Anda di halaman 1dari 6

Peradaban Islam dan Revolusi Kimia

Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para kimiawan
muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. “Para Kimiawan Muslim adalah
pendiri ilmu kimia,” cetus Ilmuwan berkebangsaan jerman di abad ke-18 M. Will
Durant dalam The Story of Civilization IV : The Age of Faith juga mengakui bahwa
para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahan lah yang meletakan fondasi ilmu kimia
modern. Menurut Durant, peradaban islam telah memperkenalkan observasi yang
tepat, eksperiman yang terkontrol serta catatan atau dokumen yang begitu teliti.
Tak hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah
melakukan revolusi dalam bidang kimia. Berkat revolusi sains yang digelorakan para
kimiawan Muslim-lah, dunia mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia
penting. Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di abad kejayaan
juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi dan distilasi. Dengan
menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya mampu membinani
kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah karya dan dedikasi para
ilmuwan seperti: Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Ibnu Sina dan
masih banyak yang lainnya. Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi sumbangan
yang berbeda-beda bagi pngembangan ilmu kimia.

Industri Kimia Warisan Kajayaan Islam


Berikut ini adalah industri berbasis kimia yang dilahirkan peradaban Islam:

 Keramik dan Gerabah


Teknologi penciptaan keramik itu dikembangkan para seniman Islam. Basrah,
Irak menjadi sentra pembuatan gelas tak tembus cahaya. Selain itu, Ar-Raqqah,
Suriah pada abad ke-8 M juga tercatat sebagai pusat produksi gelas dan gerabah.

 Lem Keju
Dalam bukunya bertajuk Book of the Hidden Pearl, Jabir Ibnu Hayyan untuk
pertama kali menjelaskan tentang resep pembuatan lem dari keju.

 Minyak dan Produk-Produk Turunannya


Al-Razi tercatat sebagai kimiawan pertama yang mampu memproduksi minyak
tanah melalui distilasi. Metode pembuatan minyak tanah itu diungkapnya dalam kitab
Al-Asrar. Kimiawan Muslim tercatat sebagai yang pertama memproduksi bensin dari
minyak mentah melalui distilasi. Bahkan, aspal yang membuat jalan mulus itu
merupakan produk dari turunan dari minyak setelah melalui distilasi.

 Minyak Mawar
Pertama kali diproduksi oleh kimiawan Muslim melalui distilasi bunga mawar.
Minyak Mawar digunakan untuk minuman dan industri parfum.

 Industri Minuman
Kopi. Minuman kopi pertama kali berkembang di dunia Islam. Kali pertama,
minuman kopi ditemukan masyarat Muslim di Yaman pada abad ke-10 M. Konon,
minuman itu dibuat oleh kelompok sufi agar mereka dapat tetap beribadah serta
berdzikir sepanjang malam. Kopi menyebar ke seluruh negeri Muslim melalui para
pelancong, jamaah haji, dan para pedagang. Masyarat Eropa baru mengenal
nikmatnya kopi pada abad ke-17 M.

 Penyulingan dan pemurnian air


Para kimiawan Muslim merupakan yang pertama kali memproduksi air suling
dan air murni. Ini dilakukan untuk mengatasi perjalanan panjang melalui gurun yang
tak jelas sumber airnya.

 Minuman Ringan
Kimiawan Muslim di era kejayaan juga banyak yang menciptakan resep
minuman sirup yang dapat bertahan diluar lemari es selama satu pekan hingga satu
bulan.

 Batu mulia dan mutiara


Dalam kitab Al-Durra al-maknuna jabir sudah mampu menjelaskan resep
pembuatan mutiara buatan dan pemurnian mutiara.

 Gelas Silika
Industri gelas silika ditemukan Abbas Ibnu Firnas (810M-887M). Dia yang
pertama menciptakan gelas dari pasir dan batu.

 Kosmetika
Pengembangan produk kosmetika di dunia Islam begitu gencar dilakukan seorang
dokter ahli bedah Muslim di Andalusia, Al-Zahrawi (936M - 1013M) pada abad ke-
10 M. Dalam ensiklopedia kesehatan yang berjudul Al-Tasreef.

 Sabun
Sabun yang berasal dari minyak tumbuhan (olive oil), minyak aroma pertama kali
diproduksi oleh kimiawan Muslim.

 Parfum
Dunia Islam berkontribusi besar dalam memperkenalkan proses ekstrasi
wewangian melalui teknologi distilasi uap yang telah dikembangkan para ilmuwan
Islam sejak abad ke-8 M.

 Mesiu
Fakta sejarah menyebutkan bahwa ahli kimia Muslim Bernama Khalid bin Yazid
(wafat tahun 709 M) sudah mengenal Potassium Nitrat (KNO 3)--bahan utama
pembuat mesiu-- pada abad ke-7 M, dua abad lebih cepat dari Cina. Senyawa kimia
itu pada awalnya digunakan dalam proses metalurgi serta digunakan untuk membuat
asam nitrat dan aqua regia.
Matematika Islam

Matematika lahir dari tuntutan kebutuhan hidup. Tak heran, bila kemudian ilmu
hitung memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia. Berkat
matematika-lah, manusia dapat melakukan aktivitas perdagangan, mengukur tanah
serta memprediksi peristiwa dalam astronomi. “Angka-angka mengatur segalanya,”
papar Phitagoras, ahli matematika Yunani yang hidup satu abad sebelum kelahiran
Rasulullah SAW.
Menurut Boyer baru pada 750 M, umat Islam mulai menyadari pentingnya
melakukan transfer pengetahuan dari bangsa-bangsa yang ditaklukkannya.
Di bawah pimpinan Khalifah Al-Ma’mun dari Yunani dan Hindu diterjemahkan
ke dalam bahasa Arab. Buah pikir ahli matematika seperti Euclid, Apollonius,
Archimedes, Diophantus, Aryabhata dan Brahmagupta telah menjadi rujukan utama
bagi ilmuwan Muslim yang mendalami ilmu tersebut.
Kemudian, berdirinya perpustakaan besar Bait Al-Hikmah di Baghdad yang
dibangun Khalifah Al-Ma’mun telah melecut semangat para ilmuwan dan intelektual
Islam dalam melahirkan karya-karya yang baru. Dalam waktu yang tak terlalu lama,
era tamadun Islam itu telah melahirkan sejumlah ilmuwan Islam yang memberi
kontribusi dalam mengembangkan Matematika.
Salah satu ilmuwan yang tersohor adalah Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi
(780M-850M0. Al-Khawarizmi yang dikenal di dunia barat dengan sebutan
Algorisme itu telah melahirkan karya-karya yang diakui dalam bidang matematika.
Kontribusinya yang begitu berdampak besar tak hanya dalam matematika. Dalam
masalah kebahasaan pun, Al-Khawarizmi begitu berpengaruh.

Sumbangan Ahli Matematika Islam

 Aritmatika
Aritmatika berasal dari bahasa Yunani yang berarti angka. Al-Khawarizmin
membahas Aritmatika dalam bukunya Calculation with Hindu Numerals. Ahli
matematika Arab lainnya, Al-Kindi mengupas Aritmatika dalam kitabnya berjudul
kitab fi Isti’mal al-’Adad al-Hindi dalam empat volume.

 Kalkulus
Ahli matematika Islam yang berperan untuk mengkaji kalkulus adalah Al-Karaji.
Sejarawan matematika, F Woepcke memuji AL-Karaji karena dianggap sebagai
ilmuwan pertama yang memperkenalkan teori kalkulus aljabar. Setelah itu, Ibnu Al-
Haitham atau yang dikenal sebagai Alhazen di Barat juga ikut berkontribusi dalam
menghasilkan rumus terkait kalkulus.

 Geometri
Secara harfiah, Geometri berarti pengukuran tentang Bumi. Geometri adalah
cabang dari matematika yang mempelajari hubungan di dalam ruang.
Peran ahli matematika islam dalam Geometri begitu besar. Selain Al-
Khawarizmi, Ahli matematika islam lainnya yang menaruh perhatian terhadap
geometri yaitu :
1. Al-Mahani : Menyusun ide pengurangan masalah-masalah geometrik
2. Al-Karaji : membebaskan aljabar dari operasi geometrik dan
menggantinya dengan operasi tipe aritmatika yang inti aljabar saat ini.

 Trigonometri
Trigonometri merupakan sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan
sudut segi tiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus,cosinus, dan tangen.
Sejumlah ahli matematika Muslim lainnya yang memberi konstribusi dalam
trigonometri adalah Omar Khayyam. Al-Jayyani, Ahli matematika Islam di Spanyol
menulis risalat pertama tentang spherical trigonometri. Natsir al-Din al-Tusi juga ikut
memberi konstribusi dalam trigonometri.

Peralatan Laboratorium Warisan Peradaban Islam

1. Alembic : Jabir Ibnu Hayyan

2. Conical Measure : Abu Raihan al- Birunii

3. Hydrostatic Balance dan Steelyard : Al-Khazani

4. Laboratory Flask : Al-Biruni

5. Pycnometer : Al-Biruni
6. Refrigerated coil and Refrigerated Tubing : Ibnu Sina

Anda mungkin juga menyukai