1 Temperature : 5
5 Tekanan darah : 5
(100-140/60-90mmhg)
6 Turgor kulit 5
9 CRT < 2s 5
10 Mukosa membrane dan kulit kering (-) 5
11 Hematokrit 35%-50% 5
14 Kelemahan (-) 5
2. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa tinggi,
Penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi pernafasan yang ada
sebelumnya, atau ISK.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam risiko terkontrol dan klien bebas
dari tanda dan gejala infeksi :
kriteria hasil :
No Kriteria Score
Keterangan :
1.Ekstrim
2.Berat
3.Sedang
4.Ringan
5.Tidak
3. Resiko Resiko kadar glukosa darah tidak stabil Berhubungan dengan Monitoring kadar
glukosa inadekuat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ....x24 jam, kadar glukosa darah stabil.
No Kriteria Score
4 Poliuria (-) 5
5 Polidipsi (-) 5
6 Poliphagi (-) 5
7 Ketonuria (-) 5
8 Tremor (-) 5
11 Takikardi (-) 5
12 Palpitasi (-) 5
13 Mual (-) 5
14 Pusing (-) 5
Keterangan :
1.Ekstrim
2.Berat
3.Sedang
4.Ringan
5.Tidak
NOC 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic (dari hiperglikemia),
kehilangan gastric berlebihan (diare, muntah), masukan dibatasi (mual, kacau mental).
Monitoring:
a. Observasi status mental
b. Monitor imput serta output urine dan catat adanya perubahan jumlah, warna dan
konsentrasi urine
c. Monitor turgor kulit, membrane mukosa dan perasaan haus klien.
d. Monitor adanya tanda dehidrasi
e. Ukur tanda-tanda vital dan CVP
f. Ukur CRT, kondisi dan suhu kulit
g. Timbang berat badan sesuai indikasi
h. Kaji status mental
Mandiri:
a. Memasang dan mempertahankan akses vena perifer (infus)
b. Berikan perawatan kulit pada bagian penonjolan tulang.
Pendidikan kesehatan:
a. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan.
b. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake nutrisi untuk meningkatkan kadar albumin darah
Kolaborasi:
a. Berikan terapi cairan sesuai instruksi dokter
b. Berikan transfuse darah sesuai hasil kolaborasi dengan medis
c. Berikan terapi farmakologi untuk meningkatkan jumlah urine output
d. Kolaborasi pemeriksaan kadar elektrolit, BUN, creatinin dan kadar albumin.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, Penurunan
fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi pernafasan yang ada sebelumnya, atau ISK.
Kontrol infeksi
a. Bersihkan ruangan sebelum digunakan tindakan pada pasien
b. Ganti peralatan untuk tindakan pada pasien
c. Batasi jumlah pengunjung
d. Ajarkan pada pasien untuk melakuakn cuci tangan dengan benar
e. Instruksikan pada pengunjung untuk melakukan cuci tangan sebelum ke pasien
f. Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
g. Bersihkan tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan pada pasien
h. Gunakan universal precaution
i. Gunakan sarung tangan sesuai standar universal precaution
j. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai dengan kondisi pasien
k. Ajarkan pada pasien dan keluarga untuk mengenali tanda dan gejala infeksi serta
melaporkan pada tenaga kesehatan ketika terdapat tanda dan gejala infeksi.
3. Resiko Resiko kadar glukosa darah tidak stabil Berhubungan dengan Monitoring kadar
glukosa inadekuat
Monitoring:
a. Monitor kadar gula darah
b. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia: poliuria, polidipsi, poliphagi
c. Monitor adanya keton pada urin
d. Monitor tanda dan gejala hipoglikemia: tremor, keringat dingin, iritabilitas, takikardi,
palpitasi, mual, pusing, sukar konsentrasi, kelemahan)
e. dentikfikasi faktor penyebab hiperglikemia atau hipoglikemia
Mandiri:
a. Batasi aktivitas saat gula darah > 250 mg/dl, khususnya jika ada urin keton
b. Lindungi pasien dari cedera karena hiperglikemia/hipoglikemia
Pendidikan kesehatan:
a. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan
b. Ajarkan klien untuk cek kadar gula darah secara teratur
Kolaborasi:
a. Pemberian insulin sesuai indikasi dokter
b. Pemberian terapi cairan IV sesuai program
c. Pemeriksaan kadar gula darah
d. Pemeriksaan urin keton
e. Pemberian diet sesuai program ahli gizi