Anda di halaman 1dari 3

KASUS: PEMECATAN 7000 KARYAWAN  GO-JEK

STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN OJEK ONLINE (GO-JEK)

1.         Sejarah Go-Jek


GO-JEK merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang
melayani angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun
2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim
Tujuan Nadiem Makarim mendirikan GO-JEK adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia. GO-JEK telah bermitra dengan sekitar
200.000 pengendara ojek yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk
menyediakan berbagai macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan.
Kegiatan GO-JEK bertumpu pada tiga nilai pokok: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial.
Para Driver GO-JEK mengatakan bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung
sebagai mitra, mereka juga mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat
akses ke lebih banyak pelanggan melalui aplikasi GO-JEK.
GO-JEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung,
Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang, dan Balikpapan
dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun mendatang.
2.      Cara Melamar Menjadi Mitra Go-Jek
         Syarat Daftar Go-Jek
Syarat yang harus dipenuhi bagi calon pelamar pekerjaan menjadi mitra
Go-Jek adalah harus menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan
diantaranya: fotokopi KTP, SIM C, STNK, KK; surat keterangan domisili
apabila KTP dan tempat tinggal berbeda; jaminan asli bpkb/ ijazah
terakhir/ KK/ Akte Lahir/ Buku Nikah; usia maksimal 55 tahun; pendidikan
terakhir SMP; serta saat akan mengikuti seleksi diharapkan membawa
motor dan memakai sepatu.
         Cara Daftar Go-Jek
Terdapat beberapa cara agar bisa menjadi mitra Go-Jek yaitu:
a.       Mendaftar go-jek saat ada pembukaan lowongan driver go-jek
b.      Cara Melamar Go-Jek Lewat e-mail Go-Jek
3.      Sistem Pembayaran Go-Jek
a.     Sistem bagi hasil
Go-Jek menerapkan sistem bagi hasil 80:20. Artinya, 80 persen buat
driver, sedangkan pengelola Go-Jek mendapat jatah 20 persen saja.
Seandainya dapat order dengan tarif Rp 100 ribu, berarti Rp 80.000
masuk kantong driver. Pengusaha Go-Jek hanya mendapatkan Rp 20.000.
Meski terdapat sistem bagi hasil, umumnya pelanggan Go-Jek lebih
banyak daripada pengojek pangkalan. Dikarenakan pengemudi Go-Jek
bisa selalu memantau layar hp untuk mencari pelanggan yang lagi ingin
order. Pelanggan dari Go-Jek ini bisa lebih banyak dari pelanggan ojek
pada tukang ojek pangkalan.
b.     Asuransi gratis 
Pegawai Go-Jek tidak perlu khawatir apabila mengalami kecelakaan,
dikaenakan Go-Jek telah memberikan asuransi dan driver Go-Jek juga
tidak perlu membayar premi sendiri.
c.      Bonus buat yang rajin
GoJek menerapkan pemberian bonus bagi driver  yang rajin mencari
order. Setiap kali berhasil melaksanakan 5 order, driver Go-Jek akan
diberikan  tambahan uang Rp 50.000. Kalau semisal 10 order yang
didapatkan, berarti driver mendapatkan tambahan uang sebesar Rp
100.000.
d.     Bisa dijadikan alternatif tambahan pekerjaan
Driver GoJek sifatnya freelance atau tidak terikat kontrak. Jadi, bisa saja
karyawan Go-Jek hanya mengambil order disaat malam hari dan weekend.
Sementara untuk jam pagi-siang bekerja di kantor.
e.      Buka peluang investasi
Dengan bertambahnya penghasilan lewat Go-Jek, otomatis memiliki uang
lebih dari yang biasanya digunakan dalam sebulan. Jadi uang tersebut
bisa saja dijadikan suatu peluang investasi meskipun hanya sekedar
berada did dalam tabungan.
4.      Kasus Pemecatan 7000 karyawan Go-Jek
Merambahnya bisnis ojek berbasis online Go-Jek yang sangat menjanjikan membuat ribuan
orang akhirnya memutuskan untuk beralih profesi atau hanya melakukannya sebagai
pekerjaan sampingan sebagai pengendara ojek untuk mendapatkan pendapatan. Semakin
maraknya pengendara ojek online tentunya juga membuat persaingan antar pengendara jasa
ojek online itu sendiri. Alhasil tak sedikit di antara mereka yang melakukan kecurangan demi
mendapatkan penumpang dengan membuat orderan palsu atau melakukan order fiktif.
Orderan fiktif tersebut dijalankan dengan menggunakan dua perangkat ponsel
berbeda yang dimiliki oleh sang pengendara Go-Jek. Ponsel pertama yang merupakan milik
pribadi digunakan untuk membuat pesanan. Kemudian ponsel kedua yang diberikan oleh
perusahaan digunakan untuk menerima pesanan tersebut. Setelah pesanan dibuat dan diambil,
lantas pengendara bertindak seolah-olah mengantar sang pemesan, padahal sebenarnya tidak
ada yang memesan alias hanya pengendara yang mengendarai motornya sendiri. Ojek
tersebut berlaku seolah-olah mengantar pelanggan sesuai dengan order fiktif yang telah
dilakukannya tadi.
Bos Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan, ada sejumlah pengemudi Go-Jek
seringkali melakukan order fiktif. Mereka membuat pesanan melalui aplikasi Go-Jek dengan
akun palsu. "Order itu seolah-olah ada, padahal mereka tidak mengambil order secara nyata,
namun menerima pendapatan jutaan per bulan," katanya saat dihubungi JawaPos.com, Rabu
(2/12). Dia menjelaskan, hal ini terungkap setelah pihaknya menerima banyak komplain dari
pengemudi Gojek lainnya. "Para Driver Gojek yang jujur ini sangat kecewa dan bingung
kenapa driver nakal tersebut tidak ditindak oleh perusahaan," terangnya.
Hingga akhirnya pihak Go-Jek telah melakukan suspend Go-Jek secara masal
kepada lebih dari 7.000 driver Go-Jek secara nasional. Pihak-pihak yang terkena suspend Go-
Jek masal ini adalah driver-driver yang telah terbukti membuat order fiktif. Pihak Go-Jek
telah melakukan pengamatan cukup lama dan memiliki bukti-bukti yang kuat terhadap setiap
individu.

Pertanyaan:
1. Diskusikan bersama kelompok Saudara terhadap Kasus singkat di atas.
2. Tentukan dan susunlah Ruang Lingkup untuk Sistem Pengendalian Manajeman yang dapat
dilakukan jikalau Saudara sebagai owner Perusahan Go Jek tersebut kemudian Jelaskan
masing-masing Ruang lingkup tersebut.
3. Dari kasus tersebut di atas buatkan alternatif solusi yang dapat dilakukan dalam mengatasi
kasus tersebut
4. Buatlah Kesimpulan terhadap kasus tersebut

Anda mungkin juga menyukai