputi 5 sub komponen. Dan I) Rencana Penilaian Autentik
meliputi 4 sub komponen.
Hasil dari perhitungan validasi RPPTH siklus I oleh validator 1 memiliki total
skor 136 dengan skor rata-rata 4,39 yang artinya skor termasuk dalam rentang >4,20
dengan klasifikasi “sangat baik” dan hasil dari perhitungan validator 2 memiliki total
skor 143 dengan skor rata-rata 4,61 yang artinya skor termasuk dalam rentang >4,20
dengan klasifikasi “sangat baik” sehingga dapat disimpulkan bahwa RPPTH yang
disusun oleh peneliti sudah bisa digunakan tanpa adanya revisi.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.10 Hasil dari perhitungan validasi RPPTH siklus II oleh validator 1
memiliki total skor 133 dengan skor rata-rata 4,29 yang artinya skor termasuk dalam
rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” dan hasil dari perhitungan validator 2
memiliki total skor141 dengan skor ata-rata 4,55 yang artinya skor termasuk dalam
rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” sehingga dapat disimpulkan bahwa
RPPTH yang disusun oleh peneliti sudah bisa digunakan tanpa adanya revisi.
Setelah mengetahui hasil validasi RPPTH siklus I dan siklus II yang diberikan
oleh dua validator, peneliti menyimpulkan bahwa RPPTH yang telah disusun
dianggap baik dan dapat digunakan untuk penelitian.
3.7.1.3 Hasil Uji Validasi Soal Evaluasi
Dalam penelitian ini, uji coba soal evaluasi dilakukan pada siswa kelas V SD
Negeri Dayuharjo. Peneliti memilih SDN Dayuharjo karena sekolah tersebut terletak
di wilayah kecamatan yang sama dengan SDN Jongkang yaitu kecamatan Ngaglik.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alasan pemilihan sekolah yang terletak dalam satu wilayah adalah pemilihan
karakteristik siswa yang cenderung sama dengan siswa lain yang satu wilayah.
Tingkat kecerdasan siswa pun biasanya juga sama jika terletak dalam satu wilayah
tersebut.
Peneliti menggunakan bantuan aplikasi statistika yang ada dalam komputer
atau laptop yaitu SPSS 15. Soal yang diujikan dapat dinyatakan valid apabila r hitung
> r tabel dan soal yang diujikan dinyatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel. Uji
validasi soal di SDN Dayuharjo ini menggunakan responden sebanyak 40 siswa. R
tabel untuk responden sebanyak 40 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,312. Berikut
hasil uji validasi soal pilihan ganda dan soal esai pada siklus I dan siklus II:
1. Hasil uji validasi soal pilihan ganda siklus I
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
serta terdapat soal yang dinyatakan tidak valid yaitu nomor 1,5,7,8,9,10,11,12,14, dan
15. Dari hasil uji validitas tersebut, peneliti menentukan soal yang digunakan dalam
penelitian yaitu 10 soal yang dinyatakan valid. Dari 10 soal yang valid tersebut,
terdapat empat soal yang mencakup indikator 3.3.1 dari muatan pelajaran Bahasa
Indonesia yaitu soal nomor 2,3,4, dan 6. Untuk muatan pelajaran IPS terdapat dua
soal yang mencakup indikator 3.1.3 yaitu soal nomor 13 dan 16. Dan untuk muatan
pelajaran IPA terdapat empat soal yang mencakup indikator 3.8.2 yaitu soal nomor
17,18,19, dan 20.
Berdasarkan tabel 3.18 hasil perhitungan uji validitas menunjukkan dari 6 soal
terdapat 5 soal yang valid dengan soal nomor 1,2,3,4, dan 5 serta terdapat soal yang
dinyatakan tidak valid yaitu nomor 6. Dari hasil uji validitas tersebut, peneliti
menentukan soal yang digunakan dalam penelitian yaitu 5 soal yang dinyatakan valid.
Dari 5 soal yang valid tersebut, terdapat dua soal yang mencakup indikator 3.3.1 dari
muatan pelajaran Bahasa Indonesia yaitu soal nomor 1 dan 2. Untuk muatan pelajaran
IPS terdapat dua soal yang mencakup indikator 3.1.3 yaitu soal nomor 3 dan 4. Dan
untuk muatan pelajaran IPA terdapat satu soal yang mencakup indikator 3.8.2 yaitu
soal nomor 5.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 3.20 hasil perhitungan uji validitas menunjukkan dari 7 soal
terdapat 6 soal yang valid dengan soal nomor 1,3,4,5,6 dan 7 serta terdapat soal yang
dinyatakan tidak valid yaitu nomor 2. Dari hasil uji validitas tersebut, peneliti
menentukan soal yang digunakan dalam penelitian yaitu 6 soal yang dinyatakan valid.
Dari 6 soal yang valid tersebut, terdapat dua soal yang mencakup indikator 4.3.1 dari
muatan pelajaran Bahasa Indonesia yaitu soal nomor 1 dan 3. Untuk muatan pelajaran
PJOK terdapat satu soal yang mencakup indikator 3.2.1 yaitu soal nomor 4. Dan
untuk muatan pelajaran IPA terdapat tiga soal yang mencakup indikator 3.1.1 yaitu
soal nomor 5,6, dan 7.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa soal-soal evaluasi yang
valid untuk siklus I pada soal pilihan ganda terdapat 10 butir dengan nomor soal
2,3,4,6,13,16,17,18,19, dan 20, untuk soal esai berjumlah 5 dengan nomor soal
1,2,3,4, dan 5 sedangkan untuk siklus II pada soal pilihan ganda terdapat 10 butir juga
dengan nomor soal 2,3,4,5,6,7,8,13,14, dan 19, untuk soal esai berjumlah 6 dengan
nomor soal 1,3,4,5,6, dan 7.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam penelitian ini adalah soal evaluasi yang terdiri dari soal pilihan ganda dan soal
esai. Uji validasi isi ini dilakukan oleh dua validator yaitu guru kelas IV. Hasil dari
validasi isi tersebut adalah sebagai berikut:
a) Validasi Soal Evaluasi Siklus I
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.11 adalah hasil validasi instrumen soal pilihan ganda. Kriteria
penilaian terdiri dari 3 (A,B,C) komponen yang ditentukan. Ketiga komponen
tersebut adalah A) Materi meliputi 3 sub komponen. B) Konstruksi meliputi 10 sub
komponen. Dan C) Bahasa meliputi 4 sub komponen.
Hasil dari perhitungan validasi soal evaluasi pilihan ganda siklus I oleh
validator 1 memiliki total skor 74 dengan skor rata-rata 4,35 yang artinya skor
termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” dan hasil dari
perhitungan validator 2 memiliki total skor 79 dengan skor ata-rata 4,65 yang artinya
skor termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” sehingga dapat
disimpulkan bahwa soal evaluasi pilihan ganda siklus I yang disusun oleh peneliti
sudah bisa digunakan tanpa adanya revisi.
2. Hasil validasi instrumen soal esai
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jumlah 44 45
Rata-rata 4.40 4.50
Tabel 3.12 adalah hasil validasi instrumen soal evaluasi esai siklus I. Kriteria
penilaian terdiri dari 3 (A,B,C) komponen yang ditentukan. Ketiga komponen
tersebut adalah A) materi meliputi 3 sub komponen. B) Kontruksi meliputi 3 sub
komponen. Dan C) Bahasa meliputi 4 sub komponen.
Hasil dari perhitungan validasi soal evaluasi esai siklus I oleh validator 1
memiliki total skor 44 dengan skor rata-rata 4,40 yang artinya skor termasuk dalam
rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” dan hasil dari perhitungan validator 2
memiliki total skor 45 dengan skor ata-rata 4,50 yang artinya skor termasuk dalam
rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” sehingga dapat disimpulkan bahwa
soal evaluasi esai siklus I yang disusun oleh peneliti sudah bisa digunakan tanpa
adanya revisi.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.13 adalah Hasil dari perhitungan validasi soal evaluasi pilihan ganda
siklus II oleh validator 1 memiliki total skor 72 dengan skor rata-rata 4,24 yang
artinya skor termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” dan
hasil dari perhitungan validator 2 memiliki total skor 77 dengan skor ata-rata 4,53
yang artinya skor termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik”
sehingga dapat disimpulkan bahwa soal evaluasi pilihan ganda siklus II yang disusun
oleh peneliti sudah bisa digunakan tanpa adanya revisi.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.14 adalah Hasil dari perhitungan validasi soal evaluasi esai siklus II
oleh validator 1 memiliki total skor 43 dengan skor rata-rata 4,30 yang artinya skor
termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” dan hasil dari
perhitungan validator 2 memiliki total skor 43 dengan skor ata-rata 4,30 yang artinya
skor termasuk dalam rentang >4,20 dengan klasifikasi “sangat baik” sehingga dapat
disimpulkan bahwa soal evaluasi esai siklus II yang disusun oleh peneliti sudah bisa
digunakan tanpa adanya revisi.
Berdasarkan hasil validasi yang diberikan kedua validator untuk soal evaluasi
yang terdiri dari soal pilihan ganda dan soal esai, peneliti menyimpulkan bahwa soal
evaluasi tersebut sudah baik. Peneliti dapat menggunakan soal evaluasi tersebut untuk
penelitian.
Selain melakukan uji validasi soal evaluasi, peneliti juga melakukan uji
keterbacaan soal. Uji keterbacaan soal ini dimaksudkan agar soal yang telah disusun
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mampu mengukur tingkat pemahaman siswa sesuai dengan jenjang sekolah. Selain
itu bertujuan agar siswa benar-benar memahami maksud dari soal evaluasi yang
diberikan. Peneliti melakukan uji keterbacaan soal evaluasi siklus I dan siklus II pada
kelas V yang berjumlah dua siswa setiap siklusnya dan peneliti memilih siswa secara
acak. Hasil dari uji keterbacaan soal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.19 Hasil Uji Keterbacaan Soal Siklus I
Validator Validator
No. Pernyataan
1 2
1 Bahasa yang digunakan
5 5
mudah dipahami
2 Kalimat pada pernyataan
5 5
jelas
3 Petunjuk pengerjaan jelas 5 5
4 Penilain jelas 5 5
5 Pertanyaan muah dipahami 5 5
6 Gambar membantu
5 5
menjawab soal
Jumlah 30 30
Rata-rata 5 5
Berdasarkan tabel 3.17 dapat dilihat hasil dari uji keterbacaan soal evaluasi
siklus I di mana validator 1 memberikan jumlah nilai 30 dengan skor rata- rata 5 yang
dapat dikategorikan dalam kriteria “sangat baik”. Sedangkan validator 2 juga
memberikan jumlah nilai 30 dengan skor rata- rata 5 yang dapat dikategorikan dalam
kriteria “sangat baik”. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa soal evaluasi siklus I
termasuk dalam kategori baik untuk diujikan.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Gambar membantu
5 5
menjawab soal
Jumlah 30 30
Rata-rata 5 5
Berdasarkan tabel 3.16 dapat dilihat hasil dari uji keterbacaan soal evaluasi
siklus II di mana validator 1 memberikan jumlah nilai 30 dengan skor rata- rata 5
yang dapat dikategorikan dalam kriteria “sangat baik”. Sedangkan validator 2
memberikan jumlah nilai 30 dengan skor rata- rata 5 yang dapat dikategorikan dalam
kriteria “sangat baik”. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa soal evaluasi siklus
II termasuk dalam kategori baik untuk diujikan.
Berdasarkan hasil validasi uji keterbacaan soal, peneliti menyimpulkan bahwa
soal evaluasi yang telah peneliti susun dianggap baik dan dapat dipahami oleh siswa.
Oleh sebab itu, peneliti dapat menggunakan soal evaluasi tersebut untuk penelitian.
3.7.2 Reliabilitas
Kata reliabilitas diambil dari bahasa Inggris reliability yang berasal dari kata
reliable yang artinya dapat dipercaya. Instrumen dikatakan dapat dipercaya jika
memberikan hasil yang tetap atau konsisten jika diujikan berkali-kali. Reliabilitas
instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Uji reliabilitas yang
digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah Spearman-Brown. Uji
Reliabilitas dengan teknik Spearman Brown ada dua cara yaitu belahan ganjil genap
dan belahan awal-akhir (Siregar, 2012: 63). Sedangkan menurut Arifin (2011 :248)
reliabilitas adalah derajat konsistensi instrument yang bersangkutan. Reliabilitas tes
berkenaan degan pertanyaan, apakah suatu isntrumen dapat dipercaya sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrumen dapat kitakan reliabel jika selalu
memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu
atau kesempatan yang berbeda.
Nugroho (2011:33) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas
menggunakan metode alpha cronbach akan menghasilkan nilai alpha dalam skala 0 –
1 yang dapat dikelompokkan dalam lima (5) kelas. Nilai masing-masing kelas dan
tingkat reliabilitasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soal-soal yang telah di uji empiris dan dihitung validitasnya oleh peneliti
kemudian dihitung reliabilias dari soal evaluasi siklus I dan siklus II. Peneliti
melakukan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 15. Hasil
perhitungan reliabilitas soal akan dibandingkan dengan kriteria reliabilitas untuk
mengetahui tingkat reliabilitas siklus I dan siklus II. Berikut adalah hasil reliabilitas
siklus I dan II:
1.7.2.1 Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus I
Cronbach's
Alpha N of Items
.798 10
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh reliabilitas dari 10 soal pilihan
ganda yang telah valid yaitu 0,798. Jika dilihat dari tabel kriteria reliabilitas maka
soal pilihan ganda tersebut masuk dalam kategori “Reliabel” dan soal tersebut dapat
digunakan dalam penelitian.
1.7.2.2 Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Esai Siklus I
Cronbach's
Alpha N of Items
.480 5
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh reliabilitas dari 5 soal esai yang
telah valid yaitu 0,480. Jika dilihat dari tabel kriteria reliabilitas maka soal pilihan
ganda tersebut masuk dalam kategori “Cukup Reliabel” dan soal tersebut dapat
digunakan dalam penelitian.
1.7.2.3 Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus II
Cronbach's
Alpha N of Items
.814 10
Cronbach's
Alpha N of Items
.706 6
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh reliabilitas dari 6 soal esai yang
telah valid yaitu 0,706. Jika dilihat dari tabel kriteria reliabilitas maka soal pilihan
ganda tersebut masuk dalam kategori “Reliabel” dan soal tersebut dapat digunakan
dalam penelitian.
Setelah melakukan uji validasi dan uji reliabilitas soal evaluasi siklus I dan
siklus II, peneliti selanjutnya menentukan soal – soal evaluasi yang akan digunakan
dalam penelitian. Soal yang digunakan adalah soal – soal yang dinyatakan “valid”
dan “reliabel” serta mewakili indikator ketercapaian aspek kognitif dalam
pembelajaran. Berikut ini adalah tabel daftar soal dan kisi – kisi yang digunakan
dalam penelitian:
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 3.26 dapat diketahui bahwa terdapat 10 soal pilihan ganda
dan 5 soal esai. Indikator 3.3.1 Mengidentifikasi daftar pertanyaan untuk persiapan
wawancara pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 4 soal pilihan ganda
yaitu nomor 1, 2, 3, 4 dan soal esai terdapat 2 soal dengan nomor soal 1, 2. Indikator
3.1.3 Mengidentifikasi pemanfatan sumber daya alam hayati bagi kesejahteraan
masyarakat pada muatan pelajaran IPS terdapat 2 soal pilihan ganda yaitu nomor 5
dan 6 dan pada soal esai terdapat 2 soal dengan nomor soal 3 dan 4. Indikator 3.8.2
Mengidentifikasi pentingnya peran hewan sebagai sumber daya alam dalam menjaga
keseimbangan alam pada muatan pelajaran IPA terdapat 4 soal pilihan ganda yaitu
nomor 7,8,9,10 dan pada soal esai terdapat 1 soal dengan nomor soal 5.
Tabel 3.27 Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus II
Nomor Soal
Ranah
No Mupel Indikator Pilihan
Kognitif Esai
Ganda
1. B. 4.3.1 Membuat pertanyaan tertulis C3 1,2,3,4 1,2
Indonesia menggunakan kosa kata baku dan
kalimat efektif untuk persiapan
wawancara yang terdapat pada teks Ular
Naga
2. PJOK 3.2.1 Menjelaskan aturan permainan ular C2 5,6,7,8,9 3
naga sebagai salah satu bentuk
permainan tradisional yang
mempraktikan variasi pola gerak dasar
lokomotor.
3. IPA 3.1.1Mengidentifikasi mengidentifikasi C2 10 4,5,6
hubungan antara bentuk dan fungsi
tubuh hewan dan tumbuhan.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 3.27 dapat diketahui bahwa terdapat 10 soal pilihan ganda
dan 6 soal esai. Indikator 4.3.1 Membuat pertanyaan tertulis menggunakan kosa kata
baku dan kalimat efektif untuk persiapan wawancara yang terdapat pada teks Ular
Naga pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 4 soal pilihan ganda yaitu
nomor 1, 2, 3, 4 dan soal esai terdapat 2 soal dengan nomor soal 1, 2. Indikator 3.2.1
Menjelaskan aturan permainan ular naga sebagai salah satu bentuk permainan
tradisional yang mempraktikan variasi pola gerak dasar lokomotor pada muatan
pelajaran IPS terdapat 5 soal pilihan ganda yaitu nomor 5, 6, 7, 8, 9 dan pada soal
esai terdapat 1 soal dengan nomor soal 3. Indikator 3.1.1 Mengidentifikasi
mengidentifikasi hubungan antara bentuk dan fungsi tubuh hewan dan tumbuhan
pada muatan pelajaran IPA terdapat 1 soal pilihan ganda yaitu nomor 10 dan pada
soal esai terdapat 3 soal dengan nomor soal 4, 5, dan 6.
Menurut Arifin (2009: 246) dalam penilaian hasil belajar, tes diharapkan
dapat menggambarkan sampel perilaku dan menghasilkan nilai yang objektif serta
akurat. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal siswa
dengan kondisi pada siklus I dan kemudian dibandingkan dengan langkah selanjutnya
yaitu siklus II. Teknik analisis data pada penelitian ini dengan cara kuantitatif dan
kualitatif.
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada analisis kuantitatif ini data diperoleh dari nilai hasil tes evaluasi siswa di
setiap siklus. Selanjutnya data dianalisis dengan statistik deskripsi. Adapun data yang
nomornya dengan bobot yang sama. Pada soal pilihan ganda dengan bobot 1
X 100
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Sugiyono (2016: 244) Analisis data kuantitatif adalah proses mencari
dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Data kuantitatif dalam
Target
Kondisi
Indikator Keterangan
Awal Siklus
Siklus I
II
Nilai rata-rata siswa 74.17 78 80 Jumlah nilai seluruh siswa
dibagi jumlah seluruh
siswa
Persentase siswa yang 63,33% 70% 75% Jumlah siswa yang
mencapai KKM mencapai KKM dibagi
jumlah seluruh siswa
dikali 100
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 3.26 pada siklus I nilai rata – rata kelas ditentukan sebesar
78 dengan persentase mencapai KKM 70%, ini didapatkan dari mengingat KKM
yang ditentukan di sekolah yaitu 70. Pada siklus II dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimiliki siswa, peniliti menetapkan nilai rata – rata sebesar 80
dengan persentase mencapai KKM 75%.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alokasi
Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Salam pembuka, doa dan presensi 35menit
Literasi
Guru mengajak siswa untuk membaca
buku
Motivasi
Guru mengajak siswa untuk
menyanyikan lagu “Guruku Tersayang,
Guru Tercinta”
Apersepsi
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai lirik lagu yang telah
dinyanyikan.
Orientasi
Guru menyampaikan kompetensi yang
harus dicapai
Kegiatan Inti Penyajian Mengamati 130
Kelas Guru memutarkan video tentang cara menit
bermain permainan tradisional “Gobak
Sodor”.
Menanya
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai permainan Gobak Sodor
Pembentukan Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
Kelompok Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa.
PENGGALAN 1
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penutup Menyimpulkan 30
Siwa bersama dengan guru membuat menit
kesimpulan tentang kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
Post test
Guru memberikan posttest secara lisan
Refleksi
Siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran secara lisan
Tindak lanjut
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan materi yang
akan disampaikan. Lembar kerja siswa dikerjakan secara berkelompok ketika
melakukan permainan gobak sodor dengan tujuan agar siswa dapat saling bertukar
pikiran dengan teman yang lain serta pengetahuan siswa menjadi lebih luas.
3. Penilaian
Peneliti menentukan penilaian untuk menilai rata-rata kelas, rata-rata skor
kelas, dan ketuntasan belajar siswa.
4. Soal evaluasi beserta kunci jawaban.
Peneliti menyusun soal evaluasi yang berjumlah 15 soal yang terdiri dari 10
soal pilihan ganda dan 5 soal esai yang sebelumnya telah di uji validitasnya terlebih
dahulu sebelum diujikan kepada siswa.
4.1.1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan pada tahap siklus I ini dilaksanakan selama 1 hari 6 jam
pertemuan/ 6JP (6 x 35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 20
Maret 2018 dimulai pukul 07.00 membahas tentang Tema 3. Peduli Terhadap
Makhluk Hidup Subtema 2. Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku
pembelajaran 1 melalui Permainan Tradisional Gobak Sodor. Pembelajaran diawali
dengan apersepsi yaitu menyanyikan lagu Guruku Tersayang, Guru Tercinta agar
siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selanjutnya peneliti
melakukan tanya jawab dengan siswa dengan menunjukkan gambar-gambar
permainan tradisional yang bertujuan untuk memancing semangat belajar dan
menyampaikan pengalamannya bermain permainan tradisional. Peneliti juga
membacakan teks tentang gobak sodor dan siswa diminta untuk menyimak bacaan
tersebut dan ketika sudah selesai siswa mengemukakan hal – hal yang yang didapat
dari teks bacaan.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa tersebut memang sering mengumpat. Dari hal ini peneliti harus lebih
memperhatikan tingkah laku dan tutur bicara dari HBD agar siswa tersebut tidak
memberikan dampak yang negative bagi teman di sekitarnya khususnya teman satu
kelasnya.
Permasalahan yang kedua adalah terdapat siswa yang tidak memperhatikan
instruksi atau penjelasan dari peneliti sehingga terjadi kesalahan saat bermain gobak
sodor. Peneliti mencatat bahwa terdapat 3 siswa yang setidaknya tiga kali melakukan
kesalahan saat bermain. Ketiga siswa tersebut adalah RAP, RAG, dan RDR. Peneliti
juga mengamati tingkah laku ketiga siswa tersebut saat peneliti memberi pengarahan
cara bermain. Ketiga siswa tersebut hanya mengobrol tanpa memperhatikan
penjelasan dari peneliti. Pada saat bermain, mereka terlihat bingung dan sering
melakukan kesalahan bagi timnya sendiri. Peneliti harus meenjelaskan setidaknya dua
kali agar ketiga siswa tersebut tidak melakukan kesalahan dan merugikan timnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat permasalahan
yang dihadapi peneliti saat melakukan pembelajaran menggunakan permainan gobak
sodor pada siklus I. Dengan permasalahan tersebut, peneliti melanjutkan penelitian ke
siklus II untuk memantapkan data yang diperoleh pada siklus I.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alokasi
Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Salam pembuka, doa dan presensi 35menit
Literasi
Guru mengajak siswa untuk membaca
buku
Motivasi
Guru mengajak siswa untuk menyanyikan
lagu “Naik Kereta Api”
Apersepsi
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai lirik lagu yang telah
dinyanyikan.
Orientasi
Guru menyampaikan kompetensi yang
harus dicapai
Kegiatan Inti Penyajian Mengamati 40 menit
Kelas Guru memutarkan video tentang cara
bermain permainan tradisional “Ular
Naga”.
Menanya
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai permainan Ular Naga
Pembentukan Siswa dibagi dalam 4 kelompok. Guru
Kelompok memberikan undian kepada siswa dan
nantinya undian tersebut digunakan untuk
membentuk kelompok.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2.2 Pelaksanaan
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mencoba bermain ular naga. Meskipun terlihat masih canggung dan malu-malu,
namun ia berani untuk mencoba sesuatu hal yang baru.
4.1.2.4 Refleksi
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data nilai hasil belajar siswa pada penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu
data nilai hasil belajar pada kondisi awal, data nilai hasil belajar siklus I, dan data
nilai hasil belajar siklus II. Data nilai hasil belajar kondisi awal diperoleh dari nilai
ulangan harian Tema 3 Subtema 2. Adapun ketiga data nilai hasil belajar sebagai
berikut:
Tabel 4. 3 Data Nilai Kondisi Awal
KKM = 70
No Nama Nilai
T BT
1 DLS 96 √
2 HBD 69 √
3 KJA 75 √
4 MAP 82 √
5 MADN 68 √
6 MDM 87 √
7 MOA 92 √
8 MRW 93 √
9 NSS 83 √
10 NNF 87 √
11 NR 80 √
12 NAPB 70 √
13 NGPW 68 √
14 PSW 68 √
15 QMF 69 √
16 RDR 81 √
17 RAP 59 √
18 RT 76 √
19 RAG 66 √
20 RDS 78 √
21 RAP 92 √
22 RN 74 √
23 SCN 71 √
24 SN 83 √
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25 SR 72 √
26 SKR 62 √
27 SRR 80 √
28 SAS 69 √
29 SDS 20 √
30 WSN 57 √
Jumlah 2225
Nilai Rata-Rata 74.17
Nilai Tertinggi 96
Nilai Terendah 20
Jumlah Siswa Tuntas KKM 19
Jumlah Siswa Belum Tuntas KKM 11
Persentase Sudah Tuntas 63.33%
Persentase Belum Tuntas 36.67%
Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa sebanyak 30 siswa
mendapatkan jumlah nilai sebesar 2225. Nilai rata – rata yang diperoleh sebesar
74,17. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 96 sedangkan nilai terendah yang
dicapai siswa adalah 20. Jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 19 siswa dengan
persentase 63,33% dan jumlah siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 11 siswa
dengan persentase 36,67%.
Tabel 4. 4 Data Nilai Hasil Belajar Siklus I
KKM = 70
No Nama Siswa Nilai
T BT
1 DLS 88 √
2 HBD 88 √
3 KJA 92 √
4 MAP 92 √
5 MADN 92 √
6 MDM 96 √
7 MOA 96 √
8 MRW 92 √
9 NSS 80 √
10 NNF 92 √
11 NR 96 √
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 NAPB 96 √
13 NGPW 64 √
14 PSW 100 √
15 QMF 96 √
16 RDR 80 √
17 RAP 40 √
18 RT 100 √
19 RAG 76 √
20 RDS 92 √
21 RAP 100 √
22 RN 88 √
23 SCN 100 √
24 SN 88 √
25 SR 96 √
26 SKR 84 √
27 SRR 72 √
28 SAS 96 √
29 SDS 68 √
30 WSN 68 √
Jumlah 2608
Nilai Rata-rata 86.93
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 40
Jumlah Siswa Tuntas KKM 26
Jumlah Siswa Belum Tuntas KKM 4
Persentase Sudah Tuntas 86.67%
Persentase Belum Tuntas 13.33%
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa sebanyak 30 siswa
mendapatkan jumlah nilai sebesar 2608. Nilai rata – rata yang diperoleh sebesar
86.93. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah yang
dicapai siswa adalah 40. Jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 26 siswa dengan
persentase 86,67% dan jumlah siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 4 siswa
dengan persentase 13,33%.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KKM = 70
No Nama Siswa Nilai
T BT
1 DLS 96 √
2 HBD 100 √
3 KJA 88 √
4 MAP 96 √
5 MADN 88 √
6 MDM 100 √
7 MOA 100 √
8 MRW 72 √
9 NSS 88 √
10 NNF 100 √
11 NR 96 √
12 NAPB 100 √
13 NGPW 72 √
14 PSW 100 √
15 QMF 96 √
16 RDR 88 √
17 RAP 64 √
18 RT 100 √
19 RAG 80 √
20 RDS 96 √
21 RAP 100 √
22 RN 84 √
23 SCN 72 √
24 SN 96 √
25 SR 100 √
26 SKR 88 √
27 SRR 68 √
28 SAS 80 √
29 SDS 68 √
30 WSN 88 √
Jumlah 2664
Nilai Rata-Rata 88.80
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 64
Siswa Tuntas KKM 27
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa sebanyak 30 siswa
mendapatkan jumlah nilai sebesar 2664. Nilai rata – rata yang diperoleh sebesar
88,80. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah yang
dicapai siswa adalah 64. Jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 27 siswa dengan
persentase 90% dan jumlah siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 3 siswa dengan
persentase 10%.
Tabel 4. 6 Perbandingan Nilai Siklus I dan II
Nilai
No Nama Siswa Siklus Siklus Keterangan
I II
1 DLS 88 96 Meningkat
2 HBD 88 100 Meningkat
3 KJA 92 88 Menurun
4 MAP 92 96 Meningkat
5 MADN 92 88 Menurun
6 MDM 96 100 Meningkat
7 MOA 96 100 Meningkat
8 MRW 92 72 Menurun
9 NSS 80 88 Meningkat
10 NNF 92 100 Meningkat
11 NR 96 96 Tetap
12 NAPB 96 100 Meningkat
13 NGPW 64 72 Meningkat
14 PSW 100 100 Tetap
15 QMF 96 96 Tetap
16 RDR 80 88 Meningkat
17 RAP 40 64 Meningkat
18 RT 100 100 Tetap
19 RAG 76 80 Meningkat
20 RDS 92 96 Meningkat
21 RAP 100 100 Tetap
22 RN 88 84 Menurun
23 SCN 100 72 Menurun
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24 SN 88 96 Meningkat
25 SR 96 100 Meningkat
26 SKR 84 88 Meningkat
27 SRR 72 68 Menurun
28 SAS 96 80 Menurun
29 SDS 68 68 Tetap
30 WSN 68 88 Meningkat
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata
kelas pada kondisi awal sebesar 74,17 meningkat sebesar 12,76 menjadi 86,93 pada
siklus I. Pada siklus II juga mengalami peningkatan dari 86,93 menjadi 88,80 yakni
meningkat sebesar 1,87. Presentase ketuntasan juga mengalami peningkatan dari
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kondisi awal sebesar 63,33% meningkat sebesar 23,34% menjadi 86,67% pada siklus
I. Pada siklus II juga mengalami peningkatan dari 86,67% menjadi 90% yakni
meningkat sebesar 3,33%.
Untuk memperjelas data peningkatan hasil belajar di atas, peneliti membuat
grafik peningkatan hasil belajar siswa. Di bawah ini merupakan grafik peningkatan
rata-rata nilai hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan:
Nilai Rata-Rata
90
88.8
85 86.93
80
75
74.17
70
65
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai Rata-Rata
100.00%
90.00%
90%
80.00% 86.67%
70.00%
60.00%
63.33%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
4.3 Pembahasan
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pada
penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti terdapat dua siklus. Setiap
siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar Tema 3 Subtema 2
Pembelajaran 1 dan 3 pada siswa kelas IV SDN Jongkang pada tahun ajaran
2017/2018 dengan menggunakan metode permainan tradisional.
Pada penelitian ini, peneliti mengukur hasil belajar siswa menggunakan soal
evaluasi pada setiap siklus. Pada siklus I terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal
esai sedangkan pada siklus II terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 6 soal esai.
Penelitian ini terfokus mengukur aspek kognitif saja, namun peneliti juga melakukan
pengamatan mengenai perubahan sikap dan keterampilan siswa untuk memperkuat
data hasil penelitian. Hasil belajar pada kondisi awal diperoleh dari nilai ulangan
harian yang diberikan guru kelas IV.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di setiap sekolah berbeda-beda
penetapannya. Untuk KKM yang ditetapkan SD Negeri Jongkang sebesar 70.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terlihat sering mengejek HBD karena siswa tersebut sering ramai di kelas. Meskipun
nilai mereka baik, namun harus ada perubahan sikap pada saat mengejek dan
menjudge teman atau orang lain. Selajutnya siswa RN yang mendapat nilai tetap yaitu
68 dari siklus I ke siklus II. Peneliti mengamati bahwa RN kurang serius mengerjakan
soal evaluasi yang diberikan peneliti dan cenderung malu untuk bertanya hal yang
tidak atau belum dimengerti. Alasan ini yang menjadikan catatan khusu terhadap RN
yang mendapat nilai tetap dan belum mencapai KKM.
Selanjutnya siswa dengan nilai yang mengalami penurunan yaitu KJA,
MADN, MRW, RN, SCN, SRR, dan SAS. Meskipun mengalami penurunan nilai,
ketujuh siswa tersebut mendapat nilai di atas KKM. Peneliti mengamati bahwa
sebenarnya mereka memiliki kemampuan yang cukup baik, terbukti dari nilai siklus I
dan siklus II yang sudah melampaui KKM yang telah ditentukan. Berdasarkan
observasi yang dilakukan peneliti, penurunan nilai dari KJA, MADN, RN, dan SCN
dikarenakan pada siklus II permainan ular naga, mereka tidak terlalu tertarik bermain.
Mereka lebih bersemangat ketika bermain gobak sodor pada siklus I, dan hasil belajar
pun tinggi. Sedangkan MRW, SRR, dan SAS mengalami penurunan karena ketika
mengerjakan soal evaluasi mereka kurang serius. Peneliti mengamati bahwa ketiga
siswa tersebut mengerjakan sambil berbicara dengan teman sebangku. Hal tersebut
yang membuat hasil belajar siklus II kurang maksimal seperti pada siklus I.
Berdasarkan dari grafik 4.1 dan 4.2, dapat dilihat bahwa rata-rata nilai hasil
belajar siswa dengan menggunakan metode permainan tradisional dari kondisi awal,
sikuls I, dan siklus II secara keseluruhan mengalami peningkatan. Peningkatan rata-
rata nilai pada kondisi awal ke siklus I sebesar 12,76 dan peningkatan dari siklus I ke
siklus II sebesar 1,87. Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada peningkatan kognitif
siswa yang diukur melalui tes soal evaluasi. Uraian di atas menunjukkan peningkatan
hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Selain itu peneliti juga melakukan
pengamatan ketika penelitian berlangsung untuk mengamati perubahan-perubahan
karakter siswa atau ranah afektif. Ada beberapa catatan yang ditulis peneliti pada
siklus I dan siklus II diantaranya yaitu 1) siswa antusias dan bersemangat untuk
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengikuti pembelajaran diluar kelas, 2) siswa terlihat lebih aktif untuk bertanya hal-
hal yang baru ia alami, 3) siswa dapat belajar menghargai dan bekerja sama, 4) siswa
belajar mengendalikan emosi dan menghargai pendapat orang lain, 5) siswa dapat
mempraktikan variasi pola gerak dasar lokomotor dengan tepat. 6) terdapat beberapa
siswa yang bertengkar karena kalah dalam permainan, 7) siswa cenderung bermain
untuk menang, 8) peneliti kurang rinci menjelaskan aturan permainan sehingga masih
ada yang kebingungan dalam bermain, 9) ada beberapa siswa yang bicara kurang
sopan pada saat bermain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode permainan tradisional antara lain siswa
lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di luar kelas, siswa
mampu belajar bagaimana cara menghargai pendapat orang lain serta belajar
mengendalikan emosi mereka, siswa mampu belajar bekerja dalam kelompok, dan
siswa lebih aktif bertanya dengan hal-hal yang baru atau pertama kali mereka alami.
Kekurangan metode permainan tradisional antara lain sulitnya mengatur siswa karena
pembelajaran dilaksanakan di luar kelas, terdapat beberapa siswa yang belum
menerima kekalahan dan mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan. Menurut Kurniati
(2016:23) permainan tradisonal memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu hal
yang sesuai dengan teori tersebut adalah pada saat siswa mengalami kekalahan dan
cenderung mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan.
Tugas guru di dalam suatu pendidikan tidak hanya memberikan materi ajar
kepada siswa agar siswa menjadi pandai dalam ranah kognitif, namun guru juga
memiliki tugas penting dalam perkembangan afektif siswanya. Seorang guru haruslah
menjadi seorang sosok yang dapat diteladani dan dicontoh oleh siswanya itu sendiri.
Menurut Suyadi (2011:137) guru merupakan seorang pendidik yang profesional
dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini melalui jalur
formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Peneliti juga menulis catatan penting mengenai hal-hal yang belum dilakukan
secara maksimal pada siklus I dan siklus II sehingga penelitian masih terdapat
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya pada saat salah satu tim atau kelompok
bermain permainan tradisonal, tim yang tidak bertanding lebih suka jalan-jalan di
halaman sekolah bahkan ada yang membeli makanan. Peneliti masih kesulitan
mengkondisikan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan di luar kelas. Peneliti
hanya terfokus pada tim yang sedang bertanding. Namun secara keseluruhan,
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dapat berjalan secara lancar sesuai dengan
RPPH yang telah dirancang oleh peneliti.
Penelitian dapat dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa kelas IV SDN
Jongkang pada tema 3 subtema 2 mengalami peningkatan. Rata-rata nilai kelas pada
siklus I sebesar 86,93 dan rata-rata nilai kelas pada siklus II sebesar 88,80. Dari kedua
rata-rata nilai kelas tersebut sudah mencapai dan melampaui KKM yang ada di SDN
Jongkang yaitu sebesar 70. Dengan melihat hasil akhir penelitian tersebut sudah
memenuhi satu syarat keberhasilan penelitian. Peningkatan hasil belajar tersebut
terjadi karena penerapan metode permainan tradisional pada tema 3 Peduli Terhadap
Makhluk Hidup subtema 2 Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku yang
secara keseluruhan berjalan dengan lancar sesuai RPPH yang telah dirancang oleh
peneliti. Meskipun penelitian ini hanya terfokus pada aspek pengetahuan, peneliti
juga memberikan penguatan melalui pengamatan mengenai perubahan sikap dan
keterampilan siswa karena hasil belajar tidak terlepas dari tiga aspek tersebut.
Permainan tradisional dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk
memperkuat dan memperdalam metode yang di gunakan dalam penelitian yaitu tanya
jawab, diskusi, dan penugasan dalam menyampaikan materi. Metode permainan
tradisional mengandung nilai-nilai budi pekerti yang bermanfaat bagi siswa yang bisa
dipahami secara tidak langsung, ketika siswa terlibat dalam permainan maka aktivitas
tersebut akan merubah diri siswa untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 5
PENUTUP
Pada bagian ini akan dibahas tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan
saran setelah pelaksanaan penelitian.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, peneliti
menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode permainan
tradisional dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Jongkang
tahun ajaran 2017/2018 pada Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1 dan 3. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dari nilai hasil belajar setelah
dilakukan penelitian pada siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal sebelum dilakukan
penelitian, nilai rata-rata hasil belajar kelas hanya sebesar 74,17 dengan jumlah yang
mencapai KKM sebanyak 19 siswa dan persentase ketuntasan sebesar 63,33%.
Setelah dilaksanakan penelitian, diketahui bahwa secara keseluruhan hasil belajar
siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hasil belajar siklus I
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 12,76 menjadi 86,93
dengan jumlah yang mencapai KKM sebanyak 26 siswa dan persentase ketuntasan
sebesar 86,67%. Sedangkan pada hasil belajar siklus II menunjukkan bahwa nilai
rata-rata kelas meningkat sebesar 1,87 menjadi 88,80 dari siklus I dengan jumlah
yang mencapai KKM sebanyak 27 siswa dan persentase ketuntasan sebesar 90%.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2.3 Peneliti kurang tegas pada siswa yang berkata tidak sopan pada saat
permainan berlangsung.
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan
kepada peneliti berikutnya adalah sebagai berikut:
5.3.1 Pada penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti mengukur aspek pengetahuan,
sikap dan keterampilan
5.3.2 Pada penelitian selanjutnya, sebaiknya peneliti lebih mampu dan cermat
dalam pengkondisian suasana pembelajaran yang di lakukan di luar kelas.
5.2.3 Pada penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti lebih tegas dalam mengatur
tingkah laku siswa yang berkata atau bertindak tidak sopanpada saat
pembelajaran.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dimyanti dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati, dkk.(1999). Belajardan Pembelajaran. Jakarta :Rineka Cipta.
Direktorat Permuseuman. 1998. Permainan Tradisional Indonesia. Jakarta: Proyek
Pembinaan Permuseuman.
Fadlillah, Muhammad. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pengembangan
SD/MI, SMP/MTS, & SMA/ MA.Yogyakarta : Ar-ruzz media.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Heriawan, Adang, dkk. 2012. Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis.
Serang Banten: LP3G.
Hurlock, Elisabeth. 2007. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Ihsan, Fuad. 2011. Dasar-dasar Kependidikan Komponen MKDK. Jakarta: Rineka
Cipta
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya.
Bandung : Refika Aditama.
Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Kurniati, Euis. 2016. Permainan Tradisional dan Perannya Dalam Mengembangkan
Keterampilan Sosial Anak. Jakarta: Prenada Media Group.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan
Penilaian). Bandung: Alfabeta.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Majid & Rochman. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Margono. 2010. Metedologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Margono. 2003. Metodologi Penelitian Tindakan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Marno. 2014. Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar. Yogyakarta: Ar-ruzz media
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Slamet. 2014. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah dan
Kelas Tinggi Sekolah Dasar. Surabaya : UNS Press.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Slameto. 2003. BelajardanFaktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sobry, Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum.
Bandung: Refika Aditama.
Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensisndo.
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujarno, dkk. 2011. Pemanfaatan Permainan Tradisional dalam Pembentukan
Karakter Anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya.
Sujarno, dkk. 2013. Pemanfaatan Permaianan Tradisional dalam pembentukan
karakter anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).
Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Suryanto & Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional.Jakarta : Penerbit Erlangga.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Suyadi & Dahlia. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum Paud 2013. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya Offset.
Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional – Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta: Andi.
Taniredja. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.
Thobroni, Muhammad. 2015. Belajar & Pembelajaran Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Uno, Hamzah, dkk. 2011. Belajardengan Pendekatan PAILKEM :Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta :Paragonatama
Jaya.
Vera, Adelia. 2012. Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas. Yogyakarta: Diva Press
Widiyatmoko, Frengki. 2016. Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada Materi Operasi Hitung
Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Widoyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yamin, Muhammad. 2015. Teori dan Metode Pembelajaran Konsep Strategi dan
Praktik Belajar yang Membangun Karakter. Malang: Madani (Kelompok
Intrans Publishing).
Yusuf, Syamsu. 2011. Perkembangan Peserta Didik : Mata Kuliah Dasar Profesi
(MKDP). Jakarta: Rajawali Pers.
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KKM = 70
No NAMA Nilai
T BT
1 Dini Luviani Sari 96 √
2 Hafiel Baginda Diarra 69 √
3 Kaila Jessica Anastasia 75 √
4 Maora Adya Putri 82 √
5 Melina Ayu Dwi Nur'aini 68 √
6 Mella Deswita Maharani 87 √
7 Muhammad Obit Ahnaffairuz 92 √
8 Muhammad Rifan Wahyudin 93 √
9 Navizka Shyam Syavalia 83 √
10 Nayla Nurul Fadhilah 87 √
11 Nazwa Ratnasari 80 √
12 Nikeisha Amilea Putri Bachtiar 70 √
13 Noviana Gita Putri Wardani 68 √
14 Putriya Salma Wijaya 68 √
15 Quilla Maleeka Fanindo 69 √
16 Raditya Daffa Rahmatulloh 81 √
17 Rasya Andhika Prasetya 59 √
18 Reva Tyanovi 76 √
19 Ridheli Afdal Gusseli 66 √
20 Ristika Delaila Sebrina 78 √
21 Rizky Agung Prasetya 92 √
22 Rizky Novrizal 74 √
23 Salsabilla Citra Nurlia 71 √
24 Savina Nurmalasari 83 √
25 Septiana Ramadhani 72 √
26 Shine Keyko Roumansen 62 √
27 Surya Rahmat Ramadhan 80 √
28 Syarif Adi Saputra 69 √
29 Syava Dwi Setyowati 20 √
30 Wisnu Satria Nugraha 57 √
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siklus II
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tepat.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi 4.1.3 Menyajikan informasi hasil 4.1.3.1 Setelah melakukan permainan
karakteristik ruang dan pemanfaatan identifikasi pemanfataan sumber Gobak Sodor, siswa mampu
sumber daya alam untuk daya alam hayati bagi menyajikan informasi hasil
kesejahteraan masyarakat dari kesejahteraan masyarakat identifikasi pemanfaatan sumber
tingkat kota/ kabupaten sampai daya alam hayati bagi kesejahteraan
tingkat provinsi masyarakat dengan sistematis.
IPA
3.8 Memahami pentingnya upaya 3.8.2 Mengidentifikasi pentingnya 3.8.2.1 Setelah melakukan permainan
keseimbangan dan pelestarian peran hewan sebagai sumber Gobak Sodor, siswa mampu
sumber daya alam di lingkungannya daya alam dalam menjaga mengidentifikasi pentingnya peran
keseimbangan alam hewan sebagai sumber daya alam
dalam menjaga keseimbangan alam
dengan tepat.
4.8 Melakukan kegiatan upaya 4.8.2 Membuat poster tentang upaya 4.8.2.1 Setelah melakukan permainan
pelestarian sumber daya alam pelestarian hewan sebagai Gobak Sodor, siswa mampu
bersama orang-orang di sumber daya alam membuat contoh poster dalam
lingkungannya rangka pelestarian hewan sebagai
sumber daya alam dengan tepat.
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. MATERI
Bahasa Indonesia : Membuat daftar pertanyaan wawancara.
IPA : Peran hewan sebagai sumber daya alam
IPS : Pemanfaatan sumber daya alam hayati bagi kesejahteraan
masyarakat.
2. Alat/Bahan :
LCD
Laptop
Kapur
Papan tulis
Alat tulis
3. Media :
Video/gambar tentang Keberagaman Makhluk Hidup di lingkunganku.
Video permainan gobak sodor
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Salam pembuka, doa dan presensi 35 menit
Literasi
Guru mengajak siswa untuk membaca
buku
Motivasi
Guru mengajak siswa untuk
menyanyikan lagu “Guruku Tersayang,
Guru Tercinta”
Apersepsi
Siswa dan guru melakukan Tanya jawab
mengenai lirik lagu yang telah
dinyanyikan.
Orientasi
Guru menyampaikan kompetensi yang
harus dicapai
Kegiatan Inti Penyajian Mengamati 130 menit
Kelas Guru memutarkan video tentang cara
bermain permainan tradisional “Gobak
Sodor”.
Menanya
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai permainan Gobak Sodor
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGGALAN 1
Kegiatan Games Siswa melakukan ice breaking 70
Inti Siswa mencoba melakukan permainan menit
tradisional “Gobak Sodor” di luar kelas
Menalar
Siswa menalar materi membuat daftar
pertanyaan wawancara saat melakukan
permainan tradisional “Gobak Sodor”
Siswa menalar materi peran hewan sebagai
sumber daya alam pada waktu melakukan
permaianan tradisional “Gobak Sodor”
Siswa menalar materi pemanfaatan sumber
daya alam hayati bagi kesejahteraan
masyarakat pada waktu melakukan
permaianan tradisional “Gobak Sodor”
Mengomunikasikan
Guru meminta salah satu perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya dari Lembar Kerja Siswa.
Guru mempersilahkan siswa beristirahat
PENGGALAN 2
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru
yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubrik penilaian sebagai berikut.
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Teknik Bentuk
No Mupel Ranah Indikator Instrumen
Penilaian Penilaian
1 Bahasa Pengetahuan 3.3.1 Mengidentifikasi daftar pertanyaan Tes Tertulis Pilihan Ganda
Indonesia untuk persiapan wawancara dan Essay
(terlampir)
Keterampilan 4.3.1 Membuat pertanyaan tertulis Observasi Ceklist Rubrik Penilaian
menggunakan kosa kata baku dan (terlampir)
kalimat efektif untuk persiapan
wawancara.
2 IPS Pengetahuan 3.1.3 Mengidentifikasi pemanfatan Tes Tertulis Pilihan Ganda
sumber daya alam hayati bagi dan Essay
kesejahteraan masyarakat (terlampir)
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 IPA Pengetahuan 3.8.2 Mengidentifikasi pentingnya peran Tes Tertulis Pilihan Ganda
hewan sebagai sumber daya alam dalam dan Essay
menjaga keseimbangan alam (terlampir)
Keterampilan 4.8.2 Membuat poster tentang upaya Observasi Ceklist Rubrik Penilaian
pelestarian hewan sebagai sumber daya (terlampir)
alam
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Belum terlihat
Mulai terlihat
Mulai berkembang
Sudah terlihat/membudaya
Setiap hari guru dapat menilai minimal 6 siswa atau disesuaikan dengan jumlah
siswa di kelas.
Nama : ……………………….
Kelas/Semester : .....................................
1. Tanggung
jawab
2. Peduli
3.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IPA
3.1 Memahami hubungan antara bentuk 3.1.1 Mengidentifikasi 3.8.2.1 Setelah melakukan permainan ular
dan fungsi bagian tubuh hewan dan mengidentifikasi hubungan naga, siswa mampu
tumbuhan antara bentuk dan fungsi tubuh mengidentifikasi hubungan antara
hewan dan tumbuhan. bentuk dan fungsi tubuh hewan dan
tumbuhan dengan tepat.
4.1 Menyajikan laporan hasil 4.1.1 Mempresentasikan laporan 4.8.2.1 Setelah melakukan permainan ular
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengamatan tentang bentuk dan pengamatan tentang bentuk dan naga, siswa mampu
fungsi bagian tubuh hewan dan fungsi bagian tubuh hewan dan mempresentasikan laporan
tumbuhan. tumbuhan. pengamatan tentang bentuk dan
fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan dengan percaya diri.
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. MATERI
Bahasa Indonesia : Membuat daftar pertanyaan wawancara.
PJOK : Variasi pola gerak dasar lokomotor
IPA : Fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan
2. Alat/Bahan :
LCD
Laptop
Kapur
Papan tulis
Alat tulis
3. Media :
Video/gambar tentang Keberagaman Makhluk Hidup di lingkunganku.
Video permainan Ular Naga
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Salam pembuka, doa dan presensi 35 menit
Literasi
Guru mengajak siswa untuk membaca buku
Motivasi
Guru mengajak siswa untuk menyanyikan
lagu “Ular Naga”
Apersepsi
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai lirik lagu yang telah dinyanyikan.
Orientasi
Guru menyampaikan kompetensi yang harus
dicapai
Kegiatan Inti Penyajian Mengamati 40 menit
Kelas Guru memutarkan video tentang cara bermain
permainan tradisional “Ular Naga”.
Menanya
Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai permainan Ular Naga
Pembentukan Siswa dibagi dalam 4 kelompok. Guru
Kelompok memberikan undian kepada siswa dan
nantinya undian tersebut digunakan untuk
membentuk kelompok.
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru
yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubrik penilaian sebagai berikut.
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Teknik Bentuk
No Mupel Ranah Indikator Instrumen
Penilaian Penilaian
1 Bahasa Pengetahuan 3.3.1 Mengidentifikasi daftar pertanyaan Tes Tertulis Pilihan Ganda
Indonesia untuk persiapan wawancara dalam teks dan Essay
Ular Naga (terlampir)
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterampilan 4.2.1 Mempraktikan permainan ular naga Observasi Ceklist Rubrik Penilaian
sebagai salah satu bentuk permainan (terlampir)
tradisional yang mempraktikan variasi
pola gerak dasar lokomotor
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Belum terlihat
Mulai terlihat
Mulai berkembang
Sudah terlihat/membudaya
Setiap hari guru dapat menilai minimal 6 siswa atau disesuaikan dengan
jumlah siswa di kelas.
Nama : ……………………….
Kelas/Semester : .....................................
1. Tanggung
jawab
2. Peduli
3.
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validator 2
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validator 2
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas :....
Nomor : . . .
I. Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (x) pada huruf a,b,c atau d !
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Dokter
5. Sudah berapa lamakah Anda menangani kasus pencurian ini?
Contoh di atas merupakan pertanyaan wawancara yang ditujukan kepada .
..
a. Dokter
b. Pilot
c. Pramugari
d. Polisi
6. Kalimat pertanyaan wawancara yang sesuai untuk menanyakan sebab
akibat adalah . . .
a. Siapa
b. Di mana
c. Mengapa
d. Kapan
7. Kalimat tanya “Kapan” digunakan untuk menanyakan . . .
a. Seseorang
b. Waktu
c. Sebab akibat
d. Cara
8. Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan wawancara, kecuali .
..
a. Membawa minum
b. Menentukan narasumber
c. Mempersiapkan pertanyaan
d. Mencatat/merekam hasil wawancara
9. Tujuan utama pengelolaan sumber daya alam (SDA) adalah . . .
a. Memusnahkan kawasan reboisasi
b. Meningkatkan mutu kehidupan manusia
c. Melestarikan dan menjamin resiko ketersedian SDA
d. Memenuhi kebutuhan manusia yang banyak
10. Usaha perlindungan SDA hayati yang ada di bumi dengan tujuan
terwujudnya keseimbangan ekosistem SDA sehingga kesejahteraan
manusia meningkat.
Pernyataan di atas merupakan pengertian dari . . .
a. Terasering
b. Reboisasi
c. Konservasi
d. Observasi
11. Tujuan utama menjaga sumber daya alam hayati tetap ada yaitu. . .
a. Tersedianya kebutuhan bagi generasi yang akan datang
b. Memenuhi kebutuhan hidup manusia saat ini
c. Menikmati kekayaan alam yang ada
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19. Menangkap ikan menggunakan racun atau obat merupakan tindakan yang .
..
a. Diperbolehkan
b. Melanggar hukum
c. Patut dilakukan
d. Bijaksana
20. Hewan yang sering dimanfaatkan manusia untuk diambil susunya adalah .
..
a. Sapi
b. Badak
c. Kuda
d. Ikan
II. ESSAY
Petunjuk : kerjakan dengan cara mengisi jawaban yang tepat dan benar!
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Sebutkan lima (5) contoh sumber daya alam yang ada di sekitar kita!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas :....
Nomor : . . .
I. Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (x) pada huruf a,b,c atau d !
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. c.
b. d.
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Playstation
c. Monopoli
d. Ular tangga
13. Dalam permainan ular naga, bagian tubuh yang dominan kita mainkan
adalah . . .
a. Kepala dan tangan
b. Kaki dan leher
c. Leher dan badan
d. Kaki dan tangan
14. Dalam permainan ular naga, kita berlatih menjadi seseorang yang mampu
...
a. Sombong
b. Angkuh
c. Egois
d. Bekerjasama
15. Akar pada tumbuhan berfungsi untuk . . .
a. Menyimpan cadangan makanan
b. Menopang tubuh pohon
c. Melakukan fotosintesis
d. Menyerap zah hara dan air dari tanah
16. Gambar di bawah ini yang menunjukkan bagian tumbuhan yang berfungsi
untuk melakukan fotosintesis adalah . . .
a. c.
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. d.
18. Gambar di bawah ini yang menunjukkan bagian tumbuhan yang berfungsi
untuk melakukan penyerbukan adalah . . .
a. c.
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. d.
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
II. ESSAY
Petunjuk : kerjakan dengan cara mengisi jawaban yang tepat dan benar!
1. Buatlah tiga (3) daftar pertanyaan untuk mewawancarai seorang guru!
2. Sebutkan tiga (3) permainan tradisional yang masih Anda mainkan!
3. Sebutkan tiga (3) manfaat bermain permainan tradisional ular naga!
4. Sebutkan tiga (3) bagian-bagian tubuh tumbuhan!
5. Jelaskan fungsi utama akar pada tumbuhan!
6. Mengapa kita harus menjaga kelestarian tumbuhan yang ada di lingkungan
kita?
7. Jelaskan cara merawat tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan kita agar
tumbuhan tersebut tetap lestari!
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validator 2
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validator 2
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validator 2
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validator 2
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pedoman Wawancara
Jawaban =
Guru kelas IV SDN Jonggang memilih metode ceramah dalam penyampaian
materi kepada siswa. Guru kelas memilih metode ceramah karena metode ini
dirasa mudah untuk diberikan kepada siswa kelas IV dengan jumlah siswa 30
anak. Guru juga menambahkan bahwa metode ceramah juga lebih efektif untuk
diberikan kepada siswa secara bersamaan. Di dalam metode ceramah, siswa diajak
untuk mendengarkan dan menghargai guru yang sedang mengajar memberikan
materi. Meskipun metode ini sangat mudahb agi para pengajar, metode ini kurang
baik bagi siswa pasalnya siswa hanya dituntut untuk mendengarkan saja dan lebih
bersifat pasif. Untuk memancing keaktifan siswa dalam pembelajaran, guru juga
sering membentuk grup atau kelompok yang harapannya siswa lebih aktif dalam
pembelajaran. Di dalam kelompok, siswa dapat saling tukar pikiran antara anggota
kelompok lain. Siswa juga belajar untuk percaya diri mengemukakan pendapat
kepada teman dalam kelompoknya atau kelasnya. Meskipun begitu, masih ada
beberapa siswa yang masih kurang aktif dalam pembelajaran. Ada beberapa siswa
yang cenderung masih malu-malu berbicara dan berdiskusi dalam kelompoknya.
Guru kelas juga menambahkan bahwa metode yang baik dalam proses
pembelajaran seharusnya ada keterlibatan siswa dalam pembelajaran tersebut.
Guru dengan siswa saling aktif memberi dan menerima materi ajar
2 Apa saja hambatan yang dialami guru ketika mengajar di kelas IV?
Jawaban =
Siswa cenderung bersifat pasif. Siswa hanya sebagai listener karena hanya
menggunakan metode ceramah. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran seperti masih jarang ada siswa yang bertanya mengenai materi yang
telah diberikan, masih ada beberapa siswa yang malu mengemukakan
pendapatnya.
3 Bagaimana karakteristik siswa kelas IV?
Jawaban=
Di kelas IV ini karakter siswanya sangat beragam. Dalam proses pembelajaran
yang dilakukan guru, siswa cenderung kurang konsentrasi dan kurang aktif. Siswa
yang kurang konsentrasi biasanya hanya dua atau tiga siswa saja, itupun hanya
siswa yang sama. Terkadang siswa juga kurang tertarik dengan pembelajaran
karena mungkin bosan hanya diberikan materi saja. Pernah saya (Guru)
memberikan ice breaking dalam tengah-tengah pembelajaran untuk
mengembalikan konsentrasi siswa dan alhasil siswa bisa fokus kembali pada
pembelajaran. Walaupun masih ada siswa yang kurang aktif dan konsentrasi,
masih ada beberapa siswa yang memperhatikan pembelajaran dengan baik.
4 Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV?
Jawaban =
Untuk hasil belajar seluruh siswa, beberapa siswa sudah baik namun masih ada
siswa yang nilainya masih di bawah target. Mungkin karena motivasi untuk
mendapat nilai tinggi yang masih rendah menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Bagi siswa yang masih mendapat nilai di bawah standar, akan diberikan
pembelajaran khusus agar tidak tertinggal dengan siswa lain.
5 Apakah hasil belajar siswa kelas IV sudah mencapai KKM?
Jawaban =
Untuk siswa yang sudah mencapai KKM sudah lebih dari setengah jumlah siswa
di kelas ini. Dari hasil ulangan kemarin yang sudah tuntas KKM ada 19 siswa dan
yang lainnya belum mendapat nilai di atas KKM yang sudah ditentukan.
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN OBSERVASI
No Aspek yang Deskripsi Hasil Pengamatan
diamati
C. Perangkat Pembelajaran
1 Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi
inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. Guru membuat membuat silabus sebagai pedoman
untuk membuat RPPH yang telah ditentukan oleh
pemerintah.
2 RPPH Setiap guru membuat RPPH sebelum mengajar di kelas.
RPPH ini digunakan sebagai pedoman guru untuk
mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai dan berjalan
dengan lancar.
D. Proses Pembelajaran
1 Membuka Guru membuka pembelajaran dengan menyanyikan lagu
Pembelajaran nasional supaya siswa lebih bersemangat mengikuti
pembelajaran dan memiliki sikap nasionalisme.
2 Penyajian Materi yang diajarkan sudah menunjukkan keterkaitan
Materi antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain.
3 Pendekatan Guru sudah menyesuaikan kegiatan dengan pendekatan
Saintifik saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan informasi, dan mengkomunikasikan).
Guru sudah memberikan apersepsi agar memancing anak
untuk bertanya, serta memfasilitasi siswa untuk mencoba,
mengamati, menganalis, dan menalar. Kemudian guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengkomunikasikan apa yang telah mereka dapat dengan
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19 Validitas
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 20 Reliabilitas
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siklus I
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas :....
Nomor : . . .
I. PILIHAN GANDA
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(x) pada huruf a,b,c atau d !
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Bijaksana
10. Hewan yang sering dimanfaatkan manusia untuk diambil susunya adalah . . .
a. Sapi
b. Badak
c. Kuda
d. Ikan
II. ESSAY
Petunjuk : kerjakan dengan cara mengisi jawaban yang tepat dan benar!
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Sebutkan lima (5) contoh sumber daya alam yang ada di sekitar kita!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siklus II
Nama :..................
Kelas :....
Nomor : . . .
I. PILIHAN GANDA
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(x) pada huruf a,b,c atau d !
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Sama
d. Layaknya
3. Dodi menjadi umpan yang akan diterkam.
Kalimat pertanyaan yang sesuai untuk menjawab pernyataan di atas adalah . . .
a. Kapan Dodi akan diterkam?
b. Mengapa Dodi menjadi umpan yang akan diterkam?
c. Siapakah yang memilih Dodi menjadi umpan?
d. Siapakah yang menjadi umpan yang akan diterkam?
4. Bagaiamana gerakan Rima dan teman-temannya saat bermain ular naga?
a. Bergerak ke kanan
b. Bergerak ke kiri
c. Bergerak maju dan mundur
d. Bergerak ke kiri dan ke kanan
5. Di dalam permainan ular naga, tindakan yang tidak boleh dilakukan saat
bermain adalah . . .
a. Menyusun strategi
b. Bermain kompak
c. Kerjasama
d. Curang
6. Sebelum bermain ular naga, para pemain harus melakukan . . . untuk
menentukan siapa yang jaga dan \yang bermain.
a. Pemanasan
b. Minum air
c. Pinsut / hompimpa
d. Menutup mata
7. Saat lagu sudah dinyanyikan bersama-sama, pemain harus bermain dengan cara
...
a. Melompat
b. Berjalan
c. Jongkok
d. Merangkak
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Dalam permainan ular naga, bagian tubuh yang dominan kita mainkan adalah .
..
a. Kepala dan tangan
b. Kaki dan leher
c. Leher dan badan
d. Kaki dan tangan
9. Dalam permainan ular naga, kita berlatih menjadi seseorang yang mampu . . .
a. Sombong
b. Angkuh
c. Egois
d. Bekerjasama
10. Tumbuhan akan tumbuh subur jika kita rajin memberi . . .
a. Pupuk
b. Air cucian
c. Sampah
d. Pecahan kaca
II. ESSAY
Petunjuk : kerjakan dengan cara mengisi jawaban yanh tepat dan benar!
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CURRICULUM VITAE
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Ketua acara Pementasan Seni Tari dengan tema “Ekspresikan Diri Dalam
Tarian’’ tahun 2017.
12. Kegiatan wajib prodi PGSD: Insipro PGSD 2104, Kursus Mahir Dasar
(KMD) 2015, Kegiatan wajib fakultas Infisa 2014, kegiatan wajib universitas
Insadha 2014, PPKM I 2014, PPKM II 2015.
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis
skripsi dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Permainan
Tradisional Pada Tema 3 Subtema 2 Siswa Kelas IV SDN Jongkang”.
213