Anda di halaman 1dari 14

VULKANISME

DOSEN PENGAMPU
Dr. DERLIANA, M.Si

KELOMPOK 10
BANGKIT SUTRISNO SHITE (4172121002)
CHRISTY VERA BR SINURAYA (4173321007)
HAIDA ARITONANG (4172121007)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, 2020
PEMBAHASAN
A. Pengertian Vulkanisme
Vulkanisme berasal dari kata Vulkanus, dewa api bangsa Yunani yang konon tinggal
di danau kawah Vulkano di Kepulauan Lipari, lepas pantai Italia. “Vulkanisme adalah
berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma naik ke permukaan bumi”
(Herlambang, 2014: 37).“Vulkanisme adalah proses alam yang berhubungan dengan
kegiatan kegunungapian, mulai dari asal usul pembentukan magma di dalam bumi hingga
kemunculannya di permukaan bumi dalam berbagai bentuk dan kegiatannya” (Buranda,
2012: 98).“Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang
naik ke permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita
sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema” (Anonim: 2013).Jadi, dapat
disimpulkan bahwa vulkanisme adalah semua peristiwa alam yang diakibatkan oleh
adanya aktivitas magma yang naik ke permukaan bumi baik melalui lubang kepundan
maupun melalui celah atau retakan kerak bumi.
B. Pengertian Intrusi dan Ekstrusi Magma
1. Intrusi Magma
Menurut Poetrafic, intrusi magma adalah menyusupnya magma dari dapur magma ke
dalam lapisan kulit bumi (litosfer) yang berbentuk padat dan keras, akan tetapi tidak
mencapai permukaan bumi. Adapun jenis-jenis intrusi menurut Poetrafic (2010)
sebagai berikut.

(Rusdirahman,2014)
1) Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat
penurunan suhu yang sangat lambat. Dengan kata lain, batolit adalah intrusi
magma yang berada dekat dengan dapur magma. Batolit berbentuk seperti lensa
cembung yang besar.
2) Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang
menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa
cembung. Permukaan atas lakolit bentuknya tetap rata. Lakolit biasanya berada di
atas sill.
3) Sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
Menyusupnya bisa horizontal dan vertikal. Sill biasanya terletak di bawah lapisan
lakolit.
4) Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder. Diatrema
dimulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi. Bentuk ditrema seperti
lubang kepundan, tempat keluarnya magma.
5) Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-
lapisan litosfer dengan bentuk pipih  atau lempeng. Perbedaan antara intrusi korok
dengan sill adalah apabila sill batuan beku diantara dua lapisan batuan. Intrusi
korok merupakan batuan beku yang terbentuk dari intrusi magma yang berbentuk
pipih yang posisinya memotong antar lapisan batuan.
6) Apofisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil. Apofisa
dapat disebut juga sebagai percabangan magma yang ukurannya kecil atau sering
disebut urat-urat magma. Apofisa berbentuk horizontal.
2. Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan
Bumi.Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi
sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Ekstrusi magma inilah yang
menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan
tetapi juga bisa di lautan.Oleh karena itu, gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan.
Erupsi atau letusan gunung api terjadi apabila tenaga gas dari dapur magma
mampu mendobrak batuan penyusun kerak bumi. Biasanya setelah letusan akan
meninggalkan lubang berbentuk mangkok di tempat keluarnya magma yang disebut
kawah (crater).Ukurannya bermacam-macam dan dapat meluas karena tepinya
mengalami longsor atau terkikis. Istilah kaldera digunakan untuk depresi yang luas di
puncak gunung api, dikelilingi dinding terjal. Terbentuknya kaldera karena letusan
hebat yang menghempaskan sebagian tubuh gunung api, dapur magma bagian atas
kosong sehingga ambles membentuk depresi yang luas.Berikut adalah ilustrasi
Pembentukan Kaldera Maninjau.
(Ermala: 2012)
Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, sebagai berikut.
a. Ekstrusi linear

(Anonim: 2013)
Ekstrusi linier terjadi tidak melalui lubang kepundan gunung api. Jadi, ekstrusi
linier terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang
sehingga membentuk deretan gunung berapi.Letusannya bersifat effusif.Lebih banyak
magma yang sampai di permukaan bumi melalui retakan-retakan batuan dibanding
melalui pipa kepunden gunung api. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia, serta
deretan gunung  api di Jawa Tengah dan Timur.
b. Ekstrusi areal

(Anonim: 2013)
Ekstrusi areal terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi,
sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal
tertentu.Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya
mencapai 10.000 km2.
c. Ekstrusi sentral

(Anonim: 2013)
Ekstrusi sentral terjadi karena magma keluar melalui pipa kepundan gunung
api. Ekstrusi sentral membentuk gunung-gunung yang terpisah.Tidak seperti
erupsi celah yang berlangsung lama, erupsi puncak berlangsung dalam waktu yang
pendek.Bila magmanya bersifat asam, kadang-kadang pipa kepundan tersumbat
oleh magma yang membeku. Sumbat tersebut dikenal dengan nama sumbat lava
(lava plug), menjadi penghalang keluarnya magma. Sering pula sumbat tersebut
terlalu kuat sehingga magma mencari jalan lain, menerobos batuan yang lebih
lemah dan terbentuklah kawah baru. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung
Vesucius, dan lain-lain (Anonim: 2013). Klasifikasi lainmenurut Buranda (2012:
105) berdasarkan penyebab erupsi sebagai berikut.
a) Erupsi Magma (Magmatik eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh dobrakan
tekanan gas yang berasal dari dapur magma.
b) Erupsi Hidro (Hidro eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh tekanan uap
yang berasal dari pemanasan air di luar magma.
c) Erupsi Preatik (Preatic Eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh tekanan uap
dari air tanah yang mengalami pemanasan magma.
d) Erupsi Preato-magmatik (Preatomagmatik eruption) adalah gabungan erupsi
magma dan erupsi preatik.
C. Struktur Gunung api
1) Main Vent
Merupakan tempat yang diterobos oleh batuan cair dari magma chamber ke
permukaan.Ini seperti pipa dimana lava dapat mengalir.Terkadang main vent
memiliki cabang, jika mereka mencapai permukaan dari bentukan secondary cone
atau fumarole.Ketika gunungapi meletus, lava, gas, dan fragmen batuan menuju ke
main vent dan bergerak keluar melalui crater.Ketika letusan berhenti,lava dapat turun
kembali ke pipa atau membentuk danau lava di dalam crater.
2) Lava Flow
Aliran lava merupakan letusan yang berupa molten rock di bawah permukaan
bumi yang keluar dari vulkanik vent (magma).Lava berwarna merah panas saat keluar
dari vent,tetapi secara cepat berubah menjadi warna merah gelap. Abu-abu, hitam atau
warna yang lain berdasarkan pengaruh proses yang dialaminya.Lava yang sangat
panas mengandung gas yang terdiri dari besi dan magnesium berupa cairan, yang
mengalir seperti tar panas.Sedangkan yang agak dingin, mengandung silicon, sodium
dan potassium yang berupa cairan dan mengalir seperti madu yang kental.
3) Strata lava dan Abu
Strata lava dan abu merupakan lapisan yang terbentuk pada gunungapi ketika
lava dan abu dari gunungapi aktif terlempar keluar.Abu berisikan fragmen kecil
batuan, beberapa sama baiknya dengan partikel debu kecil, bongkahan lainnya dapat
lebih besar dari kepalan tangan.Abu gunungapi biasanya keluar dari gung berapi
sebelum lava.Abu yang mengendap ke bawah dan membentuk kumpulan di pinggir
yang curam.
4) Secondary Cone
Merupakan kerucut yang baru terbentuk pada gunungapi, ketika saluran utama
membentuk cabang.Lapisan batuan and abu yang membentuk gunung berapi sering
retak dan terlemahkan oleh ledakan yang terjadi selama letusan gunung berapi.Jika
retakan ini membentuk garis/jalur dari main vent ke permukaan,magma mampu
bergerak ke saluran baru dan mencapai permukaan.Karena letusan, abu dan lava
menyebar ke udara seperti air mancur.
5) Magma chamber
Magma chamber atau dapur magma merupakan daerah sebagai tempat induk
magma berada.Ukuran magma chamber baik yang berhubungan langsung dengan
gunungapi ataupun yang terpisah hanya berupa tubuh magma dapat mencapai ratusan
ribu kilometer kubik.Pembentukan magma chamber primer pada kerak sangat
dipengaruhi oleh ukuran, pola dan kecepatan gerak rekahan,disamping macam batuan
dan ketebalan kerak bumi.Titik potong dua rekahan akan mempermudah jalannya
magma,sedangkan jalur gerus akan memperlambat pergerakannya karena selain sifat
bidang rekahan yang rapat,juga adanya milonit.
6) Fumarole
Fumarole merupakan retak pada terusan permukaan dimana uap panas dan gas
dapat keluar.Magma di bawah permukaan memanaskan air sampai titik dimana air
berubah menjadi uap panas dan mampu melarutkan mineral dari batuan di
sekitarnya.Ketika gas mencapai permukaan maka gas tersebut panas dan bertekanan
rendah.Gas ini mendingin dan mngembang,mengendapkan mineral yang terlarut di
sekitar saluran.
7) Crater
Crater gunungapi merupakan struktur amblesan yang terjadi di permukaan
gunungapi karena kegiatan gunungapi biasanya membuat lubang di bagian atas
saluran. Kawah dibentuk dari lava, gas, dan debu yang meledak kea rah aras dari
main vent.materila jatuh kembali ke bumi di sekitar saluran dan secara perlahan
menumpuk membentuk rim di sekitarnya.Di dalam kawah selalu tetap bersih
disebabkan adanya gaya gerakan ke atas material yang secara konstan memindahan
runtuhan yang jatuh.
D. Jenis-jenis Gunung Api
Jenis-jenis gunung api yang ada didunia terdiri dari berbagai macam bentuk.
Menurut Buranda (2012: 100).Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya,
ada tiga macam sebagai berikut.
1. Gunung Api Kerucut/Strato

(Anonim: 2013)
Gunung api ini bentuknya seperti kerucut, makin runcing ke puncak. Gunung
api kerucut memuntahkan bahan-bahan padat karena magmanya asam, sehingga jatuh
ke permukaan bumi akan diendapkan berbentuk kerucut dengan kemiringan sekitar
10-35 derajat. Selain bahan padat materi yang dikeluarkannya, ada lava cair maka
bentuknya berlapis-lapis, bergantian bahan padat dan lava. Gunung api ini disebut
gunung api strato. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk
di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.
Menurut Herlambang (2014:38) Karakteristik gunung api strato:
a) Strato muda:
1) Kerucut gunung api mempunyai: lereng curam, bongkah/blok baru, material
piroklastik kubah lava, crater (kawah).
2) Lereng atas gunung api mempunyai: lereng curam, efflata kasar bercampur
dengan aliran lava, sumber lahar bagi gunung api aktif, longsoran dan erosi
rendah.
3) Lereng tengah gunung api mempunyai: lereng landai, aliran lahar bercampur
dengan aliran lava dan endapan lahar.
4) Lereng bawah gunung api (kaki) mempunyai: lereng landai, fluvio vulkanik,
lapisan dengan blok besar terselang-seling dengan endapan aliran lava dan
endapan abu.
5) Dataran kaki gunung api mempunyai: lereng datar-landai dengan endapan
fluvio vulkanik halus.
b) Strato tua:
Pada stadia tua gunung api strato sangat terkikis/terbuka, kadang-kadang sulit
dikenali bentuk asli badan vulkanosnya. Ciri-ciri yang dapat dikenali:
1) Tingkat pengikisan lanjut sehingga terdapat lembah-lembah yang dalam dan
tidak beraturan.
2) Hasil pelapukan tebal tertimbun di lereng-lereng sebagai kerucut talus, kipas
alluvial.
3) Pola aliran rapat dan tidak seluruhnya radial.
4) Batuan induk sulit diketahui di permukaan.

2. Gunung Api Perisai

(Anonim: 2013)
Gunung api ini bentuknya seperti perisai/tameng, tingginya tidak seberapa
dibanding diameter alasnya dan lerengnya landai. Dibentuk oleh letusan gunung api
yang mengeluarkan lava yang mengalir karena magmanya basa sehingga setelah
mencapai permukaan bumi mengalir ke segala arah membentuk lereng landai 2-10
derajat. Contoh gunung api perisai adalah gunung –gunung di kepulauan Hawaii
seperti Mauna Loa, Mauna Kea, Kilauea.

3. Gunung Api Maar (Ranu)

(Anonim: 2013)
Gunung ini berbentuk lubang besar bekas letusan dahsyat pada masa silam.
Semula magmanya sangat asam dengan tekanan gas sangat tinggi sehingga letusannya
hebat, menghempaskan sebagian besar tubuh gunung api dan menyisakan lubang
besar bekas letusan. Contoh gunung api ini adalah gunung Lamongan di Jawa Timur
dengan kawahnya yang diberi nama danau Klakah.
4. Gunung Api Lava Pijar dan Abu

Bentuk kerucut simetris dengan lereng cekung (konkaf) yang landai. Bahan
atau emisi berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur menyengat. Sifat letusan sedang.
Contohnya Gunung Paracutin di Meksiko. Keluarnya magma dari perut Bumi
menyebabkan berbagai kenampakan yang menakjubkan di permukaan
Bumi.Kenampakan ini disebut kenampakan vulkanik. Kenampakan vulkanik
dibedakan menjadi dua seperti berikut.
a) Kenampakan Vulkanik Ekstrusif
Kenampakan vulkanik ekstrusif di antaranya danau kaldera, sumbat lava, dan
plato lava. Danau kaldera terjadi akibat letusan sangat dahsyat sehingga menyisakan
lubang yang sangat besar. Lubang ini kemudian terisi air dan membentuk
danau.Sumbat lava terjadi jika magma terdorong ke permukaan.Magma yang panas
ini akhirnya mencuat ke permukaan dan menjadi dingin.Sumbat lava ini bisa sangat
besar hingga menyerupai bukit.Plato lava terjadi jika magma yang keluar dari dalam
Bumi sangat encer sehingga menyebar dan membentuk hamparan lava yang luas.Lava
ini perlahan-lahan membeku hingga membentuk suatu daratan. Lama-kelamaan lava
ini semakin tinggi hingga membentuk dataran tinggi dan luas yang disebut plato.
Selain kenampakan vulkanik ekstrusif, ada beberapa kenampakan oleh kegiatan panas
bumi (geothermal) yang berhubungan dengan vulkanisme, yaitu geyser, mata air
panas, kolam lumpur, solfatar (embusan gas gunung berapi yang banyak mengandung
belerang), dan fumarol (embusan gas gunung berapi berupa uap panas kering/dry
steam atau uap panas yang mengandung air/wet steam).
b) Kenampakan Vulkanik Intrusif
Kenampakan ini terbentuk ketika magma yang menyusup ke dalam batuan
membeku sebelum mencapai permukaan Bumi.Kenampakan intrusif kadang kala
terlihat di permukaan karena terjadi erosi batuan penutupnya. Contohnya batuan
intrusif dapat dilihat di Pantai Parangkusumo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Batuan
ini menonjol ke permukaan sebagai batuan andesit. Beberapa bentuk vulkanik intrusif
adalah batolit, lakolit, dan dike. Kalangan Vulkanologi Indonesia mengelompokkan
gunung berapi kedalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya.
a) Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatic sekurang-kurangnya
satu kali sesudah tahun 1600.
b) Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi
magmatic namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan
solfatara dan fumarola.
c) Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun
masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara /
fumarola pada tingkah lemah.
Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan
material yang dikeluarkannya, letusan gunung api dibedakan beberapa tipe yaitu sebagai
berikut.
1. Letusan Tipe Hawai
Letusan tipe hawai terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair,
sehingga mudah mengalir ke segala arah.Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan
bentuk seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan
Kilauea di Hawai.
2. Letusan Tipe Stromboli
Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi dengan
interval atau tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan
Lipari tenggang waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan
yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunungapi bertipe
stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
3. Letusan Tipe Vulkano
Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta
bahan-bahan padat dan cair atau lava.Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi
dan kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta
Gunung Semeru di Jawa Timur.
4. Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut
kawah.Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan
sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar
keluar.Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu,
terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe
merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya. Contoh: gunung Merapi di
Jawa Tengah.
5. Letusan Tipe Perret atau Plinian
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan.Material
yang dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan
tipe ini dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak gunung, sehingga
dinding kawah melorot. Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan
St. Helens 18 Mei 1980.
6. Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak
gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas
menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, maka gunung
tersebut akan meletus.Lava yang keluar bersifat kental. Contoh: gunung Pelee di
Amerika Tengah.
7. Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava.
Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar
panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919
dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902 (Geoenviron: 2012).
Jika terjadi letusan gunung api, ada material yang dikeluarkan. Material
tersebut dapat berwujud benda padat, cair, dan gas.Berikut penjelasannya.
Material Padat (Efflata), terdiri atas:
a) bom (batu-batu besar)
b) terak (batu-batu yang tidak beraturan)
c) bahan lapili, berupa kerikil
d) pasir
e) debu
f) batu apung
Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar ketika terjadi
letusan.
b) efflata autogen, berasal dari magma itu sendiri atau piroklastik.
Material Cair (effusifa), terdiri atas:
a) Lava, yaitu magma yang meleleh di luar gunung api.
b) Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur panas yang
mengalir.
c) Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung menjadi
lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah. Contohnya,
akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta
meter kubik timbunan material yang akan membentuk aliran lahar dingin saat turun
hujan.
Material Gas (Ekshalasi) terdiri atas:
a) solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).
b) fumarol, berbentuk uap air (H2O).
c) mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi kehidupan karena
bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari oksigen menyebabkan gas ini
lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah dihirup oleh makhluk hidup.
Contohnya, gas CO2 yang keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah
membunuh 149 penduduk (Lutfiana: 2013).
E. Gejala dan Dampak Letusan Gunung Api
Setiap gunung api yang akan meletus pasti akan memperlihatkan gejala-gejalanya,
agar manusia berwaspada. Kemudian setelah gunung api tersebut meletus pasti akan
memberikan dampak terhadap kehidupan manusia. Gejala yang muncul dalam letusan
gunung api dibagi menjadi dua, yaitu gejala pravulkanik dan pascavulkanik. Berikut
penjelasannya.
Gejala Pravulkanik, adalah tanda-tanda gunung api akan meletus. Berikut di antaranya.
a) Suhu udara disekitar gunung naik secara mendadak.
b) Sumber air banyak yang mengering.
c) Sering terjadi getaran-getaran gempa lokal.
d) Pohon-pohon banyak yang meranggas dan mati.
e) Binatang-binatang liar banyak yang mengungsi ke tempat lain karena ekologinya
terganggu.
Gejala Pascavulkanik, adalah gejala sesudah gunung api meletus. Berikut diantaranya.
a) Terdapat gas belerang yang dinamakan solfatar. Contohnya di Gunung Welirang.
b) Terdapat gas yang mengandung uap air yang disebut gas fumarol. Contohnya di
Gunung Dieng (Jawa Tengah).
c) Terdapat gas yang mengandung asam arang yang disebut mofet. Contohnya di
Gunung Tangkuban Perahu dan Papandayan (Jawa Barat).
d) Sumber air panas berasal dari air hujan yang meresap kedalam lapisan batuan yang
masih panas. Kemudian keluar menjadi air panas. Sumber air panas yang memiliki
kandungan belerang dapat digunakan untuk mengobati penyakit kulit.
e) Terdapat mata air yang mengandung mineral yang disebut makdani. Contohnya di
Maribaya (Jawa Barat).
f) Terdapat geyser. Geyser adalah air panas yang memancar dari dalam bumi secara
periodik yang terbentuk dari air yang terdapat didalam batuan kemudian terpanaskan
oleh gas panas yang berasal dari sirkulasi kepermukaan bumi sehingga terjadilah
pemancaran air dengan suhu cukup tinggi. Contohnya di Pelabuhan Ratu (Heryanah:
2011).

Setelah gunung api meletus, pasti akan menimbulkan dampak pada manusia, baik
dampak negatif maupun positif.
Dampak Negatif letusan gunung api sebagai berikut.
a) Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam
gas mulai dari sulfur dioksida atau SO2, gas hidrogen sulfida atau H2S, nitrogen
dioksida serta beberapa partikel debu yang berpotensi meracuni makhluk hidup di
sekitarnya.
b) Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktivitas penduduk di
sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
c) Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas
akan merusak pemukiman warga.
d) Lahar yang panas juga akan menyebabkan hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan
hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
e) Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah
penyakit, misalnya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).
f) Gunung yang biasanya untuk tempat wisata, sementara ditutup karena terjadinya
letusan gunung api. Seperti Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung
ini dalam kondisi normal merupakan salah satu potensi wisata terbaik.
Dampak positif letusan gunung api sebagai berikut.
a) Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian,
sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan
tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan
yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
b) Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus,
yaitu penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
c) Terdapat bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus. Bebatuan
tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
d) Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi
pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
e) Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang
baik bagi kesehatan kulit.yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara
periodik.
f) Muncul jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah yang disebut
makdani.
g) Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi
karena gunung merupakan penangkan hujan terbaik (Wikipedia).

Anda mungkin juga menyukai