ALAT PERAGA
HUBUNGAN RODA-RODA (GERAK MELINGKAR)
Nama Kelompok 3 :
Fisika merupakan salah satu ilmu dalam IPA yang biasanya di pelajari melalui
pendekatan secara matematis yang membosankan dan konsep yang monoton sehingga
cenderung ditakuti dan tidak di sukai oleh siswa (Rahayu, Murniati & Farikhah 2013:1).
Pembelajarn fisika haruslah menggunakan metode inovatif dan kreatif. Hal ini
dikarenakan dalam fisika terdapat fakta, konsep, prinsip, teori atau hukum fisika yang
semuanya diperoleh melalui kegiatan observasi, ekperimen, pengukuran, dan cara fikir yang
logis, kritis, rasional dan objektif.
Materi gerak melingkar berturan, khususnya materi hubungan roda-roda merupakan salah
satu materi fisika di SMA yang alat peraganya belum banyak di kembangkan. Padahal
pemanfaatan konsep ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan peserta didik sehari-hari,
misalnya pada pemasangan roda sepedah. Apabila peserta didik dapat memahami konsep ini
dengan benar tentu akan sangat bermanfaat bagi meraka.
Dalam pembelajatan, alat peraga ini di gunakan untuk menunjukan pada peserta didik
tentang konsep hubungan roda-roda. Hal ini di maksudkan agar pembelajaran lebih mudah di
pahami, lebih menarik, dan dapat meningkatkan antusias serta keaktifan peserta didik
sehingga mendukung keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas maka pemulis mengambil judul ekperimen atau alat
peraga fisika hubungan roda-roda pada materi gerak melingkar berturan.
B. Rancangan Alat
Pengerak
Keterangan :
C. Prinsip Kerja
1. Apabila hanya roda pertama yang berikan pengerak dan tidak menggunkan sabuk atau
rantai maka akan menjelaskan mengenai hubungan roda sepusat yang memiliki
kecepatan sama dan arah yang sama.
2. Apabila roda di gerakan menggunakan sabuk atau rantai maka roda 1 dan roda 2 akan
bergerak , ini mejelelaskan mengenai meteri roda-roda yang di hubungkan dengan
sabuk atau rantai. Kedua roda tersebut akan begerak dengan kecepatan linier dana rah
yang sama.
Secara matematis :
ω 1=ω2
v1 v2
=
r1 r2
Hubungan roda-roda pada gerak melingkar, baik memakai sistem langsung atau tak
langsung, kecepatan linier (v) roda tersebut baik roda I dan II adalah sama, tetapi
kecepatan sudutnya (ω) berlainan. Dengan demikian dapat dirumuskan
v1 =v 2
ω 1 r 1=ω2 r 2
dengan