Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen Keperawatan

1. Definisi Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan dapat didefinisikan sebagai suatu proses

koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan

proses manajemen untuk mencapai perawatan, tujuan pelayanan dan

obejektif (Huber, 2006).

Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus

dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber yang ada,

baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan

keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat

(Suyanto, 2008).

Muninjaya (2004), menyatakan bahwa manajemen mengandung

tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi

dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif

kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam

pengambilan keputusan manajerial.

Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif,

karena manajemen adalah pengguna waktu yang efektif, keberhasilan

rencana perawat manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik

dari prinsip dan metode yang berkaitan pada instusi yang besar dan
organisasi keperawatan di dalamnya, termasuk setiap unit. Teori ini

meliputi pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi dapat

memerlukan pengembangan atau perbaikan termasuk misi atau tujuan

devisi keperawatan. Dari pernyataan pengertian yang jelas perawat

manajer mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis untuk

pelayanan keperawatan (Swanburg, 2000).

2. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan

a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan

b. Tahap perencanaan terdiri atas pembuatan tujuan, pengalokasian

anggaran, identifikasi kebutuhan pegawai, dan penetapan struktur

organisasi

c. Selama proses perencanaan, yang dapat dilakukan oleh pimpinan

keperawatan adalah menganalisis dan mengkaji system, mengatur

strategi organisasi dan menentukan tujuan jangka panjang dan

pendek, mengkaji sumber daya organisasi, mengidentifikasi

kemampuan yang ada dan aktivitas yang spesifik serta prioritasnya

d. Manajemen keperawatan dilandaskan melalui penggunaan waktu

yang  efektif

e. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan

f. Manajemen keperawatan harus terorganisasi

g. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif


h. Komunikasi yang dilakukan secara efektif mampu mengurangi

kesalahpahaman, dan akan memberikan persamaan pandangan arah

dan pengertian diantara pegawai dalam suatu tatanan organisasi

i. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan

3. Komponen Manajemen Keperawatan

a. Input

Dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa

informasi, personel, peralatan dan fasilitas.

b. Proses

Pada umumnya  merupakan kelompok manajer dari tingkat

pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana

yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan

perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan pengawasan dalam

pelaksanaan pelayanan keperawatan. Proses merupakan kegiatan

yang cukup penting dalam suatu system sehingga mempengaruhi

hasil yang diharapkan suatu tatanan organisasi.

c. Output

Umumnya dilihat dari hasil atau kualitas pemberian askep dan

pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk

menindaklanjuti hasil atau keluaran.

d. Kontrol

Diperlukan dalam proses manajemen keperawatan sebagai

upaya meningkatkan kualitas hasil. Control dalam manajemen


keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang

proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuat prosedur

yang sesuai standard akreditasi.

e. Mekanisme umpan balik

Mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil

dan perbaikan kegiatan yang akan dating. Mekanisme umpan balik

dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit keperawatan, dan

survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.

4. Fungsi Manajemen Keperawatan

Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen

utamayaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),Sta

ffing (Kepegawaian), Directing (Pengarahan), Controlling(Pengendalia

n/Evaluasi).

a. Planning (Perencanaan)

Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam

manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi

manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (1999) fungsi

perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen

secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin

fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik.

Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh

terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan

melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan


tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan

efesien. Swanburg (2000) mengatakan bahwa planningadalah

memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan

dan siapa yang melakukannya.

Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai

proses untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah

kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya

yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan

menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan tersebut.

b. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,

menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,

penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian

wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi

pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua

kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara

dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya,

1999). Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang

sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi

wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan

membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus


dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para

pekerjanya.

c. Staffing (kepegawaian)

Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang

teratur, sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk

menentukan jumlah personil suatu organisasi yang dibutuhkan

dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses pengaturan staff

bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem

kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana

pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi

Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen

yaitu kualitas perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan

perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang diperlukan,

logistik dari pola program pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi

kualitas perawatan yang diberikan.

Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit

keperawatan mencakup personil keperawatan yang bermutu harus

tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan adekuat, memberikan

pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari dalam

seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan

staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak

dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien yang

sederhana. Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan


dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain memberikan

pelayanan pendukung, juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi

staff medis dan pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan

khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test,

obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan

mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel perawat yang

diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka.

Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi

divisi keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui

untuk mengatur departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis

dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis, struktur

organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur

tertulis, pengembangan program staff efektif, dan evaluasi periodik

terencana.

Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip

rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan

klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan

sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di

perusahaan melalui serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai

baru adalah untuk membantu perawat dalam menyesuaikan diri

pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit

orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja.

Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai


untuk memenuhi syarat distribusi waktu kerja dan istirahat untuk

pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar untuk minggu-

minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal

modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan

metode lain yang biasa.

d. Directing (Pengarahan)

Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual

yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-

bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang

efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata. Kepemimpinan

merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen. Menurut

Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu

proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam

upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg

(2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses

persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan

kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan

yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.

Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif

harus mampu  untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan

banyak membaca, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap

permasalahan organisasi, dan menggerakkan (memotivasi) staffnya

agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.


Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam

gaya kepemimpinan yaitu:

1) Autokratik

Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih

cenderung memikirkan penyelesaian tugas dari pada

memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini cenderung

menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali

apatis dan menghilangkan inisiatif.

2) Demokratis

Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses

pengambilan keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan

dan menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan kerja

kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan

produktivitas dan kepuasan kerja.

3) Laissez faire

Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh,

dan pantang memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin

tersebut membantu kebebasan kepada setiap orang dan

menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat

mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi.

Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan

perilaku yang merangsang motivasi pada para pemiliknya,

mempraktekkan keperawatan professional dan tenaga perawat


lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat

keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.

e. Controlling (Pengendalian/Pengawasan)

Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling)

merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang

memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang lainnya. Pengawasan

merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai

dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah

dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang

bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar

dapat diperbaiki (Fayol, 1998).

Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik

untuk menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan

perencanaan, merancang sistem informasi timbal balik,

membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah

ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-

penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan

cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan

(Mockler, 2002).

Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala

sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati,

instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah

diberlakukan (Urwick, 1998).


B. Perencanaan Manajemen Keperawatan

1. Definisi

Planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam

manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi

manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (1999) fungsi perencanaan

merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan.

Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya

akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan

pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan

dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan.

Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan

secara efektif dan efesien. Swanburg (2000) mengatakan

bahwa planningadalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan,

bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.

Perencanaan merupakan usaha sadar dan pembuatan keputusan

yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan

dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 2007). Perencanaan

adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai

suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 2005).

2. Perumusan Visi, Misi, Filosofi, dan Tujuan

a. Perumusan Visi
Istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi

merupakan dasar untuk membuat suatu perencanaan

sehingga harus disusun secara singkat, jelas, dan

mendasar, serta harus ada batasan waktu

pencapaiannya. Visi merupakan pernyataan yang

berisi tentang mengapa organisasi pelayanan

keperawatan dibentuk. Contoh visi ruang perawatan

“Menjadi Ruang Anak yang Mampu

Menyelenggarakan Pelayanan Keperawatan Secara

Profesional Tahun 2015”.

b. Perumusan Misi

Misi adalah uraian yang berisi pernyataan-

pernyataan operasional guna mencapai visi yang

telah ditetapkan. Contoh misi ruang perawatan:

Memberikan asuhan keperawatan secara

komprehensif

c. Perumusan Filosofi

Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang

menyangkut administrasi keperawatan dan praktik

keperawatan dalam suatu organisasi (Swansburg,

1993).

Contoh filosofi ruang perawatan: Pasien adalah

manusia sebagai individu yang unik bermartabat


d. Perumusan Tujuan

Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai.

Tujuan memberikan arah bagi organisasi untuk

menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana

cara mencapainya, dan bagaimana cara menilainya.

Perumusan tujuan dalam organisasi pelayanan

keperawatan merupakan hal yang mutlak untuk

dilakukan. Untuk merumuskan suatu tujuan

organisasi pelayanan keperawatan yang baik, ada

beberapa persyaratan yang harus diperhatikan.

3. Tujuan Perencanaan

a. Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan

tujuan

b. Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif

c. Membantu dalam koping dengan situasi kritis

d. Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya

e. Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan

berdasarkan masa lalu dan akan datang

f. Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah

g. Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif

4. Tahap Dalam Perencanaan

a. Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif

b. Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.


c. Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah

d. Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin

dicapai

e. Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam

pelaksanaan program

f. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

5. Jenis Perencanaan

a. Perencanaan Strategi

Perencanaan strategis merupakan suatu proses

berkesinambungan, proses yang sistematis dalam pembuatan dan

pengambilan keputusan masa kini dengan kemungkinan

pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada

masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk

melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan

melalui mekanisme umpan balik yang dapat dipercaya.

Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk

memperbaiki alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk uang

dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi keperawatan.

b. Perencanaan Operasional

Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur

yang akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian

tujuan, menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab

untuk setiap aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara


menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan juga standard untuk

mengevaluasi perawatan pasien. Di dalam perencanaan operasional

terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap dan rencana sekali pakai.

Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada dan menjadi

pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari

kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan peraturan.

Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek.

6. Manfaat Perencanaan

a. Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan lingkungan

b. Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan

c. Memudahkan kordinasi

d. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran

operasional secara jelas

e. Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat

f. Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah

dipahami

g. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

h. Menghemat waktu dan dana

7. Keuntungan Perencanaan

a. Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak

produktif

b. Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai


c. Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya

terutama fungsi keperawatan

d. Memodifikasi gaya manajemen

e. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan

8. Kelemahan Perencanaan

a. Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan

informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang

b. Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak

c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis

d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif

e. Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu

diambil

9. Jenis Perencanaan dalam manajemen Keperawatan

Kegiatan perencanaan dalam manajemen

keperawatan adalah membuat perencanaan jangka

panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.

Perencanaan jangka pendek atau disebut juga

“perencanaan operasional” adalah perencanaan yang

dibuat untuk kegiatan satu jam sampai dengan satu

tahun; perencanaan jangka menengah adalah

perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu hingga

lima tahun (Marquis & Huston, 1998); sedangkan

perencanaan jangka panjang atau sering disebut


“perencanaan strategis” adalah perencanaan yang

dibuat untuk kegiatan tiga sampai dengan 20 tahun

(Swansburg, 1993).

Dalam ruang perawatan, perencanaan biasanya

hanya dibuat untuk jangka pendek. Menurut Keliat, dkk

(2006), rencana jangka pendek yang dapat diterapkan di

ruang perawatan adalah rencana harian, rencana

bulanan, dan rencana tahunan.

a. Rencana Harian

Rencana harian adalah rencana yang berisi

kegiatan masing-masing perawat yang dibuat setiap

hari sesuai perannya. Rencana harian ini dibuat oleh

kepala ruang, ketua tim/perawat primer, dan perawat

pelaksana.

b. Rencana Bulanan

Rencana bulanan adalah rencana yang berisi

kegiatan dalam satu bulan. Rencana bulanan ini

harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana

bulanan dibuat oleh kepala ruang dan ketua

tim/perawat primer.

c. Rencana Tahunan

Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat

setiap tahun sekali. Rencana tahunan disusun


berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun

sebelumnya. Rencana tahunan dibuat oleh kepala

ruang.

10. Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap

Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan

adalah koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan

menerapkan proses manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan

dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2000). Perencanaan adalah

usaha sadar dan pengambilan keputusan yang diperhitungkan secara

matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang

oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

(Siagian, 1992). Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa

perencanaan adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang

apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan

untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi

dan keputusan. Perencanaan memberikan informasi untuk

mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif (Swanburg,

2000). Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong

pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus

mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta

melakukan perubahan (Marquis dan Huston, 2010). Suarli dan bahtiar

(2009) menyatakan bahwa perencanaan sangat penting karena

mengurangi ketidakpastian dimasa yang akan datang, memusatkan


perhatian pada setiap unit yang terlibat, membuat kegiatan yang lebih

ekonomis, memungkinkan dilakukannya pengawasan.

Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan

dilaksanakan oleh kepala ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa

dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa

klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka inginkan.

Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap akan memberi

petunjuk dan mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan untuk

mencapai tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan kepada klien.

Perencanaan di ruang rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari

perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruang. Tanpa perencanaan

yang adekuat, proses manajemen pelayanan kesehatan akan gagal

(Marquis dan Huston, 2010).

Fungsi perencanaan manajemen keperawatan di ruang rawat inap

yang dilaksanakan oleh kepala ruangan melibatkan seluruh personil

mulai dari perawat pelaksana, ketua tim, dan kepala ruangan. Sebelum

melakukan perencanaan terlebih dahulu dianalisa dan dikaji sistem,

strategi organisasi, sumber-sumber organisasi, kemampuan yang ada,

aktifitas spesifik dan prioritas (Swanburg, 2000). Kepala ruangan harus

melibatkan seluruh individu dan unit organisasi terkait perencanaan

(Marquis dan Huston, 2010). Perencanaan kepala ruang di ruang rawat

inap meliputi perencanaan kebutuhan tenaga dan penugasan tenaga,

pengembangan tenaga, kebutuhan logistik ruangan, program kendali


mutu yang akan disusun untuk pencapaian tujuan jangka pendek,

menengah dan panjang. Disamping itu kepala ruang merencanakan

kegiatan di ruangan seperti pertemuan dengan staf pada permulaan dan

akhir minggu.Tujuan pertemuan adalah untuk menilai atau

mengevaluasi kegiatan perawat sudah sesuai dengan standar atau

belum, sehingga dapat dilakukan perubahan-perubahan atau

pengembangan dari kegiatan tersebut (Swanburg, 2000).

Unsur-unsur yang terlibat dalam perencanaan menurut Suarli dan

Bahtiar (2009), yaitu:

a. Meramalkan (forecasting), misalnya memperkirakan

kecenderungan masa depan (peluang dan tantangan)

b. Menetapkan tujuan (estabilishing objektive), menyusun acara yang

urutan kegiatannya menurut skala prioritas

c. Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling), misalnya

menetapkan/memperhitungkan waktu dengan tepat

d. Menyusun anggaran (budgeting), misalnya mengalokasikan sumber

yang tersedia (uang, alat, manusia) dengan memperhitungkan

waktu dengan tepat

e. Mengembangkan prosedur, misalnya menentukan tata cara yang

paling tepat

f. Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (interpreting and

estabilishing policy), misalnya menafsirkan kebijakan atasan dan

menetapkan kebijakan operasional.


Peran kepemimpinan yang berhubungan dengan hierarki

perencanaan menurut Marquis dan Huston (2010), yaitu:

a. Mengkaji lingkungan eksternal dan internal

b. Berpikir kreatif dan inovatif dalam perencanaan

c. Mempengaruhi dan menginspirasi anggota agar aktif terlibat dalam

perencanaan jangka panjang

d. Secara periodik melakukan klarifikasi nilai untuk meningkatkan

kesadaran diri

e. Mengarahkan untuk mendengarkan aktif dan memberikan umpan

balik

f. Mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada anggota

g. Memotivasi anggota untuk terlibat aktif dalam mengambil

keputusan

h. Terbuka untuk ide baru dan berbagai ide

i. Menjadi model peran dalam menetapkan metode perencanaan

Anda mungkin juga menyukai