Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENULISAN ILMIAH
PRINSIP KALIMAT EFEKTIF ( KEHEMATAN DAN PENEKANAN )

KELOMPOK 6

FADILAH AULIA 141 2018 0039


LINDA JATMIKA 141 2018 0051
NADIA NUR SAFITRI 141 2018 0059
AYU ADHERISKA MAESHAL 141 2018 0062
WARDA 141 2018 0071

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020

1|Page
2|Page
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan


nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas dari mata kuliah Penulisan Ilmiah “ PRINSIP KALIMAT EFEKTIF
(KEHAMATAN DAN PENEKANAN) ”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 29 Maret 2020

Penulis

i|Page
ii | P a g e
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian................................................................................ 3
B. Etilogi........................................................................................ 3
C. Gejala....................................................................................... 6

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12

ii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1|Page
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang, maka yang


menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?


2. Bagaimana ciri-ciri kalimat efektif ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip kalimat efektif ?

C. Tujuan

Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami prinsip kalimat efektif
(kehematan dan penekanan)

Tujuan Khusus
1. Untuk memenuhi tugas makalah Penulisan Ilmiah.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud kalimat efektif.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kalimat efektif.

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :


1. Mahasiswa mengetahui dan memahami apa yang dimaksud
dengan kalimat efekitf.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami ciri-ciri kalimat efektif.
3. Mahasiswa mengetahui dan prinsip-prinsip kalimat efektif.

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan


kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus di
miliki setiap kalimat (subjek dan predikat), memperhatikan ejaan yang
di sempurnakan , serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam
kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut akan mudah
dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan kembai


gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang
dimaksudkan oleh penulis.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, salah


satu faktor yang dijadikan tumpuan untuk melihat efektivitas suatu
kalimat oleh seorang pembaca ialah keefektifan kalimat itu sendiri.
Sehingga pesan yang terkandung dalam kalimat dapat tersampaikan
pesan penulis atau pembicara pada pembaca maupun pendengar.

B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Sesuai Kaidah Bahasa dan Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Sebuah kalimat dapat dikatakan efektif jika sudah menggunakan
ejaan atau tanda baca yang tepat dengan kaidah bahasa.

3|Page
Penggunaan kata baku seharusnya menjadi perhatian tersendiri
bagi penulis, agar kalimat yang ditulis sesuai dengan EYD.
2. Memiliki ‘SPOK’
Kalimat efektif harus memiliki subjek predikat, objek dan
keterangan (SPOK) yang saling mendukung serta membentuk
kesatuan tunggal dalam kalimat.

3. Kalimat yang ditulis harus Sistematis


Kalimat dikatakan efektif, jika kalimat tersebut mampu diterima
dengan akal sehat dan bisa dipahami dengan baik. Tetapi
sebaliknya, jika kalimat tersebut tidak mampu diterima , tidak jelas,
atau bahkan sulit untuk dipahamai, maka kalimat tersebut adalah
kalimat tidak efektif.

Selain harus logis, suatu kalimat juga harus sistematis.


Yaitu, mampu menguraikan serta merumuskan sesuatu hal dalam
konteks hubungan yang logis secara teratur sehingga membentuk
sistem secara menyeluruh, utuh dan terpadu. Sehingga
menjadikannya kalimat efektif yang mudah dipahami.

4. Kalimat yang ditulis tidak ambigu


Kalimat ambigu  yaitu sebuah kalimat yang mempunyai
makna lebih dari satu sehingga kadang-kadang bikin nggak jelas
maksud si penulis. Bisa dimaknai begini bisa juga begitu. Sehingga
bikin bingung pembacanya, mesti dipikir dua kali baru ngeh dengan
maksud kalimat tersebut.

5. Tidak bertele-tele dalam penulisannya


kalimat yang ditulis tidak menggunakan kata yang mubazir
atau kata yang tidak diperlukan. Ada 5 hal yang perlu diperhatikan

4|Page
dalam kalimat yang akan ditulis supaya lebih ringkas, yaitu sebagai
berikut.
 Menghindari pengunaan kata depan yang tidak perlu
 Menghindari penggunaan kata yang bermakna jamak, jika sudah
ada kata reduplikasi yang bermakna jamak
 Menghindari penyebutan unsur-unsur klausa yang bermakna
sama dalam satu kalimat
 Menghindari penggunaan kata hipernim untuk kata-kata hiponim
 Menghindari kata-kata yang tidak penting dalam suatu kalimat

6. Kalimat harus saling berkaitan


Saling berkaitan artinya keadaan padu, kesatuan pikiran,
kebulatan pendapat (KBBI, 2007: 810). Yang dimaksud dengan
saling berkaitan adalah adanya hubungan makna antara satu unsur
kalimat dengan unsur kalimat lain.
Kalimat saling berkaitan akan terbentuk jika ada kesatuan
antara unsur kalimat yang satu dengan unsur kalimat yang lain. Ada
beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan supaya pemakai
bahasa dapat menyusun kalimat yang padu.
 Tidak menempatkan kata keterangan yang berupa klausa
diantara S (subjek) dan P (predikat)
 Tidak menempatkan kata keterangan aspek didepan S (subjek)
 Tidak menempatkan kata keterangan aspek diantara pelaku dan
pokok kata kerja yang merupakan kata kerja pasif bentuk diri
 Tidak melatakan atau menyisipkan kata depan di antara P
(predikat) dan O (objek)

7. Pemilihan kata yang Tepat

5|Page
sebuah kalimat akan efektif jika pemilihan kata yang
digunakan tepat. Sehingga kalimat tersebut tidak membuat bingung
maksud yang disampaikan penulis kepada pembaca.
C. Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif ( Kehematan dan Penekanan)

1. Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif


adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu atau tidak penting. Kehematan tidak berarti
harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan
sebuah kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan
terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa yang digunakan.

Dalam penghematan kata, ada beberapa hal yang perlu di


perhatikan sebagai berikut.
a) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek.

Perhatikan contoh berikut.


 Karena ia tidak berani, maka dia tidak datang ke tempat
itu.
 Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui
bahwa ustadz datang.

Perbaikan contoh kalimat di atas adalah sabagai berikut.


 Karena tidak berani, maka dia tidak datang ke tempat itu.
 Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa ustadz
datang.

6|Page
b) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan
pemakaian super ordinat pada hiponimi kata pada kalimat.
Perhatikan kalimat contoh berikut.

 Anita memakai kerudung warna merah.


 Dimana kamu menangkap burung lovebird itu?
Perbaikan contoh kalimat di atas adalah sabagai berikut.
 Anita memakai kerudung  merah.
 Dimana kamu menangkap lovebird itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna. 
Kata lovebird sudah mencakupi kata burung.

c) Penghematan dapat di lakukan dengan cara menghindarkan


kesinoniman kata dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan keatas.
Kata turun bersinonim dengan kebawah.

Perhatikan contoh berikut.


 Dia hanya membawa sepatu saja.
 Sejak dari pagi dia termenung.
Perbaikan contoh kalimat di atas adalah sabagai berikut.
 Dia hanya membawa sepatu.
 Sejak pagi dia termenung.

d) Penghematan kata juga dapat dilakukan dengan cara tidak


menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.Misalnya:

BentukTidak Baku
 paratamu-tamu 
 beberapa orang-orang 

7|Page
Bentuk Baku
 paratamu
 beberapa orang
2. Penekanan

Penekanan dalam kalimat adalah upaya pemberian


aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah
satu bagian kalimat, agar bagian yang diberi penekanan itu lebih
mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca. Bagian kalimat
yang penting perlu diberi penekanan atau penegasan agar maksud
kalimat secara keseluruhan dapat dipahami. Adapun cara untuk
penekanan kata, antara lain:

 Mengubah posisi kata dalam kalimat, yakni dengan cara


meletakkan bagian yang penting di awal kalimat. Contoh:
Harapan kami adalah perencanaan pendidikan gratis
segera dicanangkan pemerintah.
Pada kesempatan lain, kita akan membahas masalah ini.

 Menggunakan partikel. Penekanan bagian kalimat dapat


menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah. Contoh:
Andalah yang harus bertanggungjawab soal itu.
Bisakah dia menyelesaikannya?
Kami pun berangkat dengan segera.

 Menggunakan repetisi, yakni mengulang-ulang kata yang


dianggap penting. Contoh:
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara
guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara
pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi
dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

8|Page
 Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang
bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian
kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh:
Anak itu tidak malas, tapi rajin.
Ia tidak membela satu partai pun, melainkan berada di
pihak netral.

 Penekanan kata dengan intonasi. Caranya adalah dengan


memberi tekanan yang lebih keras kepada salah satu unsur
atau bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh:
Fadil membaca komik Conan di kamar.
Fadil membaca komik Conan di kamar.
Fadil membaca komik Conan di kamar.
Fadil membaca komik Conan di kamar.

Apabila tekanan diberikan pada kata Fadil maka kalimat itu


berarti ‘yang membaca komik Conan di kamar adalah Fadil,
bukan orang lain’.

Apabila tekanan diberikan pada kata membaca maka kalimat


itu berarti ‘yang dilakukan Fadil di kamar adalah membaca,
bukan pekerjaan lain’.

Apabila tekanan diberikan pada kata komik Conan maka


kalimat itu berarti ‘buku yang dibaca Fadil di kamar adalah
komik Conan, bukan buku atau komik lain’.

Apabila tekanan diberikan pada kata di kamar maka kalimat


itu berarti tempat Fadil membaca komik Conan adalah di
kamar, bukan di tempat lain’.

9|Page
 Menggunakan kata keterangan. Keterangan penegas yang
lazim digunakan untuk memberikan penekanan adalah kata
memang, apalagi, bahkan, dan lebih-lebih lagi. Contoh:
Mencari pekerjaan di Jakarta tidak semudah yang kamu
bayangkan apalagi kalau kamu tidak punya koneksi.
Kikirnya bukan main, bahkan untuk makan sendiri dia
enggan mengeluarkan uang.
Memang dialah yang belum tahu.

 Menggunakan kontras makna. Penekanan dengan kontras


makna dilakukan terhadap kalimat majemuk setara. Makna
klausa pertama dari kalimat tersebut menjadi terasa lebih tegas
karena dikontraskan atau dipertentangkan dengan makna pada
klausa kedua. Contoh:
Eva berurai air mata pada saat orang bergembira ria.
Dia dengan mudah mendapat uang seratus ribu rupiah
sehari, kita mencari seratus rupiah saja sulit.
Rata-rata penduduk di negeri ini kaya raya padahal tanah
mereka tandus dan gersang.

 Menggunakan bentuk pasif. Penekanan dalam bentuk kalimat


pasif dibentuk dengan maksud untuk lebih menegaskan
peranan objek penderita. Contoh:
Ali dan Hasan dimarahi dosen. (Kalimat asalnya ‘Dosen
memarahi Ali dan Hasan)
Pohon tua itu ditebang kakek kemarin. (Kalimat asalnya
‘Kakek menebang pohon tua itu kemarin)
Buku itu sudah saya baca. (Kalimat asalnya ‘Saya sudah
membaca buku itu’)

10 | P a g e
Bangunan tua itu harus kami bongkar. (Kalimat asalnya
‘Kami harus membongkar bangunan tua itu’)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit rnenular


menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan dituiarkan oleh
nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres. Gejala klinis
filariasis terdiri dari gejala klinis akut dan kronis. Penyakit ini
diperkirakan seperlima penduduk dunia atau 1.1milyar penduduk
beresiko terinfeksi, terutama di daerah tropis dan beberapa daerah
subtropis. Manifestasi klinis dapat digunakan pada diagnosis
filariasis limfatik, berupa tanda-tanda infeksi seperti
adenolymphangitis, limfedema pada kaki, hidrokel tetapi diagnosis
ini tidak akurat. Teknik diagnositik lain untuk filariasis limfatik yaitu
deteksi parasit atau produk dari parasit (circulating agent atau
DNA) dan deteksi respon imun terhadap parasit (serologi). Obat
utama yang digunakan untuk filariasis adalah dietilkarbamazin sitrat
(DEC) dan obat yang lain adalah ivermektin.

B. Saran

Pemberantasan filariasis perlu dilaksanakan dengan tujuan


menghentikan transmisi penularan,diperlukan program yang
berkesinambungan dan mernakan waktu lama karena mengingat
masa hidup dari cacing dtwasa yang cukup lama. Dengan demikian
perlu ditingkatkan surveilans epidemiologi di tingkat Puskesmas
untu penemuan dini kasus filariasis dan pelaksanaan program
pencegahan dan pemberantasan filariasis.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://khairinnisaedogawa.blogspot.com/2011/07/kalimat-efektif-
penekanan-kehematan-dan.html

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai