Anda di halaman 1dari 12

MERESPON COVID-19 DENGAN

KESADARAN + KEBIJAKSANAAN

WAWANCARA DENGAN SAYADAW U TEJANIYA


5 APRIL 2020

Tanya (T): Salam Sayadaw, dan terima kasih untuk berbicara dengan kami hari ini. Apa kabar Anda,
dan bagaimana dengan Shwe Oo Min center?

Jawab (J): Center sedang ditutup, dan Saya baik-baik saja, baik secara mental maupun jasmani. Saya
melanjutkan latihan Saya seperti biasanya. Saya tidak melakukan apapun yang diluar kebiasaan.
Selalu berlatih.

T: Bagaimana dengan pemulihan Anda dari kanker yang menakutkan sejak tahun lalu?

J: Saya merasa sangat baik. Saya hanya perlu memeriksakan diri setiap empat sampai enam bulan.

T: Bagaimana dengan kabar keluarga Anda di Yangon, dan juga penduduk Myanmar selama krisis
ini?

J: Kehidupan berjalan seperti biasanya sampai sekarang, walaupun keluarga Saya sedang berdiam
di rumah dan tidak keluar rumah. Orang Myanmar mengambil langkah yang semakin protektif
terhadap meningkatnya infeksi seiring berjalannya waktu. Jumlah infeksi di Burma masih rendah,
dan semua orang berusaha sekuat tenaga untuk tetap seperti itu. Bahkan perayaan Tahun Baru
Burma di pertengahan April dibatalkan tahun ini, dan kita akan mulai lockdown (berdiam diri di
rumah) secara penuh kira-kira dalam seminggu ini.

T: Pertanyaan umum yang paling sering ditanyakan yogi pada Saya untuk disampaikan pada Anda
adalah, bagaimana seseorang dapat berlatih untuk mempertahankan kesadaran dan kedamaian di
tengah-tengah ketakutan, kecemasan dan ketidakpastian yang disebabkan Covid-19?

J: Selama latihan tetap diperhatikan, Saya hanya dapat mengatakan, berlatihlah seperti biasa. Saya
hanya memberi instruksi latihan, dan instruksi latihan tersebut selalu sama. Ada seperti sebuah
mantra di dalam cara Saya mengajar, yaitu: kita tidak berlatih untuk membuat hal terjadi di dalam
pikiran kita, seperti kedamaian, atau membuat hal untuk pergi, seperti ketakutan dan

1
ketidakpastian. Daripada itu, kita berlatih untuk mengamati hal terjadi sebagaimana adanya, dan
untuk memahaminya.

Hal yang paling penting adalah tidak berpikir tentang bagaimana berlatih untuk menghilangkan
sesuatu seperti ketakutan, sehingga Anda lalu dapat menikmati kedamaian. Itu bukanlah cara
pendekatan untuk berlatih. Cara pendekatan latihan pertama-tama dan yang terutama, adalah
dengan mengingat bahwa batin menderita ketika ia menolak atau menginginkan sesuatu terjadi di
dalam pengalaman. Sikap mental yang benar adalah menerima, mengamati, dan belajar dari
pengalaman Anda seperti apa adanya mereka.

Akan membantu jika seseorang telah memahami tiga karakteristik dari anicca (ketidak-kekalan),
dukkha (ketidakpuasan atau penderitaan) dan anatta (tanpa diri). Jika Anda memahami ini, Anda
dapat mengingatkan diri Anda tentang apa yang terjadi di dunia luar sana: “Ini adalah wajar, ini
adalah alamiahnya anicca, dukkha dan anatta”

Namun apa yang terjadi di dalam diri kita juga adalah wajar. Jika batin memahami dan menerima
bahwa apa yang terjadi di luar dan di dalam adalah wajar, maka Anda dapat mengetahui bagaimana
Anda berpikir dan bersikap dengan cara yang paling sesuai.

T: Apa sikap yang paling tepat selama pandemi berlangsung?

J: Pertama-tama Anda perlu mematuhi instruksi kesehatan yang diberikan tentunya. Cucilah tangan
Anda sering-sering, jangan menyentuh wajah Anda, pertahankan jarak sosial, dan jangan pergi ke
tempat yang ramai. Jangan menjadi pembawa virus. Lindungi orang lain dari diri Anda jika Anda
sakit. Anda harus melakukan hal yang bertanggung jawab.

Dari sudut pandang latihan, juga ada hal yang perlu dilakukan. Terutama Anda perlu bersiaga
dengan mempertahankan pandangan benar di dalam pikiran. Lakukan latihan-latihan sederhana
apapun yang telah Anda pelajari untuk membuat Anda tetap berada di momen saat ini, untuk
membuat batin Anda menyadari dan bersiaplah untuk apapun yang akan Anda hadapi.

T: Bagaimana Anda menghadapi kegelisahan atau ketakutan?

J: Bukannya Saya tidak memiliki kegelisahan ataupun ketakutan, namun Saya memiliki pemahaman
bahwa ini hanyalah apa yang terjadi di dalam pikiran. Saya tidak dapat mencegah pikiran dari
kegelisahan dan ketakutan. Mereka akan muncul. Namun pandangan Saya adalah “Ini adalah wajar
bagi pikiran dalam situasi seperti ini”. Hal terburuk yang mungkin dapat Anda lakukan adalah
berpikir, “Bagaimana Saya dapat menyingkirkan ini?” Karena keinginan supaya sesuatu yang buruk
tidak terjadi sama sekali sebenarnya adalah penyebab ketakutan muncul. Pikiran yang tidak
menginginkan kesedihan atau penderitaan menciptakan kegelisahan sendiri.

Bagi Saya, kuncinya adalah seseorang atau siapapun dapat menerima di dalam pikiran mereka
bahwa ini adalah alamiah (wajar), bahwa hal ini dapat terjadi, dan ini sedang terjadi sekarang. Jika
pikiran dapat menerima bahwa ini hanyalah alamiah yang berlangsung, penerimaan tersebut
sangat menenangkan batin.

2
T: Apakah keadaan ekstrim yang sedang terjadi sekarang menciptakan banyak kesempatan di
dalam latihan kita?

J: Pada saat seperti ini, semua orang menjadi lebih sadar terhadap diri mereka sendiri. Tidak peduli
jika apakah dia seseorang yang bermeditasi dan memahami kesadaran dan menjadi eling terhadap
diri ataupun tidak. Anda tidak perlu belajar anicca, dukkha dan anatta dan semua hal itu. Semua
orang secara alamiah menjadi lebih sadar terhadap perasaan, ketakutan dan pemikiran mereka
pada saat seperti ini.

Ketika seseorang yang lebih berkesadaran juga berpikir dengan cara yang benar, kesadaran yang
meningkat ini akan membuat latihan menjadi pengalaman pembelajaran yang nyata. Ini menjadi
latihan Dhamma. Akan terdapat perubahan yang mencolok pada sikap yang beralih dari rasa takut
dan mengarah pada penerimaan, minat, dan keinginan untuk belajar dan memahami. Daripada
menolak perasaan yang muncul di dalam batin dan jasmani, perasaan ini sekarang dilihat sebagai
kewajaran (alamiah). Sebuah sikap melepas dan pembebasan yang besar timbul dari pengamatan
dan pemahaman terhadap pengalaman seseorang dengan cara ini.

Tetapi jika perasaan akan diri terlalu kuat dan menjadi terjerat dalam memperhatikan batin dan
jasmani, dan seseorang mulai mengidentifikasi dirinya terhadap pikiran, perasaan dan sensasi,
maka ego akan muncul dan bertambah besar, dan rasa takut dan semua kekotoran batin lainnya
serta pikiran yang tidak baik akan bertambah kuat.

T: Keserakahan, kebencian dan delusi tidaklah mudah diketahui ketika semuanya berjalan dengan
baik, karena perasaan menyenangkan sepertinya menutupi mereka. Namun, pada saat tertekan
seperti sekarang ini, perasaan menyenangkan itu memudar dan kotoran batin menjadi jelas
terlihat, sehingga lebih mudah untuk diamati.

J: Bagi mereka yang bermeditasi, ini dapat menjadi waktu yang tepat untuk pemahaman yang lebih
luas. Ini seperti sebuah alarm yang membangunkan kita terhadap kodrat dukkha (penderitaan)
yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan ini. Dukkha selalu hadir, namun sekarang bahaya
pandemi membangunkan kita, untuk melihat dengan sangat jelas fakta bahwa kehidupan
menyimpan kodrat ini.

T: Apa nasehat Anda untuk orang-orang seperti perawat, dokter dan pekerja toko bahan pangan
yang berada di lini depan dalam perang melawan virus ini?

J: Saya selalu mengatakan pada yogi bahwa bukan hanya pada saat krisis, namun kapanpun di
dalam kehidupan, bahwa pertama-tama kita selalu ingin tahu niatnya sebelum perbuatan apapun,
sebelum perkataan apapun. Kita ingin tahu mengapa kita ingin melakukan sesuatu, dan kita ingin
tahu bagaimana kita akan melakukannya. Ini adalah prinsip dasar dari kesadaran yang bijaksana.

Dengan cara ini, lakukan perencanaan dahulu dan aturlah suasana hati untuk hari tersebut.
Munculkan niat positif sehingga Anda dapat melakukan perbuatan dan perkataan Anda sebaik
mungkin. Hadapi setiap hari dengan pikiran sebaik mungkin. Lalu ketika pikiran Anda menjadi
bajik, Anda akan merasa lebih nyaman dan damai, dan Anda akan melakukan tindakan Anda
dengan cara paling yang damai dan bijaksana.

3
Jika terdapat kecemasan yang kuat atau panik, akan lebih susah untuk menghadapi dunia dan batin
Anda, dan Anda akan lebih cenderung untuk melakukan kesalahan. Dan kemudian Anda akan lebih
mungkin menyebarkan virus melalui ketidaksadaran dan perbuatan yang kompulsif.

Itu adalah pemahaman dasar dan pendekatan latihan yang selalu penting, namun sekarang lebih
penting dari sebelumnya.

T: Namun praktisi yang terampil sekalipun merasa kewalahan pada saat sekarang ini. Bagaimana
seseorang berlatih ketika mereka merasa kewalahan?

J: Pada saat ini, kita perlu membangun kekuatan dari momen-momen kecil. Ambillah momen untuk
melihat ke dalam diri Anda sendiri. Bermeditasilah, jangan berpikir. Jangan berpikir apapun.
Ambillah momen tersebut untuk menjadi momen saat ini dan berkesadaran. Pastinya inilah saat
ketika latihan konsentrasi sangat berguna.

Anda tidak membuka pikiran Anda untuk menyadari hal lain pada saat ini. Anda membuat
kesadaran fokus pada satu objek, dan dengan cara ini, menenangkan pikiran Anda. Jika Anda dapat
melakukannya selama satu menit, lakukan selama satu menit. Jika dapat melakukannya selama dua
menit, lakukan selama dua menit. Gunakan kesempatan sebanyak yang Anda bisa selama seharian.
Jika hanya bisa 10 detik, maka lakukan 10 detik. Ambillah peluang sebanyak mungkin. Gunakan
mereka untuk membangun dasar batin, untuk menenangkan dan menstabilkan pikiran.

T: Objek konsentrasi apa yang Anda sarankan?

J: Pilih objek apapun yang cocok untuk Anda. Hanya Anda yang tahu, jadi bereksperimenlah dan
temukan apa yang cocok dengan Anda. Bisa saja itu nafas ataupun sensasi dari keseluruhan tubuh,
ataupun sensasi dari satu jari menyentuh jari lainnya. Bisa saja merupakan sebuah memori yang
membawa kedamaian atau kegembiraan. Bisa saja merupakan objek yang tidak sama setiap kali.
Gunakan apapun yang membuat Anda berkesadaran dan membawa Anda pada momen saat ini
secepat mungkin sekarang. Hal yang terpenting adalah bahwa pada momen ini ketika Anda
menenangkan pikiran, tidak mengizinkan hal lain mengacau pikiran Anda. Tidak membiarkan
apapun yang membuat pikiran cemas.

T: Saya menjadi marah ketika mendengarkan Donald Trump berbicara walaupun hanya beberapa
menit saja. Ketidakmampuannya, kebohongannya, dan tidak adanya etika yang membuat banyak
orang mati sia-sia. Bagaimana Saya dapat menghadapi kemarahan yang Saya rasakan terhadapnya?

J: Kita tahu bahwa Donald Trump tidak akan berubah. Kita tidak dapat mengubah dia, tetapi kita
dapat mengubah pikiran kita. Kita sudah tahu dia tidak beretika, kurang kompeten dan tidak
bertanggung jawab. Jadi jangan dengarkan dia! Ketika dia muncul di tv ataupun internet ataupun di
manapun, hanya amati pikiran Anda. Perhatikan pikiran Anda sendiri, bukan memperhatikan
Trump. Itu adalah latihannya. Berminatlah pada reaksi batin, bukan pada apa yang dikatakan
Trump ataupun Trump itu sendiri. Ketika kedamaian hadir di dalam batin bahkan saat Trump
sedang berbicara, itu sudah cukup baik. Bagaimanpun juga, Amerika telah memiliki Trump selama

4
empat tahun terakhir ini, namun di beberapa negara lainnya, orang-orang telah hidup dengan
keadaan seperti ini selama puluhan tahun!.

Saya punya sesuatu untuk dikatakan pada yogi tentang ini: Apakah kita ingin menghancurkan
kedamaian batin karena orang seperti ini? Tanyalah pada diri Anda sendiri: “Apakah Saya akan
mengorbankan pikiran Saya untuk orang seperti ini?” Alasan kedamaian batin kita yang hancur dan
musnah adalah karena kita memikirkan orang ini.

Kita harus benar-benar jelas bahwa bukanlah Trump, namun adalah pikiran kita yang
menghancurkan kedamaian batin kita. Kita punya segudang penilaian dan pikiran yang marah, dan
semua penilaian itulah yang mengacaukan dan melelahkan pikiran kita. Daripada menghabiskan
waktu yang berharga dalam hidup kita dan kedamaian batin kita untuk menilai Trump, ubahlah
objek kesadaran. Ubahlah dari memikirkan Trump menjadi mengamati apa yang terjadi di dalam
pikiran Anda, atau mengamati perasaan Anda sehingga Anda tidak tersesat di dalam pikiran. Bagi
yogi yang terampil, ketika Anda melihat Trump di TV atau di manapun, langsunglah memahami
bahwa “Ini hanyalah menonton” dan “Ini hanya mendengar.” Daripada mengidentifikasi dengan
konsep seperti “Ini adalah Trump,” “Trump sangat menyebalkan” dan semua hal lainnya,
langsunglah lihat kenyataan bahwa, “Ini adalah melihat”, “Ini adalah mendengar”. Bagi yogi yang
memiliki keterampilan seperti itu, lakukanlah.

T: Dapatkah kita mengirimkan metta - cinta kasih - pada Trump?

J: Jika ada orang yang memiliki metta terhadap Trump, iya, mereka dapat memancarkan perasaan
itu terhadapnya. Namun jika mereka tidak mampu mengembangkan perasaan metta tersebut,
mereka perlu menggunakan objek lain dulu untuk mengembangkan perasaan metta di dalam diri
mereka. Anda dapat memulainya dengan mengirimkan harapan yang baik pada diri Anda sendiri.
Lalu Anda dapat mengirimkan metta pada orang yang telah berjasa pada Anda, pada seseorang
yang baik yang Anda cintai, pada teman-teman Anda, ataupun pada hewan kesayangan Anda.
Dengan kata lain, mulailah mengirimkan metta pada orang-orang yang Anda kasihi.

Setelah melakukan ini beberapa waktu, ketika pikiran tidak merasakan marah ataupun kesal,
namun merasakan kedamaian dan dapat memancarkan metta, pada saat itulah Anda dapat
memutuskan untuk mengikutkan Trump di dalam metta tersebut. Untuk metta, setelah Anda
memilikinya, barulah Anda dapat mengirimnya. Jadi jika Anda tidak memilikinya, Anda perlu
mengembangkannya dulu.

T: Dapatkah Saya mengirimkan metta pada virus corona?

J: Jika Anda benar-benar merasakan metta apakah terhadap Trump, virus, alam semesta dan semua
makhluk, Anda dapat mengirimnya, dan Anda harus mengirimnya. Metta pada dasarnya adalah
memancarkan perasaan dengan harapan yang baik pada semua makhluk dan pada segala sesuatu.
Jika ia telah memancar keluar ke segala arah terhadap semua makhluk, lalu Anda dapat menyadari
bahwa Anda sedang memancarkan metta, tanpa menghentikannya.

5
T: Sila pertama dari Pancasila Buddhis mengatakan bahwa berusahalah untuk tidak membunuh.
Mengambil sikap bahwa Anda ingin membunuh sesuatu merupakan jalan yang pasti untuk
menyemangati sesuatu tersebut untuk berupaya melawan demi kelangsungan hidupnya sendiri.
Jika Anda memfokus secara penuh pada niat untuk membunuh virus tersebut, mungkin itu hanya
akan meningkatkan permusuhan. Sedangkan memilih sikap metta berarti mungkin perdamaian
yang tenteram dapat diwujudkan dengan virus tersebut.

J: Itu pandangan yang membantu.

T: Apakah ada cara lain untuk menggunakan metta di krisis sekarang ini?

J: Bagi mereka yang berada di lini depan seperti perawat, dokter dan pekerja toko bahan makanan
dapat tetap melakukan pekerjaan mereka sambil terus berharap yang baik untuk diri mereka
sendiri, untuk semuanya yang berada di sekeliling mereka, dan untuk semua makhluk. Jika mereka
mampu mempertahankan batin yang sadar dan terus mengharapkan yang baik pada semua orang
saat mereka melakukan pekerjaan sulit di sepanjang hari, itu akan menjadi latihan yang sangat
sehat.

T: Bagaimana Anda berlindung pada sangha pada saat ini ketika harus menjaga jarak sosial?

J: Ada dua pandangan terhadap sangha, sangha yang konvensional (samutti) dan sangha inti
(paramattha). Sangha konvensional adalah orang yang melakukan latihan, orang yang
mempertahankan Dhamma dengan menulis buku, atau yang menjaga buku dan pengetahuannya.

Sangha inti adalah batin yang murni, batin yang bajik. Ketika Saya berlatih, Saya membawa pikiran
Saya pada keadaan yang baik. Pada saat itu Saya bertumpu pada batin yang bagi Saya merupakan
sangha. Batin yang baik adalah sangha yang dapat Saya Andalkan. Itu adalah sangha inti. Bukan
orang, namun suatu kualitas.

T: Bagaimana Anda berlatih pada saat ini?

J: Saya melihat saat seperti ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk membenahi latihan Saya,
tidak hanya pada saat Saya duduk bermeditasi tetapi di sepanjang hari. Tidak ada wawancara
dengan yogi lagi, dan hanya ada sedikit interaksi atau tugas-tugas harian. Jadi Saya benar-benar
bisa lebih banyak memfokus ke dalam diri Saya, melatih kesadaran yang terperinci. Demikianlah
yang dapat Saya lakukan.

T: Apakah ada pencerahan istimewa yang terjadi?

J: Tidak ada pencerahan yang mendalam atau menakjubkan, tetapi beberapa hari yang lalu, ketika
hanya sekedar mengamati napas, mendadak batin bersyukur secara mendalam bahwa Saya masih
bernafas. Batin menyadari bahwa ada begitu banyak orang yang sedang mengalami kesulitan untuk

6
bernafas saat ini di dunia, dan Saya sangat bersyukur bahwa Saya masih bisa bernafas dan bahwa
Saya menyadarinya.

Saya juga mengetahui hal lain ketika sedang bereksperimen dengan pikiran, yaitu ketika Saya
mengubah pikiran Saya, ini mengubah perasaan Saya. Misalnya, kalau Saya berpikir,” Sekarang ini
adalah situasi yang sangat mengerikan, dsb.” maka pikiran akan dihantui rasa takut. Sangat
ketakutan! Tetapi jika Saya kemudian mengubah pikiran Saya menjadi, “Tetapi virusnya belum
menyebar sampai di sini, dan kami telah mempersiapkan tindakan pencegahan yang baik, dsb.”
maka pikiran tersebut akan mereda dan menjadi tenang. Sangat menarik memperhatikan pikiran
bisa mengambil kedua posisi itu. Tergantung dari pikiran, perasaan Saya berubah, bukan karena
realitasnya yang telah berubah tetapi pikiran Saya yang telah berubah. Dengan cara ini Saya
melihat bagaimana pikiran Saya menjadi perasaan Saya.

Ketika menyelidiki dua titik ekstrim ini, Saya menyadari bahwa Anda harus belajar mengetahui
batas yang pas. Anda harus seimbang, tidak terlalu santai sehingga Anda menjadi ceroboh, tapi juga
tidak terlalu takut sehingga Anda menjadi lumpuh. Untuk mempertahankan keseimbangan
tersebut, bersikaplah waspada sejauh yang diperlukan, dan jangan mengkhawatirkan hal-hal yang
tidak dapat Anda kendalikan.

T: Bahkan dalam masa-masa normal, Anda menyarankan orang-orang untuk menganggap rumah
mereka sebagai tempat meditasi. Kelihatannya sekarang ini adalah kesempatan yang ideal untuk
melakukannya.

J: Tidak ada waktu yang lebih baik dari saat ini untuk mengambil peluang dan berlatih segiat
mungkin, untuk sadar sebaik mungkin. Ketika orang-orang datang untuk mengikuti retret di center
meditasi, mereka selalu berkata sangat sulit untuk melanjutkan latihan ketika kembali ke rumah.
Tetapi sekarang ini, kita diwajibkan untuk tinggal di rumah. Jadi ya, ini adalah kesempatan ideal
untuk menjadikan rumah Anda sebagai center meditasi.

Jika kita berhasil, maka lama setelah Covid-19 berakhir, kita akan tetap menggunakan rumah kita
sebagai tempat untuk melanjutkan praktik Dhamma. Karena kita telah membentuk kebiasaan
untuk berlatih Dhamma dengan tetap berkesadaran ketika berada di rumah.

T: Bagaimana sebaiknya seseorang menjalankan retret di rumah?

J: Dengan cara yang sama persis seperti ketika mereka berlatih di center; dengan mempertahankan
kesadaran yang berkesinambungan pada setiap aktivitas sepanjang hari. Pada saat Anda bangun di
pagi hari, ketahuilah bahwa Anda terbangun dan sadar. Ketika turun dari tempat tidur, sadarilah
bahwa Anda turun dari tempat tidur. Ketika berjalan ke kamar mandi, sadarilah Anda berjalan ke
kamar mandi. Ketika mencuci muka, sadarilah Anda mencuci muka. Ketika menggosok gigi,
sadarilah; ketika mempersiapkan sarapan, sadarilah; ketika makan, sadarilah.

Sadarilah secara kontinu semua hal yang Anda lakukan. Beginilah seharusnya kita berlatih,
meskipun ketika sedang tidak dilAnda krisis.

7
T: Mengapa kita harus mempertahankan kesadaran yang berkesinambungan terhadap aktivitas-
aktivitas sepele seperti turun dari tempat tidur, menggosok gigi, memperhatikan kaki sebelah mana
yang melewati ambang pintu lebih dulu, lengan mana yang masuk ke baju lebih dulu, dan
sebagainya?

J: Memperhatikan detail adalah ranah kebijaksanaan. Itulah mengapa kita harus berlatih
mengamati detail. Hanya ketika batin terlatih untuk mengamati sesuatu secara mendetail, batin
dapat melihat sebab dan akibat yang tepat, dan rentetan kejadian yang benar, seperti pikiran dan
tindakan macam apa yang menyebabkan timbulnya kondisi batin yang baik. Hanya batin yang
terlatih seperti ini dapat melihat dengan jelas pola-pola kebiasaan batin dan jasmani, dan dengan
cara ini batin melatih dirinya untuk tidak menuruti pola-pola tersebut tanpa sadar, namun
sebaliknya untuk memilih dengan bijak.

Misalnya, batin selalu merencanakan ke depan. Anda bisa mengamati ini ketika batin waspada.
Tidak peduli apa yang Anda lakukan, meskipun saat melakukan aktivitas sederhana, batin selalu
merencanakan dan menetapkan niat. Ketika sekedar mengenakan pakaian, niat menentukan tangan
sebelah mana yang dimasukkan lebih dahulu, kemudian tangan lainnya, dan sebagainya.

Semenjak Saya memperhatikan bahwa batin selalu merencanakan ke depan, Saya mulai
memperhatikan misalnya ketika ada sesuatu di sebelah kiri Saya, Saya memiliki pilihan untuk
meraihnya dengan tangan kiri, daripada menggunakan tangan kanan seperti kebiasaan Saya. Dalam
hal ini, Saya melihat dengan sangat jelas bahwa batin selalu merencanakan sesuai dengan
kebiasaan belaka, dan belum tentu dengan cara yang paling bermanfaat atau terampil untuk saat
itu.

Namun ketika Saya mampu melihat niat batin dengan cara seperti ini, maka Saya dapat memilih
dengan kesadaran untuk bertindak atau tidak dalam situasi tertentu. Saya dapat memilih untuk
melakukan yang bermanfaat dan membuahkan hasil yang baik. Dengan cara itu Saya menghindari
mengambil tindakan hanya berdasarkan kebiasaan yang selalu melakukan hal yang sama, bahkan
ketika hal itu menimbulkan penderitaan.

Pilihan juga merupakan ranah kebijaksanaan. Ketika kita tidak berkesadaran, semua niat, pikiran,
ucapan dan tindakan kita dikuasai oleh kekotoran batin, yaitu keserakahan, kebencian dan
kegelapan batin. Dalam hal ini lebih sering dikarenakan oleh kegelapan batin karena semuanya
serba otomatis. Kegelapan batin adalah rajanya. Ketika kita melatih batin untuk memberi perhatian
pada apa yang kita lakukan saat ini, apa yang kita lakukan berikutnya, kita melatih batin untuk
memperhatikan detail. Kita memberikan batin kesadaran, dan kesadaran mempunyai pilihan.
Ketika terdapat pilihan, batin tidak lagi beroperasi secara otomatis.

T: Dalam hal apa memiliki pilihan dengan sadar merupakan sesuatu yang berguna dalam situasi
seperti sekarang ini?

J: Bagi Saya, Saya menjadi jauh lebih menyadari seberapa sering Saya menyentuh wajah tanpa
alasan. Anda harus benar-benar berkesadaran untuk tidak menyentuh wajah Anda – itu sangat
sulit! Namun ketika Anda memperhatikan ini, Anda mulai menyadari niat yang terbentuk sebelum
Anda menyentuh wajah. Sekali Anda mulai berkesadaran pada taraf ini – yaitu pada taraf di mana
niat sebelum tindakan dilakukan – maka Anda dapat memilih untuk menghentikan tindakan

8
tersebut jika Anda mau. Jika Anda mampu mengamati niat untuk menyentuh wajah, itu akan
memberikan Anda kuasa untuk memilih untuk tidak melakukan tindakan tersebut, yang dalam
situasi seperti sekarang ini secara harfiah dapat menyelamatkan hidup Anda.

T: Rasa takut nampaknya meningkatkan intensitas kesadaran. Misalnya, ketakutan akan menyentuh
wajah berpotensi menularkan virus corona kelihatannya meningkatkan kemampuan Saya untuk
menyadari niat untuk menyentuh wajah sebelum Saya melakukannya.

J: Kita harus berhati-hati ketika membiarkan rasa takut menjadi faktor pendorong bagi suatu
pikiran atau tindakan. Batin yang tidak baik seharusnya tidak mempelopori. Jika rasa takut muncul,
Anda bisa mengamati rasa takut itu. Tapi jangan biarkan ia mempelopori, karena kekotoran batin
akan selalu mendatangkan kekotoran batin lainnya. Misalnya, jika Anda membiarkan rasa takut
menjadi pelopor, dengan cepat ia akan membangkitkan kekotoran batin lainnya seperti kemarahan,
kekhawatiran, ketidaksabaran, kesedihan, atau depresi.

Alternatifnya Anda dapat memilih meningkatkan intensitas kesadaran Anda menggunakan


pengertian yang jernih, tenang dan objektif tentang pentingnya untuk tidak menyentuh wajah.

T: Berikut ini pertanyaan yang dikirimkan oleh seorang yogi yang melakukan retret di rumah:”Saya
tinggal serumah dengan seorang teman, dan belakangan ini kami harus lebih sering bersama-sama
di rumah. Kami berdua berlatih Dhamma, namun terlalu banyak menghabiskan waktu bersama
membuat suasana sedikit tegang, rasanya seperti kami saling mengawasi satu sama lain. Saran apa
yang dapat Anda berikan bagi mereka yang tinggal dalam jarak yang dekat bersama-sama dengan
orang yang disayangi selama masa lockdown ini?

J: Alasan mengapa Anda merasakan ini karena Anda memikirkan, dan mengamati teman Anda.
Semua perhatian Anda berada di luar diri. Pada situasi seperti ini, kita terpaksa harus berdekatan
dengan orang lain. Jika kita tidak bijak, kita akan melihat lebih banyak hal tentang mereka, berpikir
tentang mereka. Jika kita tidak bijak, ini akan menimbulkan masalah.

Ini adalah saat dimana sangat penting untuk mempertahankan batin di dalam diri Anda sendiri.
Jangan menjadi orang yang ingin tahu semua urusan orang lain. Janganlah hanya mengkarantina
jasmani Anda, tetapi karantina juga batinmu. Biarkan batin tetap di dalam, jangan biarkan ia
berkelana, dan mulai menghakimi dan memikirkan tentang orang lain.

Jika Anda berdua berlatih meditasi, uruslah urusan Anda sendiri, dan tetaplah memperhatikan ke
dalam. Lakukan latihan Anda maka Anda tidak akan punya masalah. Semua akan terjadi
sebagaimana mestinya, dan semuanya akan menjadi lebih baik jika Anda berdua berlatih dengan
mengamati diri Anda sendiri. Setelah beberapa waktu, ketika kesadaran dan samadhi berkembang
lebih kuat, secara alami batin akan menjadi lebih stabil dan cinta-kasih (metta) akan muncul
dengan sendirinya karena batin stabil dan tenang.

Dan juga Anda berdua merasakan ketegangan karena Anda tidak menangani ketegangan itu pada
saat pertama kali Anda mengetahuinya. Pada waktu Anda melihat ketegangan, Anda harus berhenti
mengamati keluar diri Anda. Anda harus mengamati ketegangan dalam batin dan melepaskannya

9
dengan cepat sebelum Anda melakukan tindakan lainnya – sebelum Anda berbicara, sebelum Anda
berpikir, sebelum Anda bertindak.

T: Bagaimana caranya melepaskan ketegangan dari batin?

J: Dengan mengamatinya secara terus-menerus dan tidak berpikir. Itu latihan dasar Vipassana!

T: Ini pertanyaan berikutnya dari seorang yogi yang berlatih di rumah:”Bagaimana Saya dapat
berlatih dengan perasaan kesepian karena harus tinggal sendirian selama lockdown ini?”

J: Sekali lagi masalahnya adalah pikiran. Anda berpikir, ”Saya kesepian.” “Saya sebatang kara.” “Saya
merasa seperti ini... atau seperti itu.” Pikiran adalah masalahnya. Jika Anda berkesadaran terhadap
tindakan Anda secara berkesinambungan sepanjang hari, samadhi akan berkembang dan Anda
akan gembira dan bersemangat. Anda akan merasa bahagia dan Anda tidak akan berpikir. Pikiran
yang menyajikan kata “kesepian.” Jika Anda berkesadaran, jika Anda berdiam bersama kenyataan,
tidak ada kesepian, karena selalu ada dua hal – ada kesadaran dan ada objek. Anda tidak pernah
sendirian.

T: Pertanyaan dari yogi lainnya: ”Saya sedang menganggur dan kemungkinan untuk bisa
mendapatkan pekerjaan pada saat ini hampir tidak ada. Saya menanggung keluarga, dan punya
anak-anak yang masih sekolah. Saya telah berlatih kesadaran namun sering kali Saya tidak bisa
tidur karena rasa takut dan panik. Bagaimana Saya bisa menghadapi ini semua dengan
kebijaksanaan dan kedamaian?”

J: Sekali lagi masalahnya berasal dari pikiran. Ini terjadi karena membangunkan masalahnya
berulang-ulang di dalam pikiran. Itulah yang menyebabkan kegelisahan. Pikirkan kemungkinan
terburuk yang bisa terjadi – bahwa Anda tidak punya uang, Anda tidak punya makanan. Apa yang
dapat Anda lakukan? Alih-alih menjadi khawatir karenanya, ketahuilah bahwa pada suatu saat
tertentu satu-satunya yang dapat Anda lakukan adalah apapun yang mungkin untuk dilakukan.
Barangkali Anda akan meminta makanan pada orang lain. Ada saja orang baik di dunia ini.

Alih-alih berdiam dengan rasa takut dan pikiran khawatir, yang paling penting untuk ditanyakan
pada diri Anda adalah: ” Apa yang dapat Saya lakukan pada saat ini?” Tidak ada gunanya
memikirkan hal-hal tertentu yang tidak berguna. Jika anak-anak tidak dapat melanjutkan
bersekolah, tidak ada gunanya memikirkan hal itu sekarang. Apa yang dapat Anda lakukan
sekarang? Salah satunya adalah Anda dapat berlatih saat ini juga untuk membuat batin Anda tetap
bahagia. Tangani apa yang terjadi berdasarkan kasus demi kasus. Usahakan batin Anda tetap dalam
kondisi yang terbaik.

Saya sendiri tidak pernah berada dalam situasi seperti ini. Tetapi teman Saya punya ayah yang
mengalami depresi berat and ia berusaha keras, dua kali, untuk mengatasi depresinya dan tetap
menyokong keluarganya. Tetapi terakhir kali ketika ia mengalami depresi, ia tidak sanggup
menghadapinya lagi, dan menyerah.

10
Ia hanya tinggal di rumah, dan tidak melakukan apa-apa. Ketika tabungan mereka menipis, anggota
keluarga lain yang sebelumnya tidak melakukan apa-apa karena mereka bergantung pada sang
ayah, mulai bangkit dan melakukan apapun untuk bertahan hidup. Ayahnya tetap mengalami
depresi, namun keluarga itu berhasil bertahan.

T: Menangani kondisi batin yang dipenuhi kekhawatiran dengan cara terampil tampaknya sangat
penting sekarang ini.

J: Khawatir tidak ada gunanya. Itu tidak akan pernah memecahkan masalah. Khawatir selalu
merupakan kondisi batin yang merampas kreativitas Anda, daya tahan Anda, dan kemampuan Anda
untuk melihat situasi secara berbeda dan lebih terbuka. Jadi, hentikanlah pikiran khawatir Anda.
Hentikan pikiran itu pada jalurnya dan tempatkan batin Anda pada hal lainnya.

Tidak ada yang namanya “tidak ada jalan.” Selalu ada banyak jalan.

Apa yang dilakukan kekhawatiran adalah memblokir semua jalan. Ia berkata,”Oh, ini tidak mungkin,
itu tidak mungkin.” Kekhawatiran hanya memikirkan apa yang tidak mungkin, dan ia hanya
memberikan Anda satu kemungkinan, yang tidak Anda inginkan. Ia tidak bersedia menerima
kemungkinan lainnya. Itu adalah suatu kondisi batin yang menghancurkan dirinya sendiri, jadi
jangan dibangkitkan dan jangan mempercayai pikiran yang muncul dari kondisi batin yang
khawatir.

T: Beberapa ahli mengatakan pada akhirnya 70% dari kita akan terinfeksi Covid-19. Bagaimana
caranya berlatih jika kita jatuh sakit, atau sekarat?

J: Pertanyaannya bukan tentang bagaimana berlatih “jika ini terjadi atau jika itu terjadi.”
Pertanyaannya adalah,”Bagaimana Saya berlatih sekarang?” Begitulah cara Anda selalu berlatih.
Ketika Saya didiagnosa mengidap kanker pada tahun 2018, Saya tidak berlatih dengan cara yang
berbeda dengan sebelumnya. Apapun yang terjadi, Saya tetap berlatih. Ketika semua baik-baik saja,
Saya berlatih. Ketika semua tidak baik, Saya berlatih, selalu dengan cara yang sama. Latihannya
tidak pernah berubah.

T: Pertanyaan terakhir dari seorang yogi: ”Anak laki-laki Saya meninggal baru-baru ini setelah dua
setengah tahun melawan kanker. Dia sangat pemberani dan memiliki kemampuan untuk tahu apa
yang harus dilakukan pada masa kritis. Saya merasa saat ini anak Saya itu sedang menyokong
perubahan di dunia. Apakah makhluk-makhluk seperti anak Saya itu sedang membantu umat
manusia dari alam yang tak nampak?

J: Jangan memikirkan tentang mahluk-mahluk dari alam lain. Tetaplah di dalam diri Anda. Anda
tidak perlu percaya bahwa makhluk-makhluk yang tak terlihat mempengaruhi Anda.

11
Ketika anak Anda masih hidup, ia menunjukkan pada Anda teladan yang sangat baik akan batin
yang dipenuhi kebaikan, yang memiliki pandangan benar, sikap yang benar, kekuatan dan
keberanian.

Karena Anda menyaksikan betapa sikap itu memberi kekuatan bagi dirinya dan juga orang-orang di
sekitarnya, Anda menyerap sebagian dari teladan tersebut. Teladan itu masih sangat kuat hadir
dalam diri Anda sekarang ini. Perhatikan itu. Itu tercermin untuk disaksikan sekarang.

Baru-baru ini ada cerita tentang seorang wanita tua di Italia, berusia 86 tahun, dan ia
berkata,”Jangan pasang ventilator pada Saya. Saya telah menjalani hidup yang indah. Saya merasa
puas dan Saya ingin orang lain mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan hidup yang indah.”
Ini kembali lagi ke awal, ketika Saya mengatakan jika Anda tahu bagaimana memiliki sikap yang
benar, dan Anda tidak mengharapkan suatu hasil, maka Anda berada pada saat ini dalam cara yang
benar.

Apa yang penting untuk disaksikan adalah pikiran orang seperti anak Anda, yang memberikan
manfaat bagi orang lain. Tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya.
Itulah pelajaran yang dapat dipetik. Bukannya makhluk-makhluk yang tak tampak sedang
menuntun dunia ini. Itu suatu contoh yang dapat kita saksikan. Adalah kualitas batin yang jelas
terlihat membantu kita pada saat ini – batin yang positif dan dipenuhi kebaikan.

Diwawancara oleh Doug McGill, diterjemahkan oleh Ma Thet.

Silakan menyalin dan/atau menyebarkannya dengan bebas.

12

Anda mungkin juga menyukai