Anda di halaman 1dari 10

PAPER

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah : Teknik Laboratorium

Dosen Pengampu : Anif Rizqianti Hariz S.T, M. Si

Disusun :

Zahrotul Khafifah (1808086025)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
A. Perspektif Peranan Laboratorium dalam Bidang Biologi

Laboratorium Biologi adalah suatu ruangan tempat melakukan kegiatan


praktik atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat laboratorium
serta adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap.1 Pembelajaran biologi harus
ditekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
mahasiswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Karena biologi juga
berkaitan dengan bagaimana cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga biologi bukan hanya penguasaan tentang kumpulan-kumpulan pengetahuan
beberapa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.

Ruangan didalam laboratorium umumnya terdiri dari dua ruangan yaitu


ruangan utama dan ruangan pelengkap. Ruangan utama adalah ruangan yang tempat
kegiatan siswa melakukan praktikum atau penyelidikan, sedangkan ruangan
pelengkap adalah ruangan yang terdiri dari ruangan tempat kegiatan siswa yang
terdiri dari ruang persiapan dan penyimpanan. Selain itu faktor lingkungan serta
kondisi laboratorium merupakan pertimbangan penting untuk kita memilih kelas atau
tataan yang nyata. Bila kondisi lingkungan bersifat stabil dan tidak berubah maka
sebaiknya praktek dilakukan dilaboratorium. Akan tetapi apabila keterampilan
tersebut memerlukan kondisi lingkungan yang dinamis, sebaiknya praktikum
dilakukan ditatanan nyata sehingga keterampilan yang dilakukan efektif.
Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian, percobaan,
pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi laboratorium yang
paling utama yaitu:
1) Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori
dan praktek. laboratorium adalah tempat menguji sebuah teori sehingga akan

1
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah. h. 1
dapat menunjang pelajaran teori yang telah diterima secara langsung dalam
konteks itu keduanya akan saling melengkapi yaitu teori akan dapat menjadi
pijakan (dasar) praktik dan penelitian, sedangkan penelitian akan menguatkan
argumentasi teori.
2) Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan
siswa, mahasiswa, dosen atau pun peneliti yang lainnya. Hal ini disebabkan
laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji,
tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan sebuah eksperimentasi.
3) Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari
pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen, dan seluruh praktisi keilmuan
lainnya) untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari sutau objek keilmuan
dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4) Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam menggunakan alat
media yang tersedia didalam laboratorium untuk mencari dan menentukan
kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset ataupun eksperimentasi
yang akan dilakukan.
5) Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam
keilmuaan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan dan
mencari kebenaran ilmiah dengan cara penelitian. Uji coba maupun
eksperimentasi. Hal ini akan dapat memupuk sikap ilmiah mereka sebagai
calon ilmuan dimasa depan. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa
percaya diri peneliti dalam keterampilan yang diperoleh terhadap penemuan
yang didapat dalam proses kegiatan kerja dilaboratorium, artinya orang yang
menemukan kebenaran ilmiah dalam penelitian dilaboratorium lebih percaya
diri dengan kebenaran tersebut karena telah melewati proses ilmiah yang
sangat ketat, teliti dan objektif sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
Berikut peran laboratorium dalam pembelajaran biologi :
a) Sebagai tempat penelitian dan percobaan
Sebagai tempat penelitian dan percobaan, penelitian dan percobaan
mendorong rasa ingin tahu untuk membuktikan suatu teori dalam sains,
Sebagai penunjang pembelajaran, laboratorium
b) Sebagai penunjang pembelajaran
Jadi laboratorium adalah suatu wadah dimana siswa dan guru
melakukan pembuktian akan sesuatu teori yang didapatkan dikelas,
laboratorium juga meiliki fungsi sebagai tempat siswa melakukan
penelitian dan tempat menggunakan alat bantu dan alat raga dalam proses
pembelajaran.
c) Sebagai tempat pameran atau display.
Di dalam laboratorium alat-alat peraga, eksperimen serta alat bantu
lainnya dalam proses pembelajaran praktikum.
d) Sebagai tempat berlatih menerapkan keterampilan.
Sebagai tempat berlatih menerapkan keterampilan, laboratorium
sebagai wadah untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang
dimiliki mahasiswa.2
Laboratorium Biologi Universitas Negeri Walisongo Semarang
mempunyai kapasitas mahasiswa sebanyak 30-35 siswa. Laboratorium sudah
dipisahkan antar per laboratorium seperti laboratorium kimia, laboratorium
biologi, laboratorium matematika dan laboratorium fisika.
Laboratorium sudah sesuai dengan Permendiknas No 24 Tahun 2007,
hal ini didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, baik dari segi alat
& bahan, alat pelengkap pengelolaan laboratorium yang baik dari struktur
organisasi dan administrasi dsb. meskipun masih banyak kekurangan baik dari

2
Richard Decaprio, Tips Mengelola Laboratorium Sekolah (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), h.17
segi sarana dan prasarana, tata letak yang kurang strategis, media pendidikan
yang minim serta tidak memiliki laboran khusus untuk laboratorium biologi,
laborannya masih satu dengan IPA lainnya dan gedung laboratorium belum
terpisah dengan laboratorium yang lainnya.

B. Desain, Fasilitas dan Safety Laboratorium

1. Desain Laboratorium

Bentuk ruang laboratorium siswa sebaiknya bujur sangkar. Bentuk bujur sangkar
memungkinkan jarak antara guru dan siswa dapat lebih dekat sehingga memudahkan
kontak guru dan siswa. Ketentuan ruang laboratorium Biologi menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 yaitu rasio minimum ruang
laboratorium Biologi 2,4 m2/peserta didik, untuk rombongan belajar kurang 15 dari
20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 mtermasuk luas ruang penyimpanan
dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium Biologi 5 m.
Menurut Koesmadji, sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100m2
dapat digunakan oleh sekitar 40 siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan
tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratoriumApabila kita lihat desain
laboratorium menurut Koesmadji dan desain laboratorium menurut Permendiknas,
persamaan dari keduanya adalah rasio setiap siswa dalam menggunakan tempat di
laboratorium ± sekitar 2,5 m2.3
Berikut ini contoh desain ruang laboratorium:

3
Koesmaji, W, dkk. Teknik Laboratorium. (Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI,2004), hlm
40
2. Fasilitas Laboratorium

Sarana dan prasarana sebagai indikator dari laboratorium yang ideal.


Laboratorium dikatakan ideal jika sesuai dengan kebutuhan praktikum. Laboratorium
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktik yang
memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan dikelas dengan kapasitas
dapat menampung minimal satu rombongan belajar. Laboratorium harus menampung
40 orang, standar persyaratan memenuhi laboratorium harus memiliki : Ruang
Laboratorium Yang Memadai, Meja Laboratorium dan Meja Dinding, Sarana Air,
Gas, Listrik Laboratorium, Peralatan Laboratorium, Furnitur, Peralatan Atau Ruang
Khusus, misal : lemari asam atau lemari uap untuk laboratorium analisis kimia, dan
ruang pendingin untuk laboratorium bedah anatomi dan lain-lain.
Laboratorium membutuhkan beberapa fasilitas antara lain:

(a) Fasilitas umum: Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan
oleh semua pemakai laboratorium, contohnya: penerangan, ventilasi, air, bak
cuci, aliran listrik, gas.
(b) Fasilitas khusus: Fasilitas khusus berupa peralatan mebelair, contohnya
mejasiswa, meja guru, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang
timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.4

Pemakai laboratorium hendaknya memiliki tata letak atau layout bangunan


laboratorium. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Dalam
pembangunan laboratorium membutuhkan perencanaan dan pertimbangan yang
matang terutama dalam kesesuaian letaknya terhadap ruangan lain. Beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan dalam menempatkan laboratorium antara lain:

a. Letak relatif terhadap ruang-ruang yang lain.


Menurut Kertiasa, idealnya jika semua ruang laboratorium yang ada berlokasi di
tengah-tengah ruang kelas yang lain dan merupakan satu blok bangunan sains.Lokasi
laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan
lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau
bangunan laboratorium.5
.(b) Letak berkaitan dengan arah datangnya cahaya matahari.
Ruang laboratorium memerlukan intensitas penerangan yang lebih besar dari
pada ruang kelas biasa. Ini disebabkan di dalam laboratorium banyak dilakukan
kegiatan mengamati yang memerlukan kemampuan penglihatan yang lebih baik dari
pada di dalam kelas biasa. Laboratorium Biologi sangat memerlukan cahaya matahari

4
Koesmaji, W, dkk. Teknik Laboratorium. (Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI,2004),
hlm 43.
5
Koesmadji, W, dkk, Teknik Laboratorium, hlm.42
untuk membantu penerangan pada mikroskop, apabila mikroskop tidak dilengkapi
lampu penerangan yang menyatu dengan mikroskop.Setidaknya ruang laboratorium
mempunyai jarak yang cukup jauh (minimal 3 m) dengan bangunan lain untuk
memperoleh ventilasi dan penerangan yang baik.6
Fasilitas Laboratorium, Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan
berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan
aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas
khusus. Fasilitas umum laboratorium merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh
semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks),
aliran listrik, gas. Fasilitas khusus laboratorium berupa peralatan dan mebelair,
contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat,
lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam
kebakaran dll.

3. Safety Laboratorium (Keamanan dalam Laboratorium)

Di laboratorium Biologi, jenis kecelakaan yang sering terjadi adalah luka


karena benda tajam, pecahan kaca objek atau gelas kimia, terkena zat kimia, atau tertusuk
benda tajam. Selain itu, percikan api atau terkena benda panas dapat menimbulkan luka
bakar. Luka bakar pun dapat disebabkan zat kimia tertentu. Maka dari itu laboran dan
praktikan pada laboratorium biologi wajib memahami tanda bahaya bahan kimia yang
tertera pada kemasan bahan kimia tersebut, kemudian menyesuaikan prosedur cara kerja
praktikum dalam laboratorium yang memanfaatkan bahan kimia dengan tanda-tanda
bahaya tersebut. Jika laboran sudah memahaminya, maka laboran berkewajiban
menyampaikan dan mengingatkan arti tanda tersebut kepada peserta praktikum berikut
penjelasan tentang cara penanganannya yang tepat.

6
Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, hlm. 24.
Penanganan bahan berbahaya haruslah sesuai prosedur standar, dan biasanya
sudah tertulis pada kemasan bahan kimia bersangkutan.

Usaha-usaha penanganan sederhana yang dapat dilakukan misalnya: Selalu


berusaha membuka botol larutan dengan mulut botol mengarah menjauhi tubuh sendiri
dan orang lain. Segera kembali menutup botol larutan setelah menggunakan/mengambil
larutan di dalam botol tersebut untuk menghindari terjadinya tumpahan atau penguapan.

Ada dua cara memindahkan bahan kimia atau larutan: Pertama, gunakan troli
jika membawa banyak botol berisi bahan kimia atau larutan. Kedua, angkat dan
pindahkan botol bahan kimia tersebut satu persatu menggunakan tangan. Letakkan salah
satu tangan di pantat botol dan tangan satunya lagi mencekik leher botol. Jangan pernah
mengangkat botol pada tutupnya. Selalu letakkan bahan kimia atau botol larutan jauh dari
pingir meja kerja praktikum untuk menghindari botol jatuh ke lantai.7

7
Direktorat Pembinaan SMA, Panduan Teknis Perawatan Peralatan Biologi, 2011 (hal 32-33)
DAFTAR PUSTAKA

Decaprio Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Jogjakarta:


DIVA Press.

Direktorat Pembinaan SMA. 2011. Panduan Teknis Perawatan Peralatan


Biologi. Jakarta.

Marham Sitorus dan Anisutiani, Pengelolaan Laboratorium IPA. (Jakarta:


Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah )

Koesmaji, W, dkk. 2004 Teknik Laboratorium. Bandung: Jurusan Pendidikan


Biologi FMIPA UPI.

Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya.

Anda mungkin juga menyukai