Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MT3203 LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL


Modul E
Uji Lelah (Fatigue)

Oleh:

Dio Millando Razak

13718055

Kelompok 4
Aleric Aziz Thorindra P 13718046
Fuad Hasan Ibrahim 13718002
Yuma Giofan Ulinnuha 13718024
Gilang Alvian Muhammad 13718028
Dio Millando Razak 13718055

Tanggal Praktikum 24 Februari 2020


Tanggal Pengumpulan Laporan 28 Februari 2020
Asisten (NIM) Khansa Lathifah
(13716017)

LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uji fatigue dilakukan untuk mengetahui bagaiamana respon suatu material
terhadap beban dinamik yang berulang-ulang. Banyak sekali material yang gagal
karena fatigue tanpa didahului dengan tanda-tanda yang jelas. Banyak komponen
dan elemen mesin didesain dengan memberikan perhatian yang besar terhadap
beban yang dinamik. Contoh komponen yang mengalami beban dinamik adalah
jembatan, kompresor, turbine blade, atau pompa. Dengan berjalannya waktu, serta
periode pembebanan yang berulang-ulang, setiap komponen itu akan dapan
mengalami kegagalan tanpa ada tanda yang jelas dan mudah diamati. Maka dari
itu dilakukan uji fatigue untuk mencegah dan menganalisis kegagalan fatigue pada
suatu material.

1.2 Tujuan
1. Menentukan kondisi tegangan pada material yang menyebabkan patah
akibat fatigue.

2
BAB II
TEORI DASAR

Kegagalan kelelahan terjadi dengan 3 tahap, yaitu : (1) crack


initiation(origin), di mana retakan kecil terbentuk pada titik konsentrasi tegangan
tinggi; (2)crack propagation(fatigue zone), di mana celah ini meningkat secara
bertahap dengan setiap siklus tegangan yang ditandai dengan adanya beachmark
(lengkungan seperti garis pantai) dan striation (goresan) ; dan (3) final
rapture(final failure), yang terjadi sangat cepat setelah retakan maju telah
mencapai ukuran kritis. [4]

Gambar 1. Permukaan patah lelah. [1]


Kegagalan akibat fatigue biasanya diakibatkan oleh beban dinamik, bukan
beban statis. Beban statis adalah beban yang tetap, tidak berubah keadannya.
Sedangkan beban dinamis adalah beban yang tidak tetap dan selalu berubah-ubah.
[3]

Gambar 2. tegangan terhadap waktu. [2]

3
Pada kegagalan fatigue fungsi tegangan terhadap waktu seperti pada
gambar 2. dimana terjadi tegangan bolak balik antara tegangan tarik dan tekan
maksimum seiring dengan bertambahnya waktu. Bisa dalam magnitudo yang
sama seperti gambar 2 ataupun dalam magnitudo yang berbeda. [2]

Gambar 3. Skema pengujian lelah (rotary bending). [2]


Cara kerja dari alat diatas adalah dengan dengan adanya motor dan load
mengakibatkan memutarnya benda kerja sedemikian rupa sehingga menghasilkan
efek tegangan tarik-tekan pada benda kerja secara terus-menerus hingga
mengalamai kelelahan (fatigue).
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil uji fatigue adalah
pemesinan/manufaktur spesimen. Apabila proses pemesinan untuk tiap-tiap
spesimen berbeda, maka hal tersebut akan mempengaruhi hasil pengujian. Dalam
ASTM E466-82 disebutkan jenis spesimen yang dapat digunakan untuk
pengujian lelah adalah pelat dan poros. Bentuk spesimen pelat dan poros ada
yang mirip dengan bentuk spesimen uji tarik ada pula yang berbentuk tipe
continuous radius. Untuk silindris contoh spesimen tersebut ditunjukkan pada
Gambar 4. [5]

Gambar 4. Spesimen uji fatigue [5]

4
Mean stress σ m didefinisikan sebagai rata-rata dari stress maksimum dan
minimum

Range of stress σ r adalah selisih antara stress maksimum dan minimum

Stress amplitude σ a adalah setengah dari range of stress

Stress ratio adalah rasio dari stress minimum dan maksimum. [2]

Gambar 4. Diagram S-N. [2]


Kurva S-N adalah kurva yang memuat hubungan antara S (stress) dan N
(cycles) yang dialami oleh suatu material yang menyebabkan terjadinya kelelahan
(fatigue) walaupun tegangan yang dialaminya belum mencapai batas yield-nya.
Untuk beberapa paduan besi (besi-dasar) dan titanium, kurva S – N (Gambar 4a)

5
menjadi horizontal pada nilai N yang lebih tinggi. ada tingkat stres yang
membatasi, yang disebut fatigue limit (disebut juga endurance limit), di mana
ketika S dan N yang diberikan tidak melewati batas ini kegagalan kelelahan tidak
akan terjadi.
Sebagian besar paduan nonferrous (mis., Aluminium, tembaga) tidak
memiliki batas keletihan, karena kurva S – N melanjutkan penurunannya pada
nilai N yang semakin besar (Gambar 4b). Dengan demikian, kelelahan pada
akhirnya terjadi terlepas dari besarnya stres. Untuk material ini, respons keletihan
ditentukan sebagai fatigue strength, yang didefinisikan sebagai tingkat tegangan
di mana kegagalan akan terjadi untuk sejumlah N tertentu. Penentuan kekuatan
kelelahan juga ditunjukkan pada Gambar 1b. Parameter penting lain yang menjadi
ciri perilaku kelelahan suatu material adalah fatigue life. Ini adalah jumlah siklus
(N) yang menyebabkan kegagalan pada tingkat tegangan yang ditentukan. [2]
Diagram goodman, modified goodman, dan complete modified goodman
adalah diagram yang memuat variable-variabel yang diketahui yaitu yield stress,
mean stress, stress amplitude, maximum stress, dan minimum stress dimana dari
hubungan variable-variabel tersebut dapat diprediksi daerah aman dari suatu
material agar tidak mengalami kegagalan fatigue. Perbedaan mendasar diagram
goodman dan modified goodman adalah pada yield stress yang ada pada modified
goodman. Diagram goodman adalah yang paling sederhana, sedangkan yang lebih
kompleks dan lebih aman adalah diagram complete modified goodman.

Gambar 5.1 Diagram goodman.

6
Gambar 5.2 Modified Goodman

Gambar 5.3 Complete Modified Goodman


Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kegagalan
akibat fatigue.
1. Sandblasting adalah proses penyemprotan abrasive material biasanya berupa
pasir silika atau steel grit dengan tekanan tinggi pada suatu permukaan dengan
tujuan untuk menghilangkan material-material kontaminasi seperti karat, cat,
garam, oli dll. Selain itu juga bertujuan untuk membuat profile (kekasaran) pada
permukaan metal sehingga cat lebih melekat.

2. Coating, Dalam bidang material coating merupakan salah satu teknik


perlakuan permukaan (surface treatment). Bila di terjemahkan bebas coating
berarti “pelapisan”. Dengan coating, permukaan suatu material dilapisi dengan

7
material yang lain, dengan tujuan “memperbaiki” sifat base-materialnya, seperti:
meningkatkan ketahanan aus, ketahanan korosi, fatigue life, sebagai thermal
barrier dll.

3. Flooring Coating, merupakan cat pelindung untuk lantai, dimana cat


ini yang memiliki keistimewaan yaitu mudah dibersihkan, kuat dan tahan lama,
dapat menjadi pengganti keramik, juga memiliki tingkat higienis yang tinggi.

4. Shot peening, adalah proses pengerjaan dingin pada permukaan


material dengan cara penyemprotan butiran baja atau gelas halus pada permukaan
material sehingga didapat tegangan sisa. Tujuan dari proses ini adalah untuk
meningkatkan sifat fatik material. [4]

8
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

Dalam Uji Fatigue ini, tidak dilakukan pengujian secara langsung karena
memerlukan waktu yang lama serta pengamatan yang panjang. Oleh sebab itu
proses praktikum ini dilakukan hanya dengan melakukan analisis dari percobaan
uji fatigue yang pernah dilakukan sebelumnya.

9
Dio Millando Razak
13718055

BAB IV
PENGOLAHAN DATA

5.1. Data Praktikum


Didapat data hasil percobaan sebagai berikut.

Spesimen : AISI 1010

Tabel 1.1 Data 1 Uji Lelah

No σmax(MPa) σmin(MPa)
.
1 300 150
2 250 -80
3 220 160
4 -150 -200
5 190 -190

Tabel 1.2 Data 2 Uji Lelah

Beban (MPa) N1 N2
294 503400 99150
259 576850 126167

5.2. Pengolahan Data


Berdasarkan data-data yang diperoleh dari percobaan yang dapat dilihat pada tabel
1.1 dan 1.2 akan diolah menjadi informasi-informasi tentang uji lelah.
Berdasarkan referensi [2] baja AISI 1040 memiliki kekuatan yield dan kekuatan Razak
Dio Millando
13718055
ultimate tensile berturut-turut sebesar 305 MPa dan 365 MPa. Data yang diperoleh
diolah dengan persamaan di bab II sehingga sebagai berikut.

Tabel 2. Data 1 yang sudah diolah

10
No σ Max σ Min (MPa) σ m (MPa) σ r (MPa) σ a (MPa)
(MPa)
1 300 150 225 150 75
2 250 -80 85 330 165
3 220 160 190 60 30
4 -150 -200 -175 50 25
5 190 -190 0 380 190

5.3 Hasil Akhir

Grafik 1. Diagram complete modified goodman.

500

400

300 300
250 d
220 a
200 190 t
160 150 a
1
100

0
-300 -200 -100 0 100 200 300 400
-80
-100
-150
-200 -200 -190

-300

-400 Dio Millando Razak


13718055
-500

Dari tabel 1.2 didapat kurva S-N sebagai berikut.

Grafik 2. Kurva S-N

11
Kurva S-N
300
290
280
270
260
S [MPa]

250 Kondisi 1
240 Kondisi 2
230
220
210
200
10000 100000 1000000
N
.

Dio Millando Razak


13718055

BAB V

ANALISIS DATA

12
Dari diagram goodman diatas, dapat diketahui daerah yang aman berada
didalam daerah garis tebal hitam. Terdapat 3 data, yaitu data 1, data 2, dan data 5
yang ketiga data tersebut rawan mengalami kegagalan akibat fatigue. Karena σ m
dan σ a dari ketiga data tersebut telah melewati batas aman diagram goodman.

Untuk kurva S-N didapat perbedaan antara 2 kondisi yang diberi tegangan
sama, namun dapat dilihat N (siklus) masing-masing spesimennya berbeda. Hal
ini menunjukkan umur pakai material dari 2 kondisi itu berbeda tergantung
ketahanannya terhadap beban dinamik. Dari kurva dapat diketahui bahwa kondisi
1 lebih aman dan tahan terhadap kegagalan akibat fatigue.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. Kondisi tegangan pada material yang menyebabkan patah akibat fatigue
adalah ketika melewati batas aman dari diagram complete modified goodman,
yaitu pada data 1, data 3, dan data 5.

13
6.2. Saran
1. Sebaiknya spesimen hasil kegagalan fatigue (walaupun hanya gambar)
diberikan agar dapat dilakukan analisis yang lebih baik.

14
Daftar Pustaka

[1] D. Drang, “Bridge Failure,” 25 January 2014. [Online]. Available :


https://leancrew.com/all-this/2014/01/bridge-failure/.

[2] William D. Callister, David G. Rethwisch, Materials Science and


Engineering, 9th ed., Wiley, 2014.

[3] Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Available :


https://kbbi.kemdikbud.go.id.

[4] Gilangprkl15, “Korosi Fatigue dan Cara Mencegahnya,” [Online].


Available : https://gilangprkl15.wordpress.com/2016/11/13/korosi-fatigue-
dan-cara-mencegahnya/.

[5] Agus Suprihanto, Dwi Basuki Wibowo, IGN Wiratmaja Puja,


“PEMBUATANSPESIMEN UJI LELAH TIPE CONTINUOUS
RADIUSMENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC,” [Online].
Available : https://docplayer.info/38193627-Pembuatan-spesimen-uji-
lelah-tipe-continuous-radius-menggunakan-mesin-bubut-cnc-1.html
[6] “AISI 1010 Carbon Steel (UNS G10100),” [Online].
Available: https://www.azom.com/article.aspx?
ArticleID=6539 .

15

Anda mungkin juga menyukai