Tugas Makalah (Penyakit TBC) Kelompok 1
Tugas Makalah (Penyakit TBC) Kelompok 1
“PENYAKIT TBC”
DISUSUN
Oleh :
KELOMPOK I
bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi ini. Selain itu,
penulisan makalah ini tak terlepes pula dengan tugas mata kuliah ilmu Penyakit Menular.
Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.
Penyusun
KELOMPOK I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Etiologi TBC 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan penyebab kematian pada semua golongan usia dari golongan penyakit
infeksi. Antara tahun telah dilakukan survei prevalensi dengan hasil 0,4% - 0,6%
penyakit Tuberculosis Paru menyerang sebagian besar kelompok usia produktif kerja
gizi dan tata cara kehidupan penderita. Keadaan penderita membaik semenjak di
berikutnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian TBC
tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut
dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah. Sistem
saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchi) atau penyebaran langsung ke bagian-
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 /um dan tebal 0,3 – 0,6 /um. Sebagian
besar kuman terdiri dari asam lemak lipid. Lipid inilah yang membuat kuman lebih
tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat
tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin. Hal ini terjadi karena
kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai
parasit intraseluler yakni dalam sitoplasma makrofag. Sifat lain kuman ini adalah
aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi
kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru
lebih tinggi daripada bagian lain, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat
C. Patofisiologi/Penularan
kuman yang terdapat dalam penderita, persebaran dari kuman-kuman tersebut dalam
udara serta dikeluarkan bersama dahak berupa droplet dan berada di udara di sekitar
penderita tuberculosis. Dan kuman dapat terlihat langsung dengan mikroskop pada
kuman-kuman ke udara dalam bentuk droplet yang sangat kecil pada waktu batuk atau
bersin. Droplet yang sangat kecil ini mengering dengan cepat dan menjadi droplet
yang mengandung kuman tuberculosis dan dapat tetap bertahan di udara selama
beberapa jam.
Droplet yang mengandung kuman ini dapat terhisap oleh orang lain jika
kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari orang yang menghirupnya, mereka
mulai membelah diri (berkembang biak) dan terjadi infeksi, ini adalah cara bagaimana
infeksi tersebut menyebar dari satu orang ke orang lain. Orang yang serumah dengan
penderita Tuberculosis Paru BTA positif adalah orang yang besar kemungkinan
mulai berkurang. Sejak ditetapkannya prinsip pengobatan dengan perbaikan gizi dan
tata cara kehidupan penderita. Keadaan penderita lebih baik sejak ditemukannya obat
yang di atas 25 tahun dengan ekonomi lemah dan sebagian besar orang yang telah
terinfeksi (80 – 90). Pada umumnnya 2 atau 3 % dari mereka yang baru terkena
b. Kepadatan penduduk.
2. Gambaran Klinik/Gejala
a. Demam
merasa tidak terbebas dari serangan demam influenza. Dan keadaan ini sangat
dipengaruhi daya tahan tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman
b. Batuk
Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus,
terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama. Mungkin saja bentuk
baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah
dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul peradangan
dinding bronkus.
Pada penyakit yang ringan (baru timbul) belum dirasakan sesak nafas,
sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana
c. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
d. Malaise
ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan). Badan semakin kurus
(berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-
lain. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul
yang sehat dan teratur. Dengan system pola hidup seperti itu diharapkan daya tubuh
macam penyakit. Orang yang benar-benar sehat meskipun ia diserang kuman TBC,
diperkirakan tidak akan mempan dan tidak akan menimbulkan gejala TBC.
mempertahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi yang cukup, minum susu
yang telah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika pada analisa sputum terdapat bakteri
hingga dilakukan pengobatan, pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan daya
a. Isoniazid (H)
kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang.
Efek samping yang mungkin timbul berupa neuritis perifer, hepatitis rash,
kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada keadaan ini pemberian INH dapat
b. Rifampisin (R)
pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau
penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena
c. Pirazinamid (P)
hepatitis, atralgia.
d. Streptomisin (S)
dan kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan
pendengaran.
e. Ethambutol (E)
PENUTUP
A. Kesimpulan
merupakan penyebab kematian pada semua golongan usia dari golongan penyakit
infeksi. Antara tahun telah dilakukan survei prevalensi dengan hasil 0,4% - 0,6%
penyakit Tuberculosis Paru menyerang sebagian besar kelompok usia produktif kerja
terjadi pada klien pola nafas tidak efektif, resiko penularan terhadap keluarga dan
B. Saran
Tuberculosis Paru, agar masyarakat dapat berperan serta aktif untuk memelihara dan
1. Carpenito Lynda Juall, 2006, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, edisi
Penanggulangan, , edisi
Jakarta
4. Suparman, Waspadji Sarwono 2005, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, FKUI, Jakarta.
5. http://modulkesehatan.blogspot.co.id/2012/12/makalah-tb-paru.html,diakses