69 145 1 SM PDF
69 145 1 SM PDF
Rizki Amalia
Abstrak:
Latar Belakang : BPH merupakan penyakit yang biasa terjadi pada laki-laki usia lanjut, ditandai dengan
pertumbuhan yang sangat cepat pada epitel prostat dan daerah transisi jaringan fibromuscular pada daerah
periurethral yang bisa menghalangi dan mengakibatkan pengeluaran urin yang tertahan. Data prevalensi
tentang BPH secara mikroskopi dan anatomi sebesar 40% dan 90 % terjadi pada rentang usia 50-60 tahun
dan 80-90 tahun. Di samping efek yang penting pada kesehatan masyarakat, penyebab BPH masih
sedikit mendapatkan perhatian. Identifikasi faktor risiko BPH harus mengetahui etiologi sehingga bisa
menentukan intervensi efektif atau mengarahkan strategi. Metode Penelitian : Penelitian menggunakan
metode case control study. Diagnosis penderita BPH dilihat dari hasil USG, sedang pada kelompok
kontrol juga dilakukan dengan USG tapi tidak terjadi pembesaran Prostat. Analisis data dilakukan dengan
analisis univariat, analisis bivariat dengan chi square test dan analisis multivariat dengan metode regresi
logistik berganda. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang berpengaruh
terhadap BPH adalah umur 50 tahun (OR = 6,27 ; 95% CI : 1,71-22,99 ; p = 0,006), riwayat keluarga
(OR = 5,28 ; 95% CI : 1,78-15,69 ; p = 0,003), kurangnya makan-makanan berserat (OR = 5,35 ; 95% CI
: 1,91-14,99 ; p = 0,001) dan kebiasaan merokok (OR = 3,95 ; 95% CI : 1,35-11,56 ; p = 0,012).
Sedangkan faktor-faktor risiko yang tidak berpengaruh terhadap BPH adalah riwayat obesitas (OR =
1,784 ; 95% CI : 0,799-3,987 ; p = 0,156), kebiasaan berolahraga (OR = 3,039 ; 95% CI : 1,363-6,775 ; p
= 0,006), Riwayat penyakit Diabetes Mellitus (OR = 5,829 ; 95% CI : 1,803-18,838 ; p = 0,001),
Kebiasaan minum-minuman beralkohol (OR = 1,973 ; 95% CI : 0,821-4,744 ; p = 0,126). Probabilitas
untuk individu untuk terkena BPH dengan semua faktor risiko diatas adalah sebesar 93,27 %.
Kesimpulan : Faktor risiko terjadinya pembesaran prostat jinak adalah umur, riwayat keluarga,
kurangnya makan-makanan berserat dan kebiasaan merokok.
Abstract
Background : Benign prostatic hyperplasia (BPH) is a common disease of older men, characterized by
overgrowth of the prostatic epithelium and fibromuscular tissue of the transition zone and periurethral
area and by obstructive and irritative lower urinary tract symptoms. Autopsy data indicate that anatomic
or microscopic evidence of BPH is present in 40% and 90% of men aged 50–60 and 80–90 y,
respectively. Despite the significant effect on public health, the causes of BPH have received little
attention. Identifying risk factors for BPH is crucial for understanding the etiology and for determining
effective interventions or targeting strategies. Methods : Case control study is used in this study. BPH is
diagnosed with USG examination. In control group was diagnosed with USG examination too, but not
diagnosed of BPH. Data were analyzed by univariate, bivariate analysis with chi square test and
multivariate analysis with method of binary logistic regression. Results : This research showed that risk
factors that Benign Prostatic Hiperplasia were age (OR = 6,27 ; 95% CI : 1,71-22,99 ; p = 0,006), family
history (OR = 5,28 ; 95% CI : 1,78-15,69 ; p = 0,003), lack of fibrous food. (OR = 5,35 ; 95% CI : 1,91-
14,99 ; p = 0,001) and smoking (OR = 3,95 ; 95% CI : 1,35-11,56 ; p = 0,012). Risk factors do not have
an effect on to BPH is obesity (OR = 1,784 ; 95% CI : 0,799-3,987 ; p = 0,156), physical exercise (OR =
3,039 ; 95% CI : 1,363-6,775 ; p = 0,006), Diabetes Mellitus (OR = 5,829 ; 95% CI : 1,803-18,838 ; p =
0,001), alcohol consumption (OR = 1,973 ; 95% CI : 0,821-4,744 ; p = 0,126). Individual probability to
have risk BPH with those all risk factors above is 93,27 %. Conclusions : Risk factors that BPH is age,
family history, lack of fibrous food, and smoking
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan rancangan
kasus kontrol. 8
Pada penelitian ini populasi studi adalah semua penderita yang ditemukan di rumah
sakit Dr. Kariadi, RS Roemani dan RSI Sultan Agung Semarang yang terpilih untuk
masuk ke dalam kelompok kasus atau kelompok kontrol. Besar sampel yang digunakan
yaitu 52 sampel kasus dan 52 sampel kontrol
HASIL
Rerata umur subjek penelitian adalah 65,90 ± 9,1 untuk kelompok kasus,
sedangkan pada kelompok kontrol rerata umur responden sebesar 56,85 ± 9,1. Proporsi
riwayat keluarga responden pada kelompok kasus 59,6% (31 responden) lebih besar
daripada kelompok kontrol 19,2% (10 responden). Proporsi konsumsi makanan
berlemak pada kelompok kasus memiliki frekuensi yang tinggi sebesar 53,8% (28
responden) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu 44,2% (23
responden. Proporsi aktifitas seksual responden dalam 1 minggu pada kelompok kasus
dan kelompok kontrol paling banyak pada frekuensi 1 kali dalam seminggu. Pada
kelompok kasus 40,4 % (21 responden) lebih kecil daripada kelompok kontrol 51,9 %
(27 responden). Frekuensi rendah dalam mengkonsumsi makanan berserat pada
kelompok kasus sebesar 76,9 % (40 responden) lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol sebesar 34,6 % (18 responden).
Proporsi pada kelompok kasus yang kurang berolahraga sebesar 67,3 % (35
responden) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 40,4 % (21
responden). Riwayat penderita Diabetes Mellitus (DM) dengan proporsi sebesar 32,7 %
(17 responden) dijumpai pada kelompok kasus lebih tinggi dibandingkan pada
kelompok kontrol sebesar 7,7 % (4 responden). Responden memiliki kebiasaan
merokok dengan proporsi pada merokok sebesar 84,6 % (44 responden) sedangkan pada
kelompok kontrol proporsi merokok sebesar 44,2 % (23 responden) dan 55,8 % (29
responden). Proporsi riwayat kebiasaan minum-minuman beralkohol pada kelompok
kasus sebesar 34,6 % (18 responden) lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol
sebesar 21,2 % (11 responden).
Hasil analisis bivariat risiko untuk terkena BPH dengan kategori umur 50 tahun
4,566 kali lebih besar dibandingkan kategori umur < 50 tahun dan hasil analisis
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuwana R. Permasalahan Bedah Urologi pada Manula. Semarang : UPG Ilmu Bedah
FK Undip.